Anda di halaman 1dari 7

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

PEMANFAATAN LIMBAH DETERGEN UNTUK


PEMBUDIDAYAAN ECENG GONDOK
SEBAGAI BAHAN PUPUK ORGANIK

BIDANG KEGIATAN:
PKM – GT

Disusun oleh:
Nadhif Aditia Aryanta (230110170004)
Regan Hanifelian Yusa (230110170145)

UNIVERSITAS PADJAJARAN
2017
LEMBAR PENGESAHAN USULAN

1. Judul kegiatan : Pemanfaatan Limbah Detergen untuk Budidaya


Eceng Gondok sebagai Bahan Pupuk Organik
2. Bidang kegiatan : PKM – GT
3. Ketua pelaksana
a. Nama Lengkap : Nadhif Aditia Aryanta
b. NPM : 230110170004
c. Jurusan : Perikanan
d. Universitas : Universitas Padjajaran
e. Alamat Rumah : Komp. Ciganitri Permai I No. 1 Kel. Cipagalo
Kec. Bojongsoang, Kab. Bandung
f. Email : nadhif.aditia00@gmail.com
4. Anggota pelaksana : 3 orang
5. Dosen pendamping
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami sebagai penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT
serta shalawat dan salam penyusun sampaikan hanya bagi Nabi Muhammad SAW
yang telah melimpahkan rahmat dan kasih sayang-Nya, sehingga penyusun dapat
menyelesaikan proposal Program Kreatifitas Mahasiswa (PKM – GT) ini dengan
baik dan tepat pada waktunya.
Adapun maksud dan tujuan dari pembuatan PKM ini adalah untuk
memberikan nilai tambah pada suatu limbah sebagai bentuk pemanfaatan limbah
untuk dijadikan pupuk organik dan menambahkan relasi di lingkungan kampus
serta masyarakat luar.
Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, penyusun mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam
penulisan PKM ini.
Penyusun menyadari bahwa penulisan PKM ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang membangun dari
semua pihak penyempurnaan gagasan tertulis ini sangat penyusun harapkan.
Penyusun berharap semoga PKM ini memberikan manfaat yang besar bagi kita
semua yang membutuhkan.

Jatinangor, 30 Oktober 2017

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN MUKA
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
RINGKASAN
PENDAHULUAN
Latar belakang
Tujuan dan manfaat
GAGASAN
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RINGKASAN

Perkembangan jumlah industri untuk menghasilkan berbagai macam


produk dan memenuhi kebutuhan manusia saat ini semakin tinggi. Seperti
peningkatan produksi pembersih sintetis yang dikenal dengan detergen.
Peningkatan produksi ini di sebabkan oleh peningkatan jumlah penduduk yang
dari tahun ke tahun terus meningkat, karena semakin banyak penduduk semakin
banyak pula yang menggunakan detergen untuk mencuci dalam kehidupan sehari
harinya. Dari kegiatan sehari hari ini juga menghasilkan produk lain yang belum
begitu banyak dimanfaatkan yaitu limbah. Limbah yang dihasilkan dapat
memberikan dampak negatif terhadap sumberdaya perairan dan lingkungan,
seperti gangguan pencemaran air dan dapat menyebabkan pendangkalan terhadap
suatu perairan, yang nantinya dapat menyebabkan kerusakan ekosistem pada
perairan.
Pemakaian bahan pembersih sintesis yang dikenal dengan detergen makin
marak di masyarakat luas, di dalam detergen terkandung komponen utamanya,
yaitu surfaktan, baik bersifat kationik, anionik maupun non-ionik. Air limbah
detergen termasuk polutan atau zat yang mencemari lingkungan karena di
dalamnya terdapat zat yang disebut alkil benzena sulphonat yang merupakan
detergen tergolong keras. Surfaktan sebagai komponen utama dalam deterjen dan
memiliki rantai kimia yang sulit diuraikan alam. Detergen sukar dirusak oleh
mikroorganisme sehingga dapat menimbulkan pencemaran lingkungan. Tapi dari
limbah detergen tersebut dapat juga kita manfaatkan, karena efek paling nyata
yang disebabkan oleh limbah detergen rumah tangga adalah terjadinya eutrofikasi
atau pesatnya pertumbuhan ganggang dan enceng gondok. Limbah detergen yang
dibuang ke kolam ataupun rawa akan memicu ledakan pertumbuhan ganggang
dan enceng gondok, yang disebabkan peningkatan unsur hara yang sangat pesat.
Dengan peningkatan tersebut kita dapat dengan mudah membudidayakan eceng
gondok yang nantinya dapat kita manfaatkan lagi menjadi pupuk organik yang
diharapkan dapat membantu masyarakat sekitar dalam hal bercocok tanam.
Sehingga tanaman masyarakat yang berprofesi sebagai petani dapat menghemat
pengeluaran untuk membeli pupuk dan mendapatkan keuntungan yang lebih
besar.
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Detergen merupakan pembersih sintetis campuran berbagai bahan yang


