2
BIN, SAVE, ASK
SASARAN PELATIHAN
4
FORMAT PELATIHAN
Pemaparan Materi
Diskusi
Workshop Menyusun
HACCP Plan
AUDIENCE ROLE
Peserta diharapkan:
Bertanya dan aktif dalam setiap
diskusi
Aktif berpartisipasi dalam praktek
penyusunan HACCP PLAN
Menghadiri Seluruh Sesi Pelatihan
6
TRAINING CERTIFICATE
COMPLETION CERTIFICATE
Examination 2nd day
Passed: minimum 70
Below 70 ATTENDANCE
CERTIFICATE
Additional Points
WORKSHOP
HOMEWORK
MATERI TRAINING
8
DAFTAR ISTILAH
HACCP : pendekatan sistematis yang digunakan untuk mengidentifikasi,
mengevaluasi dan mengendalikan bahaya yang signifikan untuk
keamanan makanan
HACCP Plan : Dokumen tertulis yang dibuat berdasarkan pada prinsip-
prinsip HACCP yang menunjukkan prosedur yang harus diikuti
HACCP team : Kelompok orang yang bertanggung jawab untuk
mengembangkan, menerapkan dan memelihara sistem HACCP
HACCP System : Hasil dari implementasi HACCP Plan
Hazards : Agen biologis, kimia, atau fisik yang dapat menyebabkan
penyakit atau cedera apabila tidak dikendalikan
Hazard Analysis : Proses mengidentifikasi dan mengevaluasi informasi
tentang bahaya yang berhubungan dengan produk untuk diputuskan
bahaya mana yang signifikan dan harus ditangani dalam rencana
HACCP
DAFTAR ISTILAH
Step : tahapan operasi dalam sistem produksi yang dimulai dari produksi
primer hingga konsumsi akhir
Control :
(a) mengelola kondisi operasi untuk menjaga kesesuaian dengan kriteria
yang ditetapkan.
(b) Kondisi di mana prosedur yang benar telah diikuti dan kriteria
dipenuhi
Control Measure : Setiap tindakan atau kegiatan yang dapat digunakan
untuk mencegah, menghilangkan atau mengurangi bahaya yang
signifikan
10
DAFTAR ISTILAH
CCP decision tree : Urutan pertanyaan logis untuk membantu dalam
menentukan apakah sebuah titik kontrol adalah CCP
Critical Control Point : Tahapan di mana pengendalian faktor biologis,
kimia, atau fisik dapat diterapkan dan sangat penting untuk mencegah
atau menghilangkan atau mengurangi bahaya keamanan pangan ke
tingkat yang dapat diterima
Critical limit : Nilai maksimum dan / atau minimum dimana parameter
biologis, kimia, atau fisik pada tahapan CCP harus dikontrol untuk
mencegah, menghilangkan, atau mengurangi terjadinya bahaya
keamanan pangan ke tingkat yang dapat diterima
Deviasi : Kegagalan untuk memenuhi batas kritis
Corrective action : Prosedur yang harus diikuti ketika deviasi terjadi
untuk menghilangkan penyebab ketidaksesuaian
Preventive measure : metode fisik, kimia atau factor lainnya yang dapat
digunakan untuk mencegah bahaya yang sudah diidentifikasi
11
DAFTAR ISTILAH
Monitor : Urutan pengamatan atau pengukuran yang telah direncanakan
untuk menilai apakah CCP terkendali dan untuk menghasilkan catatan
yang akurat yang dapat digunakan dalam verifikasi pada masa yang
akan datang
Pre-requisite programs : Prosedur, termasuk Good Manufacturing
Practices, yang membahas kondisi operasional yang mejadi landasan
bagi pelaksanaan sistem HACCP
Validasi : Unsur verifikasi yang difokuskan pada pengumpulan dan
evaluasi informasi secara ilmiah dan teknis untuk menentukan apakah
rencana HACCP, bila diterapkan dengan benar, akan secara efektif
dapat mengendalikan bahaya.
Verifikasi : Kegiatan-kegiatan, selain monitoring, yang dilakukan untuk
menentukan validitas rencana HACCP dan sistem beroperasi sesuai
dengan rencana.
12
Pengenalan HACCP
BAGIAN 1
13
HACCP DEFINISI
CODEX DEFINITION
HACCP is a system which identifies, evaluates, and controls
hazards which are significant for food safety.
14
KONSEP HACCP
Preventive, not reactive
Sebagai alat yang digunakan untuk melindungi
rantai pasokan pangan dari bahaya
kontaminasi microbiologi, kimiawi, dan fisika dan
kontaminasi lainnya
Bukan sistem tanpa resiko (zero risk)
HACCP didesain untuk meminimalkan resiko
bahaya keamanan pangan sampai tingkatan
yang dapat diterima
15
KONSEP HACCP
Pendekatan sistematis
Proaktif
Teknik yang umum
Usaha Team
Bukan latihan diatas kertas
16
RUANG LINGKUP
MENGAPA HACCP?
17
MENGAPA HACCP?
