Anda di halaman 1dari 20

Pemberdayaan Masyarakat Desa melalui PengelolaanSampah

dengan Konsep Eco-Enzyme sebagai Wujud Kebersihan dalam RangkaPencegahan


Covid-19

Abi Fadila M.Pd,


Andi Wijaya
Helda Oktavia
Ivatia Julinda
Pice Karmila
Thomas Lubis

1)Prodi Pendidikan Islam Anak Usia Dini, Fakultas Tarbiyah

dan Keguruan

e-mail : heldaotaviaa270@gmail.com

Abstrak

Sampah adalah masalah yang bahaya karena dapat merusak keseimbangan ekosistem
lingkungan.Sampah terbagi menjadi: sampah organik dan anorganik. Sampah organik
adalah sampah yang berasal dari sisa makhluk hidup dan mudah terurai secara
alami.Sedangkan sampah anorganik adalah sampah yang sudah tidak dipakai lagi dan
sulit terurai. Biasanya masyarakat hanya akan terfokus pada sampah anorganik karna
sifatnya yang sulit terurai, tetapi tanpa kita sadari jumlah sampah organik lebih banyak
dari total keseluran sampah, yaitu mencapai 70%. Maka dari itu dengan diadakannya
kegiatan Kuliah Kerja Nyata Dari Rumah (KKN-DR) diharapkan bisa memberi jalan
keluar untuk mengatasi masalah sampah organik secara mandiri, karna sifat sampah
organik yang mudah terurai dan membusuk menimbulkan bau tidak sedap.Melalui
pemberdayaan masyarakat yaitu kegiatan sosial untuk memperbaiki situasi dan kondisi,
dimana masyarakat juga ikut berpartisipasi, dalam mengurangi volume sampah organik
dengan cara mengubahnya menjadi cairan eco-enzyme. Eco-enzyme merupakan larutan
akhir dari fermentasi sampah organik sisa buah dan sayuran dengan gula merah dan air,
yang menghasilkan cairan antiseptik yang bisa digunakan untuk pembersih lantai, pupuk
cair, pengganti sabun cuci tangan dan masih banyak lagi. Dengan diadakannya
pemberdayaan ini masyarakat dapat mengelola sampah sisa dapur secara mandiri
menjadi produk yang banyak manfaat, dan bisa mengurangi volume sampah organik.

Kata kunci: Eco-enzyme, Pengelolaan sampah organik, Pemberdayaan masyarakat,


Pembersih, Pupuk organik
Abstract

Garbage is a dangerous problem because it can damage the balance of environmental


ecosystems. Garbage is divided into organic and inorganic waste. Organic waste is waste
that comes from the remains of living things and is readily biodegradable. Meanwhile,
inorganic waste is waste that is no longer used and difficult to decompose. Usually,
people will only focus on inorganic waste because it is difficult to decompose, but
without realizing it, the amount of organic waste is more than the total waste, which is up
to 70%. Therefore, by holding a Community Service (KKN-DR) activity, it is hoped that
it can provide a way out to solve the problem of organic waste independently because the
nature of organic waste which is easily decomposed and decays creates a bad smell.
Through community empowerment, namely social activities to improve the situation and
conditions, in which the community also participates in reducing the volume of organic
waste by turning it into eco-enzyme liquid. Eco-enzyme is the final solution for the
fermentation of organic waste from fruit and vegetables with brown sugar and water,
which produces an antiseptic solution that can be used for floor cleaners, liquid fertilizers,
substitutes for handwashing soap and much more. By holding this empowerment, the
community can manage kitchen waste independently into a product that has many
benefits and can reduce the volume of organic waste.

Keywords: Cleaner, Community Empowerment, Eco-Enzyme, Organic Fertilizer,


Organic Waste Management,
PENDAHULUAN di Indonesia adalah sampah organik.
Dan jika tidak dikelola dengan benar
Setiap harinya aktivitas manusia
sampah organik yang cepat terurai ini
tidaklah terlepas dari kegiatan yang
akan membusuk yang bisa menimbulkan
menghasilkan sampah atau limbah.
bau yang tidak sedap yang mengundang
Sampah adalah masalah yang bahaya
banyak lalat dan akan menajadi sumber
karena dapat merusak keseimbangan
penyakit.
ekosistem lingkungan, jumlah sampah
yang dihasilkan perhari rata-rata 1kg Kegiatan Kuliah Kerja Nyata Dari
perorang,Berdasarkan hitungan Badan Rumah (KKN-DR)ini diharapkan bisa
Perencanaan Pembangunan Nasional membantu masyarakat desa Bumi Harjo
(Bappenas) dalam buku Infrastruktur untuk menanggulangi masalah sampah
Indonesia tahun 1995 perkiraan organik secara mandiri dan diolah
timbunan sampah di Indonesia sebesar menajadi produk yang lebih
22,5 juta ton dan akan meningkat lebih bermanfaat.Dalam program KKN-DR,
dari dua kali lipat pada tahun 2020 mahasiswa akan melaksanakan
menjadi 53,7 juta ton. (Mungkas, 2004) pengabdian diri kepada masyarakat di
tempat tinggal masing-masing dengan
Peningkatan produksi sampah akan
tetap memperhatikan protokol
berpengaruh terhadap global warming
kesehatan, Sehingga pada situasi inilah
yang meyebabkan terjadinya perubahan
mahasiswa bisa mngabdikan diri untuk
iklim dan diperkirakan akan semakin
lebih dekat dengan desanya sendiri atau
ekstrim jika tidak ada upaya
lingkungannya. Dengan melakukan
penanggulangan sampah. Sampah
sosialisasi serta praktik pengelolaan
organik adalah sampah yang berasal dari
sampah, yang pertama harus dilakukan
sisa makhluk hidup dan mudah terurai
adalah memilah sampah organik dan
secara alami, contohnya seperti kulit
anorganik. Dalam menanggulangi
buah, sisa sayura dsb.Sedangkan sampah
volume sampah organik yang semakin
anorganik adalah sampah yang sudah
hari semakin meningkat yaitu dengan
tidak dipakai lagi dan sulit terurai seperti
cara mengubahnya menjadi cairan eco-
botol kemasan, plastik, dsb.Biasanya
enzyme, dan kita juga bisa
orang-orang akan terfokus pada
memanfaatkan kembali sampah
penanggulangan sampah anorganik
anorganik dengan memakai botol bekas
disebabkan karena sifatnya yang sulit
air mineral sebagai wadah untuk
terurai secara alami. Tetapi tanpa
menyimpan cairan eco-enzyme.
disadari 70% dari total sampah yang ada
Larutan eco-enzym merupakan cairan menanggulangan sampah organik
yang dihasilkan dari fermentasi limbah dengan mengubahnya menjadi cairan
buah dan sayuran, secara kimia eco- eco-enzyme.
enzyme adalah senyawa organik
Target luaran :
kompleks yang terdiri atas rantai protein
dan garam mineral.Cairan eco-enzyme 1. Diharapkan masyarakat mampu
ini bermanfaat pada berbagai sektor, mengelolah sampah secara
baik sektor rumah tangga dan bisa juga mandiri, dengan pembuatan eco-
digunakan untuk sektor pertanian. enzyme
2. Mengasilkan produk eco-
Terlebih dalam mengantisipasi virus
enzyme yang banyak
Corona (covid-19) dimana cairan eco-
manfaatnya
enzyme diyakini bisa membunuh virus-
3. Meningkatkan kualitas
virus yang berbahaya yang terdapat di
lingkungan desa Bumi Harjo
udara.Karena kandungannya dapat
yang lebih sehat.
melepas zat ozon (O3) dan mengurangi
karbon dioksida (CO2).Dan juga cairan TEORI YANG DIGUNAKAN
yang dihasilkan bisa untuk pengganti
Sampah merupakan sisah kegiatan
sabun cuci tangan dan bisa untuk
sehari hari manusia dan atau proses alam
dijadikan disinfektan.
yang berbentuk padat (UU Nomor 81,
2012). Banyak nya sampah yang
terdapat disuatu daerah tergantung
MASALAH DAN TARGET
dengan jumlah penduduk, dan kegiatan
LUARAN
yang dilakukan di daerah itu. Semakin
Volume sampah organik yang semakin banyak jumlah dan penduduk dan
hari semakin menumpuk, dan tidak ada tingkat konsumsi terhadap barang maka
penanggulangan secara mandiri oleh volume sampah akan semakin
masyarakat, karena sifatnya mudah meningkat. (Sucipto, 2012)
terurai maka sampah organik yang
Pengolahan tumpukan sampah adalah
menumpuk ini akan mudah busuk,
cara untuk menanggulangi
sehingga menimbulkan bau yang tidak
meningkatnya volume sampah.
sedap dan bisa menjadi sumber
Pengelolaan sampah dilakukan secara
penyakit. Maka solusi dari
terstruktur, keseluruhan dan
permasalahan ini adalah malakukan
berkelanjutan.Yang meliputi kegiatan
pelatihan dan percontohan dalam
pengurangan tumpukan sampah serta nya tenaga kerja yang menjalankan
mendaur ulang sampah. kegiatan yang sifatnya teknis.

