METODOLOGI
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah labu Erlenmeyer, otoklaf,
tanur, oven, soxhlet, alat destruksi protein, batang pengaduk kaca, sudip, gegep kayu,
penangas, pendingin tegak, timbangan/neraca analitik, desikator, kertas saring,
penyedot saring, cawan aluminium, cawan porselin, gelas ukur, dan labu takar. Bahan
yang digunakan adalah buah kelapa tua, H2SO4, NaOH, larutan luff schroll, larutan KI,
Na2S2O3 0.1 N, larutan heksan/dietil eter, alkohol/aseton, air panas.
Metode
1. Kadar Air
Mulai
5 gram bahan
Selesai
6. Kadar Abu
Mulai
5 gram bahan
Selesai
Hasil Pengamatan
1. Kadar Air
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 − 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐴𝑖𝑟 (%) = 𝑥100%
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛
5 𝑔𝑟𝑎𝑚 − 2,57𝑔𝑟𝑎𝑚
= 𝑥100% = 48,6%
5 𝑔𝑟𝑎𝑚
2. Kadar Abu
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑏𝑢 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑏𝑢𝑎𝑛
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐴𝑏𝑢 (%) = 𝑥100%
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛
0,11 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 𝑥100% = 2,2%
5 𝑔𝑟𝑎𝑚
3. Kadar Serat
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑆𝑒𝑟𝑎𝑡 (%)
(𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑒𝑟𝑡𝑎𝑠 𝑠𝑎𝑟𝑖𝑛𝑔 + 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛) − 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑒𝑟𝑡𝑎𝑠 𝑠𝑎𝑟𝑖𝑛𝑔
= 𝑥100%
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛
1,06 𝑔𝑟𝑎𝑚 − 0,79 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 𝑥100% = 30,34%
0,89 𝑔𝑟𝑎𝑚
4. Kadar Lemak
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐿𝑒𝑚𝑎𝑘 (%)
(𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 + 𝑠𝑒𝑙𝑜𝑛𝑔𝑠𝑜𝑛𝑔 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘𝑠𝑖 − 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 + 𝑠𝑒𝑙𝑜𝑛𝑔𝑠𝑜𝑛𝑔 𝑠𝑒𝑠𝑢𝑑𝑎ℎ
= 𝑥100%
𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙
3,28 𝑔𝑟𝑎𝑚 − 1,62 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 𝑥100% = 63,8%
2,6 𝑔𝑟𝑎𝑚
5. Kadar Protein
(𝑚𝑙 𝑡𝑖𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖(𝑏𝑙𝑎𝑛𝑘𝑜 − 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ))𝑥𝑁 𝑁𝑎𝑂𝐻𝑥14
% 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑁 = 𝑥100%
𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ 𝑥 1000
1,6𝑥0,02𝑥14
= = 0,448%
0,1𝑥1000
% 𝑝𝑟𝑜𝑡𝑒𝑖𝑛 = % 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑁 𝑥 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑘𝑜𝑛𝑣𝑒𝑟𝑠𝑖
(faktor konversi tergantung dari jenis bahan protein yang diuji)
𝑥 = 2,64
Pembahasan
Tanaman Kelapa (Cocos nucifera L.) merupakan tanaman yang serbaguna
dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Seluruh bagian pohon kelapa dapat
dimanfaatkan untuk kepentingan manusia, sehingga pohon ini disebut tree of life atau
pohon kehidupan, karena hampir dari seluruh bagian pohon, akar, batang, daun, dan
buahnya dapat dipergunakan untuk kehidupan sehari-hari. Produksi buah kelapa
Indonesia rata-rata 15,5 milyar butir/tahun atau setara dengan 3,02 juta ton kopra, 3,75
juta ton air, 0,75 juta ton arang tempurung, 1,8 juta ton serat sabut, dan 3,3 juta ton
debu sabut (Agustian et al. 2003). Buah kelapa merupakan salah satu produk pertanian
yang memiliki kadar nutrisi yang tinggi. Air kelapa mengandung bermacam-macam
vitamin dan mineral dan gula sehingga dapat dikategorikan sebagai minuman ringan
yang bergizi.air. Selain sebagai minuman segar juga mengandung bermacam-macam
mineral, vitamin dan gula serta asam amino esensial sehingga dapat dikategorikan
sebagai minuman ringan bergizi tinggi dan dapat menyembuhkan berbagai penyakit.
Buah kelapa muda selain bernilai ekonomi tinggi, daging buahnya memiliki komposisi
gizi yang cukup baik, antara lain mengandung asam lemak dan asam amino esensial
yang sangat dibutuhkan tubuh. Klasifikasi tumbuhan kelapa (Suhardiman 1999) adalah
sebagai berikut:
Kingsom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Palmales (Arecales)
Family : Palmae (Arecaceae)
Genus : Cocos
Spesies : Cocos nucifera L.
