Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN ALAM


“KONTROL KUALITAS BAHAN ALAM BATANG BROTOWALI
(Tinospora crispa L.) PADA PENETAPAN KADAR ABU TOTAL”

Kelas/Kelompok : E.4

Disusun Oleh :
Vina Asri (2021210160)
Fera Yulianti (2021210163)
Fitri Nur Rahmadina (2021210164)
Allycia Prathama Johny (2021210165)
Wita Salsabilah (2021210166)
Alzeta Shafa Andini (2021210167)

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PANCASILA
JAKARTA
2023
I. JUDUL PERCOBAAN
"Kontrol Kualitas Bahan Alam Batang Brotowali (Tinospora Crispa L.) Pada
Penetapan Kadar Abu Total"

II. TUJUAN PERCOBAAN


1) Untuk memahami dan melakukan penetapan parameter non spesifik dari simplisia
Batang Brotowali melalui Penetapan Kadar Abu Total

III. TEORI DASAR


Bahan alam secara khusus diartikan sebagai segala material organik
yang dihasilkan oleh alam yang telah dipelajari dan dibuktikan baik secara empiris
maupun secara tradisional melalui pengalaman penggunaan urun temurun memiliki
khasiat tertentu untuk kesehatan baik dalam bentuk segar, sediaan kering, ekstrak,
maupun senyawa tunggal hasil pemurnian. Pada era modern ini ada kecenderungan
pola hidup yang mengarah pada penggunaan bahan-bahan alami sebagai zat
berkhasiat baik untuk pengobatan, perawatan kesehatan dan kebugaran, kosmetika,
makanan fungsional, maupun untuk produk perawatan tubuh sehari-hari. Fenomena
ini semakin meningkatkan pamor bahan alam sebagai pilihan karena dinilai lebih
aman atau memiliki efek negatif yang lebih rendah. Nilai ekonomis beberapa bahan
alam pun semakin meningkat yang diikuti dengan semakin berkembangnya berbagai
penelitian untuk mengembangkan produk-produk yang berbasis pada bahan alam.
Saat ini, bidang penelitian dan industri bahan alam menjadi salah satu bidang yang
prospektif dan memiliki masa depan yang baik karena kebutuhan akan bahan ini
semakin meningkat.
Kontrol kualitas bahan alam parameter non-spesifik:
● Penetapan Kadar Abu Total
Simplisia dan ekstrak masing-masing sebanyak 2 g ditimbang dan dimasukkan
ke dalam krus silikat yang telah dipijar dan ditara, pijarkan perlahan-lahan hingga
suhu yang menyebabkan senyawa organik dan turunannya terdestruksi dan
menguap sampai tinggal unsur mineral dan anorganik saja yaitu pada suhu 600 ±
25°C, dinginkan dan timbang. Kadar abu total dihitung terhadap berat bahan uji,
dinyatakan dalam % b/b (Depkes RI., 2008).
● Penetapan Kadar Abu Tidak Larut Asam
Abu yang diperoleh pada penetapan kadar abu total dididih-kan dengan 25 mL
asam klorida encer LP selama 5 menit. Bagian yang tidak larut dalam asam
dikumpulkan, saring melalui kertas saring bebas abu, Kadar abu yang tidak larut
dalam asam dihitung terhadap berat bahan uji, dinyatakan dalam % b/b (Depkes
RI., 2008).
● Penetapan Kadar Air (Depkes RI., 2008).
Kadar air ditetapkan dengan cara destilasi toluen. Toluen yang digunakan
dijenuhkan dengan air terlebih dahulu, kemudian simplisia dan ekstrak
masing-masing sebanyak 5 g ditimbang dan dimasukkan ke dalam labu alas bulat
dan ditambahkan toluen yang telah dijenuhkan. Labu dipanaskan selama 15
menit, setelah toluen mulai mendidih,penyulingan diatur 2 tetes/ detik,lalu 4
tetes/detik. Setelah semua air tersuling, pemanasan dilanjutkan selama 5 menit.
Biarkan tabung penerima dalam keadaan dingin mencapai hingga suhu kamar.
Volume air dibaca sesudah toluen dan air memisah sempurna

IV. METODE PERCOBAAN


A. Alat
● Tanur
● Alat gelas
● Timbangan analitik
● Pemanas
● Penjepit
● Sarung tangan
● Krus
● Desikator

B. Bahan
● Serbuk simplisia Batang Brotowali

C. Cara Kerja
1. Penetapan Kadar Abu Total
1) Ditimbang lebih kurang 2 g - 3 g serbuk simplisia Brotowali.dengan
saksama
2) Dimasukkan kedalam krus porselen yang telah dipijarkan dan ditara,
kemudian diratakan
3) Krus diuapkan terlebih dahulu hingga uap asap hilang , kemudian
dipijarkan didalam tanur selama 30 menit , lalu didinginkan kedalam
desikator selama 10 menit lalu ditimbang. Lakukan hingga 2x pengulangan.
4) Dihitung nilai kadar abu total

V. HASIL PERCOBAAN
A. Penetapan Kadar Abu Total

Bobot Simplisia Bobot Krus Bobot Krus + Abu % Abu Total


(g) Kosong (W0) (W1))

2,0068 g 39,6335 g 39,8383 g 10,21%

2,0089 g 43,5003 g 43,7094 g 10,40%

2,0002 g 53,2820 g 53,4699 g 9,39%

2, 0034 g 70,2784 g 70,4669 g 9,41%

Rata-Rata Kadar Abu Total 9,85%

Simpangan Baku 0,5283

Syarat % Abu Total Batang Brotowali : Tidak lebih dari 7,2%


Perhitungan :
𝑊1 − 𝑊0
% Abu Total = 𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑆𝑖𝑚𝑝𝑙𝑖𝑠𝑖𝑎
𝑥 100%
(39,8383 − 39,6335) 𝑔
% Abu Total (1) = 2,0068 𝑔
𝑥 100% = 10,21% (TMS)
(43,7094 − 43,5003) 𝑔
% Abu Total (2) = 2,0089 𝑔
𝑥 100% = 10,40% (TMS)
(53,4699 − 53,2820) 𝑔
% Abu Total (3) = 2,0002 𝑔
𝑥 100% = 9,39% (TMS)
(70,4669 − 70,2784) 𝑔
% Abu Total (4) = 2,0034 𝑔
𝑥 100% = 9,41% (TMS)

VI. PEMBAHASAN
Terlampir pada kertas HVS.
VII. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan yang telah kami lakukan dapat disimpulkan sebagai
berikut.
1. Hasil standarisasi kadar abu total didapatkan sebesar 0,5283 土 9,85%.
2. Hasil tersebut tidak memenuhi syarat karena tidak sesuai dengan monografi
batang brotowali pada FHI edisi II, yaitu syarat kadar abu totalnya sebesar 7,2%.
3. Semakin tinggi kadar abu total, maka semakin tinggi pula kandungan mineral
dalam simplisia.

VIII. DAFTAR PUSTAKA


1. Yuri Pratiwi Utami, et. al., 2017. Journal of Pharmaceutical and Medicinal
Sciences 2017. 2(1) : Hal. 32-39.
2. Khadafi Saputra Akhmad. 2016. Uji Identifikasi Farmakognostik Tumbuhan
Sangkareho (Callicarpa longifolia Lam.) Asal Kalimantan Tengah.
3. Nugroho Agung. 2017. Buku Ajar Teknologi Bahan Alam. Lambung Mangkurat
University Press.

IX. LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai