Anda di halaman 1dari 14

EDUKASI KERAJINAN TANGAN SEBAGAI STRATEGI PENGOLAHAN

SAMPAH DALAM MEMOTIVASI MASYARAKAT BERWIRAUSAHA


DI DESA PRIGI PURBALINGGA
Akhmad Khaeroni, Rainy Ristia Asmara Kinanti, Intan Permatasari, Fadiyah Fatin,
Oktavian Dwi Setiawan.
Kuliah Kerja Nyata Bersama Melawan Covid-19 Tahun 2020
Universitas Negeri Semarang
akhmadkhaeroni_ptm17@students.unnes.ac.id
rainy_ristia@students.unnes.ac.id
intanpermatasari28@students.unnes.ac.id
fadiyahfatin08@students.unnes.ac.id
oktaviandwisetiawan@students.unnes.ac.id
ABSTRAK
Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan edukasi pengelolaan
sampah dengan strategi membuat kerajinan bunga hias dari plastik kresek
berbasis rumah tangga, mengetahui peningkatan pemahaman masyarakat
tentang pengelolaan sampah dan faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi
masyarakat dalam berwirausaha pemanfaatan sampah di desa Prigi, Purbalingga.
Pendekatan yang digunakan peneliti adalah pendekatan kualitatif dengan metode
analisis deskriptif. Metode pengumpulan datanya adalah wawancara, observasi,
dokumentasi dan edukasi. Masalah yang dihadapi adalah kurangnya minat
mengelola sampah secara mandiri, belum adanya pelatihan pengelolaan sampah,
kurangnya pengetahuan dari masyarakat dan petugas pengelola dalam
pengelolaan sampah. Kegiatan edukasi yang dilakukan mendapat respon dan
dukungan yang baik oleh masyarakat desa Prigi. Hasilnya adalah setelah satu
bulan terjadi perubahan kemajuan perilaku masyarakat dalam mengelola sampah
secara mandiri. Pengelolaan sampah yang baik dapat dikembangkan dengan
strategi pengembangan yang disesuaikan dengan keadaan masyarakat desa
Prigi. Masyarakat desa Prigi perlu bekerja sama dan menciptakan ide kreatif untuk
memaksimalkan pengurangan sampah.
kata kunci: edukasi pengelolaan sampah, kerajinan bunga hias, motivasi
berwirausaha, masyarakat desa Prigi,

PENDAHULUAN Rusaknya lingkungan karena adanya


kegiatan ekonomi dan pembangunan
Penimbunan sampah rumah
yang tinggi baik di sektor pertanian,
tangga semakin bertambah sejalan
industri, konsumsi energi, dan
dengan peningkatan kebutuhan
pembuangan limbah seperti yang
masyarakat. Masalah lingkungan
terlihat di sepanjang jalan berupa
menjadi sangat memprihatinkan.
sampah kemasan plastik, botol,

1
kaleng dan sebagainya mengotori masih banyak yang menanganinya di
pemandangan yang seharusnya, lingkup desa, dan tindak sampai ke
serta menjadi sarang bakteri yang TPA. Oleh sebab itu penanganan
dapat membahayakan kesehatan sampah di desa sebaiknya lebih
manusia apabila berada di sekitar diperhatikan.
pemukiman penduduk. Berdasarkan penelitian wildawati
Masalah sampah merupakan dan hasnita dalam jurnal Human
salah satu masalah serius dalam Care (2019), faktor yang
lingkungan hidup di seluruh dunia berhubungan dengan peningkatan
dan berkaitan sangat erat dengan pengelolaan sampah adalah
kehidupan manusia sehari-hari. pengetahuan, sikap dan tindakan
Semua orang tidak bisa terlepas masyarakat.
dengan masalah sampah, sebagai Desa Prigi merupakan salah satu
pihak yang menghasilkan sampah desa di Kabupaten Purbalingga,
maka boleh dikatakan masalah Jawa Tengah yang memiliki
sampah adalah masalah persepsi pengelolaan sampah yang dikelola
masyarakat mengenai sampah. aparat pemerintah desa. Dari data
Pengelolaan Sampah adalah yang diperoleh, di desa Prigi terdapat
mulai dari produksi sampai petugas sampah yang aktif setiap
berakhirnya suatu proses produksi harinya bertugas untuk menyapu
dapat dihindari, terjadi produksi jalanan dan juga mengambil sampah
sampah atau diminimalisir terjadinya rumah tangga di tiap rumah, akan
sampah (Urip Santoso, 2009 dalam tetapi masih memiliki masalah di
Dwiyanto B. M, 2011). Konsep Zero sistem pengelolaan.
Waste ini salah satunya dengan Sistem pengelolaan sampah di
menerapkan prinsip 3 R (Reduce, desa Prigi dapat dikatakan masih
Reuse, Recycle). Pemikiran konsep tergolong menggunakan konsep
zero waste adalah pendekatan serta tradisional yang menganut konsep
penerapan sistem dan teknologi kumpul, angkut, dan buang. Sistem
pengolahan sampah perkotaan skala ini masih terus digunakan karena
individual dan skala kawasan secara masyarakat belum mengetahui cara
terpadu dengan sasaran untuk dapat pengelolaan sampah dengan baik.
mengurangi volume sampah sesedikit Dimulai dari cara mengurangi
mungkin. Konsep 3R adalah timbunan sampah rumah tangga,
merupakan dasar dari berbagai menggunakan kembali sampah
usaha untuk mengurangi limbah rumah tangga yang masih layak
sampah dan mengoptimalkan proses digunakan dan mendaur ulang
produksi sampah (Suryanto dkk., sampah rumah tangga sehingga
2005). sampah tersebut dapat bernilai
Menurut Said usman (2016) tipe ekonomi.
pengelolaan sampah ada dua, yaitu Di desa Prigi belum mempunyai
pengelolaan setempat/individu dan gedung/ tempat pembuangan
pengelolaan sampah terpusat. Untuk sampah sementara, sedangkan di
penanganan sampah di Purbalingga kabupaten Purbalingga saat ini

