Anda di halaman 1dari 9

PENGGUNAAN LIMBAH AIR CUCIAN BERAS SEBAGAI BAHAN

DASAR PEMBUATAN POC (PUPUK ORGANIK CAIR) DI DESA


NGABEYAN KECAMATAN CANDIROTO KABUPATEN
TEMANGGUNG JAWA TENGAH

AdDinda Hapsari1, M. Rafi AntoniBudiyono2, Muhammad BudiyonoYusuf Ade3, Putriana


DewiRafi…………,4, Selsa Dilla Yasinta Ayu5, Restha Nourmalifa Arthamevia6, Tira Regziana
Dwi Kusuma7, Try Astuti8, Yashinta Ikhsani Putri9, Yusuf Ade Bachtiar10
……………………………………, dan Sri Kadarwati110*

1
Pendidikan BiologiProdi…………………, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam……………., Universitas Negeri Semarang, 2Seni Tari, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas
Negeri Semarang, 3Sosiologi dan Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang,
4
PGPAUD, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang, 5Pendidikan Bahasa Inggris,
Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang, 6Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas
Negeri Semarang, 7PJSD, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang, 8Fisika,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang, 9PGPAUD,
Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang, 10Teknik Elektro, Fakultas Teknik,
Universitas Negeri Semarang, dan
Dst
110
Prodi Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang,
Gedung D6 Kampus Sekaran Universitas Negeri Semarang, 50229
*Corresponding e-mail: srika@mail.unnes.ac.id

ABSTRAK
Terdapat berbagai limbah rumah tangga yang ada di sekitar kita dan dapat dimanfaatkan menjadi pupuk organik
salah satunya adalah limbah air cucian beras. Setiap proses menanak nasi setiap harinya menghasilkan banyak
limbah air cucian beras. Dalam hal tersebut mahasiswa memiliki tujuan untuk melakukan terobosan baru dengan
menggunakan limbah air beras sebagai pupuk organik cair karena tingginya intensitas penggunaan pestisida serta
pupuk anorganik di Desa Ngabeyan dikhawatirkan mencemari lingkungan dan memiliki efek samping. Maka dari itu,
mahasiswa KKN UNNES GIAT 3 Desa Ngabeyan memberikan informasi dan sosialisasi pembuatan Pupuk Organik Cair
(POC) kepada Kelompok Wanita Tani (KWT) Desa Ngabeyan. Hasil dari sosialisasi pemanfaatan pupuk organik cair,
anggota KWT dapat memproduksi sendiri maupun dijual sebagai produk UMKM. Saran untuk pemanfaatan pupuk
organik cair dapat dilakukan pada skala besar sehingga pupuk organik cair tersebut dapat bernilai ekonomis. Serta
adanya penelitian tersebut diharapkan dapat mengurangi penggunaan pupuk anorganik yang dapat membahayakan
lingkungan.

Kata Kunci : Air Cucian Beras, KWT (Kelompok Wanita Tani), Limbah Organik, POC (Pupuk Organik Cair).

There are various household wastes that are all around us and can be used as organic fertilizer, one of which is rice
washing water waste. Every process of cooking rice every day produces a lot of rice washing water waste. In this case,
students have the goal of making a new breakthrough by using rice water waste as liquid organic fertilizer because of the

Corresponding e-mail: srika@mail.unnes.ac.id


high intensity of the use of pesticides and inorganic fertilizers in Ngabeyan Village, it is feared that they will pollute the
environment and have side effects. Therefore, UNNES GIAT 3 KKN students in Ngabeyan Village provided information and
socialization on making Liquid Organic Fertilizer (POC) to the Women Farmers Group (KWT) in Ngabeyan Village. As a
result of socializing the use of liquid organic fertilizer, KWT members can either produce it themselves or sell it as MSME
products. Suggestions for the use of liquid organic fertilizer can be carried out on a large scale so that the liquid organic
fertilizer can have economic value. As well as the research is expected to reduce the use of inorganic fertilizers that can
harm the environment.

Keywords: POC (Liquid Organic Fertilizer), Rice Washing Water, KWT (Women Farmers Group). Waste Organic.

