Anda di halaman 1dari 27

Andi sani, s.k.m.

,
Program k3 di rumah
Kelompok 04:
m.kes.
Citra nawiraeda (14120200020)

sakit
Adinda julia salsabila (14120200066)
Tr ia f a t m a l a ( 14120200069)
Nurfadilatul azizah mastam
(14120200075)
Husna maap (14120200081)
Aulia alman (14120200082)
Nur fitria chaerani (14120200085)
Ria safira (14120200095)
Ainun safitri basri (14120200103)
A n i t a b e l a d i n a ( 1 4 1 2 0 2 0 0 11 2 )
outline
02 Bahaya yang
0 1 Pe n g e r t i a n 0 3 Ma n a je m e n
dihadap dalam
k e s e ha t a n d a n ke s e h a ta n da n
rumah sakit atau
k e s e la m a t a n k e r j a k es e la m ata n
intansi kesehatan

04 Pe n e g a k a n po rtfo lio
p e r a tu r a n ( K3 R S) 05
da n p e r a n D ina s Pe n g o rg a n is as ia n
Ke s e h a ta n K 3 d i ru m ah s ak it
a. Pengertian Kesehatan dan
Keselamatan Kerja
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu
bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman,
sehat, bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat
mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja
danpenyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat
meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.
lanjutan.....
 Kesehatan dan Keselamatan  Kerja (K3) harus
diselenggarakan di semua tempat kerja, khususnya
tempat kerja yang mempunyai risiko bahaya kesehatan,
mudah terjangkit penyakit atau mempunyai karyawan
paling sedikit 10 orang

 Jika memperhatikan isi atas maka jelaslah bahwa


Rumah Sakit (RS) termasuk ke dalam kriteria tempat
kerja denganberbagai ancaman bahaya yang dapat
menimbulkan dampak kesehatan, tidak hanyaterhadap
para pelaku langsung yang bekerja di RS, tapi juga
terhadap pasien maupunpengunjung RS
B. Bahaya Yang Dihadapi Dalam Rumah
Sakit Atau Instansi Kesehatan
Bahaya yang dihadapi dalam rumahsakit atau instansi kesehatan
dapat digolongkan dalam :
1. Bahaya kebakaran dan ledakan dari zat/bahan yang mudah
terbakar atau meledak(obat– Obatan).
2. Bahan beracun, korosif dan kaustik .
3. Bahaya radiasi .
4. Luka bakar .
5. Syok akibat aliran listrik .
6. Luka sayat akibat alat gelas yang pecah dan benda tajam .
7. Bahaya infeksi dari kuman, virus atau parasit.
Lanjutan…

 Di Israel, angka prevalensi  Khusus di Indonesia,
cedera punggung tertinggi pada datapenelitian sehubungan
perawat (16.8%) di bandingkan dengan bahaya-bahaya di RS
belum tergambar dengan
pekerja sektor industri lain. Di
jelas,namun diyakini bahwa
Australia, diantara813 perawat, banyak keluhan-keluhan dari
87% pernah low back pain, para petugas di RS,
prevalensi 42% dan di AS, sehubungandengan bahaya-
insiden cedera musculoskeletal bahaya yang ada di RS.
4.62/100 perawat per tahun
C. Manajemen Kesehatan dan
Keselamatan
Manajemen adalah pencapaian tujuan yang
sudah ditentukan sebelumnya, dengan
mempergunakan bantuan orang lain. Hal
tersebut diharapkan dapat mengurangi dampak
kelalaian atau kesalahan (malprektek) serta
mengurangi penyebaran langsung dampak dari
kesalahan kerja
Lanjutan
…..
Untuk mencapai tujuan tersebut, dimembagi kegiatan
atau fungsi manajemen tesebut menjadi :

a. Planing b. Organization
(perencanaan) (organisasi)