Pemilahan sampai adalah tahap pertama Pengelolaan sampah yang sudah


dalam penanggulangan sampah. dilakukan selama ini kurang selaras
Peraturan pemerintah Republik dengan konsep ramah
Indonesia Nomer 81 Tahun 2012 lingkungan.Masyarakat berfokus pada
Tentang Pengelolaan sampah Rumah tahap akhir, yaitu semua sampah
Tangga dan sampah sejenis sampah dijadikan satu dan langsung dibuang ke
rumah tangga menyebutkan bahwa tempat pemprosesan akhir sampah, yang
pemilahan sampah dilakukan dengan menyebabkan peningkatan tumpukan
cara pengelompokan menjadi lima jenis sampah.Timbunan sampah tersebut
meliputi : sampah yang mengandung dapat melepaskan gas metan (CH4) yang
bahan berbahaya dan beracun (B3), memicu terjadinya global
sampah yang mudah terurai, sampah warming.Langkah awal yang seharusnya
yang sisa digunakan kembali, sampah dilakukan dalam pengelolaan sampah
yang bisa didaur ulang, dan sampah adalah pemilahan sampah itu
lainnya. Sedangkan menurut Sucipto sendiri.Dimana peran masyarakat sangat
(2012) pemilahan sampah terbagi dibutuhkan.Agar pengelolaan sampah
menjadi tiga macam yaitu sampah tuntas ditempat.
organik, sampah anorganik dan sampah
Salah satu hasil olahan sampah yang
B3.
sudah lama diketahui masyarakat adalah
Rumah tangga adalah posisi paling kompos. Tetapi dalam pembuatan
tinggi dari total produksi sampah di kompos ini dibutuhkan lahan yang luas,
Indonesia. Sebenarnya masalah sampah ini yang menjadi hambatan bagi
ini bukan masalah baru, tetapi belum masyarakat kota yang sedikit memiliki
juga ditemukan cara untuk menangani lahan. Dan juga kompos merupakan
nya secara tuntas. Bukan hanya di hasil olahan sampah yang bentuknya
Indonesia masalah sampah ini juga padat, sehingga membuatnya lumayan
menjadi masalah bagi negara-negara susah diaplikasikan. Akibatnya
lain. Belum adanya sistem pengelolaan pembuatan kompos yang sudah
sampah yang efektif, disebabkan dilakukan belum menunjukan perubahan
kurangnya sumber daya manusia yang signifikan.
memperatikan masalah ini dan kurang
Peran Eco-enzyme dalam Mengolah total produksi sampah di Indonesia
Sampah Organik (Retno, 2010).Dengan pembuatan eco-
Eco-enzyme merupakan karya dan enzyme ini bisa menjadi cara untuk
penemuan besar dari Dr. Rorukon penanggulangan secara mandiri sampah
Poompanvong seorang peneliti dan organik yang berasal dari
pemerhati lingkungan dari dapur.Pembuatan eco-enzymeakan
Thailand.Eco-enzyme merupakan cairan memberikan dampak yang luas bagi
fermentasi dari limbah dapur yang lingkungan secara global maupun dari
berupa kulit buah dan sayuran, yang segi ekonomi. Manfaat bagi lingkungan,
banyak manfaatnya seperti pembersih selama proses fermentasi berlangsung
lantai, pencuci piring,sabun cuci tangan, akan dihasilkan gas ozon (O3). Dimana
pupuk cair untuk tanaman dan masih ozon ini berfungsi untuk mengurangi gas
banyak lagi. Eco-enzyme adalah produk rumah kaca yang menyebabkan
yang ramah lingkungan fungsional dan pemanasan global.Dari segi ekonomi
mudah untuk membuatnya. Proses pembuatan cairan eco-enzyme ini bisa
pembuuatan eco-enzyme sangat meminimalisir pengeluaran mahasiswa
sederhana dan hanya dengan dan masyarakat untuk membeli cairan
memanfaatkan limbah rumah tangga pembersih lantai, pembasmi serangga
dengan peralatan yang sederhana pula. ataupun pupuk organik.
Pengelolahan sampah dengan konsep
Pembuatan eco-enzyme ini sangatlah
eco-enzyme adalah melalui proses
mudah dan hanya dengan alat-alat yang
fermentasi. Fermentasi merupakan
sederhana.Eco-enzyme hanya
sebuah tahapan perubahan kimia dalam
menggunakan air dan gula merah untuk
substrat organik yang bisa bertahan
sumber karbon, dan juga limbah rumah
dengan adanya aksi katalisator biokimia,
tangga seperti kulit buah dan sayur.
yaitu enzim yang dihasilkan oleh
mikroba hidup tertentu, seperti asam -
asam organik, protein sel tunggal,
Alat dan bahan yang diperlukan
antibiotik, dan biopolymer.Fermentasi
untuk pembuatan eco-enzyme
adalah proses yang sederhana dan sudah
ada sejak lama, contoh produk-produk 1. Sampah organik kulit buah,
hasil fermentasi yaitu seperti tempe, tape sisah sayuran
dan lain-lain. 2. Gula merah
Total hasil limbah yang berasal dari 3. Air bersih
rumah tangga berkisaran 70-90% dari
4. Wadah kedap udara (botol bekas 7. Setelah tiga bulan, cairan eco-
air mineral) enzyme yang berhasil akan
5. Pisau untuk memotong sampah berwarna coklat gelap dan
berbau cuka. Jika cairan
berwarna hitam tambahkan gula
Cara dan proses pembuatan eco-
untuk mengulang proses
enzyme
fermentasi. Jika muncul cacing
1. Ukur air, sisa sayur atau buah, atau serangga, biarkan karena
dan gula merah dengan akan terurai dengan sendiri
perbandingan 10:3:1 (contoh: dalam cairan.
100gr air, 30gr sampah organic, 8. Tahap akhir pisahkan cairan dari
10gr gula merah) sesuaikan residu/ampas nya dengan cara
dengan ukuran wadah disaring. setelah itu simpan
2. Potong sisa sayur dan buah cairan untuk langsung
menjadi potongan kecil-kecil, digunakan.
semakin kecil ukuran sisa 9. Ampas sampah organik juga
sayuran / buah maka bakteri bisa digunakan sbagai penyubur
decomposer yang terkadung tanaman. (Maurilla, 2019)
didalamnya menjadi lebih
teraktivasi untuk melakukan Takaran dalam pembuatan eco-enzyme,
fementasi. terlihat seperti gambar berikut:
3. Masukan semua bahan kedalam
wadah plastik dan aduk. Wadah
plastik dipilih agar lebih
fleksible dan tidak meledak saat
gas hasil fermentasi bertambah
4. Tutup wadah sampai kedap
udara
5. Biarkan selama tiga bulan
ditempat yang teduh
6. Pada satu bulan pertama, buka
tutup wadah kira-kira satu
minggu sekali untuk Sumber: www.waystosaveenergy.net
mengeluarkan gas untuk
mencegah wadah meledak.
Gambar 1. Takaranlimbah organik, air pemilahan sampah , dan pengolahan
dan gula merah sampah sisa rumah tangga secara
mandiri. Penulis menetapkan 10 orang
untuk sampel untuk dijadikan sebagai
peserta sosialisasi yang dilaksanakan di
rumah ibu Nur Asiah pada hari Senin,
Manfaat dan Kegunaan Eco-enzyme
20 Juli 2020 pukul 14.00 s.d selesai.
Manfaat umum dilakukan pembuatan
ecoenzyme ini adalah dapat mengurangi HASIL DAN PEMBAHASAN
volume sampah organik. Setelah proses Berdasarkan hasil sosialisasi yang
fermentasi sempurna barusan eco- dilakukan kepada masyrakat Desa Bumi
enzyme terbentuk. Hasil akhir ini juga Harjo. Banyak masyarkat yang belum
menghasikan residu sisa sayuran dan faham cara pemanfaatan limbah sisa
buah.Residu dapat digunakan sebagai rumah tangga.Kegiatan berjalan dengan
pupuk organik, yang ramah lancar, masyarakat sudah paham tentang
lingkungan.Sedangkan cairan eco- cara pembuatan eco-enzyme , terlebih
enzyme dimanfaatkan sebagai : lagi karga bahan-bahan yang digunakan
mudah ditemukan disekitar kita.Sebelum
1. Sebagai cairan pembersih yang
diadakan nya sosialisasi tentang masalah
ramah lingkungan (pembersih
pemilahan sampah dan pengelolaan
lantai, pembersih toilet,
sampah sisa rumah tangga secara
pembersih piring, pengganti
mandiri, masyarakat desa Bumi Harjo
sabun cuci tangan dan banyak
masih belum mengetahui manfaat
lagi)
sampah sisa dapur secara ekomonis, dan
2. Disinfektan, dapat digunakan
juga belum mengetahui cara
sebagai anti bakteri di bak
pengelolahan sampah yang bermanfaat.
mandi
Tetapi setelah diadakannya sosialisasi
10. Insektisida, Pembasmi serangga
dan pelatihan pengelolaan sampah
(Maurilla, 2019)
organik dengan konsep eco-enzyme
masyarakat sudah paham dan sadar akan