PENDAHULUAN
Desa Ngabeyan merupakan salah satu desa yang berada dalam wilayah administrasi
Kecamatan Candiroto, Kabupaten Temanggung. Desa Ngabeyan termasuk daerah yang memiliki suhu
relative sejuk dan memiliki karakteristik tanah yang cukup subur. Sehingga banyak warga desa
Ngabeyan memanfaatkan lahan yang berada di sekitar rumah mereka untuk dikelola dan diolah
sebagai lahan pertanian dan perkebunan. Akibatnya banyak pula penggunaan pestisida dan pupuk
anorganik yang beredar di masyarakat dan digunakan untuk menyuburkan tanaman dan mengurangi
hama yang menjangkiti tanaman. Sedangkan apabila diteliti secara mendalam bahwa limbah sisa
pupuk anorganik beserta pestisida yang digunakan pada tanaman dapat mencemari lingkungan sekitar
desa. Pemupukan menggunakan pupuk anorganik dapat mencemari lingkungan sekitar desa, hama
tanaman dapat lebih kuat sehingga banyak hama baru dan mempengaruhi hasil tanaman atau kebun
yang dihasilkan (Nurlia. Sulasmi. A,. & Iin. I. 2022). Namun demikian, penggunaan pupuk anorganik
beserta pestisida anorganik tetap digunakan oleh penduduk atau warga desa Ngabeyan dalam
merawat tanamannya karena dinilai oleh masyarakat lebih mudah dan praktis (Andita, A. D,. etc.
2022). Masyarakat Ngabeyan belum mengetahui dengan baik pemanfaatan pupuk organik cair karena
masih menggunakan pupuk anorganik. Maka dari itu, dalam upaya mengurangi intensitas penggunaan
pupuk anorganik, kami mahasiswa KKN UNNES GIAT 3 memberikan sosialisasi kepada KWT
(Kelompok Wanita Tani) desa Ngabeyan berupa informasi terkait opsi alternatif penggunaan pupuk
anorganik dalam upaya untuk mengurangi dampak negatif bagi lingkungan.
Upaya peningkatan pengetahuan kepada masyarakat desa Ngabeyan khususnya ibu rumah
tangga yang tergabung dalam kelompok KWT desa Ngabeyan, kami mahasiswa UNNES GIAT 3
memberikan sosialisasi mengenai pemanfaatan limbah air cucian rumah tangga agar berguna sebagai
pupuk organik dan tidak dibuang begitu saja (Hamawi, M,. & Enik. A. 2022). KWT atau Kelompok
Wanita Tani merupakan salah satu penggerak di dalam lingkup masyarakat desa khususnya penggerak
para kaum wanita tani.
Sosialisasi pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) dalam limbah rumah tangga sebagai upaya
pemanfaatan air cucian beras sehari-hari sebagai alternatif pupuk demi mengurangi intensitas
penggunaan pupuk anorganik agar terciptanya keseimbangan ekosistem lingkungan desa (Sifaunajah,
A,. etc. 2022). Selain itu, pupuk organik cair ini apabila dikelola dengan baik oleh kelompok
masyarakat dapat ditingkatkan mutunya sehingga bisa dijual ke masyarakat umum.
Di Desa Ngabeyan sendiri setiap rumah hampir selalu ada tanaman yang mengelilingi
pekarangan rumah mereka dan beberapa memiliki lahan pertanian serta perkebunan. Hal ini
dikarenakan mayoritas masyarakat Desa Ngabeyan gemar menanam tanaman diikuti dengan profesi
mereka yang mayoritas bekerja sebagai petani. Desa Ngabeyan merupakan desa yang sebagian besar
masih dikelilingi area pertanian dan perkebunan. Sehingga diharapkan sosialisasi yang dilakukan
mahasiswa UNNES GIAT 3 berupa pengetahuan serta contoh produk pembuatan POC ini dapat
membantu untuk menyuburkan tanaman serta lahan pertanian masyarakat desa dengan pupuk organik
yang mudah dibuat sendiri dengan bahan yang mudah ditemukan oleh masyarakat.