VII.Sebagai Sistem
Dapat diverifikasi dan diaudit
Diakui oleh seluruh pelaku industri pangan
18
KONSEP HACCP
19
20
7 PRINSIP HACCP
Panduan Codex mengidentifikasi 12 langkah untuk implementasi
7 Prinsip HACCP.
CAC/RCP 1-1969, Rev.4-2003
Recommended International Code of Practice General Principles
of Food Hygiene
21
Management
Commitment
2.Describe product
Preparation and planning 3.Identify intended use
4.Construct flow diagram Process flow charts
HACCP awareness 5.On-site confirmation of flow Hazard analysis charts
and understanding the diagram HACCP control charts
concept HACCP team list
HACCP PLAN Product description
Principle 1 : Analyze hazards
Identification, training Principle 2 : Determine CCPs
and (1) assemble of Principle 3 : Establish critical
Monitoring records
the HACCP team limits for CCPs
CCP record reviews
Principle 4 : Establish a system
Audit
to monitor control
Training
of CCPs HACCP
Baseline audit of dll
Principle 5 : Establish RECORDS
support systems and
corrective action
gap analysis
procedures
Principle 6 : establish
Planning for the
verification
HACCP study project Principle 7 : establish record
procedure to
keeping and
confirm that the
documentation
HACCP system is
procedures
working effectively
22
Program Kelayakan Dasar
(Pre-Requisite Program)
BAGIAN 3
23
Definisi:
prosedur, termasuk GMP, yang
membahas kondisi lingkungan dan
operasional yang menjadi dasar
pelaksanaan sistem HACCP
24
PROGRAM KELAYAKAN DASAR
PRE-REQUISITE PROGRAMS
25
26
PROGRAM KELAYAKAN DASAR
PRE-REQUISITE PROGRAMS
27
28
PROGRAM KELAYAKAN DASAR
PRE-REQUISITE PROGRAMS
Personnel
Plant and Ground
Sanitary Operations
Sanitary Facilities and Controls
Equipment and Utensils
Processes and Controls
Warehousing and distributions
Holding and distribution of human food by-products for use
as animal food
Defect Action Levels
29
31
32
PROGRAM KELAYAKAN DASAR
PRE-REQUISITE PROGRAMS
PRP:
Spesifik
Didokumentasikan
Di-approve
Di verifikasi
33
34
PROGRAM KELAYAKAN DASAR
PRE-REQUISITE PROGRAMS
CCP vs. Sanitation Control Procedures
35
36
PROGRAM KELAYAKAN DASAR
PRE-REQUISITE PROGRAMS
37
38
PROGRAM KELAYAKAN DASAR
PRE-REQUISITE PROGRAMS
II. Bangunan: Disain dan Sarana/
Prasarana
2.1 Lokasi :
Pabrik tidak didirikan di area:
berpolusi
aktivitas industry dapat menyebabkan ancaman
kontaminasi yang serius
banjir
rentan terhadap ancaman hama
limbah sulit ditangani
39
40
PROGRAM KELAYAKAN DASAR
PRE-REQUISITE PROGRAMS
II. Bangunan: Disain dan sarana/ prasarana (cont.)
42
PROGRAM KELAYAKAN DASAR
PRE-REQUISITE PROGRAMS
II. Bangunan: Disain dan sarana/ prasarana (cont.)
43
44
PROGRAM KELAYAKAN DASAR
PRE-REQUISITE PROGRAMS
II. Bangunan: Disain dan sarana/ prasarana (cont.)
2.2 Bangunan dan Ruang (cont.)
Permukaan kontak produk
Persyaratan umum
Pabrikasi
Mudah dibersihkan dan disanitasi
Permukaan halus dan rata
45
46
PROGRAM KELAYAKAN DASAR
PRE-REQUISITE PROGRAMS
II. Bangunan: Disain dan sarana/ prasarana (cont.)
2.2 Bangunan dan Ruang (cont.)
Permukaan kontak produk (2)
47
48
PROGRAM KELAYAKAN DASAR
PRE-REQUISITE PROGRAMS
II. Bangunan: Disain dan sarana/ prasarana (cont.)
2.3 Perlengkapan (cont.)
Perlengkapan (to cook, heat, cool, store, freeze food)
Didesain agar dapat secara cepat mencapai dan menjaga
kondisi (suhu, humidity, air-flow, dll) yang dipersyaratkan
Mudah pengawasannya (suhu, humidity, air-flow, dll) dan CCP
Wadah untuk limbah dan bahan yang tidak bisa diolah
Diberikan identitas yang spesifik
Terbuat dari bahan kedap air
dikunci
49
2.4 Fasilitas
Sumber
PDAM
Sumur
Air Laut
Monitoring
51
52
PROGRAM KELAYAKAN DASAR
PRE-REQUISITE PROGRAMS
II. Bangunan: Disain dan sarana/ prasarana (cont.)
2.4 Fasilitas (cont.)
Sarana Kebersihan Karyawan dan Toilet
Sarana cuci dan pengering tangan memadai
toilet mencukupi dan bersih*,
Fasilitas ganti mencukupi (2)
Bersih dan kering
Lokasi seragam bersih vs kotor
Seragam tidak terekspos kontaminan
Fasilitas lainnya (kantin, tempat istirahat) ditempatkan dan
didesain secara memadai
53
54
PROGRAM KELAYAKAN DASAR
PRE-REQUISITE PROGRAMS
II. Bangunan: Disain dan sarana/ prasarana (cont.)
2.4 Fasilitas (cont.)
Kualitas Udara & Ventilasi
meminimalkan kontaminasi (misal
kondensasi)
Mengendalikan:
Suhu, bau, kelembaban
Mencegah aliran udara dari ruang kotor ke
ruang bersih
Cukup dirawat dan dibersihkan
55
56
PROGRAM KELAYAKAN DASAR
PRE-REQUISITE PROGRAMS
II. Bangunan: Disain dan sarana/ prasarana (cont.)
2.4 Fasilitas (cont.)
Penyimpanan
memadai untuk produk, bahan tambahan, kimia dan
kemasan
Memudahkan perawatan dan pembersihan
Mencegah akses dan bersarangnya hama
Melindungi makanan dari kontaminasi selama
penyimpanan
Mencegah kerusakan produk (misal dengan control suhu)
Substansi berbahaya:
Terpisah
dikendalikan keamanannya
57
58
PROGRAM KELAYAKAN DASAR
PRE-REQUISITE PROGRAMS
III. Sistem Pengawasan Proses (cont.)
3.2 Aspek Kunci hygiene dan Pengawasannya
Pengendalian Suhu dan Waktu
Memadai
Mempertimbangkan:
Sifat alami produk
Shelf life
Metode kemasan
Bagaimana produk akan digunakan (ready to eat, ready to cook)
Alat pencatat suhu harus di cek dan diuji secara berkala
59
60
PROGRAM KELAYAKAN DASAR
PRE-REQUISITE PROGRAMS
61
62
PROGRAM KELAYAKAN DASAR
PRE-REQUISITE PROGRAMS
3.4 Pengemasan
mencegah kontaminasi
terhadap produk
mencegah kerusakan
produk,
tidak mengandung
bahan beracun
63
64
PROGRAM KELAYAKAN DASAR
PRE-REQUISITE PROGRAMS
III. Sistem Pengawasan Proses (cont.)
65
66
PROGRAM KELAYAKAN DASAR
PRE-REQUISITE PROGRAMS
IV. PENETAPAN PERAWATAN DAN SANITASI (cont.)
4.1 Perawatan dan Pembersihan (2)
Metode dan Prosedur Pembersihan
Pembersihan menggunakan:
metode fisika (panas, sikat, vacuum, dll)
kimia (detergent, alkali, asam)
Kombinasi
Prosedur pembersihan:
Dry-Clean
Pre-rinse
Detergent
Post rinse
desinfeksi
67
68
PROGRAM KELAYAKAN DASAR
PRE-REQUISITE PROGRAMS
IV. PENETAPAN PERAWATAN DAN SANITASI (cont.)
4.2 Program Pembersihan
Mencakup semua alat dan ruang
Konsisten, dimonitor dan didokumentasikan
Program pembersihan:
Area, jenis peralatan dan mesin
Penanggung jawab
Metode
Frekuensi
Pengaturan monitoring
69
70
PROGRAM KELAYAKAN DASAR
PRE-REQUISITE PROGRAMS
IV. PENETAPAN PERAWATAN DAN SANITASI (cont.)
4.3 Pest Control (cont.)
Sarang
Sumber makanan harus disimpan
ditempat yang aman
Tidak bersentuhan dengan lantai
Jauh dari dinding
Area diluar dan dalam pabrik dalam
kondisi bersih
Sampah disimpan dalam wadah
tertutup
71
72
PROGRAM KELAYAKAN DASAR
PRE-REQUISITE PROGRAMS
IV. PENETAPAN PERAWATAN DAN SANITASI (cont.)
4.5 Pengawasan Efektivitas
Diverifikasi secara periodic:
Audit pre-operasional
Sampling mikrobiologi
Lingkungan
Permukaan kontak produk
Direview
73
74
PROGRAM KELAYAKAN DASAR
PRE-REQUISITE PROGRAMS
V. KEBERSIHAN PERSONAL (cont.)
5.3 Kebersihan Karyawan
Menggunakan pakaian pelindung, head
covering, sepatu
Menggunakan sarung tangan
Luka harus dilindungi dengan perban
anti air
Cuci tangan:
Saat mulai
Setelah dari toilet
Setelah menangani RM
75
76
PROGRAM KELAYAKAN DASAR
PRE-REQUISITE PROGRAMS
V. KEBERSIHAN PERSONAL (cont.)
5.5 Pengunjung
Menggunakan pakaian pelindung
Ditemani staff
77
78
PROGRAM KELAYAKAN DASAR
PRE-REQUISITE PROGRAMS
VI. TRANSPORTASI (cont.)
6.2 Persyaratan (cont.)
melindungi produk dari kontaminasi, termasuk
debu dan uap/ bau
Efektif menjaga suhu, kelembaban dan kondisi
lainnya sesuai sifat produk
Dapat dimonitor kondisinya (suhu,
kelembaban, dll)
6.3 Penggunaan dan Perawatan
Dijaga kebersihan dan kondisinya
Dibersihkan dan didesinfeksi setelah muat
produk yang beda
79
80
PROGRAM KELAYAKAN DASAR
PRE-REQUISITE PROGRAMS
VII. INFORMASI PRODUK DAN SARAN UNTUK KONSUMEN
7.3 Labelling
Informasi:
Menangani, Menyajikan, Menyimpan,
Menyiapkan, menggunakan
Sesuai CODEX STAN 1-1985, Rev. 1 (1991))