METODE KEGIATAN masalah sampah, dan bagaimana cara

Penulis melaksanakan pengabdian untuk mengelolah sampah secara

dengan cara sosialisasi kepada beberapa ekonomis dan bermanfaat. Serta kualitas

warga Desa Bumi Harjo untuk menggali lingkungan Desa Bumi Harjo yang lebih

sejauh mana mereka mengetahui tentang sehat


Pengolahan Sampah Organik Dengan
dalam botol bekas kemasan air mineral
yang ada tutupnya, aduk setiap hari agar
sampah mendapat pasokan oksigen agar
mikroba kompos berproses
maksimal.Setelah 30 hari buka tutup
aduk aduk setiap hari selama 1 minggu
agar bau / uap keluar.Ecoenzyme yang
berhasil berwarna coklat dan beraroma
cuka.Setelah selesai fermentasi selama 3
bulan larutan eco-enzyme bisa langsung
digunakan.

Gambar 3: bahan pembuatan ecoenzyme

Gambar 2: Sosialisasi dan Diskusi dengan


masyarakat

Gambar 4: praktek eco-enzyme


KESIMPULAN lingkungan dan juga untuk
kemajuan pertanian Indonesia.

A. Kegiatan KKN-DR sudah di


laksanakan di Desa Bumi Harjo
SARAN
pada tanggal 28 Juni 2020 sampai
degan 6 juli berjalan dengan Berdasarkan uraian diatas maka untuk

lancar, sesuai dengan rencana yang peningkatan potensi kebersihan


disusun . Jumlah 10 orang peserta masyarakat desa secara mandiri, yaitu
yang ditargetkan tercapai, kegiatan melalui pembuatan eco-enzyme, dengan
yang dilakukan sudah sesuai rmenggunakan limbah sisa rumah
dengan jadwal, yang sebelumnya tangga seperti kulit buah dan sisa
sudah disepakati antara masyrakat
sayuran dapat mengurangi volume
dengan peserta KKN-DR
sampah organik,
B. Dengan dilaksankannya
pengabdian masyarakat ini Walaupun eco-enzyme sudah banyak
masyarakat mendapatkan diaplikasikan dengan hasil yang bagus,
manfaat pengetahuan dalam tetapi penelitian ilmiah mengenai cairan
mengelolah limbah sisa rumah eco-enzyme ini masih sedikit dan
tangga secara mandiri, bijak, terbatas.Karnanya, komponen yang ada
dan ramah lingkungan. Dan juga didalam cairan eco-enzyme belum bisa
kualitas desa Bumi Harjo dipastikan secara lengkap dan jelas.
menjadi lebih sehat.
Maka penulis menyarankan diadakan
C. Karya tulis ini diharapkan bisa
nya penelitian-penelitian yang lebih
memberi manfaat untuk banyak
rinci lagi tentang eco-enzyme. Dengan
pihak. Rekan-rekan Mahasiswa
diadakannya penelitian yang lebih rinci,
bisa menggunakan karya tulis
diharapkan bisa menemukan manfaat
ini sebagai referensi mengenai
dan fungsi lain dari eco-enzyme
pengelolaan sampah secara
sehingga nantinya larutan ini bisa
mandiri dengan konsep eco-
mengurangi pemakain produk-produk
enzyme. Pihak Akademisi
sintesis yang tidak ramah lingkungan,
diharap kan bisa meneliti eco-
dan menghasilkan residu.
enzyme lebih lanjut lagi,
sehingga masyarakat bisa
memanfaatkan eco-enzyme
sebagai pembersih yang rmah
DAFTAR PUSTAKA

Enny Widawaty, dkk, 2004 “Kajian


Potensi Pengelolaan Sampah,
Jurnal Metris , vol. 15 no. 3, h.
119-126

Karo, 2020, Eco-enzyme Dinilai Mampu


Tangkal Virus Corona, dilihat 17
agustus 2020,
https://www.tuntasonline.com/202
0/03/28/eco-enzyme-dinilai-
mampu-tangkal-virus-corona

Maurilla imbron, 2019, Eco-


enzyme,dilihat 17 agustus2020,
https://zerowaste.id/zero-waste-
lifestyle/eco-enzyme.com

Mungkasa, “Pengolahan dan


pemanfaatan sampahorganik
menjadi briket arang dan asap
cair” Seminar Nasional Teknologi
(SNT 2007),Yogyakarta2007.

Retno, Ismawati, 2010, Hindari Banjir


Sampah. Dilihat 17 agustus 2020,
www.nokiagreenambassador.kom
pasiana.com

Sucipto, “Teknologi Pengelolaan Daur


Ulang Sampah”, Jakarta : Goysen
Publishing , 2012

Undang-Undang No. 18 Tahun 2008


tentang Pengelolaan Sampah.
Plagiarism Checker X Originality Report
Similarity Found: 12%

Date: Friday, August 05, 2022


Statistics: 293 words Plagiarized / 2484 Total words
Remarks: Low Plagiarism Detected - Your Document needs Optional Improvement.
-------------------------------------------------------------------------------------------

Pemberdayaan Masyarakat Desa melalui PengelolaanSampah dengan Konsep


Eco-Enzyme sebagai Wujud Kebersihan dalam Rangka Pencegahan Covid-19 Helda
Oktavia1), 1)Prodi Pendidikan Islam Anak Usia Dini, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
e-mail : heldaotaviaa270@gmail.com Abstrak Sampah adalah masalah yang bahaya
karena dapat merusak keseimbangan ekosistem lingkungan.Sampah terbagi menjadi:
sampah organik dan anorganik. Sampah organik adalah sampah yang berasal dari sisa
makhluk hidup dan mudah terurai secara alami.Sedangkan sampah anorganik adalah
sampah yang sudah tidak dipakai lagi dan sulit terurai.

Biasanya masyarakat hanya akan terfokus pada sampah anorganik karna sifatnya yang
sulit terurai, tetapi tanpa kita sadari jumlah sampah organik lebih banyak dari total
keseluran sampah, yaitu mencapai 70%. Maka dari itu dengan diadakannya kegiatan
Kuliah Kerja Nyata Dari Rumah (KKN-DR) diharapkan bisa memberi jalan keluar untuk
mengatasi masalah sampah organik secara mandiri, karna sifat sampah organik yang
mudah terurai dan membusuk menimbulkan bau tidak sedap.Melalui pemberdayaan
masyarakat yaitu kegiatan sosial untuk memperbaiki situasi dan kondisi, dimana
masyarakat juga ikut berpartisipasi, dalam mengurangi volume sampah organik dengan
cara mengubahnya menjadi cairan eco-enzyme.

Eco-enzyme merupakan larutan akhir dari fermentasi sampah organik sisa buah dan
sayuran dengan gula merah dan air, yang menghasilkan cairan antiseptik yang bisa
digunakan untuk pembersih lantai, pupuk cair, pengganti sabun cuci tangan dan masih
banyak lagi. Dengan diadakannya pemberdayaan ini masyarakat dapat mengelola
sampah sisa dapur secara mandiri menjadi produk yang banyak manfaat, dan bisa
mengurangi volume sampah organik. Kata kunci: Eco-enzyme, Pengelolaan sampah
organik, Pemberdayaan masyarakat, Pembersih, Pupuk organik
Abstract Garbage is a dangerous problem because it can damage the balance of
environmental ecosystems.

Garbage is divided into organic and inorganic waste. Organic waste is waste that comes
from the remains of living things and is readily biodegradable. Meanwhile, inorganic
waste is waste that is no longer used and difficult to decompose. Usually, people will
only focus on inorganic waste because it is difficult to decompose, but without realizing
it, the amount of organic waste is more than the total waste, which is up to 70%.
Therefore, by holding a Community Service (KKN-DR) activity, it is hoped that it can
provide a way out to solve the problem of organic waste independently because the
nature of organic waste which is easily decomposed and decays creates a bad smell.

Through community empowerment, namely social activities to improve the situation


and conditions, in which the community also participates in reducing the volume of
organic waste by turning it into eco-enzyme liquid. Eco-enzyme is the final solution for
the fermentation of organic waste from fruit and vegetables with brown sugar and
water, which produces an antiseptic solution that can be used for floor cleaners, liquid
fertilizers, substitutes for handwashing soap and much more. By holding this
empowerment, the community can manage kitchen waste independently into a product
that has many benefits and can reduce the volume of organic waste.

Keywords: Cleaner, Community Empowerment, Eco-Enzyme, Organic Fertilizer, Organic


Waste Management,
PENDAHULUAN Setiap harinya aktivitas manusia tidaklah terlepas dari kegiatan yang
menghasilkan sampah atau limbah. Sampah adalah masalah yang bahaya karena dapat
merusak keseimbangan ekosistem lingkungan, jumlah sampah yang dihasilkan perhari
rata-rata 1kg perorang,Berdasarkan hitungan Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional (Bappenas) dalam buku Infrastruktur Indonesia tahun 1995 perkiraan timbunan
sampah di Indonesia sebesar 22,5 juta ton dan akan meningkat lebih dari dua kali lipat
pada tahun 2020 menjadi 53,7 juta ton.

(Mungkas, 2004) Peningkatan produksi sampah akan berpengaruh terhadap global


warming yang meyebabkan terjadinya perubahan iklim dan diperkirakan akan semakin
ekstrim jika tidak ada upaya penanggulangan sampah. Sampah organik adalah sampah
yang berasal dari sisa makhluk hidup dan mudah terurai secara alami, contohnya seperti
kulit buah, sisa sayura dsb.Sedangkan sampah anorganik adalah sampah yang sudah
tidak dipakai lagi dan sulit terurai seperti botol kemasan, plastik, dsb.Biasanya
orang-orang akan terfokus pada penanggulangan sampah anorganik disebabkan karena
sifatnya yang sulit terurai secara alami.

Tetapi tanpa disadari 70% dari total sampah yang ada di Indonesia adalah sampah
organik. Dan jika tidak dikelola dengan benar sampah organik yang cepat terurai ini
akan membusuk yang bisa menimbulkan bau yang tidak sedap yang mengundang
banyak lalat dan akan menajadi sumber penyakit. Kegiatan Kuliah Kerja Nyata Dari
Rumah (KKN-DR)ini diharapkan bisa membantu masyarakat desa Bumi Harjo untuk
menanggulangi masalah sampah organik secara mandiri dan diolah menajadi produk
yang lebih bermanfaat.Dalam program KKN-DR, mahasiswa akan melaksanakan
pengabdian diri kepada masyarakat di tempat tinggal masing-masing dengan tetap
memperhatikan protokol kesehatan, Sehingga pada situasi inilah mahasiswa bisa
mngabdikan diri untuk lebih dekat dengan desanya sendiri atau lingkungannya. Dengan
melakukan sosialisasi serta praktik pengelolaan sampah, yang pertama harus dilakukan
adalah memilah sampah organik dan anorganik.

Dalam menanggulangi volume sampah organik yang semakin hari semakin meningkat
yaitu dengan cara mengubahnya menjadi cairan eco-enzyme, dan kita juga bisa
memanfaatkan kembali sampah anorganik dengan memakai botol bekas air mineral
sebagai wadah untuk menyimpan cairan eco-enzyme. Larutan eco-enzym merupakan
cairan yang dihasilkan dari fermentasi limbah buah dan sayuran, secara kimia
eco-enzyme adalah senyawa organik kompleks yang terdiri atas rantai protein dan
garam mineral.Cairan eco-enzyme ini bermanfaat pada berbagai sektor, baik sektor
rumah tangga dan bisa juga digunakan untuk sektor pertanian.

