Anda di halaman 1dari 66

Cara Membuat CV yang Kekinian dan

Terlihat Profesional Plus Contohnya


Maret 26, 2019 by Boby
7 menit

Cara membuat CV yang benar. (Shutterstock)

Curriculum Vitae alias CV jadi syarat utama buat melamar kerja.. Dengan melihat CV aja nih,
perusahaan bisa tahu kalau si pelamar layak direkrut. Makanya nih ada baiknya mencari
menca tahu
gimana cara membuat CV yang menarik dan benar supaya cepat dapat kerja.

Menurut studi yang udah dilakukan, perekrut atau recruiter butuh waktu sekitar 6 detik buat
memeriksa CV. Kalau waktu yang dihabiskan buat periksa CV lebih dari 6 detik , itu
tandanya si perekrut menunjukkan ketertarikan pada si pelamar atau job seeker.
seeker

Nah, di sini CV seolah menjadi penentu apakah seseorang bisa diterima atau ditolak
lamarannya. Karena faktanya demikian, setiap pelamar emang kudu tahu nih gimana cara
membuat CV. Apalagi secara gak langsung, CV menjadi cerminan apakah kamu tampak
profesional atau gak.

Nah, dalam ulasan kali ini, Moneysmart mau berbagi


berbagi informasi nih mengenai cara membuat
CV yang menarik. Sebab, untuk memenangkan persaingan kerja, butuh persiapan yang benar-
benar
benar matang, termasuk mempersiapkan CV. Gak usah berlama-lama
berlama lama lagi, langsung aja yuk
dicek caranya.

Baca juga: 8 Tips Wawancara Kerja Ini Bikin Kamu Diingat Calon Bos Lho

Cara Membuat CV yang menarik untuk Pemula


Cara bikin cv buat pemula. (Pexels)

Cara membuat CV yang menarik dan baik itu bukan berarti isinya dimuat dalam berlembar-
berlembar
lembar kertas. Satu hal yang perlu kamu tahu, CV yang dibuat berlembar-lembar
berlembar lembar gak bakal
menjadikanmu sebagai sosok pelamar yang super. Malahan CV model yang kayak gitu
cenderung diabaikan
an para perekrut.

Terus gimana nih cara membuat CV yang benar dan sesuai kriteria perekrut? Sebenarnya,
dalam pembuatan CV itu, informasi yang mesti disajikan gak perlu banyak-banyak
banyak amat kok.
Berikut ini adalah informasi-informasi
informasi penting yang perlu ada dan
dan cara penempatannya.

1. Cantumkan nama, alamat, nomor telepon, hingga email dan posisikan


berada di CV Header atau bagian atas

Dalam CV, informasi pribadi itu wajib ada. Gak harus panjang dan mendetail, kamu cuma
perlu mencantumkan nama, alamat, nomor telepon, hingga email.
Posisikan informasi pribadi di bagian atas CV atau CV header. Sebab informasi ini yang
bakal dilihat pertama kali oleh perekrut.

Perhatikan juga penggunaan ukuran font pada nama. Idealnya, ukuran font pada nama itu
harus lebih besar dari teks yang lain.

Dalam penulisan informasi pribadi ini, kamu harus menempatkan nama di posisi teratas.
Kemudian di bawahnya tuliskan alamat. Di bawahnya lagi nomor telepon. Lalu di bawahnya
lagi email.

2. Tuliskan CV Objective atau CV Summary dan tempatkan di bawah


informasi pribadi

Umumnya CV objective atau CV summary ini berisi tentang perjalanan karier. Namun,
karena kamu masih pemula dalam pembuatan CV, ringkasan perjalanan karier bisa diganti
dengan ringkasan perjalanan pendidikan kamu.

Misalnya aja kamu bercerita mengenai jurusan yang kamu ambil selama menjalani
pendidikan. Lalu berapa lama pendidikan tersebut ditempuh. Kemudian apa aja yang kamu
peroleh selama menjalani pendidikan tersebut. Tuliskan semuanya itu dalam satu paragraf
sebanyak tiga baris.

3. Punya pengalaman kerja? Cantumkan walaupun itu sebatas magang


asalkan masih terkait dengan pendidikan yang dijalani

Bukan rahasia lagi kalau perekrut itu melihat pengalaman kerja sebagai pertimbangan mereka
dalam memberi undangan interview. Makanya dalam membuat CV, pastikan pengalaman
kerja itu ditulis benar-benar.

Buat yang masih fresh graduate, kamu bisa mencantumkan pengalaman magang atau
pekerjaan lain asalkan masih ada hubungannya dengan pendidikan yang ditempuh.

Dalam menyajikan informasi pengalaman kerja, pekerjaan terakhir dianjurkan buat


ditempatkan di urutan pertama. Informasi utama yang harus ditulis adalah tanggung jawab
selama menjalani pekerjaan tersebut. Jangan sampai ada yang terlewat dalam memuat
informasi tersebut.

4. Tuliskan pendidikan yang udah dijalani, terutama perguruan tinggi kalau


ada dan tempatkan posisinya di bawah pengalaman kerja

Dalam menceritakan pendidikan yang dijalani, sebaiknya tuliskan aja yang penting-penting.
Beberapa hal yang harus kamu perhatikan dalam penulisan latar belakang pendidikan, yaitu:

 Nama universitas atau sekolah.


 Lamanya menempuh pendidikan.
 Jurusan yang diambil.
 Nilai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) atau nilai Ujian Nasional (UN).
Menuliskan itu aja dalam latar belakang pendidikan udah lebih dari cukup. Dengan begitu,
kamu gak perlu tulis CV lebih dari satu lembar demi memuat informasi seputar
pendidikanmu.

5. Di bawah posisi pendidikan, masukkan kemampuan atau skill yang


dikuasai

Sekalipun kamu menguasai banyak kemampuan atau skill, bukan berarti semuanya mesti
dimasukkan. Ada baiknya masukkan kemampuan atau skill yang relevan dengan pekerjaan
yang pengin kamu dapatkan.

Lalu, gimana cara membuat CV yang mencantumkan skill sesuai pekerjaan yang dilamar?

 Ketahui pekerjaan apa yang pengin didapatkan dan skill-skill apa yang dibutuhkan
pekerjaan tersebut. Misalnya aja pekerjaan yang kamu lamar adalah Desain Grafis.
Masukkan kemampuan bahwa kamu bisa mengoperasikan software Adobe
Photoshop, Adobe Illustrator, dsb.
 Hindari memasukkan skill-skill yang semua orang bisa melakukannya. Misalnya aja
menggunakan Ms. Word.

6. Kalau dirasa perlu, bisa juga memasukkan informasi tambahan seperti


minat, prestasi, hingga pengalaman berorganisasi

Informasi yang ini sebenarnya cuma informasi tambahan aja. Perlu gak perlu sih
mencantumkan informasi ini.

Walaupun begitu, ternyata nih ada juga perekrut yang memerhatikan poin-poin tersebut.
Mereka bakal bikin kamu dapat nilai plus di mata perekrut.

Baca juga: Jangan Coba-Coba Lontarkan 6 Pertanyaan Ini saat Interview Kerja

Cara Membuat CV yang Menarik di Word


Cara bikin CV menarik pakai Ms. Word. (Shutterstock)

Membuat CV di Word sekarang jadi lebih mudah. Namun, tergantung dari software
Microsoft Word yang kamu gunakan lho ya. Pastikan Word yang kamu gunakan adalah
Microsoft Word 2010. Lalu, gimana cara membuat CV di Word 2010?

1. Buka Microsoft Word 2010 lalu pilih menu File


Pilih menu “File” di Ms. Word.

2. Pilih New lalu pilih Resumes and Cover Letters


Pilih “New” lalu “Resume and Cover Letters”.

3. Pilih salah satu template CV dan Download


Pilih salah satu template CV lalu download.

Setelah itu, kamu tinggal isi apa aja informasi-informasi yang diminta dalam template
tersebut. Soal posisi, atur sesuai dengan yang telah dijelaskan di atas sebelumnya.

Baca juga: Lamaran Kerja Ditolak Melulu? Mungkin Kamu Lakukan 7 Kesalahan Ini

Cara Membuat CV Online

Cara bikin CV online. (Shutterstock)

Di zaman yang serba online sekarang ini, cara membuat CV sebenarnya gak lagi menjadi hal
yang ribet dilakukan. Seperti dikutip dari Jobscan.co, ada beberapa website yang bisa
membantu kamu dalam membuat CV online.

1. Zety

Seperti yang udah kamu ketahui sebelumnya, Zety adalah salah satu website pembuat CV
yang direkomendasikan buat digunakan. Ada sejumlah keuntungan yang bisa kamu dapat
dengan menggunakan Zety.

 Kamu bisa bikin cover letter dengan template yang sama dengan template CV yang
kamu gunakan.
 Cuma butuh waktu beberapa menit buat bikin CV lewat Zety.
 Zety menyajikan lebih dari 20 template CV yang modern dan profesional.
 Ada juga tips-tips dari para ahli yang bisa kamu baca.
2. VisualCV

Website yang satu ini menawarkan kemudahan dan kenyamanan dalam membuat CV. Ada
beberapa fitur VisualCV yang berguna banget buat kamu coba, yaitu:

 Fitur impor data dari Linkedin.


 Ketersedian desain dan template CV yang udah modern.
 Fitur impor CV atau resume dari format PDF atau Ms. Word.

Selain bisa digunakan dengan membuka website, kamu juga bisa memanfaatkan VisualCV
dalam bentuk aplikasi smartphone yang tersedia di Play Store.

3. CV Maker

Website pembuat CV berikutnya adalah CV Maker. Membuat CV di CV Maker bisa dibilang


simpel, cepat, dan tentu aja gratis. Di website ini kamu bisa membuat CV dalam format PDF,
HTML, dan TXT.

Seperti yang tercantum dalam website-nya, jumlah download dari CV Maker telah mencapai
16.310.726. Sementara jumlah CV yang tersimpan 6.247.762. Dari situ, tampak jelas kalau
pengguna CV Maker terbilang banyak jumlahnya.

4. Resume Genius

Berikutnya adalah Resume Genius, sebuah website yang membantu kamu membuat CV
dalam waktu 15 menit. Resume Genius membagi-bagi format CV sesuai dengan kategori
pekerjaan yang kamu jalani.

Terdapat 18 kategori pekerjaan yang dipakai sebagai penentu format CV. Pilih salah satu
kategori yang sesuai dengan pekerjaan kamu lalu Resume Genius bakal menampilkan format
CV yang sesuai dengan kategori yang dipilih.

Mudah, bukan? Dengan begitu, kamu gak usah capek-capek memikirkan format CV kayak
gimana yang cocok dengan pekerjaan kamu.

Contoh CV Fresh Graduate Bahasa Inggris


Contoh CV Fresh Graduate dalam Bahasa Inggris.

Aplikasi Membuat CV yang dijamin gratis

Ilustrasi aplikasi untuk membuat CV. (Shutterstock)

Cara membuat CV gak cuma bisa dilakukan secara online, kamu juga bisa melakukannya
lewat aplikasi. Ada beberapa aplikasi yang menawarkan jasa pembuatan CV cuma-cuma.

1. Curriculum Vitae

Aplikasi membuat CV ini terbilang mudah dan langsung bisa digunakan. Sebab tampilan CV
yang disajikan dalam Curriculum Vitae cukup sederhana.

Semua bagian informasi dalam CV disediakan Curriculum Vitae dari detail pribadi, profil,
pengalaman kerja, pendidikan, bahasa, dan hobi. Aplikasi ini tersedia di Android dan bisa di-
download secara cuma-cuma di Play Store.

2. CV & Resume Creator

Penggunaan aplikasi membuat CV ini juga terbilang mudah. Sebab desainnya yang sederhana
dan cepat dimuat. Dijamin gak ribet deh.
Udah gitiu CV & Resume Creator menyediakan lebih dari 1.000 template CV. Kamu bisa
download CV dalam format JPEG, PNG, hingga PDF. Aplikasinya bisa di-download secara
gratis di Play Store.

3. Free resume maker CV maker templates formats app

Berikutnya ada aplikasi Free resume maker CV maker templates formats app. Aplikasi
membuat CV ini menyediakan lebih dari 50 templates CV.

Aplikasi ini diklaim bagus buat orang-orang yang baru lulus alias fresh graduate. Free
resume maker CV maker templates formats app bisa didapat dari Play Store secara gratis.

4. Resume PDF Maker/CV Builder

Lalu ada Resume PDF Maker/CV Builder sebagai aplikasi membuat CV gratis buat pengguna
android. Aplikasi ini bisa membantumu dalam membuat dan mengedit berbagi resume dalam
format PDF dengan cepat.

Selain itu, Resume PDF Maker/CV Builder bisa kamu gunakan secara offline lho. Aplikasi
ini sendiri bisa kamu dapatkan langsung dengan mengunduhnya lewat Play Store.

Nah, itu tadi informasi-informasi yang perlu kamu tahu mengenai cara membuat CV yang
benar agar terlihat profesional. Namun, ada satu hal yang perlu kamu ingat. CV memang
menentukan, tapi yang paling menentukan adalah pengalaman kerja yang kamu miliki.

Terus kalau kamu adalah fresh graduate, nilai akademik dan pengalaman magang menjadi
faktor penentu supaya kamu dapat undangan interview. Semoga sederet informasi soal cara
membuat CV yang menarik disampaikan barusan benar-benar bermanfaat ya! (Editor:
Ruben Setiawan)
Persepsi: Inti Komunikasi menurut Prof.
Deddy Mulyana dalam Ilmu Komunikasi:
Suatu Pengantar
Ketika para ahli meneliti fenomena alam, atau ketika para insinyur menguji sebuah mesin,
persepsi mereka boleh jadi mendekati akurat. Namun ketika mereka berkomunikasi dengan
manusia, baik dengan sesama ilmuwan atau bahkan dengan pasangan hidup mereka masing-
masing, persepsi mereka mungkin kurang atau bahkan tidak cermat karena berdasarkan
motif, perasaan, nilai, kepentingan, dan tujuan yang berlainan.

Persepsi adalah inti komunikasi, sedangkan penafsiran (interpretasi) adalah inti persepsi,
yang identik dengan penyandian-balik (decoding) dalam proses komunikasi.

Persepsi disebut sebagai inti komunikasi, karena jika persepsi kita tidak akurat, tidak
mungkin kita berkomunikasi dengan efektif. Persepsilah yang menentukan kita memilih suatu
pesan dan mengabaikan pesan yang lain. Semakin tinggi derajat kesamaan persepsi
antarindividu, semakin mudah dan semakin sering mereka berkomunikasi, dan sebagai
konsekuensinya semakin cenderung membentuk kelompok budaya atau kelompok identitas.

Persepsi meliputi penginderaan (sensasi) melalui alat-alat indra kita, atensi, dan interpretasi.
Sensasi merujuk kepada pesan yang dikirimkan melalui otak lewat penglihatan, pendengaran,
sentuhan, penciuman, dan pengecapan.

Semua indra punya andil dalam bagi berlangsungnya komunikasi manusia. Penglihatan
menyampaikan esan nnverbal ke otak untuk diinterpretasikan. Oleh karena itu otak menerima
kira-kira dua pertiga pesan melalui rangsangan visual, penglihatan mungkin merupakan indra
yang paling penting.

Kenneth K, Sereno, dan Edward M. Bodaken, juga Judy C. Pearson, dan Paul E. Nelson,
menyebutkan bahwa persepsi terdiri dari tiga aktivitas, yaitu : seleksi, organisasi, dan
interpretasi. Yang dimaksud seleksi sebenarnya mencakup sensasi dan atensi, sedangkan
organisasi melekat pada interpretasi, yang dpat didefinisikan sebagai “meletakan suatu
rangsangan bersama rangsangan lainnya sehingga menjadi suatu keseluruhan yang
bermakna.”

Atensi tidak terelakkan karena sebelum kita merespons atau menafsirkan karena sebelum kita
merespons atau menafsirkan kejadian atau rangsangan apa pun, kita harus terlebih dulu
memperhatikan kejadian atau rangsangan tersebut. Ini berarti bahwa persepsi mensyaratkan
kehadiran objek untuk dipersepsi, termasuk orang lain juga diri sendiri.

Tahap terpenting dalam persepsi adalah interpretasi atau informasi yang kita peroleh melalui
salah satu atau lebih indra kita. Pengetahuan yang kita peroleh melalui persepsi bukan
pengetahuan mengenai objek yang sebenarnya, melainkan pengetahuan mengenai bagaimana
tampaknya objek tersebut.

Alih-alih mengenali objek-objek tersebut sebagai spesifik dan kejadian-kejadian tertentu


memiliki polat tertentu. Alasannya sederhana saja, karena persepsi kita adalah proses aktif
yang menuntut suatu tatanan dan makna atas berbagai rangsangan yang kita terima.
Sebenarya hanya rangsangan-rangsangan tertentu yang kita perhatian, mungkin sebagian
kecil saja dari semua rangsangan tersebut, sementara kita mengabauikan sebagian besar
lainnya karena selain tidak sesuai dengan kepentingan kita, kemampuan pancaindra pun
terbatas; dan lagi, tidak semua rangsangan itu mempunya daya tarik yang sama.

Umumnya kita hanya dapat memperhatikan satu rangsangan saja secara penuh. Kalau kita
memperhatikan dua atau lebih rangsangan pada saat yang sama, kualitas perhatian kita akan
berkurang terhadap rangsangan-rangsangan tersebut.

Persepsi manusia sebenarnya terbagi menjadi dua: persepsi terhadap objek dan persepsi
terhadap manusia. Persepsi terhadap manusia lebih sulit dan kompleks, karena manusia
bersifat dinamis. Persepsi terhadap lingkungan fisik berbeda dengan persepsi terhadap
lingkungan sosial. Perbedaan tersebutmencakup hal-hal berikut :

 Persepsi terhadap objek melalui lambang-lambang fisik, sedangkan persepsi terhadap


orang melalui lambang verbal dan nonverbal.
 Persepsi terhadap objek menanggapi sifat-sifat luar, sedangkan persepsi terhadap
manusia menanggapi sifat-sifat luar dan dalam (perasaan, motif, dan sebagainya).
 Objek tidak bereaksi, sedangkan manusia bereaksi.

PERSEPSI TERHADAP LINGKUNGAN FISIK

Persepsi sering mengecoh kita. Itulah yang disebut ilusi perseptual. Kita merasa dunia ini
datar, padahal bulat.

Dalam mempersepsi lingkungan fisik, kita terkadang melakukan kekeliruan. Indra tidak
jarang menipu kita. Anda mungkin pernah menyaksikan bagaimana tongkat lurus yang
dimasukkan ke dalam bak air tampak bengkok.

Dalam pendengaran, kita tidak akan mampu mengenali berbagai nada suara atau bunyi.
Meskipun penglihatan merupakan indra terkaya, pendengaran kita diperkirakan dapat
menangkap kira-kira 340.000 nada berlainan. Penciuman, sentuhan, dan pengindraan lainnya
memperkya pengalaman perseptual kita di luar pemahaman dan imajinasi kita.

Seperti juga hidung dan lidah, mata yang dimiliki orang-orang akan menangkap realitas yang
sama. Perhatikan bagaimana mata sering menipu kita. Kereta api yang kita naiki mulai
berangkat. Ketika melihat keluar jendela, kita merasa rumah-rumah dan pohon bergerak, dan
kitalah yang seolah-olah diam.

Tipuan mata juga sering menimbulkan perbedaan pendapat antara wasit, pemain, dan
penonton olahraga mengenai jalannya pertandingan, seperti apakah terjadi pelanggaran oleh
pemain atau tidak. Realitas adalah sesuatu yang terjadi di sini – dalam pikiran, ketimbang
yang berlangsung di sana – di lapangan.

Latar belakang pengalaman, budaya, dan suasana psikologis yang berbeda juga membuat
persepsi kita berbeda atas suatu objek.
PERSEPSI SOSIAL

Persepsi sosial adalah proses menangkap arti objek-objek sosial dan kejadian-kejadian yang
kita alami dalam lingkaran kita. Manusia bersifat emosional, sehingga penilaian terhadap
mereka bersifat berisiko.

Berberapa prinspi penting mengenai persepsi sosial yang menjadi pembenaran atas perbedaan
persepsi sosial ini adalah sebagai berikut.

Persepsi berdasarkan pengalaman

Persepsi manusia terhadap seseorang, objek, atau kejadian dan reaksi mereka terhadap halhal
itu berdasarkan pengalaman (dan pembelajaran) masa lalu mereka dengan orang, objek, atau
kejadian serupa.

Ketiadaan pengalaman terdahulu dalam menghadapi suatu objek jelas akan membuat
seseorang menafsirkan objek tersebut berdasarkan dugaan semata, atau pengalaman yang
mirip.

Oleh karena kita terbiasa merespons suatu objek dengan cara tertentu, kita sering gagal
mempersepsikan perbedaan yang samar dalam objek lain yang mirip. Kita memperlakukan
objek itu seperti sebelumnya, padahal terdapat rincian lain dalam objek tersebut. Kita
misalnya sering tidak melihat kekeliruan ejaan yang terdapat dalam tulisan makalah kita
sendiri, namun lebih sering menemukan kesalahan ejaan dalam tulisan orang lain. Bila
berdasarkan pengalaman kita sering melihat suatu objek diperlakukan dengan cara yang
lazim, kita mungkin akan bereaksi lain terhadap cara baru memperlakukan objek tersebut,
berdasarkan persepsi kita yang lama itu.

Persepsi bersifat selektif

Setiap saat Anda diberondong dengan jutaan rangsangan indrawi. Anda harus menafsirkan
setiap rangsangan tersebut, Anda bisa gila. Kita belajar mengatasi kerumitan ini dengan
memperhatikan sedikit saja rangsangan. Atensi kita terhadap suatu merupakan faktor utama
yang menentukan selektivitas kita atas rangsangan tersebut

Faktor internal yang mempengaruhi atensi

Atensi dipengaruhi oleh faktor-faktor internal : faktor biologis, faktor finologis, dan faktor-
faktor sosial budaya . semakin besar perbedaan aspek-aspek tersebut secara individu, maka
semakin besar perbedaan persepsi mereka mengenai realitas

Motivasi merupakan salah satu faktor internal yang penting.

Persepsi manusia juga dipengaruhi oleh pengharapan (expectation)nya. Apabila orang telah
belajar mengharapkan sesuatu untuk terjadi, maka mereka akan mempersepsi informasi yang
menunjukkan kepada mereka bahwa apa yng mereka harapkan telah terjadi. Mereka tidak
akan memperhatikan informasi yang menunjukkan kepada mereka tidak terpenuhi.
Emosi kita jelas mempengaruhi persepsi kita. Ketika kita sedang bahagia, misalnya kita baru
saja lulus ujian atau memperoleh keuntungan besar, kita tidak teralu kesal ketika sedang
kehujanan dan melewati gang becek berlumpur. Namun, boleh jadi kita akan menggerutu
menghadapi keadaan itu ketika kita baru saja bertengkar hebat dengan istri atau kita baru
dipecat dari pekerjaan.

faktor eksternal yang mempengaruhi atensi

Atensi Anda pada suatu objek juga dipengaruhi oleh faktor eksternal, yakni atribut-atribut
objek yang dipersepsi seperti gerakan, intensitas, kontras, kebaruan, dan perulangan objek
yang dipersepsi.

Suatu objek yang bergerak lebih menarik perhatian daripada objek yang diam. Itu sebabnya,
kita lebih menyenangi televisi sebagai gambar bergerak daripada komik sebagai gambar
diam. Rangsangan yang intensitasnya menonjol juga akan menarik perhatian.

Orang atau objek yang penampilannya lain daripada yang lain, juga akan menarik perhatian,
seperti seseorang bule diantara bangsa dewek, orang berkulit hitam diantara orang berkulit
putih, wanita berbikini diantara wanita berpakaian lebih sopan di pantai.

Suatu peristiwa yang berulang jelas lebih potensial untuk kita perhatikan, seperti iklan di
televisi swasta yang disiarulangkan setiap periode tertentu.

Persepsi bersifat dugaan

Oleh karena data yang kita peroleh mengenai objek lewat pengindraan tidak pernah lengkap,
persepsi merupakan loncatan langsung pada kesimpulan. Seperti proses seleksi, langkah ini
dianngap perlu karena kita tidak mungkin memperoleh seperangkat rincian yang lengkap
lewat kelima indra kita.

Proses persepsi yang bersifat dugaan itu memungkinkan kita menafsirkan suatu objek dengan
makna yang lebih lengkap dari suatu sudut pandang manapun. Oleh karena informasi yang
lengkap tidak pernah tersedia, dugaan diperlukan unutk membuat kesimpulan berdasarkan
informasi yang tidak lengkap lewat pengindraan itu. Kita harus mengisi ruang yang kosong
untuk melengkapi gambaran dan menyediakan informasi yang hilang dengan demikian
persepsi juga adalah proses mengorganisasikan informasi yang tersedia, menempatkan
rincian yang kita ketahui dalam skema organisasional tertentu yang memungkinkan kita
memperoleh makna lebih umum.

Persepsi bersifat evaluatif

Kebanyakan orang menjalani hari-hari mereka dengan perasaan bahwa apa yang mereka
persepsi adalah nyata. Mereka pikir bahwa menerima pesan dan menafsirkannya sebagai
proses yang alamiah. Akan tetapi terkadang alat-alat indra dan persepsi kita menipu kita
sehingga kita juga ragu seberapa dekat persepsi kita dengan realitas yang sebenarnya.

Dengan demikian, persepsi bersifat pribadi dan subjektif. Menggunakan kata-kata Andrea L.
Rich, “persepsi pada dasarnya mewakili keadaan fisik dan psikologis individu alih-alih
menunjukan karakteristik dan menunjukan kualitas mutlak objek yang dipersepsi.” Steve
Duck mengungkapkan bahwa realitas tidak dapat dipersepsi tanpa melalui suatu proses unik
dan alasan sangat pribadi untuk bertindak dalam suatu hubungan sosial. Tidak seorang pun
mempersepsi suatu objek tanpa mempersepsi seberapa baik atau buruk objek tersebut. Ketika
kita menilai kemampuan bergaul (sosiabilitas) dalam orang lain, kita menggunakan ukuran
sosiabilitas orang-orang yang kita kenal untuk mencapai adaptasi.

Dalam konteks komunikasi massa, tidak ada satu surat kabar, majalah, radio atau televisi pun
yang objektif, independen, atau netral dalam melaporkan fata dan kejadian melalui beritanya,
karena merekapun tidak hidup dalam vacum sosial dan vacum budaya. Berbagai kepentingan,
termasuk kepentingan bisinis dan ekonomi akan mempengaruhi beritanya, sekecil apapun
pengaruhnya.

Persepsi bersifat kontekstual

Dari semua pengaruh dalam persepsi kita, konteks merupakan salah satu pengaruh paling
kuat.

Dalam mengorganisasikan objek, yakni melataknannya dalam suatu konteks tertentu, kita
menggunakan prinsip-prinsip berikut:

Prinsip pertama: strktur objek atau kejadian berdasarkan prinsip kemiripan atau kedekatan
dan kelengkapan. Hingga kini para ahli tidak dapat menjawab mengapa kita melakukan
pengorganisasian perseptual ini. Kecenderungan ini nampaknya bersifat bawaan. Secara lebih
spesifik, kita cenderung mempersepsi rangsangan yang terpisah sebagai hubungan sejauh
rangsangan-rangsagan itu berdekatan satu sama lainnya, baik dekat secara fisik ataupun
dalam urutan waktu, serta mirip dalam bentuk, aturan, warna, atau atribut lainnya.

Selain mengorganisasikan data berdasarkan kedekatan dan kemiripan, kita cenderung


“mengisi kesenjangan” dan mempersepsi rangsangan atau pola yang tidak lengkap sebagai
lengkap.

Maka, dalam konteks pengiriman pesan, kita cenderung melengkapi pesan yang tidak
lengkap dengan bagian bagian yang terkesan logis untuk melengkapi pesan tersebut.

Prinsip Kedua: kita cenderung mempersepsi suatu rangsangan atau kejadian yang terdiri
dari objek dan latar belakangnya.

Dalam kehidupan sehari-haripun kita bisa membuat pembedaan antara figur dan latarnya,
seperti ketika kita menyaksikan gedung pencakar langit dengan latar bangunan-bangunan
kecil disekitarnya, langit dibelakang dan diatasnya, sebuah tempat pengeboran minyak di laut
lepas dengan latar air dan langit, atau seorang penyanyi yang sedang beraksi di panggung
dengan latar para pemain band yang mengiringinya.

PERSEPSI DAN BUDAYA

Faktor-faktor internal bukan saja mempengaruhi atensi sebagai salah satu aspek persepsi,
tetapi juga mempengaruhi persepsi kita secara keseluruhan, terutama penafsiran atau suatu
rangsangan. Agama, ideologi, tingkat intelektualitas, tingkat ekonomi, pekerjaan, dan cita
rasa sebagai faktor-faktor internal jelas mempengaruhi persepsi seseorang terhadap realitas.
Dengan demikian, persepsi itu terikat oleh budaya. Kelompok-kelompok budaya boleh jadi
berbeda dalam mempersepsi kredibilitas.

Oleh karena persepsi berdasarkan budaya yang telah dpelajari, maka persepsi seseorang atas
lingkungannya bersifat subjektif. Semakin besar perbedaan budaya antara dua orang semakin
besar pula perbedaan persepsi mereka terhadap realitas. Dan oleh karena tidak ada dua orang
yang mempunyai nilai-nilai budaya yang persis sama, maka tidak pernah ada dua orang yang
mempunyai persepsi yang pasti sama pula.

Larry A. Samovar dan Richard E. Porter mengemukakan enam unsur budaya yang secara
langsung mempengaruhi persepsi kita ketika berkomunikasi dengan orang dari budaya lain,
yakni:

 Kepercayaan, nilai, dan sikap


 Pandangan dunia
 Oraganisasi sosial
 Tabiat manusia
 Orientasi kegiatan
 Persepsi tentang diri dan orang lain

Meskipun keenam aspek tersebut dapat kita bahas secara sendiri-sendiri, aspek-aspek tersebut
saling berkaitan. Kita dapat mengalami peristiwa yang sama, dan sepakat mengenai apa yang
kita lihat secara fisik. Namun kita sering berbeda dalam memaknai peristiwa atau objek yang
kita lihat.

Kepercayaan, nilai, dan sikap

Kepercayaan adalah anggapan subjektif bahwa suatu objek atau peristiwa punya nilai
tertentu, dengan atau tanpa bukti. Kepercayaan kita tidak terbatas, misalnya tuhan itu esa,
adam adalah manusia pertama di bumi, AIDS adalah penyakit berbahaya, atau kemampuan
berbahasa inggris itu penting untuk menitik karir. Sering kepercayaan sekelompok orang atau
bangsa tidak masuk akal.

Nilai adalah komponen evaluatif dari kepercayaan kita, mencakup: kegunaan, kebaikan,
estetika, dan kepuasan. Jadi nilai bersifat normatif, memberitahu suatu anggota budaya
mengenai apa yang baik dan buruk, benar dan salah, siapa yang harus dibela, apa yang harus
diperjuangkan, apa yang harus kita takuti, dan sebagainya.

Nilai biasanya bersumber dari isu filosofis yang lebih besar yang merupakan bagian dari
lingkungan budaya, karena itu nilai bersifat stabil dan sulit berubah. Misalnya, berdasarkan
pandangan mereka yang individualis, orang-orang barat lebih mengagung-agungkan privasi
daripada orang-orang timur.

Sebagian komunitas menganggap tanah sebagai bagian dari agama atau kepercayaan mereka.
Tanah Palestina misalnya, di persepsi bagsa Israel sebagai bagian dari Iman yahudi mereka,
tepatnya sebagai milik pusaka, sehingga hingga kapanpun, mereka berupaya untuk
memperoleh tanah tersebut, sementara bagi bangsa arab muslim, tanah Palestina hanya
diperuntukna bagi orang-orang yang menaati perintah Tuhan, sehingga tampaknya
pertentangan antara bangsa Yahudi dan bangsa Palestina tidak akan pernah berakhir sampai
kiamat pun.

Pandangan dunia

Pandangan dunia adalah perorientasi budaya terhadap Tuhan, kehidupan, kematian, alam
semesta, kebenaran, materi, dan isu-isu filosofis lainnya yang berkaitan dengan kehidupan.
Pandangan dunia mencakup agam dan ideologi. Berbagai agama dunia punya konsep
ketuhanan dan kenabian yang berbeda. Ideologi-ideologi berbeda juga punya konsep berbeda
mengenai hubungan antar manusia. Jelas, pandangan dunia merupakan unsur penting yang
mempengaruhi persepsi seseorang ketika berkomunikasi dengan orang lain, khususnya yang
berbeda budaya.

Tak terelakan, pandangan dunia akan mewarnai persepsi kita atas realitas di sekeliling kita.
Sebagai contoh, seseorang peneliti menemukan bahwa anak-anak sekolah Amerika, ketika
ditanya mengapa orang-orang Rusia menanam pohon sepanjang pinggir jalan, mereka
menjawab bahwa pohon-pohon itu menghalangi pandangan mata dan memperkejakan para
penghuni penjara. Anak-anak yang sama menunjukan bahwa orang-orang amerika menanam
pohon-pohon di pinggir jalan sebagai peneduh.

Organisasi sosial

Organisasi sosial yang kita masuki, apakah formal atau informal, juga mempengaruhi kita
dalam mempersepsi dunia dan kehidupan ini, yang pada gilirannya mempengaruhi perilaku
kita. Perangkat aturan yang ditetapkan keluarga kita mempengaruhi cara kita berkomunikasi,
begitupun perangkat aturan yang ditetapkan pemerintah kita. Lembaga-lembaga lain diantara
kedua lembaga itu yang mempengaruhi persepsi kita adalah lembaga pendidikan, komunitas
agama, komunitas etnik, kelas sosial, dan partai politik.

Pemerintah, malalui aturan-aturannya, hingga derajat tertentu menetapkan norma komunikasi


warganya, baik komunikasi langsung ataupun komunikasi bermedia, termasuk komunikasi
massa.

Sebagai anggota kelompok, peran kita dalam kelompok tersebut, apakah sebagai pemimpin
atau anggota biasa, norma-norma kelompok yang kita anut, dan reputasi kelompok tersebut,
mempengaruhi persepsi kita, terhadap kelompok lain, dan kounikasi kita terhadap mereka.

Keanggotaan kita dalam partai politik juga mempengaruhi kita dalam memandang ralitas
kemasyarakatan bahkan realitas kenegaraan. Loyalitas terhadap partai politik dapat
sedemikian kuat, terkadang membabi buta sehingga tidak jarang menimbulkan konflik
diantara orang-orang yang berbeda partai politik tersebut.

Keanggotaan dalam kelas sosial juga mempengaruhi komunikasi kita. Kelas atas cenderung
bergaul dengan kelas atas lagi, sedangkan kelas bawah cenderung bergaul dengan kelas
bawah pula. Persepsi mereka terhadap realitas akan berbeda juga.
Tabiat manusia

Pandangan kita tentang siapa kita, bagaimana sifat kita juga mempengaruhi cara kita
memepersepsi lingkungan fisik dan sosial kita. Kaum muslim misalnya, berpandangan bahwa
manusia adalah makhluk yang paling mulia diantara makhluk lainnya karena diberkahi akal.
Namun kemuliaan itu hanya dapat diperoleh bila mereka beriman dan beramal soleh.
Sebagian kelompok lagi punya pendapat yang berbeda. Kelompok – kelompok manusai itu
punya teori yang berbeda beda mengenai apa yang membuat manusia itu punya watak
tertentu. Pandangan manusia mengenai hal ini jelas memepengaruhi persepsi mereka, dari
pandangan yang primitif-irasional, ilmiah hingga yang religius.

Orientasi manusia mengenai hubungan manusia dengan alam juga mempengaruhi persepsi
mereka dalam memperlakukan alam. Mereka yang memandang manusia sebagai penguasa
alam dan penakluk alam akan memanfaatkan alam demi kesejahteraan mereka. Sedangkan
mereka yang percaya bahwa manusia adalah bagian dari alam atau bersatu dengan alam, akan
berusaha bertindak selaras dengan alam, memanfaatkan alam, namun berupaya pula
memeliharanya agar tidak rusak dan punah.

Orientasi kegiatan

Orientasi ini paling baik dianggap sebagai suatu rentang : dari Being (siapa seseorang) hingga
Doing (apa yang dilakukan seseorang). Dalam suatu budaya mungkin terdapat dua
kecenderungan ini, namun salah satu biasanya dominan.

Persepsi tentang diri dan orang lain

Suatu budaya sebenarnya dapat saja memiliki kecenderungan individualis dan kolektivis,
hanya saja, seperti orientasi kegiatan, salah satu biasanya lebih menonjol.

Dalam masyarakat kolektivis, individu terikat oleh lebih sedikit kelompok, namun keteriktan
pada kelompok lebih kuat dan lebih lama. Selain itu hubungan antar indivudu dalam
kelompok bersifat total, sekaligus lingkungan domestik dan di ruang publik. Konsekuensinya,
perilaku individu sangat dipengaruhi kelompoknya. Individu tidak dianjurkan untuk menonjol
sendiri. Keberhasilan individu adalah keberhasilan kelompok. Oleh karena identifikasi yang
kuat oleh kelompok, maka kolektivis sangat peduli dengan peristiwa-peristiwa yang
menyangkut kelompoknya.

Berbeda dengan manusia yang individualis yang hanya merasa wajib membantu keluarga
langsungnya, dalam masyarakat kolektivis orang merasa wajib membantu keluarga luas,
kerabat jauh, bahkan teman sekampung, dengan mencarikan pekerjaan meskipun pekerjaan
itu tidak sesuai dengan keahliannya. Dalam masyarakat kolektivis tidaklah diterima bila
seorang anggota keluarga kaya raya sementara anggota lainnya kekurangan.

Oleh karena masyarakat kolektivis mempunyai konsep yang berbeda tentang diri dan
hubungannya dengan orang lain, mereka menemui kesulitan dalam berkmunikasi dengan
orang yang berbudaya individualis. Mereka mengharapkan hubungan persahabatan yang
langgeng, sementara manusia individualis tidak terbiasa demikian, dalam pandangan orang
individualis mereka tampak kekanak-kanakan dan serba bergantung ketika bergaul dengan
orang individualis yang merasa mandiri.
Kontras dengan mahasiswa kolektivis, orang individualis kurang terikat dengan
kelompoknya, termasuk keluarga luasnya. Manusia individdualis lebih terlibat kepada
hubungan horisontal dibandingkan hubungan vertikal. Hubungan di antarasesama mereka
sendiri tampak lebih dsangkal dibandingkan dengan hubungan antara orang-orang kolektivis,
juga lebih kalkulatif. Hubungan akan bertahan lama sejauh menguntungkan secara material.

KEKELIRUAN DAN KEGAGALAN PERSEPSI

Persepsi kita sering tidak cermat. Salah satu penyebabnya adalah asumsi atau pengharapan
kita. Kita mempersepsi sesuatu atau seseorang sesuai dengan pengharapan kita. Berberapa
bentuk kekeliruan dan kegagalan persepsi tersebut adalah sebagai berikut.

Kesalahan atribusi

Atribusi adlah proses dalam diri internal kita untuk memahami penyebab perilaku orang lain.
Dalam usaha mengetahui orang lain, kita menggunakan berberapa sumber informasi. Faktor
seperti usia, gaya pakaian, dan daya tarik dapat memberikan isyarat mengenai sifat-sifat
utama mereka.

Sering juga kita menjadikan perilaku orang sebagai sumber informasi mengenai sifat-sifat
mereka. Kita mengamati perilaku luar mereka, kemudian menduga sifat, motif, dan tujuan
mereka berasal dari perilaku tersebut. Akan tetapi, cra ini juga tidak selalu membawa hasil.
Lagi pula perilaku bisa saja karena pengaruh eksternall, bukan perilaku yang sifatnya
konsisten.

Kesalahan atribusi bisa terjadi ketika kita salah menaksir makna pesan atau maksud si
pembicara. Andaikan seseorang menguap, misalnya, apakah ia bosan, mengantuk, capek,
cuek, dan khawatir.

Atribusi kita juga keliru apabila kita menyangka bahwa perilaku seseorang disebabkan oleh
faktor internal, padahal justru faktor eksternal-lah yang menyebabkannya, atau sebaliknya
kita menduga faktor eksternal menggerakkan seseorang, padahal fakto internal-lah yang
membangkitkannya.

Perilaku yang khas dan konsisten biasanya dibangkitkan oleh faktor internal, misalnya
keprivbadiannya (sifat rajin, keinginan untuk selalu menyenangkan orang lain, ambisi untuk
maju) atau keahliannya. Namun bila perilaku seseorang itu kurang konsisten, kemungminan
besar perilakunya dipengaruhi oleh faktor eksternal, misalnya gaji yang tinggi, keinginan
untuk diperhatikan, bonus, dipuji, dan sebagainya. Dalam banyak kasus, perilaku orang
didorong oleh faktor internal dan faktor eksternal sekaligus. Dari perspektif sendiri, kita
cenderung mempersepsi perilaku orang, terutama negatif, berdasarkan sifat0sifat mereka
seniri (internal), sementara mempersepsi perilaku kita berdasarkan perilaku-perilaku
situasional (eksternal).

Salah satu sumber kesalahan atribusi lainnya adalah pesan yang dipersepsi tidak utuh atau
tidak lengkap. , sehingga kitaberusaha menafsirkan sendiri kekurangannya, atau mengisi
kesenjangan dan mempersepsi rangsangan atau pola yang tidak lengkap itu sebagai lengkap.
Efek halo

Kesalahan persepsi yang disebut efek halo (halo effects) merujuk pada fakta bahwa begitu
kita membentuk kesan menyeluruh mengenai seseorang, kesan yang menyeluruh ini
cenderung menimbulkan efek yang kuat atas penilaian kita akan sifat-sifatnya yang spesifik.
Gagasan-gagasan yang dianggap biasa bahkan usang apabila dikemukakan oleh oleh
orangawam boleh jadi akan dianggap brilian atau kreatif bila hal itu dikemukakan oleh tokoh
nasional, sehingga diliput oleh pers.

Salah satu efek halo terbesar yang pernah menghinggapi banyak orang di Indonesia, terutama
para pengagum Gus Dur, adalah sangkaan bahwa Gus Dur akan menjadi Presiden RI yang
sukses, tapi nystsnys tidak karena Gus Dur tidak ajeg dalam berkomunikasi dengan
bawahannya dan rakyatnya. Akhirnya Gus Dur dilengserkan oleh DPR.

Efek halo ini memang lazim berpengaruh kuat pada diri kita dalam menilai orang lain. Bila
kita terkesan oleh seseorang karena kepemimpinannya atau keahliannya dalam suatu bidang,
kita cenderung memperluas kesan awal kita. Nila ia baik dalam satu hal, seolah ia pun baik
dalam hal-hal lain.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita mungkin menemukan sifat jujur atau positif yang menonjol
pada seseorang, misalnya melihat orang itu jujur, atau periang, atau murah hati. Melihat sifat
positifnya itu, kita cenderung menganggap bahwa ia pun mempunyai sifat-sifat positif
lainnya. Dengan kata lain, kita cenderung mengelompokkan sifat-sifat secara kaku. Kalau
kita menemukan berberapa – apalagi banyak – sifat orang yang positif, kita merasa hampir
tidak mungkin orang itu memiliki sifat negatif. Sebaliknya, bila kita menemukan bahwa
seseorang memiliki beerberapa sifat negatif, kita cenderung menganggap bahwa ia punya
berberapa sifat negatif lainnya, dan suliit mengakui bahwa ia mempunyai sifat-sifat positif.

Kesan menyeluruh yesebut sering kita peroleh dari kesan pertama, yang biasanya
berpengaruh kuat dan sulit digoyahkan. Para pakar menyebut hal itu sebagai “hukum
keprimaan” (law of primacy). Itu mungkin karena kita menyesuaikan pandangan berikutnya
agar cocok dengan gambaran pertama kita menyesuaikan pandangan berikutnya agar cocok
dengan gambaran pertama kita, atau mungkin kita lelah untuk memahami data baru.

Pengaruh “efek keprimaan” (primacy effects) itu begitu kuat dalam benak kita. Hari pertama
di sekolah, cinta pertama, hari pertama kerja di kantor, malam pertama, anak pertama, sering
kuta anggap paling penting dan paling berkesan dari yang lain-lainnya. Kita umumnya tidak
pernah melupakan orang pertama yang pertama kali mencuri hati kita, apalagi bila ia
menyakiti hati kita kelak.

Celakanya, kesan awal kita yang positif atas penampilan fisik seseorng sering mempengaruhi
persepsi kita akan prospek hidupnya. Misalnya, orang yang berpenamilan lebih menarik
dianggap berpeluang lebih besar daam hidupnya.

Steorotip

Kesulitan komunikasi akan muncul penstereotipan (stereotyping), yakni menggeneralisasikan


orang-orang berdasarkan informasi yang sedikit dan membentuk asumsi mereka berdasarkan
keanggotaan mereka dalam suatu kelompok. Dengan kata lain, penstereotipan adalah proses
menempatkan orang-orang dan objek-objek ke dalam kategori-kategori yang mapan atau
penilaian mengenai orang-orang atau objek-objek berdasarkan kategori-kategori yang
dianggap sesuai, ketimbang berdasarkan karakteristik individual mereka.

Stereotip bersal dari buku Public Opinion Walter Lippman yang berarti “pictures in our
head”. Larry A. Samovar dan Richard E. Porter mendefinisikan steretip sebgai persepsi atau
kepercayaan yang kita anut mengenai kelompok-kelompok atau individu-individu
berdasarkan pendapat sikap yang lebh dulu terbentuk. Ringkasnya stereotip adalah
kategorisasi atas suatu kelompok secara serampangan dengan mengabaikan perbedaan-
perbedaan individual. Kelompok-kelompok ini mencakup ras, etnik, tua, pekerjaan, atau
penampilan fisik tertentu.

Mengapa terdpat stereotip? Menurut Baron dan Paulus, berberapa faktor tampaknya berperan.
Pertama, sebagai manusia kita cenderung membagi dunia ini ke dalam dua kategori: kita dan
mereka. Lebih jauh, orang-orang yang kita persepsi sebagai kelompok diluar kita dipandang
sebagai lebih mirip satu sama lain daripada orang-orang dalam kelompok kita sendiri.
Dengan kata lain, karena kita kekurangan informasi mengenai mereka, kita cenderung
menyamaratakan mereka semua, dan menganggap mereka semua homogen. Kedua, stereotip
tampaknya bersumber dari kecenderungan kita untuk melakukan kerja kognitif sesedikit
mungkin dalam berpikir mengenai orang lain. Dengan memasukkan orang ke dalam
kleompok, kita dapat mengasumsikan baha kita mengetahui banyak tentang mereka, dan kita
menghemat tugas kita yang menjemukkan bagi untuk memahami mereka sebagai individu.