Corresponding e-mail: srika@mail.unnes.ac.id


METODE PELAKSANAAN
Sasaran Kegiatan
Kegiatan ini dilaksanakan oleh seluruh mahasiswa UNNES GIAT 3 dan lima belas anggota
kelompok wanita tani atau KWT Desa Ngabeyan Kecamatan Candiroto Kabupaten Temanggung.

Lokasi Kegiatan
Lokasi sosialisasi sepakat dilakukan di rumah salah satu anggota kelompok wanita tani atau
KWT desa setempat yaitu di rumah ibu Sumariam yang berlokasi di RT 2 Dusun Krajan Desa
Ngabeyan.

Metode yang digunakan


Metode yang digunakan adalah metode sosialisasi, diskusi dan tanya jawab. Pada sesi ini,
materi disampaikan oleh narasumber dengan menjelaskan bagaimana cara pembuatan Pupuk Organik
Cair (POC), bahan bahan yang digunakan dalam pembuatan pupuk organik cair serta potensi dan
kegunaan apa saja yang didapat oleh limbah air cucian beras serta dijabarkan pula berbagai penelitian
yang sudah dilakukan dan teruji terhadap penerapan air cucian beras. Mahasiswa membagikan contoh
produk yang telah dihasilkan kepada ibu ibu Kelompok Wanita Tani (KWT) . Mahasiswa serta ibu
anggota KWT melakukan diskusi serta tanya jawab berkaitan dengan pembuatan pupuk organik cair.

ABSTRAK
Terdapat berbagai limbah rumah tangga yang ada di sekitar kita dan dapat dimanfaatkan
menjadi pupuk organik salah satunya adalah limbah air cucian beras. Setiap proses menanak
nasi setiap harinya menghasilkan banyak limbah air cucian beras. Limbah air cucian beras
atau air leri dapat diolah menjadi Pupuk Organik Cair (POC). Tingginya intensitas
penggunaan pestisida serta pupuk anorganik di desa Ngabeyan dikhawatirkan mencemari
lingkungan dan memiliki efek samping. Maka dari itu, kami mahasiswa KKN UNNES GIAT
3 Desa Ngabeyan berinisiatif untuk memberikan informasi dan sosialisasi pembuatan Pupuk
Organik Cair (POC) kepada Kelompok Wanita Tani (KWT) desa Ngabeyan. Kelompok
Wanita Tani (KWT) merupakan organisasi pertanian yang beranggotakan ibu rumah tangga
dan wanita yang memiliki perhatian terhadap dunia pertanian dan perkebunan. Pupuk
Organik Cair dapat membantu menyuburkan tanaman warga tanpa efek samping dan tidak
mencemari lingkungan. Kandungan yang terdapat pada POC berasal dari bahan-bahan
organik yang mudah ditemukan dan diolah dengan cara pengomposan sehingga tidak
menimbulkan efek negatif bagi lingkungan desa.
Kata Kunci : POC, Limbah, Organik, Air Cucian Beras, KWT.
PENDAHULUAN
Desa Ngabeyan merupakan salah satu desa yang berada dalam wilayah administrasi
Kecamatan Candiroto, Kabupaten Temanggung. Desa Ngabeyan termasuk daerah yang