2
mempunyai tempat pemrosesan akhir Bank Sampah berbasis rumah tangga
di Kalipancur, desa Bedagas, dengan memberikan reward kepada
Kecamatan Pengadegan. Bupati yang berhasil mengumpulkan dan
Purbalingga menyatakan bahwa di milah sampah. Setelah itu sampah
lokasi tersebut fasilitas sudah yang dikumpulkan akan didaur ulang,
dipenuhi namun masih dalam tahap sehingga peran Bank Sampah disini
pengembangan, pihak-pihak yang sebagai pengelola sampah daur
mampu mengolah sampah akan ulang. Masyarakat harus
diminta memproses sampah di TPA meninggalkan cara lama yang hanya
dan diusahakan TPA ini tidak membuang sampah, dengan
menimbulkan efek negatif. Jika bisa, mendidik dan membiasakan
setiap lingkungan nantinya ada masyarakat memilah, memilih dan
tempat untuk mengolah sampah menghargai sampah sekaligus
sehingga dapat mengurangi mengembangkan ekonomi
kontribusi sampah yang masuk ke kerakyatan melalui pengembangan
TPA Kalipancur. Berdasarkan hal Bank Sampah. (Tallei, dkk, 2013
tersebut Pengelolaan Desa Prigi dalam Donna dan Heru, 2016)
sebaiknya berkoordinasi dengan TPA Dari studi yang dilakukan
di Kalipancur supaya pengelolaan menunjukkan bahwa kantong plastik
sampah dapat terarah dan paling berisiko menjadi sampah
bermanfaat, bahkan lebih baik, karena mudah didapatkan dan
pengolahan sampah dapat juga murah, terlebih dari penggunaan
dibentuk tempat produksi olahan sampah plastik yang meningkat
sampah rumah tangga bernilai seperti yang kita ketahui sampah
plastik merupakan salah satu
ekonomi dan mengurangi beban yang
permasalahan pokok yang dihadapi
diterima oleh TPA.
saat ini yang dapat berdampak buruk
Sebelumnya desa Prigi memiliki
pada manusia maupun lingkungan
Bank Sampah yang dapat karena sifatnya yang non-
mengurangi beban dalam biodegradable. Salah satu metode
pemrosesan sampah, warga desa pengolahan sampah plastik yang
Prigi mengumpulkan sampah plastik dilakukan saat ini adalah dengan
dan barang bekas yang bernilai mengonversi sampah plastik menjadi
ekonomi sehingga warga desa kerajinan tangan seperti bunga hias
mendapat keuntungan rupiah. yang terbuat dari plastik.
Namun, saat ini Bank Sampah di Di Indonesia, plastik
desa Prigi sudah tidak berjalan. biodegradable atau bioplastik sudah
Menurut Aryenti (2011) dalam Anih S ada. Plastik ini dibuat dari pati
S (2014) Bank Sampah adalah singkong dan dapat terurai dalam
tempat menabung sampah yang telah waktu 3-6 bulan, tetapi harganya
lebih mahal ketimbang plastik
terpilah menurut jenis sampah.
konvensional dan produksinya masih
Penerapan Bank Sampah sepeti
terbatas (Kamsiati et al., 2017 dalam
bank pada umumnya namun yang
jurnal ilmu lingkungan, 2019). Namun
disetorkan nasabah adalah sampah jika berhasil memproduksi bioplastik
yang bernilai ekonomi. Sistem kerja