c. Actuating d. Controlling
.
(pelaksanaan) (pengawasan)
Lanjutan
…..
a. Planing
(perencanaan)
Dalam hal ini adalah keselamatan dan Dalam perencanaan tersebut, kegiatan yang
kesehatan kerja di rumah sakit dan instansi ditentukan meliputi:
Kesehatan perencanaan ini dilakukan untuk
memenuhi standarisasi kesehatan pacsa • Hal apa yang dikerjakan
perawatan dan merawat ( hubungan timbal • Bagaiman cara mengerjakannya
balik pasien perawat / dokter, serta • Mengapa mengerjakan
masyarakat umum lainnya • Siapa yang mengerjakan
• Kapan harus dikerjakan
• Dimana kegiatan itu harus
dikerjakan
Lanjutan…
..
Di tingkat daerah (wilayah) dan tingkat pusat (nasional) perlu
dibentuk Komisi Keamanan Kerja rumah sakit / instansi yang
tugas dan wewenangnya dapat berupa :
a. Menyusun garis besar pedoman keamanan kerja rumah
sakit / instansi kesehatan .
b. Memberikan bimbingan, penyuluhan, pelatihan
pelaksanaan keamanan kerja rumah sakit / instansi
kesehatan .
c. Memantau pelaksanaan pedoman keamanan kerja umah
sakit / instansi kesehatan .
Lanjutan…
.. c. Actuating
(pelaksanaan)
d. Memberikan rekomendasi untuk
bahan pertimbangan penerbitan izin
rumah sakit /instansi kesehatan.
e. mengatasi dan mencegah meluasnya
bahaya yang timbul dari suatu rumah
Pelaksanaan atau penggerakan adalah
sakit /instansi kesehatan
kegiatan mendorong semangat kerja,
mengerahkan aktivitas, mengkoordinasikan
berbagai aktivitas yang akan menjadi
aktivitas yang kompak (sinkron), sehingga
semua aktivitas sesuai dengan rencana
yangtelah ditetapkan sebelumnya. .
Lanjutan
…..
c. Controlling
(pengawasan)
pengawasan adalah aktivitas yang mengusahakan
agar pekerjaan-pekerjaan terlaksana sesuai
dengan rencana yang ditetapkan atau hasil
dikehendaki. Untuk dapat menjalankan
pengawasan, perlu diperhatikan 2 prinsip
pokok,yaitu :
a)Adanya rencana
b)Adanya instruksi-instruksi dan pemberian
wewenang kepada bawahan. 
Lanjutan
…..
Page 09 of 15

Dalam rumah sakit / instansi kesehatan perlu


dibentuk pengawasan rumahsakit / instansi
kesehatan yang tugasnya antara lain :
1. Memantau dan mengarahkan secara berkala
praktek- praktek rumah sakit / instansi kesehatan
yang baik, benar dan aman.
2. Memastikan semua petugas rumah sakit /
instansi kesehatan memahami cara- cara
menghindari risiko bahaya dalam rumah sakit /
instansi kesehatan.
• designer • project
event
Lanjutan
…..
3. Melakukan penyelidikan / pengusutan segala
peristiwa berbahaya atau kecelakaan.
4. mengembangkan sistem pencatatan danp
pelaporan tentang keamanan kerja
rumahsakit /instansi kesehatan .
5. Melakukan tindakan darurat untuk mengatasi
peristiwa berbahaya dan mencegah meluasnya
masalah tersebut.

• designer • project
event
D. Penegakan Peraturan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Rumah Sakit (K3RS) dan
Peran Dinas Kesehatan
1. Peraturan Kesehatan Kerja

UU Kesehatan Nomor 23 tahun 2002 pasal 23 tentang kesehatan kerja


menyatakanbahwa setiap tenaga kerja berhak mendapatkan
perlindungan atas keselamatan dankesehatan. Peraturan Menteri
Tenaga Kerja No.05/Men. 2006 juga mengatur bahwa setiap perusahaan
yang mempekerjakan lebih dari 100 orang atau lebih dan atau
yangmengandung potensi bahaya wajib menerapkan sistem manajemen
K3 (Bab III Pasal3).
PHOTOGRAPH
ER
Lanjutan
…..
2. Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Sebagai Pilihan Rasional Rumah Sakit


Penelitian Bambang mengukur sembilan aspek yang bisa dijadikan
tolok ukurbahwa rumahsakit itu memberikan komitmen
pelaksanaan K3RS. Seluruh rumahsakitmenyediakan sejumlah
dana untuk keperluan K3RS. Seperti terlihat dalam tabel dibawah
ini, 6 dari 7 rumahsakit belum memiliki sistem keamanan dan
tenaga khususbidang K3RS.
GRAPHIC
DESIGNER
Lanjutan…..
Berdasarkan Permenkes nomor 66 Tahun 2016 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Rumah Sakit, terdapat beberapa tujuan K3 yaitu:

 Keselamatan dan keamanan di Rumah Sakit


 Manajemen risiko K3RS
 Pengaturan K3RS
 Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan aspek K3 Rumah
Sakit
 Pencegahan dan pengendalian kebakaran
 Pengololaan prasarana Rumah Sakit dari aspek K3
 Pengelolaan peralatan medis dari aspek K3
GRAPHIC
 Kesiapsiagaan menghadapi kondisi darurat atau bencana DESIGNER
 Unit pelayanan kesehatan Kerja Rumah Sakit
Lanjutan
…..
Manfaat K3 dalam Penerapan K3 di Rumah Sakit bagi Tenaga Kerja termasuk Perawat, yaitu:

1. Melindungi karyawan dari Penyakit Akibat Kerja (PAK). PAK


dapat disebabkan oleh pekerjaan, alat kerja, bahan, proses maupun
lingkungan kerja. Dengan adanya penerapan K3 di Rumah Sakit,
tenaga kerja termasuk perawat dapat terlindungi dari bahaya PAK

2. Mencegah terjadinya Kecelakaan Akibat Kerja (KAK). Dengan


melakukan penerapan K3 yang akan meminimalisir bahkan
mengatasi kecelakaan ataupun cedera pada tenaga termasuk
perawat.

GRAPHIC
DESIGNER
Lanjutan…..
Pelaksanaan K3RS meliputi:

1. Manajemen risiko K3RS;


2. Keselamatan dan keamanan di Rumah Sakit;
3. Pelayanan Kesehatan Kerja;
4. Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dari
Aspek keselamatan dan Kesehatan Kerja;
5. Pencegahan dan pengendalian kebakaran;
6. Pengelolaan prasarana Rumah Sakit dari Aspek
keselamatan dan Kesehatan Kerja;
7. Pengelolaan peralatan medis dari Aspek keselamatan dan
Kesehatan Kerja; dan
8. Kesiapsiagaan menghadapi kondisi darurat atau bencana
Lanjutan…..
Sumber data K3RS meliputi:
1. Tenaga S2 di bidang keselamatan dan Kesehatan Kerja, atau S2bidang
kesehatan yang telah mendapatkan pelatihan tambahantentang K3RS atau
jabatan fungsional pembimbing Kesehatan Kerja.
2. Tenaga dokter spesialis okupasi atau dokter Kesehatan Kerja atau dokter
umum yang terlatih Kesehatan Kerja dan diagnosis penyakitakibat kerja.
3. Tenaga kesehatan masyarakat S1 jurusan/peminatan keselamatandan
Kesehatan Kerja atau tenaga kesehatan lain yang terlatih K3RSatau jabatan
fungsional pembimbing Kesehatan Kerja.
4. Tenaga S1 bidang lainnya yang terlatih keselamatan dan Kesehatan Kerja
konstruksi, keselamatan dan Kesehatan Kerja radiasi, dankeselamatan dan
Kesehatan Kerja kelistrikan, dan lain-lain.
5. Tenaga DIII/DIV jurusan/peminatan keselamatan dan Kesehatan Kerja atau
tenaga kesehatan lain yang terlatih K3RS atau jabatanfungsional
pembimbing Kesehatan Kerja.
Lanjutan
…..
Sumber data K3RS meliputi:

1. Inspeksi tempat kerja dan cara kerja dilaksanakan secara


teratur.
2. Inspeksi dilaksanakan bersama oleh dan wakil
organisasi/unit yang bertanggung jawab di bidang K3RS
dan wakil SDM Rumah Sakit yang telah memperoleh
orientasi dan/atau workshop dan/atau pelatihanmengenai
identifikasi potensi bahaya.
3. Inspeksi mencari masukan dari petugas yang melakukan
tugasditempat yang diperiksa.
Lanjutan
…..
Sumber data K3RS meliputi:
4. Daftar periksa (check list) tempat kerja telah disusun
untukdigunakan pada saat inspeksi.
5. Laporan inspeksi diajukan kepada organisasi/unit yang
bertanggungjawab di bidang K3RS sesuai dengan kebutuhan.
6. Tindakan korektif dipantau untuk menentukan efektifitasnya.
7. Pimpinan Rumah Sakit atau organisasi/unit yang bertanggung
jawabdi bidang K3RS menetapkan penanggung jawab untuk
pelaksanaan tindakan perbaikan dari hasil laporan
pemeriksaan/inspeksi.
Lanjutan…
..
Indikator kinerja K3RS yang dapat dipakai antara lain:

1. Menurunkan absensi karyawan karena sakit


2. Menurunkan angka kecelakaan kerja
3. Menurunkan prevalensi penyakit akibat kerja
4. Meningkatnya produktivitas kerja Rumah Sakit
e. Pengorganisasian k3 di rumah sakit

1. Struktur Organisasi

Berdasarkan pada Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 432 tahun


2007 bahwa Organisasi K3 berada 1 tingkat di bawah direktur, bukan
kerja rangkap dan merupakan unit organisasi yang bertanggung jawab
langsung kepada Direktur RS.
Lanjutan…
..
Keanggotaan seluruh unit kerja di RS, yaitu

 Unit pelaksana K3 RS beranggotakan unsur-unsur dari


petugas dan jajaran direksi RS.
 Unit pelaksana K3 RS terdiri dari sekurang-kurangnya
ketua, sekretaris dan anggota
 Ketua unit pelaksana K3 RS sebaiknya adalah salah satu
manajemen tertinggi di RS atau sekurang-kurangnya
manajemen dibawah langsung direktur RS.
Lanjutan
…..
2. Konsep Kinerja

Pencapaian tujuan organisasi menjadi kurang


efektif apabila banyak pegawainya yang tidak
memiliki kinerja atau berprestasi dan hal ini akan
menimbulkan pemborosan bagi organisasi. Oleh
karena itu kinerja atau prestasi pegawai harus
benar-benar diperhatikan
Page 15 of 15
creative portfolio

Sekian & terima kasih!


wasallam
+123-456-7890 hello@reallygreatsite.com www.reallygreatsite.com

Anda mungkin juga menyukai