7.4 Edukasi Konsumen
General hygiene
Pentingnya informasi produk dan mengikuti
setiap instruksi yang tersedia
Relasi suhu / waktu
Foodborne illness
81
82
PROGRAM KELAYAKAN DASAR
PRE-REQUISITE PROGRAMS
VIII. TRAINING (cont.)
8.2 Program Training, mempertimbangkan
Jenis produk
Cara menangani dan mengemas produk,
termasuk peluang kontaminasi
Sifat dan tingkat proses atau preparasi lebih
lanjut sebelum dikonsumsi
Penyimpanan produk
Masa simpan sebelum dikonsumsi
83
84
PROGRAM KELAYAKAN DASAR
PRE-REQUISITE PROGRAMS
85
Bahaya (Hazard)
BAGIAN 2
86
BAHAYA (HAZARDS)
87
BAHAYA (HAZARDS)
KATEGORI
1. SUMBER BAHAYA
2. JENIS BAHAYA
88
BAHAYA (HAZARDS)
Proses
Pengolahan
Penyimpanan
Bahan Baku
& Distribusi
Sumber
Bahaya
89
SUMBER BAHAYA
90
SUMBER BAHAYA : ASAL BAHAN BAKU
91
92
SUMBER BAHAYA : ASAL KEMASAN
93
95
FOOD ALLERGENS
Jenis Allergen : Milk, peanuts,
soybeans, eggs, tree nuts,
wheat, fish, crustacean
Pengendalian allergen di
Seafood:
Product labelling
Proper pre-requisite programs
and a string sanitation
program to avoid cross-
contact for all allergens
96
BAHAYA (HAZARDS)
Fisika
biologi Kimia
Jenis
Bahaya
97
BAHAYA-BAHAYA BIOLOGI
Bahaya biologi adalah organisme maupun
bahan-bahan yang berasal dari organisme yang
dapat membahayakan kesehatan manusia.
Dapat berupa limbah media ataupun
mikroorganisme, virus, dan racun (yang berasal
dari sumber biologis) yang dapat
mempengaruhi kesehatan manusia.
98
BAHAYA-BAHAYA BIOLOGI
Mikroorganisme pathogen yang
berhubungan dengan seafood
Bakteri
Virus
Parasit
Alga
99
BAKTERI
16 juta bakteri
5.0 Juta
per cm2
101
BAKTERI
102
BAKTERI
BACTERIAL HAZARD
Bacteria dikategorikan sebagai bahaya, jika
keberadaan bakteri tersebut dalam makanan, dapat
menyebabkan sakit terhadap manusia, baik secara
infeksi maupun intoxication
Foodborne Infection
Mengkonsumsi pathogen hidup
Tumbuh didalam tubuh, khususnya saluran
pencernaan
Salmonella spp., Shigella spp., Listeria
monocytogenes
Gejala muncul dalam hitungan jam atau hari
103
BAKTERI
104
BAKTERI
SUMBER BAKTERI PATOGEN
105
BAKTERI
PENYEBARAN BAKTERI PATOGEN
Air (minum)
Seluruh permukaan dan bahan baku yang kontak dengan tanah dan
air
106
BAKTERI
107
BAKTERI
108
BAKTERI
109
110
BAKTERI
111
BAKTERI
112
BAKTERI
Pengendalian C. botulinum pada Seafood
Memusnahkan spora saat proses (misal
thermal processing; canning or cooking)
Mencegah potensi pertumbuhan (misal
dengan penggaraman, pengeringan atau
pengasaman)
Refrigeration, terutama untuk seafood
mentah dan non-frozen yang dikemas
dalam anaerobic condition
Packaging refrigerated fishery products
menggunakan permeable film (mencegah
anaerobic growth)
113
BAKTERI
114
BAKTERI
115
BAKTERI
116
BAKTERI
117
BAKTERI
118
VIRUS
Not truly
Ada dimana-mana
Tidak tumbuh di dalam pangan tidak
memerlukan makanan, air atau udara untuk
bertahan hidup
Tidak menyebabkan pembusukan
Menyebabkan sakit dengan cara menginfeksi
sel yang hidup dan bereproduksi didalam sel
inang
Dapat bertahan hidup didalam saluran
pencernaan, air yang terkontaminasi dan
makanan beku selama berbulan-bulan
119
VIRUS
120
VIRUS
121
VIRUS
Pengendalian Virus
Sumber tidak tercemar
Pemasakan sempurna
Inactivasi setelah
pemanasan 60oC selama
19 menit
Pencegahan kontaminasi
silang terhadap produk yang
telah masak
Praktek hygiene yang baik
122
PARASIT
Parasit adalah organisme yang
membutuhkan inang untuk bertahan
hidup
Ribuan species tetapi kurang dari
100 yang menginfeksi manusia
melalui konsumsi makanan
Jenis yang dapat menginfeksi melalui
makanan dan air:
Cacing parasite (misal cacing
gelang / nematoda, cacing pita /
cestodes, dan cacing/ trematoda)
Protozoa
123
PARASIT
124
PARASIT
125
PARASIT
126
PARASIT
127
PARASIT
Contoh Cacing Parasit
Cryptosporidium parvum
Nematodes dan roundworms (Anasakis
simplex, Pseudoterranova dicepiens,
Eustrongylides spp. and Gnathostoma
spp.)