3
secara massal tetap harus diimbangi berbahaya. Disebut sampah
dengan perilaku masyarakat sebagai berbahanya dikarenakan dapat
konsumen plastik. Oleh sebab itu, mengancam kehidupan manusia dan
perlu pengondisian perilaku lingkungan. Untuk sebab itu kita perlu
masyarakat mengonsumsi plastik mengetahui faktor-faktor apa saja
dan meningkatkan daya potensi desa yang menyebabkan timbulnya
dalam pengelolaan sampah, maka sampah.
strategi pengembangan dalam sistem
Secara umum sumber sampah
pengelolaan sampah rumah tangga
dibedakan atas 7 (tujuh) kategori,
harus dilakukan secara efektif dan
yaitu pemukiman, kawasan
efisien di desa Prigi. Sebagai peserta
KKN Bersama Melawan Covid-19, komersial, kawasan perkotaan,
maka perlu ikut serta membangun kawasan industri, ruang terbuka,
dan mengembangkan pengelolaan lokasi pengolahan, dan kawasan
sampah yang ada di desa Prigi pertanian (Pandie, 2013 dalam
tersebut dengan merancang Rosnawati, dkk, 2017).
beberapa program yang mampu Berikut ini adalah faktor-faktor
memberikan dampak positif dalam yang dapat menyebabkan timbulnya
peningkatan pengetahuan, sampah:
keterampilan dalam mengelola a. Jumlah penduduk yang
sampah rumah tangga. Untuk itu semakin banyak maka
KKN UNNES Bersama Melawan semakin banyak pula sampah
Covid-19 merancang dan membuat yang dihasilkan.
produk bunga hias dari sampah b. Semakin tinggi keadaan sosial
plastik dalam upaya memberdayakan
ekonomi masyarakat, maka
masyarakat melalui edukasi
semakin banyak jumlah
pengelolaan sampah rumah tangga
perkapita sampah yang
agar pengelolaan sampah rumah
tangga di desa Prigi dapat dibuang.
terkondisikan dan bermanfaat bagi c. Kemajuan teknologi akan
warga desa Prigi, dan masyarakat menambah jumlah sampah,
lain pada umumnya. karena pemakaian bahan baku
yang semakin beragam. Misal
KAJIAN PUSTAKA
kantong plastik dan
Seperti yang diungkapkan dalam pengepakan yang
Undang-Undang RI No 18 Tahun mengunakan bahan yang tidak
2008 tentang Pengelolaan Sampah. bisa diurai.
Sampah adalah sisa dari Peraturan Daerah Kabupaten
pembuangan yang dihasilkan baik Purbalingga No. 29 Tahun 2012
berbentuk cairan, padat yang Tentang Pengelolaan Sampah
dihasilkan dari rumah tangga maupun Bagian Ketiga Pasal 11 Ayat 2
instansi. Sampah dalam kehidupan menyatakan bahwa peran
sehari-hari menjadi permasalahan masyarakat dalam pengelolaan
apabila sampah sudah mengganggu sampah yang diselenggarakan oleh
kenyamanan lingkungan, sehingga Pemerintah Daerah dapat dilakukan
dapat disebut sampah yang melalui:

4
a. Pemberian usul, pertimbangan bungkus kopi ABC dan lainlain. Daur
dan saran kepada Pemerintah ulang sampah merupakan salah satu
Daerah; penerapan pengelolaan sampah
b. Perumusan kebijakan menjadi lebih bermanfaat dan optimal
pengelolaan sampah; menghasilkan rupiah yang
c. Pemberian saran dan menjadikannya peluang usaha.
pendapat dalam penyelesaian METODOLOGI
sengketa persampahan
dan/atau; Penelitian artikel ini dilakukan di
d. Penyediaan sarana dan desa Prigi, Kecamatan Padamara,
Kabupaten Purbalingga. Pendekatan
prasarana pengelolaan
yang digunakan adalah pendekatan
sampah.
kualitatif dengan metode deskriptif
Sebagai salah satu langkah yaitu untuk mengetahui dan
pemberdayaan masyarakat melalui menganalisis pelaksanaan edukasi
pengembangan pengelolaan sampah pengelolaan sampah di desa Prigi
dengan membuat kerajinan tangan
rumah tangga, maka perlu diketahui
sebagai strategi pengembangannya.
beberapa strategi pemberdayaan
Teknik analisis data yang digunakan
masyarakat yang dapat memberikan
adalah teknik tringulasi data, yaitu
dampak positif bagi pengembangan teknik pengumpulan data yang
pengelolaan sampah di desa prigi. bersifat menggabungkan dari
Menurut Balqis F. (2019: 5) secara berbagai teknik pengumpulan data
lebih sederhana ada 3 (tiga) strategi dan sumber data yang telah ada
pokok dalam pemberdayaan Selanjutnya ditambahkan dengan
masyarakat, yaitu: data dan keterangan yang sifatnya
1) Menciptakan suasana atau mendukung dalam menjelaskan hasil
iklim yang memungkinkan penelitian untuk kemudian dianalisa
berkembangnya potensi secara deskriptif kualitatif.
masyarakat; Pengumpulan data yang
2) Memperkuat potensi atau daya dilakukan melalui observasi,
yang ada pada masyarakat; wawancara, dokumentasi dan
3) Memberdayakan dalam arti edukasi.
Observasi dilakukan dengan
melindungi dan membela
pengamatan lingkungan rumah di
kepentingan rakyat.
desa Prigi dan lokasi pembuangan
Produk kerajinan berbahan limbah sampah yaitu di pinggir sawah desa
adalah benda kerajinan yang dibuat Prigi.
oleh tangan-tangan manusia, bukan Wawancara dilakukan kepada
karya mesin, melainkan keterampilan narasumber yaitu Bapak Agus
tangan serta keahlian atau kemahiran sebagai petugas pengelola sampah
tangan dalam mengolah bahan dalam di desa Prigi. Wawancara dilakukan
penyusunan teknik dalam proses untuk mendapat informasi mengenai:
pembuatan benda kerajinan yang apa saja yang dikerjakan siapa
bahan utamanya berasal dari limbah. petugas yang bertugas, waktu mulai
Contoh: tikar yang terbuat dari bekas beroperasi dan waktu pengerjaannya,

5
tujuan melakukan tugas pengelola masalah penelitian mengenai strategi
sampah, bagaimana pelaksanaan pengelolaan sampah di desa Prigi.
mengelola sampah, dan tanggapan Data sekunder yaitu data yang
mengenai kekurangan atau diperoleh secara tidak langsung yang
hambatan dari tugas mengelola didapat melalui berbagai literatur baik
sampah di desa Prigi dari buku, media massa (cetak atau
Edukasi atau sosialisasi tentang elektronik), dari jurnal-jurnal ilmiah
pengelolaan sampah dengan yang relevan dengan penelitian, serta
kerajinan tangan sebagai strategi keterangan yang diperoleh dalam
pengembangannya dilakukan di bentuk sudah jadi dari instansi atau
rumah Ibu Nadiroh RT 02/RW 01 lembaga terkait.
Desa Prigi dan diikuti oleh ibu-ibu
PKK desa Prigi sebanyak 20 orang. PEMBAHASAN
Pembicaranya adalah Akhmad
Khaeroni yaitu peserta KKN Bersama Pengelolaan sampah di desa
Melawan Covid-19 dari Universitas Prigi, Kecamatan Padamara sudah
Negeri Semarang yang berkompeten berjalan cukup lama yaitu sekitar 5
di bidang pengelolaan sampah tahun. Akan tetapi pengelolaan
berdasarkan pengalaman yang sampah rumah tangga tersebut
pernah dilakukannya, bersama masih kurang efektif dalam
dengan kelompoknya ikut serta menggunakan strategi pengelolaan
membantu pelaksanaanya. Edukasi sampah sehingga tidak menimbulkan
dilakukan dengan metode ceramah dampak yang menguntungkan dalam
untuk mengenalkan pengertian, dan peningkatan ekonomi masyarakat
langkah-langkah pengelolaan desa. Di sudut pandang lain desa
sampah yang baik dan benar, metode Prigi memiliki potensi sumber daya
diskusi untuk mengetahui alam dan sumber daya manusia yang
pemahaman masyarakat mengenai
mumpuni. Sebagian besar penduduk
pengelolaan sampah di desa Prigi,
desa berprofesi sebagai petani padi
dan metode demonstrasi untuk
dan salah satu yang terbesar di
mengenalkan produk kerajinan bunga
hias dari kantong plastik sebagai kecamatan padamara, seharusnya
pemanfaatan sampah untuk menjadi dukungan desa untuk
mengoptimalkan pengurangan meningkatkan perekonomian
sampah yang dihasilkan. masyarakat. Masyarakat desa Prigi
Dokumentasi merupakan teknik terutama komunitas kepemudaan
pengumpulan data yang tidak seperti karang taruna juga aktif dalam
langsung ditujukan kepada subjek membantu kegiatan desa. Selain itu,
penelitian. Dokumen yang diteliti desa Prigi yang terkenal dengan alam
dapat berupa berbagai macam, tidak yang sejuk dengan persawahan yang
hanya dokumen resmi. luas, masyarakat diwajibkan menjaga
Data yang diperoleh berupa data kebersihan lingkungan dari sampah.
primer dan data sekunder. Harapannya pengelolaan sampah
Data primer yaitu data yang dilakukan secara teratur maka dapat
diperoleh secara langsung dari lokasi
bermanfaat lebih untuk masyarakat.
penelitian melalui wawancara dengan
Oleh sebab itu, diperlukan
informan yang berkaitan dengan
6
pemberdayaan terhadap masyarakat pengelolaan sampah rumah tangga.
terkait pentingnya mengelola sampah Jika lebih rinci, permasalahan dalam
dan memanfaatkan sampah. Dari pengelolaan sampah rumah tangga
keseluruhan UMKM di desa Prigi baik internal maupun eksternal
belum ada yang memanfaatkan adalah sebagai berikut:
sampah rumah tangga untuk 1) Sedikitnya jumlah peminat
dijadikan barang yang bermanfaat petugas pengelola sampah
dan bernilai jual, namun pengelolaan 2) Belum adanya pelatihan
sampah sudah teratur meskipun pengelolaan sampah
belum menguntungkan dalam bidang 3) Kurangnya pengetahuan dari
ekonomi. masyarakat dan petugas
pengelola dalam pengelolaan
1. Identifikasi Permasalahan Yang sampah
Dihadapi Pengelola Sampah Di 4) Belum ada pihak
Desa Prigi swasta/instansi yang
Dari wawancara yang dilakukan memanfaatan sampah sebagai
kepada Bapak Agus selaku petugas usaha berpenghasilan baik di
pengelola sampah desa Prigi, lingkungan RT maupun desa
terdapat permasalahan yang menjadi 5) Masyarakat belum tertarik
hambatan dalam mengembangkan dengan memanfaatkan
pengelolaan sampah di lingkungan sampah
desa Prigi. Pada umumnya 6) Sistem pengelolaan sampah di
permasalahan tersebut disebabkan desa yang masih sederhana
oleh faktor internal dan external. dan belum efektif dan dapat
Diketahui faktor internal adalah dikatakan pekerjaan yang
manajemen pengelolaan sampah berat karena menanggung
yang masih sederhana dan belum sampah rumah tangga dalam
efektif sehingga tidak efisien, satu desa
kurangnya kegiatan pelatihan 7) Sistem pengelolaan sampah
manajemen sampah rumah tangga, belum menguntungkan dalam
kurangnya pengetahuan masyarakat bidang ekonomi
tentang sistem pengelolaan sampah. 8) Belum adanya infrastruktur
Sedangkan dari faktor eksternal yang memadai dalam
adalah belum adanya pihak swasta/ pengelolaan sampah
instansi yang memberikan wadah 9) Keterbatasan modal dalam
atau peluang kerja berpenghasilan pengelolaan sampah
dalam mengolah sampah dan 10)Kurangnya kemampuan dan
memasarkan produknya. keterampilan masyarakat
Permasalahan utama penyebab dalam memanfaatkan sampah
kurang efektif dan efisien rumah tangga
pengelolaan sampah di desa Prigi 11)Penghasilan pengelola
yaitu belum adanya pelatihan sampah berdasarkan hasil
pengelolaan sampah dan kurangnya iuran masyarakat desa
pemahaman masyarakat terhadap
7
12) Bank Sampah sudah tidak dari perencanaan, persiapan,
berjalan pelaksanaan dan evaluasi.
Perencanaan tersebut meliputi
Dari analisis permasalahan di atas pencarian peserta edukasi, pelatih,
dapat disimpulkan bahwa identifikasi kebutuhan edukasi,
pengelolaan sampah di desa Prigi menentukan tujuan edukasi,
masih memiliki berbagai masalah menentukan materi pelatihan yang
yang menghambat pengembangan akan diberikan, menentukan metode
pengelolaan sampah di desa. Maka dan media yang akan digunakan,
dari itu pengelolaan sampah di desa menyusun urutan kegiatan edukasi,
Prigi perlu diperbarui sehingga dan evaluasi.
Sasaran peserta yang dapat
berkualitas dalam mengelola, salah
mengikuti edukasi adalah ibu-ibu
satunya dengan menerapkan strategi
PKK desa prigi. Peran Perempuan
pengembangan pengelolaan sampah
menjadi sangat penting dalam
di desa Prigi agar berjalan baik di mengoptimalkan hasil luaran atau
internal dan berkembang di kawasan tujuan edukasi yaitu penyebaran
eksternal. informasi edukasi kepada masyarakat
lainnya. Sebagai kader di desa prigi,
2. Edukasi Pengelolaan Sampah ibu-ibu PKK yang paling mudah
Domestik Berbasis Masyarakat memberikan kesempatan baik waktu
Desa Prigi maupun tenaga serta komponen
yang mudah dalam menyebarluaskan
Memotivasi masyarakat dan
edukasi ini.
membangkitkan kesadaran
Narasumber/pelatih sebagai
masyaraka terhadap pentingnya
pembicara pada edukasi ini harus
mengelola sampah dengan baik
memiliki syarat sebagai pelatih.
sebagai strategi yang lebih penting
Syarat yang harus dipenuhi untuk
dilakukan dibanding menyampaikan
menjadi narasumber/pelatih dalam
jenis/model pengembangan
pelatihan ini adalah pelatih tidak
pengelolaan sampah yang dikelola
diharuskan orang yang berpendidikan
secara terpusat oleh desa.
tinggi/ sarjana namun yang lebih
Pendekatan memahami desa secara
diutamakan adalah berkompeten dan
partisipatif yang dilakukan adalah
mempunyai pengalaman yang cukup
pendekatan dan metode yang
dalam. Didapatkan pelatih adalah
memungkinkan masyarakat secara
peserta KKN Bersama Melawan
bersama-sama menganalisa masalah
Covid-19 yaitu mahasiswa
kehidupan dalam rangka
Universitas Negeri Semarang yang
merumuskan perencaaan, dan
bernama Akhmad Khaeroni.
kebijaksanaan secara nyata. Oleh
Pengelolaan sampah di desa Prigi
sebab itu, kegiatan edukasi
belum optimal mengurangi beban
pengelolaan sampah dengan strategi
sampah dalam pemrosesan akhir.
membuat kerajinan tangan dari
Maka diadakan edukasi yang
bahan sampah dilakukan dengan
bertujuan untuk memotivasi
kesepakatan dan perencanaan yang
masyarakat desa agar dapat
matang. Pelaksanaan edukasi terdiri
berkontribusi mengurangi sampah,
dan mengedukasi masyarakat
8
tentang cara mengoptimalkan persetujuan pihak PKK desa Prigi.
pemanfaatan sampah tangga. Kemudian di sepakati yaitu pada saat
Kerajinan tangan dari bahan sampah kegiatan arisan ibu-ibu PKK desa
menjadi strategi dalam edukasi Prigi pada hari sabtu tanggal 15
karena dilihat dari melimpahnya agustus tahun 2020 di rumah ibu.
sumber daya manusia, kesempatan Edukasi dilaksanakan dalam satu hari
dan kemudahan dalam pembuatan. kemudian dilakukan monitoring dalam
Berdasarkan tujuan tersebut, maka satu bulan sekali.
materi yang akan diberikan dalam Saat hari pelaksanaan edukasi,
edukasi ini meliputi: pengelolaan hal yang diperhatikan adalah
sampah berbasis rumah tangga, kesiapan acara, tempat, media,
manajemen pengelolaan sampah peserta dan pelatih. Edukasi dapat
secara terpusat dan pengaplikasian dilaksanakan sesuai rencana dengan
prinsip 3R. kesiapan yang matang, pesera dapat
Metode yang digunakan hadir dengan motivasi yang kuat ingin
disesuaikan dengan materi yang belajar dari edukasi pengelolaan
akan disampaikan. Materi sampah dan pemanfaatan sampah
pengelolaan sampah berbasis rumah bernilai jual serta bermanfaat dalam
tangga, dan manajemen pengelolaan estetika maupun fungsional.
sampah secara terpusat Waktu yang disediakan cukup
menggunakan metode ceramah dan efektif karena keseluruhan materi
tanya jawab. Sedangkan untuk dapat tersampaikan secara ringkas
pengaplikasian prinsip 3R dan dan mudah dipahami peserta
pengenalan produk menggunakan edukasi. Pelaksanaan edukasi
metode diskusi dan demonstrasi. dilakukan secara berkesinambungan
Sehingga peserta dapat ikut sesuai rencana awal.
memahaminya langsung Pada pelaksanaan edukasi, pihak
Demi menunjang materi yang penyelenggara memberikan kiat-kiat
akan diberikan saat edukasi dan untuk memotivasi peserta. Sesuai
memudahkan pelatih dalam dengan penuturan Ibu Nadiroh dapat
menyampaikan materi digunakan diberikan penguatan motivasi peserta
media berupa produk bunga hias dari berupa praktik pembuatan produk
plastik kresek. bunga hias secara langsung, karena
kendala waktu yang tidak mencukupi
maka dilaksanakan lain waktu, dan
sudah diganti dengan memberi
contoh produk bunga hias dari plastik
kresek. Penguatan seperti itu dapat
lebih memotiviasi masyarakat desa
Prigi memanfaatkan sampah plastik
menjadi hiasan rumah. Hasil jadi dari
Gambar 1. Produk Bunga Hias Dari Plastik benda daur ulang sampah plastik itu
Bekas Sebagai Media Edukasi Pengelolaan
juga bernilai ekonomi dan mampu
Sampah Rumah Tangga
menghasilkan beberapa rupiah.
Waktu pelaksanaan edukasi di Diharapkan dari edukasi dapat
rencanakan oleh kelompok KKN dan memunculkan niat dan motivasi
peserta. Hambatan yang dihadapi
9
adalah peserta masih kurang paham dengan berfokus khusus pada
membuat kerajinan bunga hias dari keefektifan dan dampak langsung
kantong plastik ini. Namun, pelatih dari penerapan kegiatan yang
dapat mengatasinya dengan dilaksanakan. Tujuan dari monitoring
memberikan tahapan belajar. ini adalah untuk menilai apakah
Tahapan pelatihan diusahakan setiap edukasi telah menghasilkan keluaran
bulan sekali dalam forum diskusi ibu- sesuai rencana dan apa dampak
ibu PKK desa Prigi dengan target keluaran telah membantu tercapainya
pencapaian produksi kerajinan tujuan program (sutarto, 2013: 84).
tangan yang berbeda, demi mencapai
hasil yang dapat diterapkan di 3. Perkembangan Yang Dialami
kehidupan sehari-hari. Masyarakat Desa Prigi Pasca
Pelaksanaan Edukasi

Ibu-ibu peserta edukasi beserta


keluarganya menunjukkan perubahan
kemajuan dalam perilaku
pengurangan sampah plastik,
perilaku pembuangan sampah sudah
lebih teratur di setiap rumah dengan
kondisi halaman yang terlihat bersih
dan terawat, hal itu mencerminkan
perilaku yang bersih dan sehat.
Kesadaran ekonomi bahwa sampah
Gambar 2. Kegiatan Edukasi Pengelolaan memiliki nilai ekonomi juga
Sampah Rumah Tangga Di Desa Prigi bertambah, mereka tidak
Kabupaten Purbalingga menyianyiakan sampah atau barang
bekas yang dimiliki yaitu dengan
Di sesi akhir edukasi, evaluasi
menjual ke pengepul sampah
memang perlu dilakukan yaitu untuk
sehingga dapat menghasilkan rupiah.
mengetahui sejauh mana
Barang yang selama ini dianggap
pemahaman peserta. Evaluasi yang
sampah dapat dimanfaatkan kembali
dilakukan adalah memberi
akan menghemat biaya yang cukup
pertanyaan dan apabila dijawab
besar, sikap hemat itulah yang
dengan positif diberikan ucapan
menjadikan kaya, yaitu kaya dalam
terimakasih.
pengetahuan, dan sikap. Pengolahan
Dari hasil evaluasi dan belajar dari
sampah menjadi barang baru juga
kesalahan masyarakat akan dapat
bernilai ekonomi tinggi jika dibuat
melakukannya dengan lebih baik.
semenarik mungkin, kemampuan
Secara bertahap akan terbentuk
dalam mencari informasi masyarakat
kemandirian, sehingga setelah
menjadi semakin cepat. Apabila
kegiatan pembinaan berakhir, mereka
dijadikan poin perkembangan
dapat melanjutkan program dan
masyarakat setelah edukasi adalah
mengatasi permasalahannya sendiri.
sebagai berikut:
Selain evaluasi akhir, monitoring
juga dilakukan kepada masyarakat a. Kesadaran tentang pentingnya
khususnya peserta edukasi yaitu mengelola sampah dan