Terlebih dalam mengantisipasi virus Corona (covid-19) dimana cairan eco-enzyme


diyakini bisa membunuh virus-virus yang berbahaya yang terdapat di udara.Karena
kandungannya dapat melepas zat ozon (O3) dan mengurangi karbon dioksida
(CO2).Dan juga cairan yang dihasilkan bisa untuk pengganti sabun cuci tangan dan bisa
untuk dijadikan disinfektan. MASALAH DAN TARGET LUARAN Volume sampah organik
yang semakin hari semakin menumpuk, dan tidak ada penanggulangan secara mandiri
oleh masyarakat, karena sifatnya mudah terurai maka sampah organik yang menumpuk
ini akan mudah busuk, sehingga menimbulkan bau yang tidak sedap dan bisa menjadi
sumber penyakit. Maka solusi dari permasalahan ini adalah malakukan pelatihan dan
percontohan dalam menanggulangan sampah organik dengan mengubahnya menjadi
cairan eco-enzyme.

Target luaran : Diharapkan masyarakat mampu mengelolah sampah secara mandiri,


dengan pembuatan eco-enzyme Mengasilkan produk eco-enzyme yang banyak
manfaatnya Meningkatkan kualitas lingkungan desa Bumi Harjo yang lebih sehat. TEORI
YANG DIGUNAKAN Sampah merupakan sisah kegiatan sehari hari manusia dan atau
proses alam yang berbentuk padat (UU Nomor 81, 2012). Banyak nya sampah yang
terdapat disuatu daerah tergantung dengan jumlah penduduk, dan kegiatan yang
dilakukan di daerah itu. Semakin banyak jumlah dan penduduk dan tingkat konsumsi
terhadap barang maka volume sampah akan semakin meningkat.

(Sucipto, 2012) Pengolahan tumpukan sampah adalah cara untuk menanggulangi


meningkatnya volume sampah. Pengelolaan sampah dilakukan secara terstruktur,
keseluruhan dan berkelanjutan.Yang meliputi kegiatan pengurangan tumpukan sampah
serta mendaur ulang sampah. Pemilahan sampai adalah tahap pertama dalam
penanggulangan sampah. Peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomer 81 Tahun
2012 Tentang Pengelolaan sampah Rumah Tangga dan sampah sejenis sampah rumah
tangga menyebutkan bahwa pemilahan sampah dilakukan dengan cara pengelompokan
menjadi lima jenis meliputi : sampah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun
(B3), sampah yang mudah terurai, sampah yang sisa digunakan kembali, sampah yang
bisa didaur ulang, dan sampah lainnya.

Sedangkan menurut Sucipto (2012) pemilahan sampah terbagi menjadi tiga macam
yaitu sampah organik, sampah anorganik dan sampah B3. Rumah tangga adalah posisi
paling tinggi dari total produksi sampah di Indonesia. Sebenarnya masalah sampah ini
bukan masalah baru, tetapi belum juga ditemukan cara untuk menangani nya secara
tuntas. Bukan hanya di Indonesia masalah sampah ini juga menjadi masalah bagi
negara-negara lain. Belum adanya sistem pengelolaan sampah yang efektif, disebabkan
kurangnya sumber daya manusia memperatikan masalah ini dan kurang nya tenaga
kerja yang menjalankan kegiatan yang sifatnya teknis.
Pengelolaan sampah yang sudah dilakukan selama ini kurang selaras dengan konsep
ramah lingkungan.Masyarakat berfokus pada tahap akhir, yaitu semua sampah dijadikan
satu dan langsung dibuang ke tempat pemprosesan akhir sampah, yang menyebabkan
peningkatan tumpukan sampah.Timbunan sampah tersebut dapat melepaskan gas
metan (CH4) yang memicu terjadinya global warming.Langkah awal yang seharusnya
dilakukan dalam pengelolaan sampah adalah pemilahan sampah itu sendiri.Dimana
peran masyarakat sangat dibutuhkan.Agar pengelolaan sampah tuntas ditempat. Salah
satu hasil olahan sampah yang sudah lama diketahui masyarakat adalah kompos. Tetapi
dalam pembuatan kompos ini dibutuhkan lahan yang luas, ini yang menjadi hambatan
bagi masyarakat kota yang sedikit memiliki lahan.

Dan juga kompos merupakan hasil olahan sampah yang bentuknya padat, sehingga
membuatnya lumayan susah diaplikasikan. Akibatnya pembuatan kompos yang sudah
dilakukan belum menunjukan perubahan yang signifikan. Peran Eco-enzyme dalam
Mengolah Sampah Organik Eco-enzyme merupakan karya dan penemuan besar dari Dr.
Rorukon Poompanvong seorang peneliti dan pemerhati lingkungan dari
Thailand.Eco-enzyme merupakan cairan fermentasi dari limbah dapur yang berupa kulit
buah dan sayuran, yang banyak manfaatnya seperti pembersih lantai, pencuci
piring,sabun cuci tangan, pupuk cair untuk tanaman dan masih banyak lagi.

Eco-enzyme adalah produk yang ramah lingkungan fungsional dan mudah untuk
membuatnya. Proses pembuuatan eco-enzyme sangat sederhana dan hanya dengan
memanfaatkan limbah rumah tangga dengan peralatan yang sederhana pula.
Pengelolahan sampah dengan konsep eco-enzyme adalah melalui proses fermentasi.
Fermentasi merupakan sebuah tahapan perubahan kimia dalam substrat organik yang
bisa bertahan dengan adanya aksi katalisator biokimia, yaitu enzim yang dihasilkan oleh
mikroba hidup tertentu, seperti asam - asam organik, protein sel tunggal, antibiotik, dan
biopolymer.Fermentasi adalah proses yang sederhana dan sudah ada sejak lama, contoh
produk-produk hasil fermentasi yaitu seperti tempe, tape dan lain-lain.

