Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

KEPEMIMPINAN DALAM MENINGKATKAN KESELAMATAN PASEIN

OLEH
KELOMPOK III REGULER A

1. EFANTIANA MERNI
2. EFENDI NGURU
3. ELEONORA DESIRA DOI
4. ELISABETH ERVI
5. ELISABETH TOKAN
6. FEBRIANTI ERNA WATI LAI BUI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KUPANG


JURUSAN KEPERAWATAN KUPANG
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur dan limpah terima kasih penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas berkat dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “KEPEMIMPINAN DALAM MENINGKATKAN KESELAMATAN PASEIN”
dengan tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tigas mata kuliah Komunikasi Keperawatan. Selain
itu, makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan penulis.

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saran dan
kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Kupang, Februari 2022


Penulis
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………..ii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………….……….1
1.1 Latar Belakang…………………………………………………….…………..1
1.2 Tujuan………………………………………………………………………....1
BAB II TINJAUAN TEORI……………………………………………………………..1
2.1 Pengertian Keselamatan Dan Kesehatan Kerja……………………………….2
2.2 Peran Kepemimpinan Dalam Meningkatkan Keselamatan Pasien……………2
2.3 Mendidik Staf Tentang Keselamatan Pasien………………………………….4
2.4 Komunikasi bagi Staf…………………………………………………………5
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN……………………………………………………………….6
3.2 SARAN………………………………………………………………………..6
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keamanan dan keselamatan pasien merupakan hal yang mendasar yang perlu
diperhatikan oleh tenaga medis saat memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien.
Keselamatan pasien adalah suatu sistem diamana rumah sakit memberikan asuhan kepada pasien
secara aman serta mencegah terjadinya cidera akibat kesalahan karena melaksanakan suatu
tindakan atau tidak melaksanakan suatu tindakan yang seharusnya diambil.
Setiap tindakan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien sudah sepatuhnya
memberin dampak positif dan tidak memberikan kerugian bagi pasien. Oleh karena itu, rumah
sakit harus memiliki standar tertentu dalam memberikan pelayanan kepada pasien.
Standar keselamatan pasien merupakan acuan bagi fasilitas pelayanan kesehatan untuk
melaksanakan kegiatannya. Standar keselamatan pasien wajib diterapkan fasilitas pelayanan
kesehatan dan penilainnya dilakukan dengan menggunakan Instrumen Akreditasi.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami Konsep Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
1.2.2 Tujuan Khusus
a) Untuk mengetahui dan memahami peran kepemimpinan dalam meningkatkan
keselamatan pasien
b) Untuk mengetahui dan memahami mendidik staf tentang keselamatan pasien
c) Untuk mengetahui dan memahami komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk
mencapai keselamatan pasien
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)


Terdapat beberapa pengertian dan definisi K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) yang
dapat diambil dari beberapa sumber, diantaranya ialah pengertian dan definisi K3 menurut
Filosofi, menurut Keilmuan serta menurut standar OHSAS
a. Filosofi (Mangkunegara): Suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan
kesempurnaan jasmani maupun rohani tenaga kerja khususnya dan manusia pada
umumnya serta hasil karya dan budaya menuju masyarakat adil dan dan makmur.
b. Keilmuan : Semua ilmu dan penerapannya untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja,
penyakit akibat kerja (PAK), kebakaran, peledakan dan pencemaran lingkungan. Atau
bisa juga dikatakan sebagai “Ilmu mengantisipasi, mengetahui, mengevaluasi dan
mengontrol bahaya yang timbul di dalam atau dari tempat kerja yang dapat merusak
kesehatan dan kesejahteraan pekerja, dan juga berdampak pada komunitas dan
lingkungan sekitarnya”.
c. OHSAS 18001:2007 : Kondisi-kondisi dan faktor-faktor yang berdampak, atau dapat
berdampak, pada kesehatan dan keselamatan karyawan atau pekerja lain (termasuk
pekerja kontral dan personel kontraktor, atau orang lain di tempat kerja).

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) merupakan lingkungan yang memproteksi pekerja, perusahaan, lingkungan hidup, dan
masyarakat sekitar dari bahaya akibat kecelakaan kerja. Perlindungan tersebut merupakan
hak asasi yang wajib dipenuhi oleh perusahaan. K3 bertujuan mencegah, mengurangi, bahkan
menihilkan resiko kecelakaan kerja (zero accident). Penerapan konsep ini tidak boleh
dianggap sebagai upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang
menghabiskan banyak biaya (cost) perusahaan, melainkan harus dianggap sebagai bentuk
investasi jangka panjang, memberi keuntungan berlimpah pada masa yang akan datang.