Pengkategorian atas orang lain memang tidak terhindarkan karena manfaat fungsionalnya.
Tidak seorang pun dapat merespons orang lain dalam sebuah individualitas mereka yang
unik. Sayangnya, pengkategorian itu pada umumnya berlebihan atau keliru sama sekali.
Dengan kata lain, stereotip menimbulkan persepsi selektif terhadap orang-orang dan segala
sesuatu di sekitar kita.

Pada umumnya stereotip bersifat negatif. Stereotip tidak berbahaya sejauh kita simpan dalam
kepala kita. Akan tetapibahayanya sangat nhata apabila stereotip diaktifkan dalam hubungan
manusia. Apa yang Anda persepsi bergantung pada apa yang Anda harapkan. Ketika Anda
mengharapkan orang lain untuk berperilaku tertentu, Anda mungkin mengkomunikasikan
harapan Anda kepada mereka dengan cara yang sedemikian rupa sehingga mendorong anda
untuk berperilaku sesui dengan yang Anda harapkan.

Prasangka

Suatu kekeliruan persepsi terhadap orang yang berbeda adalah prasangka, suatu konsep yang
sangat dekat dengan stereotip. Prasangka adalah sikap tidak adil terhadap seseorang atau
suatu kelomok, misalnya ketika Laura menemukan bahwa Wasif, lelaki yang baru ia jumpai
seorang Muslim, ia akan menstereotipkankannya bila ia memandangnya semata-mata
berdasarkan persepsinya atas kepercayan Muslim mengenai wanita alih-alih berdasarkan
perilaku individual Wasif. Berberapa Pakar cenderung menganggap bahwa stereotip itu
identik dengan prasangka, seperti Donald Edgar dan Joe R. Fragin. Dapat dikatakan bahwa
stereotip merupakan komponen kognitif (kepercayaan) dari prasangka, sedangkan prasangka
juga berdimensi perilaku. Jadi prasangka ini konsekuensi dari stereotip, dan lebih teramati
daripada stereotip.

Istilah prasangka (prejudice) berasal dari kata latin prajudicium yang berarti preseden, atau
penilaian terhadap keputusan dan pengaaman terdahulu. Richard W. Beslin menganggap
prasangka sebagai tindakan yang tidak adil, menyimpang atau tidak toleran terhadap
sekelompok orang. Prasangka umumnya bersifat negatif. Prasangka ini bermacam-macam,
yang populer adalah prasangka rasial., prasangka kesukuan (etnik), prasangka gender, dan
prasangka agama. Prasangka mungkin dirasakan atau dinyatakan. Prasangka mungkin
diarahkan kepada kelompok secara keseluruhan, atau seseorang karena ia anggota kelompok
tersebut. Prasangka rasial disebut rasisme sedangkan prasangka gender disebut seksisme.
Menurut Vredeber, rasisme dan seksisme adalah dua yang memanifestasikan prasangka yang
menyebabkan problem utama dalam hubungan sosial.

Meskipun kita cenderung menganggap prasangka berdasarkan suatu dikotomi, yaitu


prasangka atau tidak prasangka, lebih bermanfaat untuk menganggap prasangka ini sebagai
bervariasi dalam suatu rentang dari tingkat rendah hingga tingkat tinggi. Brislin menyatakan
bahwa prasangka itu mencakup hal-hal berikut: memandang kelompok lain rendah, sifat
memusuhi kelompok lain, bersikap ramah pada kelompok lain, pada saat tertentu namun
menjaga jarak pada saat tertentu juga, berperilaku yang dibenci kelompok lain. Ini berarti
bahwa hingga derajat tertentu kita sebenarny berprasangka terhadap suatu kelompok. Jadi
kita tidak dapat tidak berprasangka. Wujud prasangka yang ekstrim adalah diskriminasi.

Sebagaimana stereotip, prasangka ini alamiah dan tidak terhindarkan. Penggunaan prasangka
memungkinkan kita untuk merespons lingkungan secara umum alih-alih secara khas,
sehingga terlalu menyederhanakan masalah. Budaya dan kepribadian sangat mempengaruhi
prasangka. Dengan kata lain, prasangka dapat dipelajari, hanya saja prasangka yang
berlebihan dapat menghambat komunikasi. Kita biasanya lebih menyukai orang yang
memiliki kesamaan atau mirip dengan diri kita. Bahkan, kita lebih kritis terhadap orang yang
berbeda dengan kit secara fisik dan sosiobudayanya. Oleh karena itu, orang-orang yang
punya sedikit prasangka pun terhadap suatu kelompok tetap saja lebih suka berkomunikasi
dengan orang-orang yang mirip dengan mereka karena interaksi lebih menyenangkan
dibandingkan interaksi dengan orang tak dikenal.

Akal sehat memberitahu kita bahwa cara memelihara atau meningkatkan prasangka terhadap
kelompok luar adalah dengan menghindari kontak dengan mereka. Karen itu adalah cara
terbaik untuk menghindari prasangka adalah denga meningkatkan kontak dengan mereka dan
mengenal mereka lebih baik, meskipun hal ini tidak berhasil dalam segala situasi.

Gegar budaya

Menurut Kavalero Oberg gegar budaya (culture shock) ditimbulkan oleh kecemasan karena
hilangnya tanda-tanda yang sudah dikenal dan simbol-simbol hubungan sosial. Lundstedt
mengatakan bahwa gegar budaya adalah bentuk ketidakmampuan menyesuaikan diri
(personality mal-adjustment) yang merupakan reaksi terhadap upaya sementara yang gagal
untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan dan orang-orang baru.

Meskipun gegar budaya sering dikaitkan dengan fenomena memasuki suatu budaya (yang
identik dengan negara) asing, lingkungan budaya baru yang dimaskud di sini sebenarnya bisa
juga merujuk kepda agamua baru, lembaga pendidikan baru, lingkungan pekerjaan baru, atau
keluarga besar baru yang dimasuki melewati pernikahan. Brunet menyebutkan fenomena
yang diperluas ini dengan sebutan transition shock, suatu konsekuensi alamiah yang
disebabkan ketidakmampuan seseorang untuk berinteraksi dengan lingkungan baru dan
berubah dala berbagai situasi, seperti perceraian, relokasi, kematian seseorang yang dicintai,
dan perubahan nilai yang berkaitan dengan inovasi sosial yang cepat, juga kehilangan
kerangka rujukan yang dikenal dalam memasuki budaya lain.

Gegar budaya sebenarnya adalah benturan persepsi, yang didasarkan pada penggunaan
persepsi berdasarkan faktor-faktor internal yang telah dipelajari orang yang bersangkutan
dalam lingkungan baru yang nilai-nilai budayanya berbeda dan belum ia pahami. Kita
biasanya menerima begitu saja nilai-nilai yang kita anut dan kita bawa sejak lahir, yang juga
dikonfirmasikan oleh orang-orang disekeliling ita. Namun, ketika kita memasuki lingkungan
baru, kita menghadapi situasi yang membuat kita mempertanyakan kembali asumsi-asumsi
kita itu, tentang apa yang disebut kebenaran, moralitas, kebaikan, kewajaran, kesopanan,
kebijakan, dan sebagainya. Benturan persepsi tersebut menimbulkan konflik dalam diri kita.

Kita tidak langsung mengalami gegar budaya ketika kita memasuki lingkungan baru.
Fenomena ini dapat digambarkan oleh berberapa tahap. Peter S. Adler mengemukakan lima
tahap dalam pengalaman transasional ini: kontak, disintegrasi, reintegrasi, otonomi, dan
independensi. Tahap kontak biasanya ditandai dengan kesenangan, keheranan, dan kekagetan,
karena kita melihat hal-hal yang eksotik, unik dan luar biasa.

Kita mulai memasuki tahap kedua yang ditandai dengan kebingungan dan disorientasi.
Perbedaan lebih nyata ketika perilku, nilai, dan sikap yang berbeda menganggu realitas
perseptual kita. Kebingungan, keterasingan, dan depresi lalu menimbulkan disintegrasi
kepribadian kita ketika bingung mengenai identitas kita dalam skema budaya yang baru itu
terus meningkat.

Tahap reintegrasi menurut Adler ditandai dengan penolakan atas budaya kedua. Kita
menolak kemiripan dan perbdeaan budaya melalui penstereotipan, generalisasi, evalusasi,
perilaku dan sikap yang serba menilai. Kita membenci apa yang kita alami tanpa alasan yang
jelas. Pada tahap transisi ini, kita mungkin mencari hubungan dengan orang-orang yang
berasal dari budaya yang sama.

Tahap otonomi dalam transisi ini ditandai dengan kepekaan budaya dan keluwesan pribadi
yang meningkat, pemahaman atas budaya baru, dan kemampuan menyesuaikan diri dengan
budaya baru itu. Kita menjadi lebih santai dan mamu memahami orang lain secara verbal dan
nonverbal. Akhirnya, menurut Adler, pada tahap independensi kita menghargai kemiripan
dan perbedaan budaya, bahkan menikmatinya. Kita menjadi ekspresif, humoris, kreatif, dan
mampu mengaktualisasikan diri kita. Terpenting, kita mampu menjalankan transisi lebih jauh
dalam kehidupan kita melewati dimensi-dimensi baru dan menemukan cara-cara baru
menjelajahi keragaman manusia.

Manusia antarbudaya adalah manusia yang telah mencapai tingkat tinggi dalam proses antar
budaya yang atribut-atribut internalnya tidak didefinisikan secara kaku, namun terus
berkembang melalui parameter-parameter psikologis suatu budaya. Manusia antarbuday
dilengkapi dengan kemampuan secara efektif dalam lebih dari satu budaya dan memiliki
kepekaan budaya yang berkaitan erat dengan kemampuan menunjukkan empati budaya.

Banyak penulis lain menguraikan berbagai reaksi psikologis, sosial, dan fisik yang menandai
gegar budaya. Taft, meringkaskannya ke dalam sejumlah reaksi yang meliputi :

 Kelelahan fisik.
 Perasaan kehilangan karena tercabut dari lingkungan yang dikenal.
 Penolakan individu terhadap anggota-anggota lingkungan baru.
 Perasaan tak berdaya karena tidak mampu menghadapi lingkungan asing.

Gegar budaya ini dalam berbagai bentuknya adalah hal yang alamiah saja. Intensitasnya
dipengaruhi oleh berbagai faktor, yang pada dasarnya terbagi menjadi dua: yakni faktor
internal dan faktor eksternal. Tidak ada kepastian kapan gegar budaya itu akan muncul
dihitung sejak kita memasuki budaya lain. Itu bergantung pada sejauh mana perbedaan
budaya yang ada, dan apakah kita memiliki ciri kepribadian yang kondusif untuk mengatasi
gegar budaya tersebut. Berbagai penelitian empiris membuktikan bahwa gegar budaya
sebenarnya merupakan titik pangkal untuk mengembangkan kepribadian dan wawasan
budaya kita, sehingga kita dapat menjadi orang-orang yang luwes dan terampil dalam bergaul
dengan orang-orang dari berbagai budaya, tanpa harus mengorbankan nilai-nilai budaya kita
sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

 Mulyana, Deddy. 2010. Ilmu Komunikasi : Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
Komunikasi Bisnis
Komunikasi Bisnis
 Komunikasi bisnis adalah pertukaran gagasan dan informasi
yang memiliki tujuan tertentu yang disajikan secara personal
atau impersonal melalui simbol-simbol atau sinyal.
 Komunikasi bisnis harus/ada melibatkan pertukaran
informasi yang terus-menerus. Lebih banyak bisnis diperluas,
lebih besar tekanannya pada bisnis tersebut untuk
menemukan cara komunikasi yang lebih efektif – bersama
para pekerja dan dengan dunia di luar. Dengan demikian,
bisnis dan komunikasi berjalan bergandengan tangan.

Sumber: Wikipedia
Unsur Pokok Komunikasi Bisnis
 Memiliki tujuan, artinya komunikasi bisnis harus memiliki tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya sejalan dengan tujuan organisasi.
 Pertukaran, dalam hal ini melibatkan paling tidak dua orang atau lebih
yakni komunikator dan komunikan.
 Gagasan, opini, informasi, instruksi merupakan isi dari pesan yang bentuknya
beragam tergantung tujuan, situasi, dan kondisinya.
 Menggunakan saluran personal atau impersonal yang mungkin bersifat tatap
muka, menggunakan media tertentu atau melalui media yang menjangkau jutaan
orang secara bersamaan.
 Menggunakan simbol atau sinyal yang merupakan alat atau metode yang dapat
dimengerti atau dipahami oleh penerima untuk menyampaikan pesan.
 Pencapaian tujuan organisasi: salah satu karakteristik yang membedakan
organisasi atau lembaga formal dari informasi adalah adanya tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya oleh manajemen.

SumberWikipedia
TERIMA KASIH
Mengelola Komunikasi Bisnis

Ada 2 hal yang perlu diperhatikan dalam mengelola komunikasi, yaitu :

1. Penanganan pesan-pesan yang bersifat rutin


Untuk dapat memaksimalkan manfaat dan meminimalkan biaya, seorang manajer perlu
memperhatikan hal berikut ini:

1. Mengurangi jumlah pesan

2. Instruksi yang jelas

3. Mendelegasikan tanggung jawab

4. Melatih petugas

2. Penanganan Krisis Komunikasi


Cara penanganan krisis di suatu perusahaan tentu berbeda dengan perusahaan lain. Namun,
munculnya krisis dalam suatu perusahaan dapat mempunyai pengaruh terhadap masa depan
produk maupun reputasi perusahaan bersangkutan. Dalam kaitannya dengan krisis komunikasi
tersebut, ada 2 falsafah dalam komunikasi yaitu:

1. Bersikap diam, tidak mengatakan sesuatu, atau

2. Katakan apa yang terjadi dan segera

Namun, beberapa ahli hubungan masyarakat (public relation) menyarankan agar perusahaan
menangkis rumor yang beredar dalam masyarakat dengan cara menjelaskan dengan cara apa
yang menjadi masalahnya secara terbuka tanpa ditutup-tutupi kepada public (masyarakat
umum) dan karyawan-karyawannya. Pada saat yang sama, perusahaan harus mencari sumber
masalahnya dan berusaha mengendalikannya. Satu hal yang paling penting dalam menangani
setiap kasus adalah mengusahakan agar pikiran tetap dalam kondisi tenag, kalem, dan tidak
gegabah. Tenang dalam artian bahwa penanganan suatu kasus perlu pemikiran jernih dan tidak
dalam kondisi emosional. Suatu tanggapan yang rasional akan membantu memberikan inspirasi
untuk mempertinggi rasa percaya diri.

Dalam situasi krisis ekonomi, ada beberapa hal yang dapat dilakukan seperti :

1. Siapkan tim yang terampil atau cekatan dalam penanganan krisis

2. Usahakan agar manajemen puncak segera bertindak pada saat krisis terjadi

3. Ciptakan sebuah pusat informasi sebagai representasi perusahaan yang dilengkapi

dengan berbagai peralatan elektronik komunikasi


4. Ceritakan suatu kejadian secara menyeluruh, terbuka, dan jujur. Jika memang ada yang

salah segera mohon maaf

5. Tunjukkan keseriusahan perusahaan, bukan saja dalam pernyataan tetapi dalam wujud

nyata.
Sumber:

http://astrianjanyrayki.blogspot.com/2014/03/makalah-komunikasi-bisnis-komunikasi.html
1. Struktur dan derajat kepentingan. Perbedaan budaya telah mengembangkan bahasa dan
kata-kata melalui berbagai Negara ke keadaan seperti sekarang. Hal ini membuat komunikasi
menjadi lebih mudah. Itulah alasannya mengapa komunikasi verbal begitu penting.

 Komunikasi verbal adalah komunikasi yang terstruktur memiliki aturan-aturan tata


bahasa dan memberikan pesan secara jelas.
 Komunikasi nonverbal tidak terstruktur dan tidak memiliki pola-pola yang khusus.
Komunikasi nonverbal dapat ditafsirkan oleh sesuai dengan keinginan setiap orang.
Walaupun begitu, komunikasi nonverbal sangatlah penting karena berperan dalam
mendukung komunikasi verbal.

2. Diskresi dan keberlangsungan.

 Komunikasi verbal memiliki titik awal dan titik akhir.


 Komunikasi nonverbal tidak berawal dan tidak berakhir karena berlangsung secara
terus menerus tanpa adanya interupsi. Misalnya, dalam proses komunikasi
interpersonal, komunikasi nonverbal akan terus terjadi pada tataran individu. Bahkan
ketika kita berhenti berkomunikasi, mereka tetap menunjukkan petunjuk-petunjuk
nonverbal.

3. Peluang terjadinya kesalahpahaman.

 Komunikasi verbal memiliki makna yang pasti sehingga dapat meminimalisir


kesalahan penafsiran.
 Komunikasi nonverbal memiliki ribuan ekspresi wajah yang dapat dibuat hanya
dengan 20 otot wajah. Bersamaan dengan itu, dalam komunikasi nonverbal terdapat
beberapa jenis komunikasi nonverbal yang dapat menciptakan peluang terjadinya
kesalahan penafsiran.

4. Proses neuro-fisiologis.

 Komunikasi verbal ditafsirkan oleh otak kiri yang dapat membantu dalam melakukan
analisis. Hal ini terjadi hampir setiap kali namun otak tidak mengikuti setiap waktu.
 Komunikasi nonverbal ditafsirkan oleh otak kanan. Oleh karena itu, penafsiran yang
terjadi melibatkan berbagai kegiatan ruang, gambar, dan gestalt dalam otak dan
menciptakan berbagai macam respon.

5. Durasi waktu yang dibutuhkan.

 Komunikasi verbal berlangsung secara cepat dan efisien.


 Komunikasi nonverbal memakan waktu yang lebih lama bila dibandingkan
komunikasi verbal.

6. Kesalahpahaman berdasarkan waktu dan situasi.

 Komunikasi verbal memiliki umpan balik segera dan sangat minimal terjadi
kesalahpahaman.
 Komunikasi nonverbal tidak selalu terjadi umpan balik dan sangat mungkin terjadi
kesalahpahaman.
7. Presensi dan jarak.

 Komunikasi verbal dapat digunakan dalam berbagai bentuk seperti surat, chat,
telepon, dan lain-lain. Jarak tidak menjadi masalah dalam komunikasi verbal.
 Komunikasi nonverbal tidak dapat terjadi dalam jarak yang terlalu lebar. Selain itu,
partisipan komunikasi haruslah bertatap muka satu sama lain agar dapat menerima
pesan-pesan nonverbal.

8. Bukti atau dokumentasi.

 Komunikasi verbal dapat disampaikan secara keras dan orang lain dapat
menyaksikannya. Karena itu, komunikasi verbal dapat didokumentasikan dan menjadi
barang bukti.
 Komunikasi nonverbal tidak dapat didokumentasikan dan dijadikan barang bukti.
Kecuali ada pihak ketiga yang menjadi saksi terjadinya komunikasi nonverbal yang
dilakukan oleh para partisipan komunikasi.

9. Penggunaan

 Komunikasi verbal yang digunakan oleh manusia hanya sekitar 7 (tujuh) persen saja
dari keseluruhan komunikasi yang dilakukan.
 Komunikasi nonverbal sangat penting dibandingkan komunikasi verbal. Hal ini
dibuktikan dengan hasil studi yang dilakukan oleh Albert Mehrabian yang
menunjukkan bahwa sebanyak 93 persen dari komunikasi yang dilakukan oleh
manusia adalah komunikasi nonverbal.

10. Tujuan

 Komunikasi verbal utamanya ditujukan untuk menginformasikan pengetahuan karena


kata-kata sangatlah berpengaruh. Selain itu, komunikasi verbal dapat digunakan
sebagai alat dalam komunikasi persuasi, debat publik, diskusi kelompok, dan lain-
lain. Komunikasi verbal juga dapat digunakan untuk membentuk hubungan karena
kata-kata dapat digunakan untuk mengekspresikan perasaan.
 Komunikasi nonverbal dapat digunakan untuk mengekspresikan kedekatan dan emosi.
Peran Teknologi Informasi Mendukung
Proses Pengambilan Keputusan
Proses pengambilan keputusan secara garis besar memiliki empat langkah: Intelligence,
Design, Choice, Implementation. Teknologi informasi dapat mendukung proses pengambilan
keputusan pada keempat langkah tersebut. Pada tahap intelligence, teknologi informasi dapat
mendukung untuk menemukan masalah, kebutuhan, maupun kesempatan melalui kemudahan
penyajian data atau informasi yang dibutuhkan. Pada tahap design, teknologi informasi dapat
menjadi salah satu alternatif cara memecahkan masalah, memenuhi kebutuhan, maupun
memanfaatkan kesempatan, selain dapat pula menjadi pembanding antar berbagai metode
yang ada.

Pada tahap choice, kemampuan penilaian secara obyektif melalui teknologi informasi dapat
membantu dalam menentukan pilihan. Penggunaan teknologi informasi juga memungkinkan
kolaborasi dengan berbagai pihak secara real-time. Pada tahap implementation, teknologi
informasi dapat menjadi pelengkap bahkan menjadi sarana utama dalam menjalankan suatu
keputusan. Pengawasan dan koreksi dapat dilakukan secara real-time, membuat teknologi
informasi unggul dibanding dengan metode lain. Secara umum keunggulan yang bisa
diberikan dengan pemanfaatan teknologi informasi dalam proses pengambilan keputusan
adalah:

1. Proses komunikasi makin cepat dan tidak terbatas ruang atau wilayah sehingga
meningkatkan aksesibilitas data yang tersaji secara tepat waktu dan akurat
2. Dapat digunakan oleh hampir semua orang karena mampu memberikan layanan yang
spesifik terhadap masing-masing pengguna, dapat disesuaikan berdasarkan kualitas
dan keterampilan dalam memanfaatkan teknologi informasi

1. Mampu mengantisipasi dan memahami konsekuensi-konsekuensi dari keputusan yang


dilaksanakan melalui berbagai permodelan, serta memberikan fleksibilitas untuk
dapat merespon feedback yang ada. Ilustrasi peran teknologi informasi dalam proses
pengambilan keputusan: Pada sebuah sekolah yang sudah memanfaatkan teknologi
informasi akan dapat senantiasa mengetahui data-data terkait kegiatan belajar
mengajar. Suatu saat ketika terjadi bencana alam, banyak siswa yang tidak masuk
sekolah, padahal mereka akan segera menjalani ujian kenaikan kelas. Karena bencana
alam tidak mengganggu jaringan komunikasi (listrik dan internet) maka informasi ini
langsung dapat diketahui oleh kepala sekolah, para wali kelas, dan pihak orang tua
siswa. Berbagai pilihan muncul untuk mengatasi hal ini. Untuk mendatangkan para
siswa ke sekolah menjadi sulit dilaksanakan. Demikian pula untuk mengundur jadwal
ujian. Salah satu pilihan yang masuk akal saat dirapatkan melalui media forum diskusi
online oleh para stakeholders adalah dengan membuka kelas online dan bila bencana
alam terus berlanjut akan disiapkan juga ujian online. Pilihan ini disetujui oleh semua
pihak, bahkan oleh pihak Dinas Pendidikan. Maka pengumuman pun disampaikan
kepada seluruh siswa, dan kegiatan belajar mengajar bisa tetap berlangsung di tengah
bencana secara online.
Sistem Pengambilan Keputusan atau Decision Support Systems (DSS) adalah suatu sistem
berbasis aplikasi komputer yang dimaksudkan untuk membantu para pengambil keputusan
mengkompilasi informasi yang berguna dari database yang dimiliki untuk mengidentifikasi
dan memecahkan berbagai masalah dan mengambil keputusan. DSS diarahkan pada
penyediaan data riil, spesifik, dan informasi yang tidak rutin sesuai dengan permintaan
pengguna. DSS dapat digunakan untuk menganalisis kondisi sekarang atau meramalkan
berbagai kemungkinan. Seperti halnya sistem informasi pada umumnya, DSS juga
mempunyai komponen lain yaitu komponen teknologi dan kontrol. Secara umum ada tiga
komponen utama dari DSS, antara lain:

1. Manajemen data, yaitu komponen database yang terdiri dari semua database yang
dimiliki sendiri atau milik pihak lain yang dapat diakses.
2. Manajemen model, yaitu komponen atau paket aplikasi komputer yang mengubah
data mentah menjadi informasi yang relevan yang dapat dipahami oleh komputer
maupun pengguna.
3. Subsistem dialog, yaitu komponen yang menghubungkan pengguna dengan perintah-
perintah dalam DSS. Pengguna DSS dapat menggunakan model-model untuk
eksperimen secara interaktif dengan data yang relevan, misalnya dengan mengubah
nilai dari faktor-faktor tertentu dan mengamati hasil-hasilnya. DSS memungkinkan
pengguna untuk memperoleh berbagai perspektif mengenai situasi masalah rumit dan
melaksanakan simulasi interaksi dari faktor-faktor yang signifikan. Dengan demikian
pengguna DSS dapat menemukan dan mengevaluasi dengan cara yang lebih baik
terhadap beberapa pilihan keputusan. DSS berperan penting bagi para pengambil
keputusan dalam membantu dalam meningkatkan efektivitas proses pengambilan
keputusan. DSS dirancang dengan menekankan pada aspek fleksibilitas serta
kemampuan adaptasi yang tinggi, sehingga mudah disesuaikan dengan kebutuhan
pengguna.
Penggunaan Teknologi Informasi dalam
Komunikasi Bisnis
Teknologi informasi dapat didefiniskan sebagai teknologi yang melibatkan
pengembangan, perawatan, dan penggunaan sistem komputer, perangkat
lunak, dan jaringan untuk memprosess dan mendistribusikan data. Teknologi
informasi memiliki peran yang sangat penting dalam berbagai bidang salah
satunya dalam komunikasi khususnya komunikasi bisnis.

Di era informasi seperti sekarang, penggunaan teknologi informasi


dalam komunikasi bisnis atau komunikasi bisnis lintas budaya tidak lagi
menjadi pilihan namun telah menjadi kebutuhan. Berbagai peralatan
teknologi informasi dan komunikasi yang kita gunakan sehari-hari
seperti microblogs hingga virtual worlds juga digunakan dalam dunia bisnis.
Penggunaan teknologi informasi dalam komunikasi bisnis atau komunikasi
bisnis lintas budaya ditujukan untuk memperbaiki atau meningkatkan proses
komunikasi itu sendiri.
Semakin dibutuhkannya teknologi informasi dalam komunikasi bisnis atau
komunikasi bisnis lintas budaya tidak dapat dilepaskan dari situasi atau
kondisi yang dihadapi dunia bisnis di era informasi. Berbagai tantangan yang
dunia bisnis hadapi saat ini mencakup kompetisi global dalam hal
perdagangan dan tenaga kerja, kebutuhan operasional secara real-time,
perubahan dalam dunia kerja, orientasi konsumen, inovasi teknologi,
limpasan informasi, tanggung jawab sosial, peraturan pemerintah, dan
permasalahan dalam etika komunikasi bisnis maupun etika komunikasi pada
umumnya. Umumnya, organisasi atau perusahaan merespon tantangan
tersebut dengan beberapa cara, diantaranya adalah melakukan perubahan
dalam sistem strategi, fokus pada konsumen dan layanan, perbaikan usaha
atau upaya yang berkelanjutan, business process reengineering, aliansi bisnis,
dan electronic commerce.
Menurut Courtland L. Bovee dan John V. Thill (2008) dalam Business
Communication Essentialsmenyatakan bahwa teknologi informasi dalam
komunikasi bisnis umumnya digunakan untuk berkomunikasi dalam kantor,
berkomunikasi jarak jauh, mengkomunikasikan barang dan jasa, dan
berkomunikasi dengan konsumen. Lebih lanjut mereka menyatakan bahwa
agar penggunaan teknologi informasi dalam komunikasi bisnis menjadi
efektif, maka kita harus belajar untuk tetap menjaga perspektif bahwa
teknologi adalah sebuah alat atau perangkat yang dapat membantu untuk
menyelesaikan berbagai pekerjaan, membantu komunikasi interpersonal atau
komunikasi antar pribadi bukan untuk menggantinya, dan lain-lain; menjaga
agar tidak terjadi banjir informasi, menggunakan teknologi sebagai alat secara
produktif, dan menggunakan teknologi untuk berkomunikasi atau
berinteraksi dengan orang lain utamanya konsumen atau klien.
Adapun penggunaan teknologi informasi dalam komunikasi bisnis
selengkapnya adalah sebagai berikut :

1. Otomasi kantor

Otomasi kantor adalah sistem yang menciptakan, menyimpan, memodifikasi,


menyajikan, dan mengkomunikasikan informasi bisnis dalam bentuk tertulis,
verbal atau video. Otomasi kantor berkaitan erat dengan penerapan teknologi
informasi yang digunakan dalam lingkungan kantor untuk mendukung
berbagai pekerjaan tertentu. Istilah otomasi kantor mengacu pada seluruh
peralatan dan metode yang diterapkan dalam berbagai kegiatan kantor yang
membantu proses penulisan, visual dan data suara dalam sebuah komputer.
Yang termasuk dalam otomasi kantor adalah pertukaran informasi,
manajemen dokumen administratif, mengelola data numerik, dan
perencanaan rapat serta jadwal kerja manajemen.

2. Berbagi informasi dengan karyawan

Para pebisnis menggunakan berbagai alat untuk dapat berkomunikasi secara


efektif dengan karyawannya. Kehadiran teknologi informasi telah mengubah
perspesi bahwa bekerja harus datang ke kantor. Kini, tidak sedikit perusahaan
yang membolehkan karyawannya untuk dapat bekerja dari rumah. Pekerjaan
dan komunikasi internal dilakukan secara online dan tidak mengubah jenis-
jenis komunikasi bisnis dan pola komunikasi organisasi.

3. Bertukar informasi

Kini, surat elektronik menjadi salah satu alat yang sangat penting untuk
berkomunikasi dan bertukar informasi antar karyawan, penyuplai, dan
konsumen. Komunikasi yang dilakukan dengan surat elektronik jauh lebih
cepat dan membutuhkan sedikit biaya dibandingkan dengan mengirim surat
melalui pos. Teknologi informasi memungkinkan mengatur berkas surat
elektronik berdasarkan klien, jenis komunikasi seperti pemesanan atau
pembayaran.

4. Tetap terhubung dengan konsumen, kolega, dan penyuplai

Beberapa pebisnis profesional masa kini hanya memiliki kantor part-


time atau bahkan tidak memiliki kantor sama sekali. Segala bentuk
komunikasi yang dilakukan untuk tetap terhubung dengan konsumen, kolega,
maupun penyuplai bergantung pada jaringan nirkabel.
5. Menjalin kerjasama atau berkolaborasi

Bekerja dalam sebuah tim sangat penting dalam setiap bisnis. Kerja tim dapat
menjadi lebih kompleks manakala anggota tim bekerja pada departemen yang
berbeda, atau berada dalam zona waktu yang berbeda, atau berbeda
perusahaan. Teknologi informasi membantu menjembatani jarak dengan
membuat beberapa kegiatan seperti brainstorming, mengadakan rapat secara
virtual, berbagai dokumen, bertemu dengan mitra bisnis baru, dan
berkolaborasi dengan para ahli diluar perusahaan dari lokasi yang berbeda.
6. Menciptakan dan mengembangkan produk dan jasa

Teknologi informasi dapat digunakan untuk menciptakan, mengembangkan,


serta mengirimkan produk dan jasa kepada konsumen dan mendukungnya
dengan informasi penting. Kemampuan untuk mengakes dengan mudah dan
membagi informasi terkahir dapat meningkatkan arus dan waktu
penyuplaian, biaya operasi yang rendah, memperbaiki kepuasan konsumen,
dan memicu kinerja keuangan. Kemudahan dalam mengakses informasi juga
dapat membantu perusahaan memberikan respon terhadap kebutuhan
konsumen dengan menyuguhkan kepada konsumen informasi yang akurat
dan pengiriman produk yang terjadwal dengan baik.

7. Menghemat biaya

Meskipun implementasi teknolog informasi membutuhkan anggaran yang


tidak sedikit, namun memiliki manfaat jangka panjang dalam hal
penghematan biaya. Teknologi informasi memungkinkan perusahaan untuk
mengurangi biaya transaksi dan implementasi.

8. Memudahkan akses informasi dan komunikasi

Beberapa pegawai kini dapat mengakses suara mereka serta komunikasi


elektronik lainnya seperti surat elektronik dan pesan instan melalui satu
portal saja. Melalui ruang kerja online membuat karyawan atau anggota tim
untuk mengakses dokumen dimanapun dan kapanpun. Ruang kerja ini dapat
mengontrol anggota tim yang dapat membaca, mengedit, dan menyimpan
dokumen khusus.
9. Berinteraksi dengan konsumen

Memelihara dialog terbuka dengan konsumen adalah sangat penting dalam


rangka untuk menemukan, mengikat, dan mendukung konsumen. Teknologi
informasi dan komunikasi masa kini memudahkan bagi konsumen untuk
berinteraksi dengan perusahaan kapanpun, dimanapun, dan bagaimanapun
yang mereka inginkan. Perusahaan yang menginisiasi percakapan dengan
pasar akan memperoleh keuntungan yang besar dibandingkan dengan
perusahaan yang tidak melakukannya.

10. Membangun dan memelihara hubungan antara produsen dan


konsumen

Perusahaan menggunakan teknologi informasi untuk merancang dan


membangun serta memelihara hubungan dengan konsumen. Sistem
manajemen hubungan konsumen menangkap setiap interaksi yang dilakukan
oleh perusahaan kepada konsumen. Seluruh interaksi disimpan dalam sistem
manajemen hubungan konsumen dan siap untuk dibuka jika konsumen
menghubungi kembali.

11. Pemasaran

Salah satu penggunaan teknologi informasi dalam komunikasi bisnis yang


utama adalah dalam hal pemasaran produk atau jasa. Baik bisnis skala kecil
maupun bisnis skala besar kini memannfaatkan kehadiran internet sebagai
media komunikasi untuk mendongkrak penjualan. Mereka
memiliki website untuk menjalankan bisnis secara online dan memberikan
kemudahan bagi konsumen untuk memesan produk atau jasa, membeli
produk atau jasa, serta mengakses penjualan. Selain itu, teknologi informasi
juga digunakan sebagai bagian dari strategi komunikasi dalam
membangun brand image, strategi komunikasi pemasaran, strategi
komunikasi dalam pemasaran internasional, dan strategi komunikasi
pemasaran global.
12. Mengelola inventaris

Penggunaan teknologi informasi dalam komunikasi bisnis juga diperuntukkan


untuk mengelola inventaris secara efektif. Organisasi atau perusahaan kini
dapat melakukan pemantauan stok barang dengan menggunakan teknologi
informasi untuk memenuhi permintaan konsumen.

13. Manajemen data

Melalui teknologi informasi, perusahaan dapat menyimpan dan memelihara


sejumlah data penting secara ekonomis dan memudahkan bagi karyawan
untuk mengakses data tersebut apabila diperlukan.

14. Sistem informasi manajamen

Penyimpanan data akan sangat bermanfaat manakala jika data dapat


digunakan secara efektif. Sistem informasi manajemen memungkinkan
perusahaan untuk melacak data penjualan, ekspansi dan tingkat
produktivitas. Informasi dapat digunakan untuk melacak profit setiap saat,
memaksimalkan kembalinya modal dan mengidentifikasi ranah perbaikan.

15. Keuntungan kompetitif

Penghematan, perkembangan produk yang sangat cepat, dan perbaikan dalam


proses membantu perusahaan memperoleh dan memelihara keuntungan
kompetitif dalam pasar. Perusahaan dapat menggunakan simulasi perangkat
lunak dan teknologi informasi lainnya yang berbasiskan sistem untuk
membawa sebuah produk ke dalam pasar dengan biaya yang efektif dan
cepat.

16. Perbaikan proses

Penggunaan teknologi informasi dalam komunikasi bisnis selanjutnya adalah


perbaikan proses. Sistem perencanaan sumberdaya perusahaan
memungkinkan para manajer untuk mengkaji ulang penjualan, biaya, serta
berbagai kegiatan lainnya melalui platform perangkat lunak terintegrasi yang
umumnya bersifat real-time. Sistem ERP dapat mengganti sejumlah sistem
keuangan, sumber daya manusia, dan ranah fungsional lainnya.
17. Menghemat waktu

Disamping dapat menghemat biaya secara jangka panjang, penggunaan


teknologi informasi dalam komunikasi bisnis terkait dengan otomasi kantor
adalah dapat menghemat waktu. Otomasi memang perlu karena dapat
menghemat waktu dalam berbagai kegiatan kantor. Seluruh pekerjaan dapat
diselesaikan dalam waktu yang singkat. Penghematan waktu dapat berguna
untuk mencapai tujuan secara efektif.

Berbagai peralatan komunikasi bisnis yang kini digunakan berevolusi sejalan


dengan sejarah perkembangan teknologi komunikasi serta sejarah
perkembangan teknologi informasi. Tren teknologi informasi yang semakin
berkembang berdampak pada kemampuan sistem informasi organisasi.
Sebagai konsumen harus dapat menyadari tren teknologi masa kini yang
mempengaruhi teknologi informasi. Tren teknologi mempengaruhi organisasi
dalam menjalankan bisnis atau komunikasi bisnisnya. Dengan memiliah dan
memilih peralatan teknologi informasi yang tepat untuk setiap situasi dapat
mendongkrak keefektifan komunikasi bisnis.

Manfaat Mempelajari Penggunaan Teknologi Informasi dalam Komunikasi Bisnis

Mempelajari penggunaan teknologi informasi dalam komunikasi bisnis dapat


memberikan beberapa manfaat, diantaranya adalah sebagai berikut :
• Kita dapat mengetahui dan memahami pengertian teknologi informasi
• Kita dapat mengetahui dan memahami peran teknologi informasi dalam
komunikasi
• Kita dapat mengetahui dan memahami latar belakang penggunaan teknologi
informasi dalam komunikasi bisnis
• Kita dapat mengetahui dan memahami penggunaan teknologi informasi dalam
komunikasi bisnis

Demikianlah ulasan singkat tentang penggunaan teknologi informasi dalam


komunikasi bisnis. Semoga dapat menambah wawasan dan pengetahuan kita
tentang komunikasi bisnis pada umumnya dan khususnya penggunaan
teknologi informasi dalam komunikasi bsinis.
Memperbaiki Komunikasi dalam Organisasi

Untuk dapat melakukan komunikasi yang efektif diperlukan beberapa persyaratan, antara lain :
persepsi, ketetapan, kredibilitas, pengendalian, dan kecocokan / keserasian.

Komunikasi yang efektif dapat mengatasi berbagai hambatan yang dihadapi dengan
memperhatikan tiga hal sebagai berikut:
1. Membuat satu pesan secara lebih berhati-hati
2. Minimalkan gangguan dalam proses komunikasi
3. Mempermudah upaya umpan balik antara si Pengirim dan si penerima pesan

KEBERHASILAN KOMUNIKASI BISNIS

Keberhasilan komunikasi di dalam suatu organisasi akan ditentukan oleh kesamaan


pemahaman antara-orang yang terlibat dalam kegiatan komunikasi. Kesamaan pemahaman ini
dipengaruhi oleh kejelasan pesan, cara penyampaian pesan, perilaku komunikasi, dan situasi
(tempat dan waktu) komunikasi. Komunikasi organisasi biasanya menggunakan kombinasi cara
berkomunikasi (lisan, tertulis dan tayangan) yang memungkinkan terjadinya peyerapan informasi
dengan lebih mudah dan jelas.

Secara empiris, pemahaman orang perihal sesuatu hal akan lebih mudah diserap dan dipahami
jika sesuatu tersebut diperlihatkan dibanding hanya diperdengarkan atau dibacakan. Dan akan
lebih baik lagi hasilnya jika sesuatu yang dikomunikasikan tersebut, selain diperlihatkan juga
sekaligus dipraktikkan.

Hasil studi tentang perilaku bisnis di kalangan eksekutif menunjukkan fakta bahwa kemampuan
berkomunikasi merupakan unsur pokok di antara berbagai faktor personal yang diperlukan untuk
mempromosikan menejemen organisasi atau mengatasi konflik menejemen (Boove and Thill,
2002). Dengan kata lain, kemampuan berkomunikasi efektif sekaligus juga merupakan salah
satu ciri mutu SDM karyawan. Istilahnya, komunikasi efektif dalam suatu organisasi dapat
diumpamakan seperti darah dalam tubuh dan kunci kesuksesan.

Keberhasilan komunikasi bisnis juga sangat ditentukan oleh adanya efektivitas dalam
komunikasi bisnis. Efektivitas komunikasi bisnis, seperti halnya jenis komunikasi lainnya
ditentukan beberapa hal :

1. Persepsi

Komunikator harus dapat memprediksi apakah pesan yang disampaikan dapat diterima
komunikan.

2. Keberhasilan Teknologi Informasi dan Komunikasi

Salah satu faktor keberhasilan komunikasi bisnis dalam penggunaan teknologi informasi dan
komunikasi yaitu adanya proses integrasi informasi menyangkut ketersediaan komunikasi data
yang tepat guna. Ini mencakup beberapa faktor antara lain, pertama, cakupan (range) produk
jasa komunikasi data yang dimiliki. Dengan adanya hirarki, jenis, dan besar kecilnya manufaktur
mempunyai perbedaan karakteristik sistem informasi yang dibutuhkan sehingga diperlukan jenis
layanan komunikasi yang berbeda pula. Kedua, Coverage. Diperlukan provider yang dapat
menyediakan layanan di lokasi manapun mengingat lokasi manufaktur yang menyebar dan
terkadang di daerah yang terpencil (rural area). Ketiga, unjuk kerja (performansi). Performansi
yang tinggi merupakan syarat utama agar komunikasi selalu dapat dilakukan. Keempat, Biaya.
Faktor biaya menjadi salah satu faktor yang perlu dipertimbangkan agar efisiensi tetap dapat
ditingkatkan.

Komunikasi berbasis internet

Internet menjadi suatu media komunikasi yang memegang peranan sangat penting dalam
perkembangan bisnis, secara garis besar terdapat tiga aktivitas bisnis utama yang dapat
dikomunikasikan lewat internet :

• Membangun Produk.
• Aktivitas opersional
• Pelayanan Jasa,

Berbagai aktivitas bisnis dapat dilakukan melalui internet, beberapa diantaranya adalah sebagai
berikut :

• Berbagi data internal.


• Rekruitmen calon pegawai.
• Memperolah partner bisnis, dan pelanggan.
• Menemukan informasi eksternal (pihak luar).
• Pembelian material dan peralatan.
• Promosi produk dan jasa.
• Fasilitas penunjang bagi pelanggan.
• Media kolaborasi dengan partner bisnis.
• Publikasi perkembangan bisnis.

Komunikasi bisnis berbasis internet, dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, yaitu :

• Menggunakan e-mail
• Diskusi melalui Milist (mailing list)
• Membuat suatu group/komunitas
• Melalui video konferensi
• Pesan singkat
• Telepon berbasis internet, dan
• Transfer data/dokumen

3. Ketepatan

Komunikan atau audience memiliki kerangka pikir. Agar komunikasi yang dilakukan tepat
sasaran, komunikator perlu mengekspresikan hal yang ingin disampaikan sesuai dengan
kerangka pikir komunikan.

4. Kredibilitas

Dalam berkomunikasi komunikator perlu memiliki suatu keyakinan bahwa komunikan dapat
dipercaya. Sebaliknya dia juga harus bisa mendapatkan kepercayaan dari komunikan.

5. Pengendalian
Dalam komunikasi, komunikan memberika reaksa/umpan balik/feedback terhadap pesan yang
disampaikan. Reaksi ini harus bisa diantisipasi sekaligus dikendalikan oleh komunikator
sehingga tidak melenceng dari target komunikasi yang diharapkan.

6. Kecocokan

Komunikator yang baik selalu dapat menjaga hubungan persahabatan yang menyenangkan
dengan komunikan.

Pendapat lain mengatakan bahwa agar komunikas berjalan secara efektif dan efisien maka ada
3 hal yang sangat penting yaitu :
1. Mampu membuat pesan dipahami.
2. Harus memahami pesan yang diharapkan yang dikirim kepada anda.
3. Kendali atas proses komunikasi harus diterapkan.

Selain itu agar dapat melakukan komunikasi bisnis yang efektif, seorang komunikan harus
memiliki 3 kemampuan (skill), yaitu :

1. Empati,
2. Pembicara yang sederajat,
3. Proyeksi atau menciptakan dampak.

Dengan demikian apabila komunikasi bisnis berjalan secara efektif di suatu perusahaan akan
dapat menghasilkan beberapa hal sebagai berikut :

• Mempercepat Penyelesaian Masalah.


• Memperkuat Pengambilan Keputusan.
• Meningkatkan Profesionalisme.
• Memberikan Respon yang Positif terhadap Stakeholder.
• Meningkatkan Produktivitas.
• Memperkuat hubungan Bisnis.

Sumber:
http://fungsiumum.blogspot.com/2013/06/cara-memperbaiki-komunikasi-dalam-bisnis.html
8 Contoh Kesalahpahaman Dalam
Komunikasi Bisnis
Menurut Kumar (2014), komunikasi bisnis adalah proses mengirimkan dan
memahami informasi atau gagasan antara orang-orang atau setiap divisi yang
berada dalam organisasi bisnis.

Sebagaimana bidang atau konteks komunikasi lainnya, dalam komunikasi


bisnis pun terdapat beberapa unsur atau komponen-komponen
komunikasi yang mendukung jalnnya proses komunikasi bisnis seperti pesan,
pengirim, encoding, saluran komunikasi, penerima, decoding, dan umpan
balik.
Sebagai sebuah proses, komunikasi bisnis berjalan melalui tahap-tahap
komunikasi. Diawali dengan adanya ide atau gagasan yang dimiliki oleh
pengirim pesan dan diakhiri dengan umpan balik yang diberikan penerima
pesan kepada pengirim pesan.

Dalam proses ini tak jarang ditemui berbagai hambatan komunikasi


bisnis yang menimbulkan kesalahpahaman dalam komunikasi bisnis.

Hambatan-hambatan ini umumnya merujuk pada adanya ketidaksesuaian


antara pesan-pesan yang diterima dengan pesan-pesan yang dikirimkan
hingga mengarah atau berujung pada terjadinya konflik internal atau
ketidakpuasan karyawan.