10
pemanfaatan sampah plastik melakukan usaha. Sedangkan di
bertambah faktor eksternal atau luar individu
b. Perilaku menjaga lingkungan adalah pendidikan, pekerjaan,
dari sampah semakin dorongan keluarga, lingkungan
membaik sekitar, peluang usaha dan wadah
c. Meningkatnya keingintahuan pemasaran. Kedua faktor tersebut
tentang usaha pemanfaatan akan saling mendukung jika memiliki
beberapa faktor pendukung yang
sampah
sudah disebutkan sebelumnya.
d. Meningkatnya rasa ingin
Kebutuhan masyarakat desa Prigi
belajar memproduksi kerajinan
sudah semakin meningkat akibat
tangan dari bahan dasar adanya hambatan dari pandemi, hal
sampah plastik itu mendorong masyarakat desa prigi
e. Terdapat peserta yang mulai berlomba-lomba belajar, dan berusaha
membuat produk dari sampah dalam mengatasi dampak terhadap
secara mandiri namun belum ekonomi tersebut. Faktor yang paling
secara massal dan belum berpengaruh adalah ekonomi
layak dipasarkan keluarga. Jika tidak berpengalaman
dan berpendidikan, orang yang kreatif
4. Faktor-Faktor Yang dapat lebih mampu mengatasinya, maka
Mempengaruhi Minat timbullah motivasi untuk mengikuti
Masyarakat Berwirausaha berbagai kegiatan edukasi dan
Kerajinan Tangan Berbahan pelatihan secara gratis yang diadakan
desa. Kemudian untuk mendukung
Dasar Sampah Plastik
serta mengantisipasi faktor-faktor
Seorang wirausahawan memiliki diatas diperlukan bantuan kerjasama
tujuan dan target. Apalagi dibidang baik masyarakat, instansi, pemerintah
kerajinan tangan, sudah banyak desa maupun pihak luar baik untuk
usaha penjualan produk kerajinan pengadaan edukasi, sarana
yang memanfaatkan media sosial prasarana, wadah pemasaran,
sebagai tempat menjual. Faktor-faktor informasi peluang kerja dan
yang dapat mempengaruhi minat sebagainya.
warga desa prigi berwirausaha daur
ulang sampah berasal dari faktor KESIMPULAN DAN SARAN
internal dan faktor eksternal. Faktor KESIMPULAN
internal adalah faktor yang ada dalam
diri, sedangkan faktor eksternal Pelaksanaan edukasi pengelolaan
adalah faktor yang datangnya dari sampah rumah tangga dengan
luar. strategi membuat kerajinan bunga
Penelitian ini memiliki faktor hias dari bahan dasar plastik kresek,
internal atau personal yang cukup memotivasi berwirausaha ibu-
mepengaruhi minat berwirausaha ibu PKK desa Prigi (peserta edukasi)
kerajinan tangan dari sampah adalah hal ini dapat dilihat dari 3 aspek
pengalaman dan keterampilan individu kegiatan yang meliputi perencanaan,
mengolah sampah. Hal itu memicu pelaksanaan, dan evaluasi.
sikap percaya diri seseorang dalam Masyarakat dapat menerima dan
mendukung setiap pelaksanaannya.
11
Masyarakat desa Prigi khususnya dengan pengadaan sarana prasarana
peserta edukasi mampu memahami penunjang tugas pengelola sampah
materi dan menerapkan kegiatan dan wadah pemasaran kerajinan
yang dilaksanakan di kehidupan tangan sebagai bantuan kemudahan
sehari-hari, contohnya: membuang pemasaran produk lokal hasil kreasi
sampah pada tempatnya, memilah masyarakat desa Prigi.
sampah organik dan non-organik,
memanfaatkan kembali sebelum DAFTAR PUSTAKA
menjadi sampah, mengurangi Aisah, I. U., & Herdiansyah, H.
pemakaian dengan penggunaan
(2019).
barang tidak sekali pakai dan
Strategi Pemberdayaan
membuat produk kerajinan tangan
Masyarakat dalam
dari sampah untuk barang interior
rumah. Pelaksanaan Program Desa
Faktor-faktor yang dapat Mandiri Energi. Share: Social
mempengaruhi minat warga desa Work Journal, 9(2), 130-141.
Prigi berwirausaha daur ulang Bachtiar, H. (2015). Pengembangan
sampah berasal dari faktor internal Bank Sampah Sebagai Bentuk
dan faktor eksternal. Faktor internal Partisipasi Masyarakat Dalam
atau personal yang mepengaruhi Pengelolaan Sampah (studi
minat berwirausaha kerajinan tangan pada koperasi bank sampah
dari sampah adalah pengalaman dan Malang). Jurnal Administrasi
keterampilan individu mengolah Publik, 3(1), 128-133.
sampah. Sedangkan faktor eksternal Balqis, Fani. 2019. Strategi
adalah pendidikan, pekerjaan, Pemberdayaan Masyarakay
dorongan keluarga, lingkungan
Melalui Usaha Mikro Kecil Dan
sekitar, peluang usaha dan wadah
Menengah (UMKM) Oleh
pemasaran.
Dinas Koperasi Ukm Kota
SARAN Pekan Baru. JOM FISIP, 6
edisi II, 1-15.
Program edukasi pengelolaan Donna A. & Heru H. 2016. Bank
sampah berbasis rumah tangga
Sampah Sebagai Alternatif
dengan strategi membuat kerajinan
Strategi Pengelolaan Sampah
tangan bunga hias dari sampah
Berbasis Masyarakat Di
plastik yang dilaksanakan hanya
sekali diharapkan dari pihak Tasikmalaya. Manusia Dan
pemerintah desa dapat memberikan Lingkungan, 23(1), 136-141.
pelatihan berkelanjutan secara Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten
bertahap sesuai perencanaan Purbalingga. (2019). Peraturan
dengan dibantu oleh dukungan Daerah. Diakses pada 27
masyarakat. Agustus 2020 pukul 12:30 WIB
darI
Pemahaman masyarakat desa
https://dlh.purbalinggakab.go.i
tentang pengelolaan sampah dan
minat berwirausaha bertambah. Oleh d/peraturan-daerah/
sebab itu diharapkan pihak Dwiyanto, B. M. (2011). Model
pemerintah desa dapat membekali
12
Peningkatan Partisipasi Ahmad, H. (2018).
Masyarakat Dan Penguatan Pengelolaan Sampah Rumah
Sinergi Dalam Pengelolaan Tangga Masyarakat
Sampah Perkotaan. Jurnal Pemukiman Atas Laut Di
Ekonomi Pembangunan, Kecamatan Kota
12(2), 239-256. Ternate. Techno: Jurnal
Fatoni, Nur, dkk. 2017. Penelitian, 6(02), 48-56.
Pendayagunaan Sampah Septiani, B. A., Arianie, D. M.,
Menjadi Produk Kerajinan. Risman,
DIMAS, 17(1), 83-96 V. F. A. A., Handayani, W., &
Haryani, Dyah & Raharjo T. J. 2016. Kawuryan, I. S. S. (2019).
Pelatihan Pengelolaan Pengelolaan Sampah Plastik
Sampah Rumah Tangga Di Salatiga: Praktik, dan
Dalam Memotivasi tantangan. Jurnal Ilmu
Berwirausaha Ibu Rumah Lingkungan, 17(1), 90-99.
Tangga. Journal of Nonformal Suryani, A. S. 2014. Peran Bank
Education, 2(2), 135-142. Sampah Dalam Efektivitas
septiyani, D. Y., Bahari, N., & Adi, S. Pengelolaan Sampah (Studi
P. (2018). Pemanfaatan Kasus Bank Sampah Malang,
limbah kaleng sebagai produk Aspirasi, 5(1), 71-84.
kerajinan fungsional estetis Usman, Said. (2016). Strategi
dalam pemberdayaan Pengelolaan Sampah Rumah
masyarakat di sekitar TPS Tangga Di Kota Tarakan
Pajang Kalimantan Utara. Jurnal
Surakarta. SNKPPM, 1(1), Ekonomi Pembangunan, 5(3),
510-515. 349-359.
m.detik.com. (2018, 29 maret). Wahyudi, E., Zultiniar, Z., & Saputra,
Akhirnya Sampah di E. (2016). Pengolahan
Purbalingga Bisa Dibuang ke Sampah Plastik Polypropylene
TPA. Diakses pada 20 (PP) Menjadi Bahan Bakar
Agustus 2020, pukul 09:00 Minyak dengan Metode
WIB dari Perengkahan Katalitik
https://m.detik.com/news/berita Menggunakan Katalis Zeolit
-jawa-tengah/d- X. Jurnal Rekayasa Kimia &
3924641/akhirnya-sampah-di- Lingkungan, 11(1), 17-23.
purbalingga-bisa-dibuang-ke- Wildawati, D & Hasnita, E. (2019).
tpa Faktor Yang Berhubungan
Riswan, R., Sunoko, H. R., & Dengan Pengelolaan Sampah
Hadiyarto, A. (2011). Rumah Tangga Berbasis
Pengelolaan sampah rumah Masyarakat Di Kawasan Bank
tangga di Kecamatan Daha Sampah Hanasty. Jurnal
Selatan. Jurnal Ilmu Human Care, 4(3), 149-158.
Lingkungan, 9(1), 31-38. Zuliyah, S. (2010). Strategi
Rosnawati, W. O., Bahtiar, B., &

13
pemberdayaan masyarakat
desa dalam menunjang
pembangunan daerah. Journal
of Rural and
Development, 1(2).

14

Anda mungkin juga menyukai