Anda di halaman 1dari 12

Idenifikasi Pencemaran Tanah Berdasarkan Banyaknya Sampah Anorganik

Dan Organik Yang Terdapat Di TPS Sukun, Kelurahan Sukun,


Kota Malang, Jawa Timur

LAPORAN PRAKTIKUM
Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Pencemaran Lingkungan
yang dibimbing oleh Dr.H. Sueb, M.kes

Oleh:
Offering GHL/Kelompok 1
Alifa Uulia Ainayya (160342606292)
Lutfita Fitriana (160342606284)
Muly Pramesti (160342606245)
Nina Bungan Anggraini (160342606206)
Vivi Ary Putri (160342606284)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PRODI BIOLOGI
OKTOBER 2018
IDENIFIKASI PENCEMARAN TANAH BERDASARKAN BANYAKNYA
SAMPAH ORGANIK DAN ANORGANIK YANG TERDAPAT DI TPS SUKUN,
KELURAHAN SUKUN, KOTA MALANG, JAWA TIMUR

Alifa Aulia Ainayya, Lutfita Fitriana, Muly Pramesti, Nina Bunga Anggraini
Vivi Ary
Lindya P, dan Dr.Sueb, M.Kes
Universitas Negeri Malang
e-mail: sueb.fmipa@um.ac.id
Abstrak: Menurut definisi World Health Organization (WHO) sampah adalah
sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu
yang dibuang yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi
dengan sendirinya. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui
identifikasi pencemaran tanah berdasarkan banyaknya sampah organik
dan anorganik yang dihasilkan setiap hari. Penelitian ini Berlokasi di TPS
sukun Kelurahan Sukun kecamatan Sukun Kota Malang. Kelurahan
Mulyorejo memiliki jumlah penduduk sebanyak 13.442 jiwa, rerata
sampah yang dihasilkan oleh satu orang sebesar 0,042 kg per hari.
Sedangkan untuk Kelurahan Tanjungrejo memiliki jumlah penduduk
sebanyak 30.171 jiwa, jadi rerata sampah yang dihasilkan oleh satu orang
sebesar 0,019 kg per hari. Berdasarkan perhitungan tersebut dapat
diketahui bahwa jumlah sampah yang dihasilkan oleh setiap orang di
Kelurahan Mulyorejo dan Kelurahan Tanjungrejo masih dalam batas
normal.

Kata Kunci : Sampah, Kelurahan Sukun, Pencemaran Tanah


Abstract : According to the definition of World Health Organization (WHO)
waste is something that is not used, is not used, is not liked or something
that is discarded that comes from human activities and does not occur by
itself. The purpose of this study is to find out the identification of soil
pollution based on the amount of organic and inorganic waste produced
every day. This research is located in Sukun TPS Sukun Village, Sukun
Subdistrict, Malang City. Mulyorejo has a population of 13,442 people,
the average waste produced by one person is 0.042 kg per day. Whereas
for Tanjungrejo Village has a population of 30,171 people, so the
average waste produced by one person is 0.019 kg per day. Based on
these calculations it can be seen that the amount of waste produced by
each person in Mulyorejo and Tanjungrejo villages is still within normal
limits.
Keyword : Garbage, Kelurahan Sukun, Soil contamination

1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Tanah merupakan lapisan kerak bumi yang mengandung berbagai senyawa
organik dan anorganik. Tanah adalah lapisan terluar bumi, adapun lautan atau
sungai pun akan memiliiki dasar berupa tanah. Karakteristik tanah akan berbeda
pada suatu wilayah dengan wilayah lain. Pembentukan tanah dipengaruhi oleh
senyawa organik di sekitarnya. Tanah terbentuk dari pelapukan bebatuan atau
pelapukan organisme. Karakter tanah dapat dilihat dari tekstur dan warnanya.
Misalnya tanah yang berwarna hitam merupakan tanah yang paling baik, hal ini
dikarenakan tanah jenis ini terbentuk dari proses pembusukan organisme sehingga
mengandung banyak sekali senyawa organik (Brevik dan Sauer, 2015).