Ketidaksesuaian antara pesan yang diterima dengan pesan yang dikirimkan


dalam komunikasi bisnis dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti struktur
organisasi yang kompleks, perbedaan status, kurangnya rasa percaya,
pemilihan saluran komunikasi yang tidak tepat, iklim komunikasi yang
tertutup, membludaknya informasi, kompleksnya pesan yang disampaikan,
adanya persaingan pesan, komunikasi yang tidak etis, dan gangguan fisik.

Dari berbagai faktor yang menyebabkan kesalahpahaman dalam komunikasi


bisnis tersebut, kita dapat mengetahui beberapa contoh kesalahpahaman
yang kerap terjadi dalam komunikasi bisnis. Berikut adalah beberapa contoh
kesalahpahaman yang terjadi dalam komunikasi bisnis, di antaranya adalah :

1. Pesan berantai

Organisasi yang memiliki beberapa komunikasi vertikal membuat pesan


harus melewati beberapa titik untuk dapat sampai ke penerima pesan. Pesan
berantai seperti ini dapat memicu terjadinya distorsi pesan yang
mengakibatkan pesan yang diterima oleh bawahan berbeda dengan pesan
saat pertama kali disampaikan oleh atasan.

2. Adanya gangguan atau hambatan fisik

Gangguan atau hambatan fisik yang terjadi dalam proses komunikasi bisnis
dapat mengganggu proses penyampaian pesan dan menimbulkan
kesalahpahaman dalam komunikasi bisnis.

Misalnya, sambungan kabel yang kuang baik pada sound system, kualitas
suara sound system yang kurang baik, lampu yang tiba-tiba padam,
terhalangnya khalayak oleh tembok atau penghalang lainnya, salinan surat
yang tidak terbaca, dan lain-lain.

3. Pesan bermakna ganda

Selain karena adanya gangguan atau hambatan fisik yang terjadi dalam proses
komunikasi bisnis, pesan yang bermakna ganda juga dapat mengganggu
proses penyampaian pesan dalam komunikasi bisnis. Hal ini juga dapat
memicu terjadinya kesalahpahaman dalam komunikasi bisnis.

4. Menggunakan saluran komunikasi yang tidak tepat

Kesalahan dalam memilih dan menggunakan saluran komunikasi yang tepat


dapat mendistrosi pesan dan menghilangkan makna pesan yang dimaksud.

Dalam komunikasi bisnis, kita harus jeli melihat situasi dan memilih saluran
komunikasi yang tepat. Pemilihan saluran komunikasi harus disesuaikan
dengan sifat pesan dan khalayak sasaran. Misalnya, penyampaian informasi
mengenai kegiatan perusahaan kepada khalayak di luar organisasi atau
perusahaan dilakukan melalui press release dan bukan secara tatap muka.

5. Kurang memperhatikan pesan

Adakalanya saat rapat, kita tidak sepenuhnya menyimak apa yang


disampaikan oleh atasan atau rekan kerja lainnya. Hal ini dipicu oleh adanya
persaingan antara proses penerimaan pesan dengan lingkungan sekitar
seperti lampu mati, suara yang berisik, atau hal-hal lain yang menggangu
konsentrasi.

Perhatian dan konsentrasi menjadi terpecah dan pesan pun tidak dapat
diterima dengan utuh dan kesalahpahaman pun tak terhindarkan.

6. Komunikasi yang tidak etis


Atasan maupun bawahan yang tidak mengindahkan etika komunikasi
bisnis ketika berkomunikasi dapat memicu kesalahpahaman dalam
komunikasi bisnis. Misalnya, bawahan yang tidak memberikan informasi yang
utuh dan sesuai fakta tentang kondisi di lapangan kepada atasan. Hal ini
berdampak pada kesalahan organisasi atau perusahaan dalam mengambil
keputusan.

7. Informasi yang membludak

Dalam dunia bisnis, jenis-jenis informasi berseliweran akibat banyaknya cara


untuk berkomunikasi seperti komunikasi tatap muka atau komunikasi
bermedia.

Akibat tekanan pekerjaan, karyawan kerapkali mengabaikan panggilan


telepon atau pesan yang dikirimkan melalui surat elektronik. Pengabaian ini
berakibat pada lolosnya berbagai pesan-pesan penting yang harus
ditindaklanjuti dengan segera seperti pesan tentang rapat, data informasi,
atau pesan-pesan penting lainnya. Pesan-pesan itu hanya dapat dikirimkan
atau diterima tetapi tidak pernah dilihat untuk ditindaklanjuti. Inilah contoh
membludaknya informasi.

8. Kesalahan dalam menafsirkan pesan

Kesalahan dalam menafsirkan pesan dapat menimbulkan kesalahpahaman


dalam komunikasi bisnis. Kesalahan ini disebabkan oleh beberapa faktor,
misalnya perbedaan budaya, perbedaan latar belakang, perbedaan bahasa,
perbedaan dalam menafsirkan kata, dan perbedaan reaksi emosional.

Misalnya, orang Medan yang berbicara dengan nada suara yang keras kerap
disalahartikan oleh orang yang berasal dari suku lain. Mereka menganggap
orang Medan marah-marah sehingga pesan yang diterima pun menjadi salah.

Demikianlah ulasan singkat tentang contoh kesalahpahaman dalam


komunikasi bisnis. Semoga dapat menambah wawaan dan pengetahuan kita
tentang komunikasi bisnis dan hal-hal yang menimbulkan kesalahpahaman
dalam komunikasi bisnis disertai dengan contoh.
TINGKATAN PROSES KOMUNIKASI
S. Bekti Istiyanto, S.Sos, M.Si

Menurut Denis McQuail (1987) “ Mass Communication Theory “


Proses komunikasi dalam masyarakat berlangsung dalam 6 tingkatan sbb :

-Komunikasi dalam sedikit kasus


masyarakat luas

-Komunikasi organisasi

-Komunikasi antar kelompok\


organisasi

-Komunikasi dalam kelompok

-Komunikasi antar pribadi

-Komunikasi intra pribadi banyak kasus

1. Komunikasi intra pribadi proses komunikasi yang terjadi dalam diri


seseorang
2. Komunikasi antar pribadi kegiatan komunikasi secara langsung antar
manusia
3. Komunikasi dlm kelompok kegiatan komunikasi yang berlangsung
diantara anggota suatu kelompok
4. Komunikasi antar kelompok kegiatan komunikasi yang berlangsung
antara satu kelompok dengan kelompok lain
5. Komunikasi organisasi mencakup kegiatan-kegiatan komunikasi
dalam suatu organisasi
6. Komunikasi dgn masyarakat luas komunikasi ditujukan pada masyarakat
secara luas bentuk komunikasi dapat
dilakukan lewat media massa dan langsung
misal : ceramah
JENIS KOMUNIKASI DAN TEKNIKNYA

1. Kom. Informatif.
Komunikasi informatif adalah jenis komunikasi yang bertujuan memberikan informasi
atau penjelasan. Isi informasi itu sendiri bisa bersifat pemaparan pandangan misalnya,
penjelasan mengenai pelaksanaan otonomi daerah. Ada tiga hal yang harus diperhatikan
agar komunikasi informatif ini dapat berhasil yaitu:
(a) menarik perhatian;
(b) mengusahakan agar komunikan bersedia menerima isi pesan:
(c) komunikan bersedia menyimpan isi pesan.

2. Kom. Instruksional.
Maknanya bukan instruksi sebagai perintah yang harus diturut tapi berupa komunikasi
yang terjadi dalam proses belajar mengajar/pendidikan, antara guru dengan siswa atau
antar pelatih dengan yang dilatih. Tahap-tahap penerimaan pesan sama dengan yang
terjadi pada komunikasi informatif, tetapi disini efektifitas lebih mudah tercapai karena
sudah terjadi semacam kontrak pembelajaran antara komunikator dengan komunikan,
yaitu bahwa komunikator berperan sebagai guru sedangkan komunikan sebagai murid.

3. Kom. Persuasif.
Tahap-tahap penyampaian efektivitas komunikasi persuasif sama dengan komunikasi
informatif, tetapi tujuannya lebih jauh lagi, yaitu mengajak komunikan untuk bertindak
sesuai dengan isi pesan komunikator. Komunikan diberi pandangan-pandangan baru lalu
diajak meneliti kembali kerangka acuan bertindak dan pola tingkah lakunya selama ini,
dan akhirnya dibujuk untuk mengubah kerangka acuan dan pola bertindaknya itu sesuai
dengan yang dikehendaki komunikator. Sekarang ini banyak bidang yang mendasarkan
pada teknik ini seperti : periklanan/advertising, propaganda, negoisasi, direct selling,
kampanye,dsb.

4. Kom. Hiburan.
Komunikasi hiburan bertujuan untuk menghibur. Meskipun tahap-tahap prosesnya sama
dengan jenis komunikasi lainnya, pencapaian tujuannya lebih ringan daripada ketiga jenis
informasi lainnya, karena tidak perlu mengubah pandangan ataupun pola tindak
komunikan. Tetapi, untuk dapat menjalankan komunikasi menghibur dengan berhasil,
komunikator perlu mengetahui keadaan komunikan. Kalau tidak, pesan yang diharapkan
menghibur mungkin bisa diterima sebagai penghinaan. Jadi, dalam pelaksanaanya perlu
pengetahuan dan pemahaman yang cukup baik.
Pola Komunikasi Bisnis

Secara umum pola kumunikasi (patterns of communication) dibedakan menjadi 2 saluran


(Purwanto,2006:40-45), yaitu :

a. Saluran Komunikasi Formal

Dalam struktur organisasi, garis, fungsional, maupun matriks, akan tampak berbagai macam
posisi atau kedudukan masing-masing sesuai dengan batas tanggung jawab dan wewenangnya.
Dalam kaitannya dengan proses penyampaian informasi dari manajer kepada bawahan, pola
transformasi informasinya dapat berbentuk 3 pola yaitu:

1. Komunikasi dari atas ke bawah


Komunikasi dari atas ke bawah (top-down)merupakan jalur komunikasi yang berasal dari atas
(manajer) ke bawah (karyawan) merupakan penyampaian pesan yang dapat berbentuk perintah,
instruksi, maupun prosedur untuk dijalankan para bawahan dengan sebaik-baiknya. Menurut
Katz dan Kahn, komunikasi ke bawah mempunyai 5 tujuan pokok yaitu:

o Memberikan pengarahan atau instruksi kerja tertentu,

o Memberikan informasi kenapa pekerjaan itu harus dilaksanakan,

o Memberikan informasi tentang prosedur dan praktik organisasional,

o Memberikan umpan balik pelaksanaan kerja kepada para karyawan,

o Menyajikan informasi mengenai aspek ideologi dalam membantu organisasi

menanamkan pengertian tentang tujuan yang ingin dicapai.

2. Komunikasi dari bawah ke atas


Atau disebut buttom-up communicatin berarti alur pesan yang disampaikan berasal dari bawah
(karyawan) menuju ke atas (manajer). Pesan mula-mula berasal dari para karyawan yang
selanjutnya disampaikan ke jalur yang lebih tinggi.

3. Komunikasi Horizontal
Atau horizontal communication atau sering disebut komunikasi lateral (lateral communication)
adalah komunikasi yang terjadi antara bagian-bagian yang memiliki posisi sejajar atau sederajat
dalam suatu organisasi. Tujuan komunikasi horizontal antara lain untuk melakukan persuasi,
mempengaruhi, dan memberikan informasi kepada bagian atau departemen yang memiliki
kedudukan sejajar.

4. Komunikasi Diagonal
Atau diagonal communication melibatkan komunikasi antara dua tingkat (level) organisasi yang
berbeda. Contohnya adalah komunikasi formal antara manager pemasaran dengan bagian
pabrik, antara manager produksi dengan bagian promosi, antara manager produksi dengan
bagian akuntansi dan lain sebagainya.
b. Saluran Komunikasi Informal

Dalam jaringan komunikasi informal, orang-orang yang ada dalam suatu organisasi, tanpa
mempedulikan jenjang hierarki, pangkat, dan kedudukan atau jabatan, dapat berkomunikasi
secara luas. Meskipun hal-hal yang mereka perbincangkan biasanya bersifat umum, seperti
mengobrol tentang humor yang baru di dengar, keluarga, anak-anak, dunia olahraga, musik,
acara film, dan sinetron tv, dan kadang kala mereka juga membicarakan hal-hal yang berkaitan
dengan situasi kerja yang ada dalam organisasinya.

Sumber:

http://comunitaseconomic.blogspot.com/2012/10/komunikasi-bisnis_6.html
6 Soft Skill yang Harus Anda Miliki Dalam
Dunia Kerja
27 Apr 2018, 12:40

KATHARINA MENGE

Sudah banyak terbukti kalau untuk bertahan di dunia kerja tidak hanya dibutuhkan
kemampuan teknis atau hard skill, tapi juga soft skill. Soft Skill atau kemampuan di luar
kemampuan teknis dan akademis itu berguna untuk menunjang hard skill Anda.

Apa, sih, soft skill itu? Soft skill adalah kemampuan di luar kemampuan teknis dan akademis,
yang lebih mengutamakan kemampuan intra dan interpersonal. Contohnya seperti
kemampuan Anda bicara di depan umum atau menjalin hubungan dengan rekan kerja.

Sheryl Sandberg, COO Facebook, bahkan mengungkapkan betapa pentingnya soft skill untuk
menyaring karyawan baru di perusahaannya. "Keterampilan lebih penting daripada
pengalaman," ungkapnya dalam sebuah wawancara dengan Glassdor, dilansir dari Bussiness
Insider.

Sumber: TED Talks

"Jadi, saya lebih suka mengambil seorang yang ahli dalam suatu bidang dan memberikan
mereka pekerjaan baru, daripada mengambil seseorang yang tidak punya keterampilan meski
memiliki pengalaman yang cukup banyak," tambahnya.

Dari situ dapat diambil bahwa soft skill itu penting, dan ini 6 daftar soft skill yang minimal
Anda miliki dalam dunia kerja.

1. Kemauan untuk belajar


Jadilah orang yang mau belajar dan menambah pengetahuan di dunia kerja, meski itu bukan
bidang utama Anda. Jika menutup diri dan tidak mau belajar, maka Anda tidak hanya
merugikan diri tapi juga perusahaan.
2. Kepemimpinan
Bekerja dalam tim dan ditunjuk jadi pemimpin memang bukan tugas yang mudah. Tapi jika
Anda punya kemampuan untuk beroganisasi, problem solving, serta team management, maka
semua bisa dijalankan dengan baik.

3. Komunikasi
Anda tidak bekerja sendri, tapi bersama dengan banyak orang. Hal itu menuntut Anda untuk
dapat berkomunikasi dengan baik. Jika tidak punya soft skill ini maka Anda akan kesulitan
untuk membangun relasi dan berkembang.

4. Manajemen waktu
Kini banyak pekerjaan yang tidak menuntut Anda untuk terus berada di kantor. Suatu
keuntungan tapi juga suatu jebakan. Sebab Anda harus pintar-pintar mengatur prioritas dan
keinginan. Ingat untuk tetap menjadikan pekerjaan sebagai prioritas Anda.

Baca juga:

5 Tantangan yang Anda Alami Ketika Bekerja Di Rumah

5. Kreatif
Orang yang kreatif mampu berpikir out of the box, dan itulah yang dicari oleh setiap
perusahaan. Ide yang orisinal akan dihargai sangat mahal. Sosok yang kreatif biasanya juga
berani memulai sesuatu yang berbeda sehingga bisa membawa inovasi baru bagi perusahaan.

6. Gigih
Soft skill ini sangat dicari. Sebab ketika sebuah usah sedang dihadapkan pada masalah, sosok
yang terus berjuang dan tidak mau menyerah biasanya akan terlihat menonjol.