Cestodes atau tapeworms
(Diphyllobothrium latum)
Trematodes or flukes (Chlonorchis
sinensis, Heterophyes spp., Metagonimus
spp., and others)
128
PARASIT
129
130
BAHAYA ASAL BAHAN BAKU TERKAIT
DENGAN HARVEST ATAU GROWING AREA
Pengendalian ciguatera:
Tidak memproses ikan yang
berasal dari perairan yang
memiliki potensi ciguatoxic
132
BAHAYA ASAL BAHAN BAKU TERKAIT
DENGAN HARVEST ATAU GROWING AREA
Pengendalian tetrodotoxin:
Tidak memproses ikan
tertentu (ikan buntal) yang
sudah ditetapkan memiliki
potensi tetrodotoxic
Pengendalian gempylotoxin:
Tidak memproses ikan
tertentu yang memiliki
potensi gempylotoxin
133
134
BAHAYA ASAL BAHAN BAKU TERKAIT
DENGAN HARVEST ATAU GROWING AREA
Pengendalian scombrotoxin:
Pengendalian suhu sepanjang
rantai suplay
135
136
BAHAYA ASAL PROSES
137
138
BAHAYA ASAL PROSES
Bahaya fisik:
Segala zat asing yang biasanya tidak ditemukan dalam
makanan bisa menyebabkan cedera fisik
Contoh Bahaya Fisik
Material Mengapa berbahaya
139
140
Peraturan dan Standar Nasional
Keamanan Pangan
BAGIAN 4
141
142
INDONESIAN FOOD REGULATION
143
BPOM: http://jdih.pom.go.id/
SNI :
http://sisni.bsn.go.id/index.php?/sni_main/sni/index_simple
SNI Produk Perikanan:
http://www.bkipm.kkp.go.id/bkipm/sni/index/PRODUK%20
PERIKANAN
PERATURAN MENTERI KESEHATAN:
http://www.hukor.depkes.go.id/?dokumen=global&type=4&
th=2013
144
BPOM: HTTP://JDIH.POM.GO.ID/
145
KOMITMEN MANAGEMENT
BAGIAN 5
146
147
Diperlukan untuk:
Menyediakan sumberdaya yang diperlukan
Secara aktif mendukung pelaksanaan HACCP Plan
Mendorong pelaksanaan HACCP oleh seluruh
manajemen senior
148
PRELIMINARY STEP
149
LANGKAH 1
Membentuk Tim HACCP
BAGIAN 6
150
LANGKAH 1 MEMBENTUK TIM HACCP
TIM HACCP
Ketua Tim HACCP
Anggota Tim HACCP
Ditetapkan Management
151
152
LANGKAH 1 MEMBENTUK TIM HACCP
153
154
LANGKAH 1 MEMBENTUK TIM HACCP
Team Member:
Company: XYZ
HACCP STEP 2
DESKRIPSI PRODUK
BAGIAN 7
156
LANGKAH 2 DESKRIPSI PRODUK
Langkah 2:
Deskripsi Produk memberikan rincian komposisi, fisik/struktur kimia,
pengemasan, informasi keselamatan, perlakuan selama proses,
penyimpanan dan metode distribusi.
157
158
LANGKAH 2 DESKRIPSI PRODUK
159
160
LANGKAH 2 DESKRIPSI PRODUK
161
HACCP STEP 3
IDENTIFIKASI PENGGUNA
PRODUK
BAGIAN 8
162
LANGKAH 3 IDENTIFIKASI PENGGUNA PRODUK
(INTENDED USE)
Langkah 3:
Identifikasi rencana penggunaan produk, target
konsumen dengan mengacu pada populasi
yang sensitif.
163
164
LANGKAH 4 MEMBUAT DIAGRAM ALIR
Langkah 4
Membuat diagram alir termasuk menetapkan lingkup HACCP
Plan dari tahapan pertama hingga akhir (from start to finish).
165
Langkah 4
166
HACCP STEP 5
VERIFICATION FLOW DIAGRAM
BAGIAN 10
167
Langkah 5:
Mengapa? Akurasi Flow Penting
Analisa Bahaya Terlewat?
Hazard Signifikan Hilang
SELURUH TAHAPAN DARI MASING-
MASING JENIS PRODUK HARUS
DILAKUKAN VERIFIKASI MINIMUM 1x
PER TAHUN
168
LANGKAH 5 VERIFIKASI DIAGRAM ALIR DI LAPANGAN
Dilakukan:
tim HACCP
pengetahuan cukup
tahapan
waktu proses
"Walk through the facility"
169
170
LANGKAH 5 VERIFIKASI DIAGRAM ALIR DI LAPANGAN
171
REVISI
Revisi diagram alir sesuai kondisi praktek
di lapangan
Rubah praktek dilapangan sesuai
diagram alir
172
EXERCISE : Bagian 2
SIMAK VIDEO BERIKUT
Kemudian Buatlah :
Deskripsi Produk dan Pengguna
Diagram Alir Process
Deskripsi Tahapan dan
Parameter Kontrol Proses
Waktu 30 menit
173
7 PRINSIP HACCP
Principle 1 : Hazards Analysis
Principle 2 : Determine CCPs
Principle 3 : Establish Critical Limits for CCPs
Principle 4 : Establish a Monitoring System of
CCPs
Principle 5 : Establish Corrective Action
procedures
Principle 6 : Establish verification procedure
Principle 7 : Establish record keeping and
documentation procedures
174
HACCP STEP 6 - PRINCIPLE 1
HAZARD ANALYSIS
BAGIAN 11
175
176
LANGKAH 6 PRINSIP 1 MELAKUKAN ANALISIS BAHAYA
Pendekatan :
Pengamatan proses
Pengetahuan dan pengalaman tim
Pengumpulan data :
spesifikasi standar (SNI, CODEX, ISO, dll.)
Persyaratan regulasi (Depkes, BPOM, FDA, EU, dll.)
Persyaratan pelanggan
Literatur
Brain storming
Alat misal diagram ishikawa
Fokus
177
179
Receiving
Fresh
Fillets
Finish
Product
Refrig.