Pencemaran tanah ialah masuknya atau dimasukannya suatu senyawa organik


atau anorganik atau makhluk hidup yang dapat menurunkan kualitas tanah dan
merusak organisme di sekitarnya. Pencemaran tanah dapat terjadi akibat
terjadinya pencemaran air dan udara. Hal ini karena air dan udara adalah bagian
dari tanah. Masuknya polutan ke dalam tanah dapat salah satunya dibawa oleh
kedua komponen tersebut. Tanah merupakan komponen yang penting bagi
makhluk hidup. Selain untuk menopang organisme, tanah merupakan habitat dari
semua organisme darat. Kualitas tanah sangat mempengaruhi organisme di
dalamnya (Brevik dan Sauer, 2015).
Menurut definisi World Health Organization (WHO) sampah adalah sesuatu
yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang
yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya. Undang-
Undang Pengelolaan Sampah Nomor 18 tahun 2008 menyatakan sampah adalah
sisa kegiatan seharihari manusia dan/atau dari proses alam yang berbentuk padat
(Suprapto, 2010).

Para ahli kesehatan masyarakat Amerika membuat batasan, sampah (waste)


adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi, atau sesuatu
yang dibuang, yang berasal dari kegiatan manusia, dan tidak terjadi dengan
sendirinya. Dari batasan ini jelas bahwa sampah adalah hasil kegiatan manusia
yang dibuang karena sudah tidak berguna. Dengan demikian sampah mengandung
prinsip (1) Adanya sesuatu benda atau bahan padat (2) Adanya hubungan
langsung/tidak langsung dengan kegiatan manusia dan (3) Benda atau bahan
tersebut tidak dipakai lagi (Mohan dan Sajayan, 2015).

Sumber Sampah dapat dibedakan berdasarkan asalnya yaitu berasal dari


pemukiman, Sampah yang berasal dari industri (industrial wastes) (domestic
wastes), Sampah yang berasal dari pertambangan (Gangadhar, 2014), Sampah
yang berasal dari perkantoran, Sampah yang berasal dari jalan raya (Mohan &
Sajayan, 2015) dan Sampah yang berasal dari pertanian/perkebunan (Ranieri et al,
2016).

Dilihat dari banyaknya sumber sampah tersebut, kami ingin mengetahui


pencemaran tanah yang diakibatkan oleh banyaknya sampah yang dihasilkan oleh
rumah pada setiap harinya. Dengan demikian kami memliki TPS Sukun sebagai
tempat observasi penelitian kami karena terdapat sekitar 2 kelurahan di Kelurahan
Sukun yang membuang sampah di TPS tersebut.

1.2 Tujuan

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui identifikasi pencemaran tanah
berdasarkan banyaknya sampah organik dan anorganik yang dihasilkan setiap
hari.
1.3 Manfaat

Setelah membaca ini diharapkan penulis mampu mengetahui kualitas


pencemaran tanah akibat banyaknya sampah organik dan anorganik yang
dihasilkan oleh masyarakat setiap harinya dan pembaca dapat Mengetahui
permasalahan lingkungan yang kemudian dapat dikembangkan untuk mendalami
masalah dilingkungan sekitarnya.

2. METODE PENELITIAN
2.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif, dimana data primer
yang diperoleh dari hasil observasi lapangan di TPS Sukun, dan Kelurahan Sukun
Kota Malang dianalisis dan dibahas secara deskriptif pada pembahasan.

2.2 Tempat dan Waktu

Penelitian dilaksanakan pada tanggal 07 Oktober 2018 pada pukul 06 : 30 WIB


yang berlokasi di TPS sukun Kelurahan Sukun kecamatan Sukun Kota Malang.

Gambar 1. Lokasi kelurahan Sukun kota malang


2.3 Populasi dan Teknik Sampling
Populasi penelitian ini adalah mengetahui jumlah KK dikelurahan Sukun kota
Malang serta menimbang sampah yang dibuang warga sekitar kelurahan Sukun
tersebut. Teknik sampling yang digunakan yaitu probably sampling untuk
sampling sampah.

2.4 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada penelitian ini yaitu buku, alat tulis (untuk mencatat
perhitungan jumlah KK, jumlah RT, berat sampah, jumlah sampah organik
maupun anorganik, karung sampah, timbangan elektrik, termohigrometer dan
kamera HP (untuk mendokumentasikan kondisi yang diteliti).

2.5 Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur yang digunakan pada penelitian ini menggunakan metode observasi


langsung dengan menimbang dan memilah sampah yang ada di TPS Sukun kota
Malang, dan mewawancara petugas TPS Kelurahan Sukun Kota Malang. Setelah
melakukan observasi langsung, data primer berupa angka yang diperoleh dari
hasil pengamatan selanjutnya dianalisis dan dibahas secara deskriptif.