digunakan untuk membantu pembersihan dan terbuat dari bahan-bahan turunan
minyak bumi. Bahan-bahan tersebut adalah alkil benzena sulphonat yang
direaksikan dengan natrium hidroksida (NaOH). Detergen lebih unggul dibanding
dengan sabun, detergen memiliki daya cuci yang lebih baik dan tidak terpengaruh
oleh kesadahan air. Namun, detergen lebih sulit diurai oleh mikroorganisme
dibanding dengan sabun.
Sebagaimana kami sebagai penyusun ditugaskan melaksanakan kegiatan
OKK di desa Cibeusi, kami melihat ada sebuah jamban atau tempat pencucian
bersama di desa tersebut yang digunakan sebagai tempat buang air ataupun
mencuci pakaian. Limbah detergen yang habis dipakai warga tersebut terbuang
mengalir ke aliran parit yang ada di desa tersebut. Aliran limbah membuat parit
berwarna keruh dan mengeluarkan bau tak sedap. Apabila didiamkan terus
menerus, limbah tersebut kemungkinan akan menuju ke danau yang dimana
detergen yang mengandung unsur Fosfat dapat menyebabkan tumbuhnya eceng
gondok. Bila suatu saat eceng gondok tersebut tumbuh sangat banyak di perairan
danau dan mati, eceng gondok akan turun ke dasar perairan danau dan akan
menyebabkan suksesi atau pendangkalan perairan. Contoh kejadian suksesi di
Indonesia adalah di Danau Tempe, Sulawesi Selatan.
Hal ini lah yang membuat kami sebagai penulis mendapat ide membuat
PKM terkait bagaimana caranya agar limbah detergen tersebut tidak sampai
mengalir dan menyebar ke perairan luas.

Tujuan dan Manfaat

Tujuan dalam pembuatan PKM ini adalah untuk memberikan ide dan
gagasan mengenai bagaimana caranya meminimalisir limbah detergen di perairan
agar tidak terlalu tercemar. Gagasan ini juga dapat diterapkan bagi petani untuk
menekan pengeluaran yang dikeluarkan untuk membeli pupuk.
GAGASAN

Seiring dengan pertumbuhan penduduk yang terus menerus meningkat


makin banyak pula penggunaan bahan kimia yang dimaksudkan untuk membantu
meringankan perkerjaan manusia. Tidak terkecuali pada penggunaan bahan
pembersih sintetis seperti detergen, tetapi penggunaan detergen juga mempunyai
dampak buruk bagi ekosistem perairan seperti matinya biota perairan, keruhnya
perairan, pendangkalan perairan, dan juga meledaknya pertumbuhan eceng
gondok di perairan. Dari dampak negatif penggunaan detergen tersebut dapat juga
kita manfaatkan dengan cara memanfaatkan limbah detergen untuk mempercepat
pertumbuhan eceng gondok yang nantinya akan dimanfaatkan kembali eceng
gondok tersebut untuk diolah menjadi pupuk organik. Yang nantinya dapat di
gunakan masyarakat sekitar sebagai pupuk bagi pertaniannya, sehingga dapat
mengurangi pengeluaran petani dalam membeli pupuk.
Penulis menawarkan suatu gagasan yang terkait pengolahan limbah agar
limbah tersebut menjadi lebih bermanfaat, yaitu dengan cara menyiapkan tempat
atau kolam untuk pembudidayaan eceng gondok. Apabila kolam sudah siap
masukan limbah detergen yang sudah dikumpulkan, lalu tunggu hingga beberapa
hari sampai eceng gondok tumbuh.
Jika eceng gondok sudah dirasa cukup jumlahnya untuk bahan pembuatan
pupuk organiknya, maka ada beberapa bahan lagi yang akan digunakan untuk
menunjang pembuatan pupuknya. Bahan-bahan tersebut diantaranya dibutuhkan
pagar yang berukuran 1 meter dan tingginya 1,5 meter yang terbuat dari bambu,
dibentuk persegi dan seperti kandang. Kandang ini dibuat sebagai wadah
pembuatan pupuk organiknya. Kedua, dibutuhkan juga bakteri Mikrodek (EM4)
sebagai bakteri yang membantu proses pelapukan eceng gondok. Ketiga,
dibutuhkan pelastik untuk menutup timbunan eceng gondok yang telah di
haluskan dan di beri Mikrodek (EM4) untuk menciptakan temperatur tinggi yang
diperlukan untuk mempercepat proses pelapukan. Proses pembuatan pupuk
kompos dapat selesai setelah 14 hari dan suhu telah turun menjadi ± 30ºC. Setelah
itu baru pupuk organik dari eceng gondok dapat digunakan oleh masyarakat yang
berprofesi sebagai petani.

Anda mungkin juga menyukai