DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 8
ANDINI WINA LESTARI (54183212280)
RINALDI JUPI (54183112327)
WIJDAN ADIKA KUSUMA WIBOWO (54183112339)
WULAN (54183212340)
1. PENDAHULUAN
Proses pembusukan dan penurunan mutu adalah masalah utama yang dihadapi
dalam penanganan bahan pangan. Penyebab pembusukan bahan pangan terutama
disebabkan oleh pertumbuhan mikroorganisme, sehingga perlu adanya upaya pencegahan
dan penanganan yang baik untuk dapat mempertahankan mutu dan daya awetnya.
Penggunaan bahan pengawet alami dan buatan dapat menjadi salah satu alternatif untuk
mempertahankan mutu. Salah satu penggunaan bahan pengawet alami yaitu dengan
menambahkan zat pengawet alami yang didapat dari tanaman. Keuntungan penggunaan
pengawet alami antara lain aman dikonsumsi, mudah didapat dan memiliki banyak manfaat
bagi kesehatan.
Ikan merupakan bahan makanan yang banyak dikonsumsi masyarakatselain sebagai
komoditi ekspor. Ikan cepat mengalami proses pembusukan dibandingkan dengan bahan
makanan lain. Bakteri dan perubahan kimiawi pada ikan mati menyebabkan pembusukan.
Mutu olahan ikan sangat tergantung pada mutu bahan mentahnya. Pengolahan ikan tongkol
asap umumnya tidak dapat memperpanjang masa simpan lebih dari 2-3 hari. Pengasapan,
penggaraman dan pengeringan merupakan cara pengawetan ikan yang sampai saat ini
masih banyak dilakukan. Kerusakan yang sering terjadi pada ikan asap adalah terjadinya
pertumbuhan jamur atau kapang, karena jamur dapat tumbuh pada makanan dengan kadar
air rendah. Pertumbuhan jamur pada ikan dapat menyebabkan bau menjadi tengik dan
perubahan tekstur.
Pengasapan dapat didefinisikan sebagai proses penetrasi senyawa volatil pada ikan
yang dihasilkan dari pembakaran kayu. Senyawa kimia dari asap kayu umumnya berupa
fenol (yang berperan pada pengasapan ikan secara tradisonal) umur simpannya pendek jika
disimpan pada suhu ruang, sehingga diperlukan upaya dalam memperpanjang umur
simpan. Buah atung (Parinarium glaberium Hassk) telah banyak diketahui kegunaan dan
manfaatnya sebagai pengawet alami yang terbukti aman serta tidak mengganggu
kesehatan. Kombinasi ekstrak buah atung dan pengasapan yang dilakukan secara
sederhana, efektif dan efisien dapat digunakan untuk memperpanjang umur simpan serta
meningkatkan mutu ikan tongkol asap, sekaligus sebagai bahan pengawet pangan alami
yang aman untuk masyarakat serta ramah lingkungan.
Pada penelitian ini memiliki perbedaan perlakuan terhadap sampel yaitu perlakuan
perendaman dalam larutan ekstrak atung selama penyimpanan ikan tongkol asap. Sehingga
dilakukannya analisis Rancangan Percobaan yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL).
Rancangan Acak Lengkap digunakan jika kondisi unit percobaan yang digunakan relatif
homogen. Rancangan Acak Lengkap (RAL) merupakan rancangan yang paling sederhana
jika dibandingkan dengan rancangan-rancangan percobaan lainnya. Dalam rancangan ini
tidak terdapat lokal kontrol, sehingga sumber keragaman yang diamati hanya perlakuan dan
galat.
2. PERMASALAHAN
Ikan merupakan bahan pangan yang mudah rusak atau cepat mengalami proses
pembusukan (highly perishable food). Bakteri dan perubahan kimiawi pada ikan mati
menyebabkan pembusukan. Mutu olahan ikan sangat tergantung pada mutu bahan
mentahnya. Oleh karena itu pengolahan ikan tongkol asap dengan pemberian ekstrak biji
atung diharapkan dapat mempertahankan daya simpan dan nilai mutu ikan tongkol asap.
Namun demikian, sejauh mana efektifitas penggunaan ekstrak biji atung dalam produk
ikan tongkol asap belum pernah dilakukan.
3. TUJUAN DAN KEGUNAAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmana efektifitas penggunaan
ekstrak biji atung sebagai pengawet alami terhadap perubahan nilai mutu ikan tongkol asap.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi ilmiah bagi kalangan akademik
dalam pengembangan proses pengolahan ikan tongkol asap dengan menggunakan ekstrak
biji atung sebagai pengawet alami untuk meningkatkan nilai mutunya.
4. HIPOTESIS
Diduga dalam perendaman tertentu, larutan ekstrak biji atung yang digunakan
dapat mempengaruhi karakteristik kimia ikan tongkol asap sehingga dapat
mempertahankan mutu ikan tongkol asap.
5. VARIABEL PENELITIAN
a. Variable Bebas (independent)
Variable bebas adalah perlakuan yang diberikan dalam penelitian, yaitu
lama perendaman dalam larutan ekstrak biji atung.
Y¡j + μ + αi + €ij
Data Penilaian
Perlakuan Kadar air Kadar abu Kadar Kadar Karbohidrat Total
lemak protein
KHO 56,31 2,45 3,39 35,75 2,10
KH2 60,88 1,88 2,27 32,66 2,30
KH4 62,80 2,07 2,02 30,69 2,42
RHO 54,62 2,82 2,10 36,78 3,67
RH2 59,46 2,66 1,63 34,62 1,63
RH4 62,65 2,00 1,99 32,37 1,00
Total 356,72 13,88 13,4 202,87 13,13 599,99
Rata-rata 59,45 2,31 2,23 33,81 2,18 19,99
JK² 21.264,87 32,83 31,74 6.885,71 32,66 28.247,
81
NJ 6 6 6 6 6 30
JKT = ∑(yij)2 – FK
G. Tabel anova
Sv df Jk KT F hitung F tabel 1%
Perlakuan 5 16.158,66 3.231,73
Galat 24 89,55 3,73
866,41 3.90
Total 29 16.248,21 -
7. KESIMPULAN
Dapat disimpulkan bahwa jika F-hitung (886,41) > F-tabel 1% (3,90) maka perlakuan
pemberian ekstrak biji atung terhadap pengolahan ikan tongkol asap berpengaruh secara
nyata terhadap kandungan kimia ikan tongkol asap. F-hitung > F-tabel maka H 0 ditolak
artinya terdapat beda signifikan sehingga dapat dilakukan uji lanjut
DAFTAR PUSTAKA
Asfan, Iffan Maflahah, Dian Farida. 2017. Analisis Tingkat Kesukaan Konsumen Ikan
Asap Dengan Pelapisan Edible Coating Dari Karagenan. III: 230-238.
Hiariey, Sandra, Vanessa Lekahena. 2015. Pengaruh Pemberian Ekstrak Biji Atung
Sebagai Pengawet Alami Terhadap Perubahan Nilai Mutu Ikan Tongkol Asap.
18(3): 329-340.
Ratna, Safrida,Yulinar. 2011. Variasi Jenis Bahan Bakar Pada Pengasapan Ikan
Bandeng (Chanos-chanos Forskal ) Menggunakan Alat Pengasapan Tipe Kabinet.
3(2): 34-37.