2.2 Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien


Standarnya adalah terdiri dari :
a. Pimpinan mendorong dan menjamin implementasi program keselamatan pasien secara
terintegrasi dalam organisasi melalui penerapan “Tujuh Langkah Menuju Keselamatan
Pasien“.
b. Pimpinan menjamin berlangsungnya program proaktif untuk identifikasi risiko
keselamatan pasien dan program menekan atau mengurangi insiden.
c. Pimpinan mendorong dan menumbuhkan komunikasi dan koordinasi antar unit dan
individu berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang keselamatan pasien.
d. Pimpinan mengalokasikan sumber daya yang adekuat untuk mengukur, mengkaji, dan
meningkatkan kinerja fasilitas pelayanan kesehatan serta meningkatkan keselamatan
pasien.
e. Pimpinan mengukur dan mengkaji efektifitas kontribusinya dalam meningkatkan kinerja
fasilitas pelayanan kesehatan dan keselamatan pasien.
Kriterianya adalah terdiri dari :
a. Terdapat tim antar disiplin untuk mengelola program keselamatan pasien.
b. Tersedia program proaktif untuk identifikasi risiko keselamatan dan program
meminimalkan insiden. Insiden meliputi Kondisi Potensial Cedera (KPC),
Kejadian Nyaris Cedera (KNC), Kejadian Tidak Cedera (KTC), Kejadian Tidak
Diharapkan (KTD). Selain Insiden diatas, terdapat KTD yang mengakibatkan
kematian, cedera permanen, atau cedera berat yang temporer dan membutuhkan
intervensi untuk mempertahankan kehidupan, baik fisik maupun psikis, yang tidak
terkait dengan perjalanan penyakit atau keadaan pasien yang dikenal dengan kejadian.
c. Tersedia mekanisme kerja untuk menjamin bahwa semua komponen dari fasilitas
pelayanan kesehatan terintegrasi dan berpartisipasi dalam program keselamatan
pasien.
d. Tersedia prosedur “cepat-tanggap” terhadap insiden, termasuk asuhan kepada pasien
yang terkena musibah, membatasi risiko pada orang lain dan penyampaian informasi
yang benar dan jelas untuk keperluan analisis.
e. Tersedia mekanisme pelaporan internal dan eksternal berkaitan dengan insiden termasuk
penyediaan informasi yang benar dan jelas tentang Analisis Akar Masalah “Kejadian
Nyaris Cedera” (KNC/Near miss) dan “Kejadian Sentinel’ pada saat program
keselamatan pasien mulai dilaksanakan.
f. Tersedia mekanisme untuk menangani berbagai jenis insiden, misalnya menangani
“Kejadian Sentinel” (Sentinel Event) atau kegiatan proaktif untuk memperkecil
risiko, termasuk mekanisme untuk mendukung staf dalam kaitan dengan “Kejadian
Sentinel”.
g. Terdapat kolaborasi dan komunikasi terbuka secara sukarela antar unit dan antar
pengelola pelayanan di dalam fasilitas pelayanan kesehatan dengan pendekatan antar
disiplin.
h. Tersedia sumber daya dan sistem informasi yang dibutuhkan dalam kegiatan perbaikan
kinerja fasilitas pelayanan kesehatan dan perbaikan keselamatan pasien, termasuk
evaluasi berkala terhadap kecukupan sumber daya tersebut.
i. Tersedia sasaran terukur, dan pengumpulan informasi menggunakan kriteria objektif
untuk mengevaluasi efektivitas perbaikan kinerja fasilitas pelayanan kesehatan dan
keselamatan pasien, termasuk rencana tindak lanjut dan implementasinya.

2.3 Mendidik staf tentang keselamatan pasien


Standarnya adalah terdiri dari :
a. Fasilitas pelayanan kesehatan terutama rumah sakit memiliki proses pendidikan,
pelatihan dan orientasi untuk setiap jabatan mencakup keterkaitan jabatan dengan
keselamatan pasien secara jelas.
b. Fasilitas pelayanan kesehatan terutama rumah sakit menyelenggarakan pendidikan dan
pelatihan yang berkelanjutan untuk meningkatkan dan memelihara kompetensi staf serta
mendukung pendekatan interdisipliner dalam pelayanan pasien.
Kriterianya adalah terdiri dari :
a. Setiap fasilitas pelayanan kesehatan terutama rumah sakit harus memiliki program
pendidikan, pelatihan dan orientasi bagi staf baru yang memuat topik keselamatan
pasien sesuai dengan tugasnya masing-masing
b. Setiap fasilitas pelayanan kesehatan terutama rumah sakit harus mengintegrasikan topik
keselamatan pasien dalam setiap kegiatan in- service training dan memberi pedoman
yang jelas tentang pelaporan insiden.
c. Setiap fasilitas pelayanan kesehatan harus menyelenggarakan pelatihan tentang
kerjasama kelompok (teamwork) guna mendukung pendekatan interdisipliner dan
kolaboratif dalam rangka melayani pasien.

2.4 Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien.
Standarnya adalah terdiri dari :
a. Fasilitas pelayanan kesehatan merencanakan dan mendesain proses manajemen informasi
keselamatan pasien untuk memenuhi kebutuhan informasi internal dan eksternal.
b. Transmisi data dan informasi harus tepat waktu dan akurat.
Kriterianya adalah terdiri dari :
a. Perlu disediakan anggaran untuk merencanakan dan mendesain proses manajemen untuk
memperoleh data dan informasi tentang hal-hal terkait dengan keselamatan pasien.
b. Tersedia mekanisme identifikasi masalah dan kendala komunikasi untuk merevisi
manajemen informasi yang ada
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien adalah peran seseorang
dalam proses memengaruhi atau memberi contoh agar pasien meningkatkan kesehatannya
ditandai dengan bebasnya pasien dari harm (cedera) yang termasuk didalamnya adalah penyakit,
cedera, cedera fisik, psikologis, sosial, penderitaan, cacat, kematian dan lain-lain yang
seharusnya tidak terjadi. Mendidik staf dan komunikasi yang baik juga mempengaruhi dalam
meningkatkan keselamatan pasien.

3.2 SARAN
Bagi mahasiswa keperawatan diharapkan dapat terus belajar dan memahami peran
kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien di Rumah Sakit agar mahasiswa dapat
memahami standar serta kriterianya.
DAFTAR PUSTAKA

BPPSDM (2017). Modul Manajemen Keselamatan Pasien.Jakarta : BPPSDM


Hadi, Irwan. (2017). Manajemen Keselamatan Pasien. Yogyakarta; Deepublish
Nursalam. (2014). Manajemen Keperawatan. Aplikasi dalam praktik keperawatan professional.
Salemba Medik. Jakarta.
HR, Yuliani. (2014). Keselamatan Dan Kesehatan Kerja. Yogyakarta; Deepublish.

Anda mungkin juga menyukai