Storage 180
LANGKAH 6 PRINSIP 1 MELAKUKAN ANALISIS BAHAYA
Langkah 2 Identifikasi
Potensi Bahaya
181
182
LANGKAH 6 PRINSIP 1 MELAKUKAN ANALISIS BAHAYA
183
184
185
186
LANGKAH 6 PRINSIP 1 MELAKUKAN ANALISIS BAHAYA
188 188
LANGKAH 6 PRINSIP 1 MELAKUKAN ANALISIS BAHAYA
SIGNIFIKAN???
Pendekatan Probability & Severity
1. Apakah bahaya tersebut cukup mungkin
terjadi pada produk jadi dengan tidak
adanya kontrol? (Probability)
2. Apakah bahaya tersebut dapat
menyebabkan konsumen sakit?
Bagaimana tingkat keparahannya?
(Severity)
189
190
LANGKAH 6 PRINSIP 1 MELAKUKAN ANALISIS BAHAYA
Tahap 3 & 4 Tentukan Signifikansi & Justifikasi
Probability:
CONTOH Tingkat Kemungkinan Terjadinya Bahaya (Likely Occurrence of Hazard)
Low (L) Medium (M) High (H)
SUMBER
INFORMASI
EXTERNAL
191 191
High (H)
Medium (M) Keparahan tinggi,
Low (L)
Keparahan sedang, risiko tinggi
Tidak parah, risiko
risiko sedang
kecil Memerlukan
Memerlukan penanganan medis,
Tidak perlu
penanganan medis, peluang pulih kecil,
penanganan medis
konsumen bisa pulih menyebabkan
kematian
192
LANGKAH 6 PRINSIP 1 MELAKUKAN ANALISIS BAHAYA
Tahap 3 & 4 Tentukan Signifikansi & Justifikasi
L (Low) M (Medium) H (High)
Histamin, Allergen,
heavy metal, chemical
aflatoksin, ciguatera
Grease/ lubricant migration, grease
Chemical toksin,
(Food Grade) non-food grade,
scombrotoksin,
pestiside
dioksin, sianida
Salmonella, E.coli,
Clostridium
coliform, S. Aureus,
Biology botulinum, Listeria
enterobacter, bacillus
monocytogenes
cereus
Bone, brittle
Physic hair, paper, sand material,Wood, hard Metal inclusion, Glass
plastic, stone
193 193
Probability
L M H
Severity
194 194
LANGKAH 6 PRINSIP 1 MELAKUKAN ANALISIS BAHAYA
Matrix 5x5
195
Severity 1 2 3 4 5
Probability Severity x Probability
1 1 2 3 4 5
Severity x Probability
2 2 4 6 8 10
3 3 6 9 12 15
4 4 8 12 16 20
5 5 10 15 20 25
196
LANGKAH 6 PRINSIP 1 MELAKUKAN ANALISIS BAHAYA
LANGKAH 5. IDENTIFIKASI
197
CONTROL MEASURE
198
CONTROL MEASURE
199
CONTROL MEASURE
200
CONTROL MEASURE
201
CONTROL MEASURE
202
HACCP STEP 7 PRINCIPLE 2
Critical Control Point
BAGIAN 12
204
STEP 7 PRINSIP 2
MENETAPKAN CRITICAL CONTROL POINTS (CCP)
Definisi :
Critical Control Point:
Sebuah tahapan dimana pengendalian dapat dilakukan
dan sangat penting untuk mencegah atau
menghilangkan potensi bahaya terhadap keamanan
pangan atau menguranginya hingga ke tingkat yang
dapat diterima.
205
STEP 7 PRINSIP 2
MENETAPKAN CRITICAL CONTROL POINTS (CCP)
PENTING:
HANYA TAHAPAN DENGAN TINGKAT BAHAYA
SIGNIFIKAN SAJA YANG AKAN DILANJUTKAN KE
DECISION TREE !!!
206
STEP 7 PRINSIP 2
MENETAPKAN CRITICAL CONTROL POINTS (CCP)
Sample Decision Tree for Raw Material
STOP
STOP
207
CCP
208
STEP 7 PRINSIP 2
MENETAPKAN CRITICAL CONTROL POINTS (CCP)
209
210
Remember to use
the
recommendations
in the FDA Guide
211
EXERCISE : Bagian 2
DARI TAHAPAN PROSES YANG SUDAH
DIBUAT, SILAHKAN ANDA TETAPKAN:
1. Bahaya potensial pada setiap tahapan
2. Sumber bahaya
3. Probability, Severity dan Signifikansi
Bahaya
4. Critical Control Point
Waktu 30 menit
212
HACCP STEP 8 PRINCIPLE 3
CRITICAL LIMIT
BAGIAN 13
213
LANGKAH 8 PRINSIP 3
MENETAPKAN BATAS KRITIS (CRITICAL LIMITS)
214
LANGKAH 8 PRINSIP 3
MENETAPKAN BATAS KRITIS (CRITICAL LIMITS)
DALAM MENETAPKAN BATAS KRITIS:
LANGKAH 8 PRINSIP 3
MENETAPKAN BATAS KRITIS (CRITICAL LIMITS)
216
LANGKAH 8 PRINSIP 3
MENETAPKAN BATAS KRITIS (CRITICAL LIMITS)
SUMBER-SUMBER INFORMASI UNTUK
MENETAPKAN BATAS KRITIS
217
218
Recommended Critical Limits
REMINDER:
The FDA Guide contains control
effectiveness MUST be
demonstrated and documented
219
Example:
Hazard = Histamine CCP = Receiving
First - Select a Control Strategy
FDA Guide, page 125
220
FDA Guide , page 137
Proceed through the
selected Control Strategy
221
222
LANGKAH 8 PRINSIP 3
MENETAPKAN BATAS KRITIS (CRITICAL LIMITS)
MENETAPKAN BATAS
OPERASIONAL
Batas operasi
(operating limits):
Kriteria yang lebih ketat
daripada batas kritis dan
yang digunakan oleh
operator untuk
mengurangi risiko
penyimpangan.
223
224
225
226
LANGKAH 8 PRINSIP 3
MENETAPKAN BATAS KRITIS (CRITICAL LIMITS)
Justifikasi
Menyatakan alasan mengapa memilih batas kritis
tersebut.
Validasi
Membuktikan bahwa batas kritis yang telah dipilih,
pada kenyataannya dapat mengendalikan bahaya.
227
228
LANGKAH 9 - PRINSIP 4
MENETAPKAN SISTEM MONITORING UNTUK SETIAP CCP
229
TAHAP 9 PRINSIP 4
MENETAPKAN SISTEM MONITORING
230
TAHAP 9 PRINSIP 4
MENETAPKAN SISTEM MONITORING
Sistem monitoring :
Apa yang dimonitor
Bagaimana metoda monitoring dilakukan
Kapan monitoring dilakukan (Frekuensi
monitoring
Siapa yang memonitor
Dimana monitoring dilakukan
231
TAHAP 9 PRINSIP 4
MENETAPKAN SISTEM MONITORING
Sistem monitoring :
Apa yang dimonitor
pengukuran karakteristik produk atau proses
Contoh pengukuran pemantauan dapat mencakup:
232
TAHAP 9 PRINSIP 4
MENETAPKAN SISTEM MONITORING
Sistem monitoring :
Apa yang dimonitor
Observasi
Contoh pengamatan pemantauan dapat meliputi:
Memeriksa sertifikat vendor
memeriksa apakah ikan tertutup oleh es
Memeriksa area panen terdaftar pada label
yang dilampirkan pada wadah kerang moluska
233
TAHAP 9 PRINSIP 4
MENETAPKAN SISTEM MONITORING
Sistem monitoring :
Bagaimana monitoring dilakukan
Pengukuran (batas kritis kuantitatif)
berat, waktu, suhu, dll
Alat dikalibrasi: termometer, pH meter,
aktivitas air, data logger, dll
pengamatan (batas kritis kualitatif)
Uji visual
Penciuman
Indera perasa
Harus real-time dan akurat.
234
TAHAP 9 PRINSIP 4
MENETAPKAN SISTEM MONITORING
Sistem monitoring :
Frekuensi monitoring dilakukan
Frekuensi pemantauan harus memadai : bila batas kritis
yang terlampaui dapat diketahui tepat waktu
bisa non-kontinu atau kontinu.
Siapa yang akan memonitor
Personal yang terlatih (Teknik monitoring CCP)
Paham pentingnya monitoring CCP
Mempunyai akses terhadap kegiatan monitoring
termasuk CA
235
TAHAP 9 PRINSIP 4
MENETAPKAN SISTEM MONITORING
Sistem monitoring :
Critical Limit for Refrigerated Storage Step:
all fish completely surrounded by ice
What will be monitored? adequacy of ice (observasi)
How will it be monitored? Visual (pengamatan)
Frequency of monitoring: twice a day (non-kontinyu)
Who will monitor? cooler person
236
TAHAP 9 PRINSIP 4 MENETAPKAN SISTEM MONITORING
TAHAP 9 PRINSIP 4
MENETAPKAN SISTEM MONITORING
Rekaman monitoring:
ditandatangani oleh personil
pelaksana monitoring
diverifikasi oleh personil
penanggung jawab
ditunjuk
mempunyai pengetahuan serta
kewenangan utk melakukan
tindakan koreksi
238
HACCP STEP 10 PRINCIPLE 5
CORRECTIVE ACTION
BAGIAN 15
239
LANGKAH 10 - PRINSIP 5
MENETAPKAN TINDAKAN PERBAIKAN
240
LANGKAH 10 - PRINSIP 5
MENETAPKAN TINDAKAN PERBAIKAN
TERBAGI 2
KOREKSI:
tindakan cepat yang harus dilakukan terhadap
produknya
TINDAKAN KOREKSI:
Penanganan, investigasi dan tindakan untuk
menghilangkan penyebab ketidaksesuaian
Root Cause Analysis
241
LANGKAH 10 - PRINSIP 5
MENETAPKAN TINDAKAN PERBAIKAN
242
LANGKAH 10 - PRINSIP 5
MENETAPKAN TINDAKAN PERBAIKAN
243
244
LANGKAH 10 - PRINSIP 5
MENETAPKAN TINDAKAN PERBAIKAN
245
LANGKAH 10 - PRINSIP 5
MENETAPKAN TINDAKAN PERBAIKAN
246
247
EXERCISE : BAGIAN 3
248
HACCP STEP 11 PRINCIPLE 6
VERIFICATION SYSTEM
BAGIAN 16
249
LANGKAH 11 - PRINSIP 6
MENETAPKAN SISTEM VERIFIKASI
Definisi:
Verifikasi adalah penerapan metode, prosedur,
pemeriksaan atau evaluasi lainnya, selain monitoring,
untuk memastikan bahwa sistem HACCP
diimplementasikan secara efektif dan sesuai rencana
250
LANGKAH 11 - PRINSIP 6
MENETAPKAN SISTEM VERIFIKASI
251
LANGKAH 11 - PRINSIP 6
MENETAPKAN SISTEM VERIFIKASI
252
LANGKAH 11: PRINSIP 6
MENETAPKAN SISTEM VERIFIKASI
Jenis Prosedur Verifikasi:
1. Validasi
2. Verifikasi CCP (regular)
a. Kalibrasi alat monitoring
b. Review rekaman Akurasi dan Kalibrasi
c. Sampling dan pengujian
d. Review rekaman CCP
3. Verifikasi HACCP
a. HACCP Plan re-assessment
b. Uji end-product
c. 3rd party audit
4. Verifikasi badan pemerintah
253
254
LANGKAH 11: PRINSIP 6
MENETAPKAN SISTEM VERIFIKASI
255
258
LANGKAH 11: PRINSIP 6
MENETAPKAN SISTEM VERIFIKASI
259
260
LANGKAH 11 - PRINSIP 6
MENETAPKAN SISTEM VERIFIKASI
RE-ASSESMENT
FAKTOR INTERNAL
FAKTOR EKSTERNAL
261
LANGKAH 11 - PRINSIP 6
MENETAPKAN SISTEM VERIFIKASI
KAJI ULANG
Kaji ulang: melihat apakah rencana
HACCP mutakhir?