3. HASIL DAN ANALISIS DATA

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan di TPS Sukun, kelurahan


Sukun, kota Malang didapatkan hasil sebagai berikut:
a. Data berat sampah organik dan anorganik
Suhu 190C

Kelembapan Udara 63%


Kelurahan Gerobak Sampah Sampah Total
Ke- Organik Anorganik
(kg)
(kg) (kg)

Mulyorejo 1 58,6 38,9 97,5

2 52,2 34,8 87

3 72,1 26,2 98,3

4 60,4 32,6 93

5 55,7 35,5 91,2

6 71,6 23,4 95

Tanjungrejo 1 48,9 42,8 91,7

2 52,3 34,6 86,9

3 54,7 42 96,7

4 64,3 30,3 94,6

5 62,9 29,4 92

6 82,6 17,6 100,2

Total 12 736,3 388,1 1124,1


Gerobak

Lokasi penelitian yang dipilih yakni timbunan sampah pada salah satu TPS
di Cecamatan Sukn, Malang. Faktor abiotik yang didapatkan adalah Suhu sebesar
190C dan kelembapan udara sebsesar 63%. Hasil pengukuran timbunan sampah
sampah di TPS yaitu, ada sebanyak 12 gerobak dari 2 kelurahan terdekat dari TPS
tersebut yaitu kelurahan Mulyorejo dan Tanjungrejo. Sampah yang tertimbuun
dapat dipilah menjadi sampah organik dan anorganik. Didapatkan total untuk
sampah organik sebesar 736,3 kg, sampah anorganik sebesar 388,1 kg, dan total
sampah yang tertimbun sebanyak 1124,1 kg.

4. PEMBAHASAN
Pengukuran timbulan sampah dilakukan di Tempat Pembuangan Sampah
(TPS) Sukun dari yang di gunakan oleh 2 Kelurahan yaitu Kelurahan Mulyorejo
dan Kelurahan Tanjungrejo. Petugas TPS Sukun menyiapkan 6 gerobak untuk tiap
kelurahan. Rerata sampah yang didapatkan dari Kelurahan Mulyorejo untuk
sampah organik sebesar 61,76 kg dan sampah anorganik sebesar 31,9 kg per hari,
sedangkan rerata sampah yang didapatkan dari Kelurahan Tanjungrejo untuk
sampah organik sebesar 60,95 kg dan sampah anorganik sebesar 32,78 kg per hari.
Jumlah total sampah dari Kelurahan Mulyorejo dan Kelurahan Tanjungrejo untuk
sampah organik sebesar 736,3 kg dan sampah anorganik sebesar 388,1 dan total
sampah yang tertimbun sebanyak 1124,1 kg.

Berat sampah yang dihasilkan setiap kelurahan di Kecamatan Sukun berbeda-


beda. Hal ini disebabkan oleh jumlah sampah yang dihasilkan setiap rumahnya.
Jumlah penghuni di setiap rumah merupakan faktor yang paling utama dalam
besarnya timbulan sampah rumah tangga. Tren jumlah timbulan sampah berbeda-
beda, dikarenakan variasi dalam pola konsumsi masyarakat di lokasi atau sumber
yang berbeda yang diikuti pula dengan perubahan gaya hidup masyarakatnya
(Purcell, 2009).

Berdasarkan total sampah yang dihasilkan, diketahui bahwa sampah yang


lebih dominan adalah sampah organik. Sampah organik yang dimaksudkan berupa
sampah yang dapat dikomposkan. Jenis sampah yang dapat dikomposkan adalah
sisa makanan atau sampah kebun. Tingginya persentase sampah yang dapat
dikomposkan dikarenakan setiap harinya masyarakat menghasilkan sampah sisa
makanan yang besar ataupun hasil dari sampah perkebunan seperti daun dari
pepohonan di pekarangan (Dhokhikah, 2015).

Menurut data Badan Pusat Statistik Kota Malang (2015) Kelurahan


Mulyorejo memiliki jumlah penduduk sebanyak 13.442 jiwa, jadi dapat
disimpulkan bahwa rerata sampah yang dihasilkan oleh satu orang sebesar 0,042
kg per hari. Sedangkan untuk Kelurahan Tanjungrejo memiliki jumlah penduduk
sebanyak 30.171 jiwa, jadi dapat disimpulkan bahwa rerata sampah yang
dihasilkan oleh satu orang sebesar 0,019 kg per hari. Berdasarkan perhitungan
tersebut dapat diketahui bahwa jumlah sampah yang dihasilkan oleh setiap orang
di Kelurahan Mulyorejo dan Kelurahan Tanjungrejo masih dalam batas normal.
Hal ini sesuai dengan ketentuan Badan Standarisasi Nasional (2008) yang
menyebutkan bahwa besarnya timbulan sampah rumah tangga oleh satu orang
sebesar 0,4-0,5 kg.