Corresponding e-mail: srika@mail.unnes.ac.id


memiliki suhu relative sejuk dan memiliki karakteristik tanah yang cukup subur. Sehingga
banyak warga desa Ngabeyan memanfaatkan lahan yang berada di sekitar rumah mereka
untuk dikelola dan diolah sebagai lahan pertanian dan perkebunan. Akibatnya banyak pula
penggunaan pestisida dan pupuk anorganik yang beredar di masyarakat dan digunakan untuk
menyuburkan tanaman dan mengurangi hama yang menjangkiti tanaman. Sedangkan apabila
diteliti secara mendalam bahwa limbah sisa pupuk anorganik beserta pestisida yang
digunakan pada tanaman dapat mencemari lingkungan sekitar desa. Namun demikian,
penggunaan pupuk anorganik beserta pestisida tetap digunakan oleh penduduk atau warga
desa Ngabeyan dalam merawat tanamannya karena dinilai oleh masyarakat lebih mudah dan
praktis. Maka dari itu, dalam upaya mengurangi intensitas penggunaan pupuk anorganik,
kami mahasiswa KKN UNNES GIAT 3 memberikan sosialisasi kepada KWT (Kelompok
Wanita Tani) desa Ngabeyan berupa informasi terkait opsi alternatif penggunaan pupuk
anorganik dalam upaya untuk mengurangi dampak negatif bagi lingkungan.
Upaya peningkatan pengetahuan kepada masyarakat desa Ngabeyan khususnya ibu rumah
tangga yang tergabung dalam kelompok KWT desa Ngabeyan, kami mahasiswa UNNES
GIAT 3 memberikan sosialisasi mengenai pemanfaatan limbah air cucian rumah tangga agar
berguna sebagai pupuk organik dan tidak dibuang begitu saja. KWT atau Kelompok Wanita
Tani merupakan salah satu penggerak di dalam lingkup masyarakat desa khususnya
penggerak para kaum wanita tani.
Sosialisasi pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) dalam limbah rumah tangga sebagai upaya
pemanfaatan air cucian beras sehari-hari sebagai alternatif pupuk demi mengurangi intensitas
penggunaan pupuk anorganik agar terciptanya keseimbangan ekosistem lingkungan desa.
Selain itu, pupuk organik cair ini apabila dikelola dengan baik oleh kelompok masyarakat
dapat ditingkatkan mutunya sehingga bisa dijual ke masyarakat umum.
Di Desa Ngabeyan sendiri setiap rumah hampir selalu ada tanaman yang mengelilingi
pekarangan rumah mereka dan beberapa memiliki lahan pertanian serta perkebunan. Hal ini
dikarenakan mayoritas masyarakat Desa Ngabeyan gemar menanam tanaman diikuti dengan
profesi mereka yang mayoritas bekerja sebagai petani. Desa Ngabeyan merupakan desa yang
sebagian besar masih dikelilingi area pertanian dan perkebunan. Sehingga diharapkan
sosialisasi yang dilakukan mahasiswa UNNES GIAT 3 berupa pengetahuan serta contoh
produk pembuatan POC ini dapat membantu untuk menyuburkan tanaman serta lahan
pertanian masyarakat desa dengan pupuk organik yang mudah dibuat sendiri dengan bahan
yang mudah ditemukan oleh masyarakat.
METODE PELAKSANAAN
Sasaran Kegiatan
Sasaran pelaksanaan kegiatan ini adalah anggota kelompok wanita tani atau KWT Desa
Ngabeyan Kecamatan Candiroto Kabupaten Temanggung.
Lokasi Kegiatan
Lokasi sosialisasi sepakat dilakukan di rumah salah satu anggota kelompok wanita tani atau
KWT desa setempat yaitu di rumah ibu Sumariam yang berlokasi di RT 2 Dusun Krajan Desa
Ngabeyan.
Metode yang digunakan
Corresponding e-mail: srika@mail.unnes.ac.id
Metode yang digunakan adalah metode sosialisasi, diskusi dan tanya jawab. Pada sesi ini,
materi disampaikan oleh narasumber dengan menjelaskan bagaimana cara pembuatan Pupuk
Organik Cair (POC) serta potensi dan kegunaan apa saja yang didapat oleh limbah air cucian
beras serta dijabarkan pula berbagai penelitian yang sudah dilakukan dan teruji terhadap
penerapan air cucian beras.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Kegiatan KKN di Desa Ngabeyan, Kecamatan Candiroto secara keseluruhan terlaksana
dengan baik. Salah satu program kerja yang dilaksanakan pada pekan ke enam KKN dengan
tujuan sosialisasi pembuatan POC (Pupuk Organik Cair) bersama ibu-ibu yang tergabung
dalam KWT (Kelompok Wanita Tani) Desa Ngabeyan yang dilakukan setiap tanggal dua
(Sudibyo. & Hudzaifah. M. I. 2021). Sosialisai dilakukan disela pertemuan KWT (Kelompok
Wanita Tani) disaat perwakilan mahasiswa dipersilahkan menyampaikan beberapa hal. Pada
sesi ini mahasiswa menyampaikan atau memaparkan berkaitan dengan POC (Pupuk Organik
Cair) mulai dari penyampaian materi, cara pembuatan serta cara pengaplikasian terhadap
tanaman.

Gambar 1.1. Sosialisasi POC (Pupuk Organik Cair)

Pada Gambar 1.1. sSesi sosialisasi dilakukan dengan sesi penyampaian materi, diskusi
serta pembagian sampel POC (Pupuk Organik Cair) yang dibuat sebelum mengadakan
sosialisai tersebut. Salah satu terobosan dalam pembuatan POC (Pupuk Organik Cair) adalah
penggunaan limbah air cucian beras sebagai bahan dasarnya. Penggunaan limbah air cucian
beras sebagai bahan dasar sangat diminati oleh anggota KWT (Kelompok Wanita Tani)
karena, dengan adanya bahan yang ada disekitar rumah memudahkan dalam proses
pembuatannya serta tidak mengandung bahan kimia yang memiliki efek samping. Selain
pembuatnnya yang mudah pengaplikasian POC (Pupuk Organik Cair) pada tanaman tidak
sulit sehingga dapat dilakukan secara mandiri tanpa efek samping dalam penggunaan jangka
panjang.
Pada sesi penyampaian materi dengan memaparkan manfaat, kandungan vitamin,
unsur hara dan senyawa yang terkandung dalam limbah air cucian beras. Dalam sesi
penyampaian materi juga diselingi dengan pengertian apa yang dimaksud POC (Pupuk
Organik Cair) serta bahan-bahan apa saja yang dapat digunakan dalam pembuatannya.
Pengolahan bahan-bahan yang dapat digunkan sebagai POC (Pupuk Organik Cair) dapat
dikumpulkan dengan mudah karena ada disekitar rumah seperti limbah air cucian beras, telur,
MSG (Mononatrium glutamat), larutan gula jawa.

Corresponding e-mail: srika@mail.unnes.ac.id


Gambar 1.2. Pemaparan Materi POC (Pupuk Organik Cair)

Setelah sesi penyampaian materi adalah pemaparan berkaitan dengan proses


pembuatan POC (Pupuk Organik Cair) dapat dilihat pada Gambar 1.2. dengan bahan dasar
limbah air cucian beras. Limbah air cucian beras sering digunakan untuk menyiram tanaman
pada bilasan pertama dan kedua. Dalam hal ini dapat diolah menjadi POC (Pupuk Organik
Cair) dengan penambahan cairan EM4, telur, MSG (Mononatrium glutamat), dan larutan gula
jawa yang ditampung dalam drigen ukuran 30L kemudian diaduk agar tercampur merata
(Setiawan, D,. etc. 2022). Pengadukan dilakukan dengan mengoyang-goyangkan drigen agar
tercampur merata, jika menggunkan tempat tampungan seperti tong bisa diaduk
menggunakan batang kayu atau besi. Setelah itu dapat didiamkan untuk melanjutkan proses
fermentasi sekitar 14-15 hari dan diusahakan untuk membuka tutup tampungan setiap pagi
supaya gas hasil fermentasi dapat keluar dan tidak meledak (Rahmah, M. I,. etc. 2022).

Gambar 1.3. Pembagian Sampel POC (Pupuk Organik Cair)