10 Soft Skill yang Perlu Dimiliki oleh


Semua Profesional Muda
February 25, 2018 | 1 Comment

amu pasti sudah pernah mendengar bahwa selain aspek akademik, masih banyak hal yang
harus dipelajari seseorang untuk dapat menghadapi dunia kerja. Salah satu yang terpenting
adalah soft skill. Banyak yang menyatakan bahwa nilai yang tinggi tidak akan teralu berguna
ketika kamu memasuki dunia kerja tanpa memiliki soft skill.

Saat ini, para generasi milenial sudah memasuki usia rata-rata menghadapi dunia kerja
sebagai seorang profesional muda. Seperti yang kita ketahui, bahwa generasi milenial selalu
memiliki sesuatu yang berbeda. Mengapa berbeda? Hal ini tentunya juga dipengaruhi oleh
perubahan berbagai aspek kehidupan yang diakibatkan oleh perkembangan zaman. Melihat
persaingan kerja yang semakin ketat, tentunya para milenial juga harus memiliki soft skill
yang lebih agar dapat bersiang di duni kerja. Soft skill apa saja yang penting untuk dimiliki
milenial agar dapat sukses menjadi profesional muda? Berikut adalah 10 di antaranya!

Baca juga: 7 Soft Skill yang Perlu Dimiliki oleh Programmer


Berpikir kritis

Soft skill pertama yang harus dimiliki oleh profesional muda adalah berpikir kritis. Kamu bisa
melatih soft skill yang satu ini dengan dua hal, yang pertama adalah membaca buku dan yang
kedua adalah memalui debat dan diskusi. Kedua kegiatan ini sangat membantu kamu
mengembangkan soft skill berpikir kritis. Membaca dapat membantu kamu dalam mengenal
lebih banyak kosa kata, membuka wawasan, dan juga memperdalam pembelajaran tentang
berbagai topik.

Selain itu, kamu juga perlu sering melakukan debat dan diskusi. kamu bisa melakukannya
bersama keluarga, teman, maupun rekan kerja. Tidak perlu berdiskusi tentang hal-hal
hal yang
terlalu berat, kamu bisa sekedar membahas isu-isu
isu isu hangat disekitarmu, tentang film, ataupun
tentang buku yang baru saja kamu baca.

Baca juga: Seberapa Penting Kemampuan Berpikir Kritis di Dunia Kerja?

Komunikasi yang baik

Soft skill yang satu ini memang sangat penting dimiliki baik untuk profesional muda maupun
untuk kehidupan bermasyarakat sehari-hari.
sehari Cara mendapatkan soft skill ini dapat kamu mulai
dari menjadi pendengar yang baik. Ketika
Ketika seseorang mendengarkan orang lain bicara,
kebanyakan orang akan fokus pada apa yang harus dikatakan selanjutnya, bukan pada apa
yang sedang dibicarakan. Dengan belajar untuk mulai mendengarkan dengan baik, maka
kamu juga akan dapat belajar berbicara dengan
d baik, ketidak dua-duanya
duanya telah kamu kuasai
barulah kamu akan dapat menjadi komunikator yang baik.

Cara lain untuk mengembangkan soft skill ini adalah dengan cara merekam percakapan yang
kamu lakukan. Setiap kamu mendengarkannya kamu akan tahu apa yangyang kurang dari
kemampuan berkomunikasi yang kamu miliki.

Baca juga: 7 Cara Meningkatkan Komunikasi Interpersonal yang Profesional


Mengakses, menganalisis, mensintesis informasi

Hari ini, menyebarkan dan mengakses sebuah berita adalah hal yang sangat mudah.
Akibatnya, semakin banyak informasi yang datang pada kita namun tidak terbukti
kebenarannya. Seorang profesional mudah sudah selayaknya dapat melihat suatu informasi
dengan lebih bijak. Tidak hanya mengaksesnya kemudian menelannya bulat-bulat, tetapi juga
harus menganalisis dan mensisntesis informasi tersebut agar tahu kebenarannya. Ikut
menyebarkan informasi yang tidak jelas kebenarannya akan membuat seseorang terlihat
kurang profesional.

Rasa ingin tahu, kreatif, dan inovatif

Ketiga soft skill ini sangat erat berkaitan dan sangat wajib dimiliki seorang profesinal muda.
Rasa ingin tahu adalah awal mula datangnya sebuah ide kreatif dan sebuah inovasi. Selain itu,
ketiga soft skill ini juga sangatlah berguna dalam hal penyelesaian masalah. Ketika kamu
menghadapi sebuah masalah dalam pekerjaan, rasa ingin tahu akan membuat kamu tidak
berhenti mencari sumber permasalahan tersebut hingga berhasil mendapatkannya.

Ketika kamu sudah mengetahui sumber masalahnya, kamu harus memikirnya solusi yang
tepat dan efisien untuk dapat menyelesaikannya. Kreativitas dan inovasi akan sangat
membantu kamu untuk mencari solusi paling efisien untuk masalah yang sedang kamu
hadapi.

Kepemimpinan

Tidak semua orang suka untuk menjadi seorang pemimpin, tapi dalam hal karier, soft skill ini
harus miliki jika kamu ingin berhasil sebagai seorang profesional muda. Kamu juga tentunya
tidak berpikir bahwa akan selamanya bekerja di posisi yang sama, bukan? Setiap orang pasti
menginginkan posisi yang semakin tinggi dalam kariernya, maka dari itu kamu tidak bisa
menghindar untuk menjadi seorang pemimpin.

Bagaimana cara melatih soft skill kepemimpinan? Yang harus kamu lakukan adalah menjadi
berani terlebih dulu, kamu harus siap untuk menjadi pemimpin kapanpun kesempatan itu
datang padamu. Jika diberikan kesempatan untuk memimpin sebuah project, terimalah
tantangan tersebut, bahkan akan lebih baik jika kamu dapat merekomendasikan dirimu
sendiri.

Baca juga: 7 Gaya Kepemimpinan dan Kapan harus Diterapkan

Kemampuan beradaptasi

Dunia kerja jauh lebih keras dibandingkan dunia perkuliahan? Mungkin dapat dikatakan
begitu. Lalu, apa yang bisa membuatmu bertahan? Tentu saja dengan memiliki soft skill
kemampuan beradaptasi yang baik. Setiap pekerjaan mungkin saja berat untuk dilakukan
pada awalnya, ketika kamu belum terbiasa dan banyak hal harus kamu pelajari. Jika kamu
memiliki soft skill kemampuan beradaptasi yang baik maka kamu akan dapat melewati masa
sulit tersebut. Soft skill yang satu ini akan membantu kamu melewati segala dimanika di
dunia kerja.
Baca juga: 8 Tips untuk lebih Mudah Bekerja Sama dengan Tim di Kantor Baru

Kerja sama dan kolaborasi

Soft skill selanjutnya yang harus dimiliki oleh seorang profesional muda adalah kemampuan
kerja sama dan kolaborasi. Menjadi seseorang yang bisa diajak bekerja sama di dalam tim
sangat penting untuk karier kamu. Banyak orang yang mampu bekerja sangat baik jika
bekerja sendiri, tapi kesulitan ketika harus bekerja sama. Hal seperti ini akan menyusahkan
diri sendiri dan juga menghambat kerja tim, maka dari itu kamu harus mengasah soft skill
yang satu ini jika ingin berhasil sebagai seorang profesional muda.

Public speaking

Public speaking merupakan soft skill yang cukup sulit bagi sebagian orang. Banyak sekali
orang yang merasa tidak mampu berbicara di depan umum sehingga memilih untuk tidak
melakukannya. Tapi, jika kamu ingin sukses sebagai seorang profesional muda, kamu harus
berani menaklukan soft skill yang satu ini. Pada awalnya mungkin memang terlihat
menakutkan, tapi satu-satunya cara untuk dapat menguasainya adalah kamu harus
melakukannya sesering mungkin hingga akhirnya kamu terbiasa melakukannya.

Baca juga: 7 Alasan Kamu Perlu Meningkatkan Kemampuan Public Speaking

Manajemen waktu

Seorang profesional muda wajib memiliki soft skill manajemen waktu. Dalam dunia kerja,
menjadi tepat waktu adalah hal yang sangat penting. Datang terlambat atau menyeselaikan
tugas lewat dari deadline adalah sebagian contoh bahwa kamu tidak memiliki manajemen
waktu yang kurang baik.

Selain itu, hal ini juga menunjukkan bahwa kamu adalah pribadi yang kurang disiplin dan
tentunya tidak profesional. Meskipun kamu bukan orang yang suka menjadwalkan segala hal,
tapi sebuah timeline dan jadwal kerja harian selalu penting untuk dipertimbangkan demi
menguasai soft skill yang satu ini.

Networking

Soft skill terakhir yang harus dimiliki profesional muda tidak kalah penting dengan
kesembilan soft skill sebelumnya. Memiliki networking yang luas sangat penting dalam
membangun sebuah karier. Semakin luas networking yang kamu bangun maka akan semakin
banyak kesempatan dan peluang yang datang padamu. Memperluas networking juga
bukanlah hal yang sulit, kamu bisa melakukannya dimana saja dan kapan saja. Yang lebih
utama lagi adalah jangan pernah melewatkan sebuah acara yang memungkinkan kamu untuk
dapat memperluas networking-mu.
Itu dia kesepuluh soft skill yang perlu dimiliki oleh semua profesional muda. Semua soft skill
ini tentunya akan lebih baik jika sudah diasah sejak bangku perkuliahan atau bahkan bangku
sekolah. Sebagain orang mungkin saja lebih menonjol dalam beberapa soft skill dan merasa
kurang di beberapa soft skill lainnya. tapi pada sadarnya kemampuan tersebut dapat terus
ditingkatkan jika memang terus dilatih dengan baik.

Selain informasi di atas, kamu bisa mendapatkan informasi dan tips seputar karier lainnya di
Blog Glints. Kamu juga bisa mendapatkan informasi lowongan pekerjaan mulai dari project-
based, part-time, dan full-time dengan sign up ke Glints sekarang juga. Yuk, kembangkan
kariermu bersama Glints!
Jenis-jenis komunikasi nonverbal
Komunikasi objek

Seorang polisi yang menggunakan seragam merupakan salah satu bentuk komunikasi objek.

Komunikasi objek yang paling umum adalah penggunaan pakaian. Orang sering dinilai dari
jenis pakaian yang digunakannya, walaupun ini dianggap termasuk salah satu bentuk
stereotipe. Misalnya orang sering lebih menyukai orang lain yang cara berpakaiannya
menarik. Selain itu, dalam wawancara pekerjaan seseorang yang berpakaian cenderung lebih
mudah mendapat pekerjaan daripada yang tidak. Contoh lain dari penggunaan komunikasi
objek adalah seragam.

Sentuhan

Haptik adalah bidang yang mempelajari sentuhan sebagai komunikasi nonverbal. Sentuhan
dapat termasuk: bersalaman, menggenggam tangan, berciuman, sentuhan di punggung,
mengelus-elus, pukulan, dan lain-lain. Masing-masing bentuk komunikasi ini menyampaikan
pesan tentang tujuan atau perasaan dari sang penyentuh. Sentuhan juga dapat menyebabkan
suatu perasaan pada sang penerima sentuhan, baik positif ataupun negatif.

Kronemik

Kronemik adalah bidang yang mempelajari penggunaan waktu dalam komunikasi nonverbal.
Penggunaan waktu dalam komunikasi nonverbal meliputi durasi yang dianggap cocok bagi
suatu aktivitas, banyaknya aktivitas yang dianggap patut dilakukan dalam jangka waktu
tertentu, serta ketepatan waktu (punctuality).[1]

Gerakan tubuh

Dalam komunikasi nonverbal, kinesik atau gestur adalah gerakan tubuh meliputi kontak
mata, ekspresi wajah, isyarat, dan sikap tubuh. Gerakan tubuh biasanya digunakan untuk
menggantikan suatu kata atau frasa, misalnya mengangguk untuk mengatakan ya; untuk
mengilustrasikan atau menjelaskan sesuatu; menunjukkan perasaan, misalnya memukul meja
untuk menunjukkan kemarahan; untuk mengatur atau menngendalikan jalannya percakapan;
atau untuk melepaskan ketegangan.[2][3]

Proxemik
Proxemik atau bahasa ruang, yaitu jarak yang Anda gunakan ketika berkomunikasi dengan
orang lain, termasuk juga tempat atau lokasi posisi Anda berada. Pengaturan jarak
menentukan seberapa jauh atau seberapa dekat tingkat keakraban Anda dengan orang lain,
menunjukkan seberapa besar penghargaan, suka atau tidak suka dan perhatian Anda terhadap
orang lain, selain itu juga menunjukkan simbol sosial. Dalam ruang personal, dapat
dibedakan menjadi 4 ruang interpersonal:

 Jarak intim
Jarak dari mulai bersentuhan sampai jarak satu setengah kaki. Biasanya jarak ini
untuk bercinta, melindungi, dan menyenangkan.
 Jarak personal
Jarak yang menunjukkan perasaan masing - masing pihak yang berkomunikasi dan
juga menunjukkan keakraban dalam suatu hubungan, jarak ini berkisar antara satu
setengah kaki sampai empat kaki.
 Jarak sosial
Dalam jarak ini pembicara menyadari betul kehadiran orang lain, karena itu dalam
jarak ini pembicara berusaha tidak mengganggu dan menekan orang lain,
keberadaannya terlihat dari pengaturan jarak antara empat kaki hingga dua belas kaki.
 Jarak publik
Jarak publik yakni berkisar antara dua belas kaki sampai tak terhingga.[4]

Vokalik

Vokalik atau paralanguage adalah unsur nonverbal dalam suatu ucapan, yaitu cara berbicara.
Ilmu yang mempelajari hal ini disebut paralinguistik. Contohnya adalah nada bicara, nada
suara, keras atau lemahnya suara, kecepatan berbicara, kualitas suara, intonasi, dan lain-lain.
Selain itu, penggunaan suara-suara pengisi seperti "mm", "e", "o", "um", saat berbicara juga
tergolong unsur vokalik, dan dalam komunikasi yang baik hal-hal seperti ini harus
dihindari.[5]

Lingkungan

Lingkungan juga dapat digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan tertentu. Diantaranya


adalah penggunaan ruang, jarak, temperatur, penerangan, dan warna.[6]
KOMUNIKASI VERBAL
& NON VERBAL
Komunikasi Verbal
Komunikasi Non Verbal
HAMBATAN KOMUNIKASI VERBAL
Faktor Inteligensi
Faktor Budaya
Faktor Pengetahuan
Faktor Kepribadian
Faktor Biologis
FaktorPengalaman
JENIS-JENIS KOMUNIKASI NONVERBAL

Komunikasi objek
Sentuhan
Kronemik
Gerakan tubuh
Proxemik
Dalam ruang personal, dapat dibedakan menjadi 4 ruang
interpersonal: Jarak intim, Jarak personal, Jarak sosial,
Jarak publik
Vokalik
Lingkungan
PERBEDAAN KOMUNIKASI VERBAL & NON VERBAL
1. Struktur dan derajat kepentingan.
2. Diskresi dan keberlangsungan.
3. Peluang terjadinya kesalahpahaman.
4. Proses neuro-fisiologis.
5. Durasi waktu yang dibutuhkan.
6. Kesalahpahaman berdasarkan waktu dan situasi.
7. Presensi dan jarak.
8. Bukti atau dokumentasi.
9. Penggunaan
10. Tujuan
FUNGSI KOMUNIKASI NON VERBAL
Pengulangan
Pelengkap
Pengganti
Memberikan penekanan
Memperdayakan

Anda mungkin juga menyukai