Sampah organik seperti sisa makanan, sisa daun pekarangan maupun


tumbuhan yang telah mati tentunya mengandung senyawa organik yang dapat
membusuk karena diuraikan oleh mikroorganisme. Hal ini dapat mempengaruhi
tingkat pencemaran tanah (Muslimah, 2015). Selain sampah organik, keberadaan
sampah anorganik juga berpengaruh dalam mencemari tanah, seperti penjelasan
Muslimah (2015) yaitu senyawa anorganik yang tidak dapat dimusnahkan/
diuraikan oleh mikroorganisme seperti plastik, serat, keramik, kaleng-kaleng dan
bekas bahan bangunan, menyebabkan tanah menjadi kurang subur.

5. Kesimpulan
Kelurahan Mulyorejo memiliki jumlah penduduk sebanyak 13.442 jiwa, jadi
dapat disimpulkan bahwa rerata sampah yang dihasilkan oleh satu orang sebesar
0,042 kg per hari. Sedangkan untuk Kelurahan Tanjungrejo memiliki jumlah
penduduk sebanyak 30.171 jiwa, jadi dapat disimpulkan bahwa rerata sampah
yang dihasilkan oleh satu orang sebesar 0,019 kg per hari. Berdasarkan
perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa jumlah sampah yang dihasilkan oleh
setiap orang di Kelurahan Mulyorejo dan Kelurahan Tanjungrejo masih dalam
batas normal.

Pada total sampah yang dihasilkan, sampah yang lebih dominan adalah
sampah organik. karenakan setiap harinya masyarakat menghasilkan sampah sisa
makanan yang besar ataupun hasil dari sampah perkebunan. Sampah organik
dapat mempengaruhui tingkat pencemaran tanah. Sampah anorganik juga dapat
mencemari tanah karena tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme.

6. Saran
Sampah adalah limbah yang bersifat padat terdiri dari zat organik dan zat
anorganik yang dianggap tidak berguna lagi dan harus dikelola agar tidak
membahayakan lingkungan dan melindungi investasi pembangunan. Sebisa
mungkin menghindari penggunaan botol, plastik, serat, keramik, kaleng-kaleng
dan bekas bahan bangunan.

DAFTAR RUJUKAN

Badan Pusat Statistik Kota Malang. 2015. Proyeksi Penduduk Menurut Kelurahan
Tahun 2011-2020.
Badan Standarisasi Nasional. 2008. Pengelolaan Sampah di Permukiman. SNI
3242-2008.
Brevik, E.C., Sauer, T. J. 2015. The Past, Present, and Future of Soils and Human
Health Studies. Corperinus Publications Europan Geosciences Union,
vol. 3, no. 10, pg. 35-46.

Gangadhar & Zaware Sandeep. 2014. Environmental Impact Assessment on Soil


pollution Issue about Human Health. International Research Journal
of Environment Sciences, vol. 3, no. 11, pg. 78-81.

L. Purcell, M., Magette, M., 2009. Prediction of household and commercial BMW
generation according to socio-economic and other factors for the Dublin
region. Waste Management 29.
Mohan, Anusree., Sajayan, & Jyothi. 2015. Soil Pollution-A Momentous Crisis.
International Journal of Herbal Medicine, vol. 3, no. 1, pg. 45-47.

Muslimah. 2015. Dampak Pencemaran Tanah dan Langkah Pencegahan.


Agrisamudra. Vol 2 (1) hal 11-20.
Ranieri, E., Bombardelli, F., Gikas, P., & Chiaia, B. 2016. Soil Pollution
Prevention and Remediation. Hindawi Publshing Corporation, Vol. 4,
no. 15, pg. 10-11.

S. Dhokhikah, Y., Trihadiningrum, Y., Sunaryo, “Community participation in


household solid waste reduction in Surabaya,” Resour. Conserv. Recycl., vol.
102, pp. 153–162, 2015.
Suprapto. 2010. Dampak Masalah Sampah Terhadap Kesehatan Masyarakat.
Jurnal Mutiara Kesehatan Indonesia, vol. 1, no. 2.

LAMPIRAN
Foto anggota kelompok saat pengambilan Kondisi TPS Sukun

data di TPS Sukun

Pemilahan Sampah Kondisi TPS Sukun

Anda mungkin juga menyukai