Corresponding e-mail: srika@mail.unnes.ac.id


Pada Gambar 1.3. merupakan sSesi terakhir yaitu sesi pembagian sampel serta
pemaparan pengaplikasian POC (Pupuk Organik Cair) pada tanaman agar hasil dari
penggunaannya dapat maksimal. Hasil POC (Pupuk Organik Cair) yang telah dibuat sekitar
20L yang dibagikan menggunakan botol ukuran 200ml dengan jumlah 15 buah. Sampel POC
(Pupuk Organik Cair) dibagikan kepada ibu-ibu yang tergabung dalam KWT (Kelompok
Wanita Tani) secara percuma dengan tujuan menarik minat anggota KWT (Kelompok Wanita
Tani).
Pengaplikasian POC (Pupuk Organik Cair) pada tanaman ada dua cara yaitu, Teknik
kocor (diaplikasikan langsung pada tanah tanaman) dan Teknik semprot (bagian batang, daun
dan buah). Penggunaan POC (Pupuk Organik Cair) pada Teknik kocor menggunakan
perbandingan 1:20 sedangkan untuk Teknik semprot menggunakan perbandingan tangki
semprot dengan daya tampung 10L dapat dicampur POC (Pupuk Organik Cair) sekitar 10ml
(Nur. T,. etc. 2016). Penyemprotan POC (Pupuk Organik Cair) dilakukan pada pagi hari atau
sore hari dimana stomata daun terbuka dan dapat menyerap unsur haranya. Pada saat
melakukan penyemprotan dilarang menggunakan pestisida karena akan menyebabkan bakteri
baik yang terkandung dalam POC (Pupuk Organik Cair) mati dan tidak dapat memberi
manfaat secara maksimal (Jumain, A.F,. etc. 2022).

Gambar 1.4. Sesi Diskusi

Sesi sosialisasi diakhiri dengan pemebrian sampel serta tanya jawab atau diskusi yang
dilakukan seperti Gambar 1.4. berkaitan materi yang disampaikan, proses pembuatan, dan
pengaplikasiannya. Terlihat bahwa anggota KWT (Kelompok Wanita Tani) tertarik dengan
terobosan baru yang paparkan karena bahan-bahan yang digunakan mudah didapat serta
peroses pembuatannya yang tidak rumit menambah rasa ingin tahu para anggota. Hal ini
diharapkan menjadi salah satu terobosan yang dapat membantu KWT (Kelompok Wanita
Tani) maupun warga dalam meminimalisir penggunaan pupuk yang harganya mahal serta
dengan efek samping yang lebih bahaya tentunya.
Sesi diskusi berjalan dengan baik serta banyaknya respon yang diberikan anggota KWT
(Kelompok Wanita Tani) terhadap pemaparan berkaitan dengan POC (Pupuk Organik Cair). Banyak
pertanyaan yang diajukan mulai dari bagaimana detail pembuatan, pengaplikasian hingga hal-hal apa
saja yang harus dilakukan selama penggunaan POC (Pupuk Organik Cair). Bukan hanya pertanyaan
saja yang diajukan namun saran-saran yang muncul seperti halnya dengan saran penggunaan sampah
dapur seperti sisa sayur yang tidak dimasak dapat digunakan dalam pembuatan POC (Pupuk Organik
Cair) atau penggunaan tulang ayam, duri ikan, daging yang sudah tidak dapat dikonsumsi sebagai
bahan campuran pembuatan POC (Pupuk Organik Cair) (Ramlan,. & Masrianih. 2022). Respon yang
diberikan anggota KWT (Kelompok Wanita Tani) terhadap POC (Pupuk Organik Cair) sangat positif
bahkan banyak diantaranya ingin segera membuat POC (Pupuk Organik Cair) secara mandiri dan
dapat mengaplikasikannya pada tanaman yang mereka tanam.

Corresponding e-mail: srika@mail.unnes.ac.id


KESIMPULAN
Berdasarkan dari pelaksanaan sosialisi berkaitan dengan POC (Pupuk Organik Cair)
diharapkan anggota KWT (Kelompok Wanita Tani) dapat mengelola atau bahkan
mengembangkannya menjadi salah satu produk yang diproduksi secara masal agar warga
mudah apabila ingin menstock persedian POC (Pupuk Organik Cair). Dengan adanya sosialisai
POC (Pupuk Organik Cair) berbahan dasar limbah air cucian beras juga berharap dapat
membantu warga dalam melestarikan lingkungan dan beralih dari pupuk berbahan kimia
menuju pupuk organik tanpa bahan kimia yang lebih ramah lingkungan.