Dilakukan secara terjadwal, minimal
sekali setahun
Dapat diinisiasi adanya faktor internal
dan eksternal
262
LANGKAH 11 - PRINSIP 6
MENETAPKAN SISTEM VERIFIKASI
Faktor internal :
bahan baku/formulasi produk
sistem proses
layout pabrik dan lingkungan
peralatan proses
program pembersihan dan sanitasi
perubahan personil dan tanggungjawab
263
LANGKAH 11 - PRINSIP 6
MENETAPKAN SISTEM VERIFIKASI
Faktor eksternal:
ditemukannya hazard baru
perubahan legislasi
informasi permasalahan dari perusahaan
lain
teknologi baru
perubahan lingkungan
264
LANGKAH 11 - PRINSIP 6
MENETAPKAN SISTEM VERIFIKASI
JIKA DIPERLUKAN
KAJI ULANG HARUS DILANJUTKAN DENGAN
AMANDEMEN TERHADAP PROSEDUR YANG
DITETAPKAN
265
266
LANGKAH 11: PRINSIP 6
MENETAPKAN SISTEM VERIFIKASI
Jenis Prosedur Verifikasi:
4. Verifikasi badan pemerintah
Telah mengembangkan HACCP Plan yang
mengendalikan semua bahaya keamanan yang
signifikan;
Telah menerapkan HACCP Plan secara
konsisten
Mematuhi HACCP dan peraturan lainnya.
267
268
LANGKAH 11 - PRINSIP 6
MENETAPKAN SISTEM VERIFIKASI
269
270
LANGKAH 12 PRINSIP 7
MEMBUAT DOKUMEN DAN REKAMAN
(RECORD KEEPING)
Definisi :
Dokumen adalah referensi yang digunakan sebagai acuan oleh
organisasi dalam menerapkan Sistem HACCP, misalnya: HACCP
Manual, Prosedur, SSOP, Instruksi Kerja, Formulir dll
Rekaman adalah bukti tertulis bahwa organisasi telah
melaksanakan Sistem HACCP diverifikasi dengan standar dan
prosedur yang ditetapkan
271
LANGKAH 12 PRINSIP 7
MEMBUAT DOKUMEN DAN REKAMAN
(RECORD KEEPING)
272
LANGKAH 12 PRINSIP 7
MEMBUAT DOKUMEN DAN REKAMAN
(RECORD KEEPING)
273
LANGKAH 12 PRINSIP 7
MEMBUAT DOKUMEN DAN REKAMAN (RECORD KEEPING)
274
LANGKAH 12 PRINSIP 7
MEMBUAT DOKUMEN DAN REKAMAN (RECORD KEEPING)
275
276
277
278
LANGKAH 12 PRINSIP 7
MEMBUAT DOKUMEN DAN REKAMAN (RECORD KEEPING)
4. Rekaman Verifikasi
Catatan verifikasi mendokumentasikan hasil dari:
Pemeriksaan akurasi dan kalibrasi instrumen
monitoring
Record review
Hasil tes laboratorium
Studi di pabrik atau challenge test
Audit dan inspeksi
279
LANGKAH 12 PRINSIP 7
MEMBUAT DOKUMEN DAN REKAMAN (RECORD KEEPING)
4. Rekaman Verifikasi
280
LANGKAH 12 PRINSIP 7
MEMBUAT DOKUMEN DAN REKAMAN (RECORD KEEPING)
4. Rekaman Verifikasi
281
LANGKAH 12 PRINSIP 7
MEMBUAT DOKUMEN DAN REKAMAN (RECORD KEEPING)
4. Rekaman Verifikasi
Catatan pemantauan elektronik atau komputerisasi
harus setara untuk rekaman dan tanda tangan manual
Record keeping dengan komputerisasi/ elektronik bisa
dilakukan jika:
Otentik, akurat, lengkap dan terlindungi;
Catatan bisa diambil untuk pemeriksaan;
Pembatasan akses hanya oleh yang berwenang;
Ditinjau oleh staff yang terlatih
282
LANGKAH 12 PRINSIP 7
MEMBUAT DOKUMEN DAN REKAMAN (RECORD KEEPING)
4. Rekaman Verifikasi
283
LANGKAH 12 PRINSIP 7
MEMBUAT DOKUMEN DAN REKAMAN (RECORD KEEPING)
Kenapa Penting ??
284
EXERCISE : BAGIAN 4
285
286
QUESTION
287
THANK YOU
288