Total hasil limbah yang berasal dari rumah tangga berkisaran 70-90% dari total produksi
sampah di Indonesia (Retno, 2010).Dengan pembuatan eco-enzyme ini bisa menjadi
cara untuk penanggulangan secara mandiri sampah organik yang berasal dari
dapur.Pembuatan eco-enzymeakan memberikan dampak yang luas bagi lingkungan
secara global maupun dari segi ekonomi. Manfaat bagi lingkungan, selama proses
fermentasi berlangsung akan dihasilkan gas ozon (O3). Dimana ozon ini berfungsi untuk
mengurangi gas rumah kaca yang menyebabkan pemanasan global.Dari segi ekonomi
pembuatan cairan eco-enzyme ini bisa meminimalisir pengeluaran mahasiswa dan
masyarakat untuk membeli cairan pembersih lantai, pembasmi serangga ataupun pupuk
organik.
Pembuatan eco-enzyme ini sangatlah mudah dan hanya dengan alat-alat yang
sederhana.Eco-enzyme hanya menggunakan air dan gula merah untuk sumber karbon,
dan juga limbah rumah tangga seperti kulit buah dan sayur. Alat dan bahan yang
diperlukan untuk pembuatan eco-enzyme Sampah organik kulit buah, sisah sayuran
Gula merah Air bersih Wadah kedap udara (botol bekas air mineral) Pisau untuk
memotong sampah Cara dan proses pembuatan eco-enzyme Ukur air, sisa sayur atau
buah, dan gula merah dengan perbandingan 10:3:1 (contoh: 100gr air, 30gr sampah
organic, 10gr gula merah) sesuaikan dengan ukuran wadah Potong sisa sayur dan buah
menjadi potongan kecil-kecil, semakin kecil ukuran sisa sayuran / buah maka bakteri
decomposer yang terkadung didalamnya menjadi lebih teraktivasi untuk melakukan
fementasi. Masukan semua bahan kedalam wadah plastik dan aduk.

Wadah plastik dipilih agar lebih fleksible dan tidak meledak saat gas hasil fermentasi
bertambah Tutup wadah sampai kedap udara Biarkan selama tiga bulan ditempat yang
teduh Pada satu bulan pertama, buka tutup wadah kira-kira satu minggu sekali untuk
mengeluarkan gas untuk mencegah wadah meledak. Setelah tiga bulan, cairan
eco-enzyme yang berhasil akan berwarna coklat gelap dan berbau cuka. Jika cairan
berwarna hitam tambahkan gula untuk mengulang proses fermentasi. Jika muncul
cacing atau serangga, biarkan karena akan terurai dengan sendiri dalam cairan. Tahap
akhir pisahkan cairan dari residu/ampas nya dengan cara disaring. setelah itu simpan
cairan untuk langsung digunakan.

Ampas sampah organik juga bisa digunakan sbagai penyubur tanaman. (Maurilla, 2019)
Takaran dalam pembuatan eco-enzyme, terlihat seperti gambar berikut: / Sumber:
www.waystosaveenergy.net Gambar 1. Takaranlimbah organik, air dan gula merah
Manfaat dan Kegunaan Eco-enzyme Manfaat umum dilakukan pembuatan ecoenzyme
ini adalah dapat mengurangi volume sampah organik. Setelah proses fermentasi
sempurna barusan eco-enzyme terbentuk. Hasil akhir ini juga menghasikan residu sisa
sayuran dan buah.Residu dapat digunakan sebagai pupuk organik, yang ramah
lingkungan.Sedangkan cairan eco-enzyme dimanfaatkan sebagai : Sebagai cairan
pembersih yang ramah lingkungan (pembersih lantai, pembersih toilet, pembersih
piring, pengganti sabun cuci tangan dan banyak lagi) Disinfektan, dapat digunakan
sebagai anti bakteri di bak mandi Insektisida, Pembasmi serangga (Maurilla, 2019)
METODE KEGIATAN Penulis melaksanakan pengabdian dengan cara sosialisasi kepada
beberapa warga Desa Bumi Harjo untuk menggali sejauh mana mereka mengetahui
tentang pemilahan sampah , dan pengolahan sampah sisa rumah tangga secara mandiri.
Penulis menetapkan 10 orang untuk sampel untuk dijadikan sebagai peserta sosialisasi
yang dilaksanakan di rumah ibu Nur Asiah pada hari Senin, 20 Juli 2020 pukul 14.00 s.d
selesai.
HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil sosialisasi yang dilakukan kepada
masyrakat Desa Bumi Harjo. Banyak masyarkat yang belum faham cara pemanfaatan
limbah sisa rumah tangga.Kegiatan berjalan dengan lancar, masyarakat sudah paham
tentang cara pembuatan eco-enzyme , terlebih lagi karga bahan-bahan yang digunakan
mudah ditemukan disekitar kita.Sebelum diadakan nya sosialisasi tentang masalah
pemilahan sampah dan pengelolaan sampah sisa rumah tangga secara mandiri,
masyarakat desa Bumi Harjo masih belum mengetahui manfaat sampah sisa dapur
secara ekomonis, dan juga belum mengetahui cara pengelolahan sampah yang
bermanfaat. Tetapi setelah diadakannya sosialisasi dan pelatihan pengelolaan sampah
organik dengan konsep eco-enzyme masyarakat sudah paham dan sadar akan masalah
sampah, dan bagaimana cara untuk mengelolah sampah secara ekonomis dan
bermanfaat.