DAFTAR PUSTAKA
Andita, A. D,. Sigit. M,. & Margaretha. P. A. (2022). Pengaruh Konsentrasi Pupuk Organik
Cair (POC) Limbah Air Cucian Beras Terhadap Pertumbuhan dan Hasil pada
Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.). Universitas Boyolali. Argotech
Research Journal, Volume 3 No. 2. 16-20.

Hamawi, M,. & Enik. A. (2022). Karakteristik POC (Pupuk Organik Cair) Berbasis Limbah
Dapur dari Universitas Darussalam Gontor Kampus Putri. Ponorogo. Jurnal
AGRINIKA Volume 6 No. 1. 109-122.

Jumain, A. F,. Erna. S,. Dayana. F,. Anisya. A,. Reni. J. L,. Dewi. Y. H,. & Indayana. F. T.
(2022). Pemanfaatan Fermentasi Limbah Air Cucian Beras (Oryza sativa) sebagai
Pupuk Organik Cair (POC) dalam Rangka Kegiatan Pengabdian Masyarakat.
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara. Best Jurnal (Biology Education Science &
Technology). 55-60.
Nur. T,. Ahmad. R.N,. & Muthia. E. (2016). Pembuatan Pupuk Organik Cair dari Sampah
Organik Rumah Tangga dengan Bioaktivator EM4. Universitas Lambung
Mangkurat. Kalimantan. Konversi, Volume 5 No. 2. 44-51.

Nurlia. Sulasmi. A,. & Iin. I. (2022). Pengaruh Pemberian Air Cucian Beras terhadap
Pertumbuhan Tanaman Tomat (Solanum licopersium). Unversitas Muhammadiyah.
Sulawesi Tengah. JBB: Jurnal Biologi Babasal, Volume 1 No. 1. 6-12.
Rahmah, M. I,. Sri. M,. Riska. F. R,. Muhammad. D. A. R,. Efeline. N. A. Z,. Sabrina. L. M. C,.
Umi. K,. Hasyim. A,. Mu’minah,. & Muhammad. N. (2022). Pembuatan Pupuk
Organik Cair (POC) dari Limbah Rumah Tangga di Desa Karangnongko,

Corresponding e-mail: srika@mail.unnes.ac.id


Kecamatan Karangngongko, Kabupaten Klaten. Universitas Negeri Semarang.
Semarang. Jurnal Implementasi 2(1) (2022). 71-74.
Ramlan,. & Masrianih. (2022). Pemanfaatan Sampah Sayur Menjadi Pupuk Organik Cair
dengan Penambahan Bioktivator EM4. Tadulako: Jurnal Pengabdian dan
Pengembangan Mansyrakat Indonesia, Vol. 1 No. 2. 41-45.
Setiawan, D,. Widya S. S,. Rasuane. N,. & Handoko. S. (2022). Perbandingan Air Cucian Beras
dengan Penambahan Pumakkal, EM4, dan Urea Terhadap Pertumbuhan Tanaman
Padi Sebagai Bahan Ajar Biologi Berupa Lembar Kegiatan Peserta Didik.
Universitas Muhammadiyah Metro. Seminar Nasional Pendidikan IPA Tahun 2022
“Digitalisasi dan Edu-Ecopreneur Berbasis Socio Scientific Issues”. 62-71.

Sifaunajah, A,. Munawarah,. Choirotin. A,. Nanda. F. A,. & Nurul. A. S. (2022). Pemanfaatan
Limbah Air Cucian Beras sebagai Pupuk Organik Cair. Universitas KH. A. Wahab
Hasbullah. VIVABIO Jurnal Pengabdian Masyarkat Multidisiplin Volume 4 No. 1.
33-37.

Sudibyo. & Hudzaifah. M. I. (2021). Sosialisasi dan Praktik Pemanfaatan Air Bekas Cucian
Beras untuk menjadikan Pupuk Organik dan Pengendalian Hama. Universitas
Sebelas Maret. Surakarta. Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Masyarakat
“Pemberdayaan Masyarkat Guna Mendukung Produktivitas Pasca Pandemi”. 793-
798.

Corresponding e-mail: srika@mail.unnes.ac.id

Anda mungkin juga menyukai