Serta kualitas lingkungan Desa Bumi Harjo yang lebih sehat Pengolahan Sampah
Organik Dengan dalam botol bekas kemasan air mineral yang ada tutupnya, aduk setiap
hari agar sampah mendapat pasokan oksigen agar mikroba kompos berproses
maksimal.Setelah 30 hari buka tutup aduk aduk setiap hari selama 1 minggu agar bau /
uap keluar.Ecoenzyme yang berhasil berwarna coklat dan beraroma cuka.Setelah selesai
fermentasi selama 3 bulan larutan eco-enzyme bisa langsung digunakan. / Gambar 2:
Sosialisasi dan Diskusi dengan masyarakat / Gambar 3: bahan pembuatan ecoenzyme /
Gambar 4: praktek eco-enzyme KESIMPULAN Kegiatan KKN-DR sudah di laksanakan di
Desa Bumi Harjo pada tanggal 28 Juni 2020 sampai degan 6 juli berjalan dengan lancar,
sesuai dengan rencana yang disusun .

Jumlah 10 orang peserta yang ditargetkan tercapai, kegiatan yang dilakukan sudah
sesuai dengan jadwal, yang sebelumnya sudah disepakati antara masyrakat dengan
peserta KKN-DR Dengan dilaksankannya pengabdian masyarakat ini masyarakat
mendapatkan manfaat pengetahuan dalam mengelolah limbah sisa rumah tangga
secara mandiri, bijak, dan ramah lingkungan. Dan juga kualitas desa Bumi Harjo menjadi
lebih sehat. Karya tulis ini diharapkan bisa memberi manfaat untuk banyak pihak.
Rekan-rekan Mahasiswa bisa menggunakan karya tulis ini sebagai referensi mengenai
pengelolaan sampah secara mandiri dengan konsep eco-enzyme.

Pihak Akademisi diharap kan bisa meneliti eco-enzyme lebih lanjut lagi, sehingga
masyarakat bisa memanfaatkan eco-enzyme sebagai pembersih yang rmah lingkungan
dan juga untuk kemajuan pertanian Indonesia. SARAN Berdasarkan uraian diatas maka
untuk peningkatan potensi kebersihan masyarakat desa secara mandiri, yaitu melalui
pembuatan eco-enzyme, dengan rmenggunakan limbah sisa rumah tangga seperti kulit
buah dan sisa sayuran dapat mengurangi volume sampah organik, Walaupun
eco-enzyme sudah banyak diaplikasikan dengan hasil yang bagus, tetapi penelitian
ilmiah mengenai cairan eco-enzyme ini masih sedikit dan terbatas.Karnanya, komponen
yang ada didalam cairan eco-enzyme belum bisa dipastikan secara lengkap dan jelas.
Maka penulis menyarankan diadakan nya penelitian-penelitian yang lebih rinci lagi
tentang eco-enzyme.

Dengan diadakannya penelitian yang lebih rinci, diharapkan bisa menemukan manfaat
dan fungsi lain dari eco-enzyme sehingga nantinya larutan ini bisa mengurangi
pemakain produk-produk sintesis yang tidak ramah lingkungan, dan menghasilkan
residu. DAFTAR PUSTAKA Enny Widawaty, dkk, 2004 “Kajian Potensi Pengelolaan
Sampah, Jurnal Metris , vol. 15 no. 3, h. 119-126 Karo, 2020, Eco-enzyme Dinilai Mampu
Tangkal Virus Corona, dilihat 17 agustus 2020,
https://www.tuntasonline.com/2020/03/28/eco-enzyme-dinilai-mampu-tangkal-virus-co
rona Maurilla imbron, 2019, Eco-enzyme,dilihat 17 agustus2020,
https://zerowaste.id/zero-waste-lifestyle/eco-enzyme.com Mungkasa, “Pengolahan dan
pemanfaatan sampahorganik menjadi briket arang dan asap cair” Seminar Nasional
Teknologi (SNT 2007),Yogyakarta2007.

Retno, Ismawati, 2010, Hindari Banjir Sampah. Dilihat 17 agustus 2020,


www.nokiagreenambassador.kompasiana.com Sucipto, “Teknologi Pengelolaan Daur
Ulang Sampah”, Jakarta : Goysen Publishing , 2012 Undang-Undang No. 18 Tahun 2008
tentang Pengelolaan Sampah.

INTERNET SOURCES:
-------------------------------------------------------------------------------------------
2% - dlh.bulelengkab.go.id › informasi › detail
<1% - www.academia.edu › 45158826 › Laporan_Kuliah_Kerja
<1% - info-pendampingan.blogspot.com › 2012 › 08
<1% - jurnal.umj.ac.id › index › semnaskat
<1% - waste4change.com › blog › eco-enzyme-multipurpose
1% - repository.ipb.ac.id › bitstream › handle
1% - www.pinhome.id › blog › sampah-organik-adalah-sampah
<1% - binus.ac.id › knowledge › 2019
<1% - mediaindonesia.com › humaniora › 430350
1% - www.kompasiana.com › kkn-ik-dr-itu-apa-sih
<1% - www.rukita.co › stories › pengelolaan-sampah-sesuai
<1% - portaltiga.com › pios-mampu-kelola-sampah-secara
1% - eprints.poltekkesjogja.ac.id › 3384/4/4
1% - www.slideshare.net › masyrifahoo › peraturan
<1% - www.banksampahmelatibersih.com › 2013 › 02
<1% - eprints.poltekkesjogja.ac.id › 1132/2/3 BAB I
<1% - www.kompasiana.com › hasrulhoesein › 55a2b573937a
<1% - disperkimta.bulelengkab.go.id › artikel › sampah-71
<1% - eprints.undip.ac.id › 53781 › 3
<1% - tekno.tempo.co › read › 1316095
1% - www.coursehero.com › file › 94084778
<1% - chanelmuslim.com › tips › eco-enzyme-dan-cara
<1% - klasika.kompas.id › baca › cara-membuat-eco-enzyme
2% - www.kompasiana.com › melvicantika18 › 62184b3cbb
<1% - waste4change.com › blog › eco-enzyme
1% - tr-ex.me › sesuai+dengan+rencana+yang
<1% - www.researchgate.net › publication › 353994019
<1% - www.facebook.com › permalink

Anda mungkin juga menyukai