Analisis Sifat Fisik Bahan
PENUTUP
Simpulan
Buah kelapa (Cocos nucifer L.) merupakan buah yang kaya akan nutrisi dan
dapat diolah menjadi berbagai macam produk bernilai tambah yang dapat memenuhi
kebutuhan nutrisi manusia. Kualitas mutu kelapa ditentukan dengan menggunakan
analisis proksimat untuk mengukur kadar air, kadar abu, kadar protein, kadar pati,
kadar lemak dan kadar serat kasar. Kelapa memiliki kadar lemak yang tinggi sehingga
buah kelapa dapat dimanfaatkan menjadi minyak kelapa, selain itu pemanfaatan kelapa
yang lainnya adalah pembuatan nira. Nira kelapa juga dapat dibuat bahan olahan lain
misalnya gula kelapa, nata de coco, asam cuka, produk minuman dan substrat.
Saran
Sebaiknya dalam melakukan analisis uji proksimat lebih teliti saat melakukan
penimbangan sampel, pada uji kadar abu sebaiknya sampel diuapkan dulu kandungan
airnya agar waktu untuk ditanur lebih cepat ketika air telah diuapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, Nurdin. 2011. Reaksi Analisa Protein. Jakarta (ID): Universitas Indonesia
Press.
Agustian, A., S. Friyatno, Supadi dan A. Askin. 2003. Analisis pengembangan
agroindustri komoditas perkebunan rakyat (kopi dan kelapa) dalam mendukung
peningkatan daya saing sektor pertanian. Makalah Seminar Hasil Penelitian
Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian Bogor. T.A.
2003. hal 38.
Anna Poeddjiadi.1994. Dasar – Dasar Biokimia. Jakarta (ID): Universitas Indonesia
Press.
Aziz T, Sitorus VF, Rumapea BA. 2009. Pengaruh pelarut heksana dan etanol, waktu
ekstraksi terhadap hasil ekstraksi minyak coklat. Jurnal Teknik Kimia. 16(2): 48-
54.
Allorerung, D., dan A. Lay. 1998. Kemungkinan pengembangan pengolahan buah
kelapa secara terpadu skala pedesaan. Prosiding Konperensi Nasional Kelapa
IV. Bandar Lampung 21 – 23 April 1998 Pp.327 – 340.
Apriyantono, A., Fardiaz, D., Puspitasari, N.L, Sedarnawati, Budiyanto. 1989. Analisis
Pangan. Bogor (ID): Pusat Antar Universitas Institut Pertanian Bogor.
Djatmiko, B. 1983. Studi Tentang Serat Daging Buah Kelapa dan Beberapa Varietas
Kelapa dan Tentang Stabilitas Emulsi Santan. Bogor (ID): Fakultas Teknologi
Pertanian Institut Pertanian Bogor.
Badan Standarisasi Nasional. 1992. SNI 01-2891-1992 Cara Uji Makanan dan
Minuman. Jakarta (ID): Badan Standarisasi Nasional.
Badan Standarisasi Nasional. 1992. SNI 01-3715-2000 Kelapa Parut Kering. Jakarta
(ID): Badan Standarisasi Nasional.
Hartati. 2002. Analisis Kadar Pati dan Serat. Yogyakarta (ID): Kanisius Swantara.
Ketaren, S. 2005. Minyak dan Lemak Pangan Edisi pertama. Jakarta (ID): Universitas
Indonesia Press.
Legowo, A. 2005. Analisis Pangan. Semarang (ID): Badan Penerbit Universitas
Diponegoro.
Mulyono. 2000. Metode Analisis Proksimat. Jakarta (ID): Erlangga.
Palungkun, R. 2004. Aneka Produk Olahan Kelapa. Bogor (ID): Penerbit Swadaya.
Rindengan, B dan Novarianto, H. 2004. Pembuatan dan Pemanfaatan Minyak Kelapa
Murni. Jakarta (ID): Penerbit Swadaya.
Prior, IA., Davidson, F., Salmond, C.E., Czochanska, Z. 1981. Cholesterol, coconuts,
and diet on Polynesian atolls: a natural experiment: the Pukapuka and Tokelau
island studies. American Journal of Clinical Nutrition. 34(8):1552-61.
Rindengan Barlina; Kembuan H dan A. Lay. 1997. Pemanfaatan Ampas Kelapa untuk
Bahan Makanan Rendah Kalori. Jurnal Penelitian Tanaman Industri vol 3:6.
Roberto, C.G., Werner, M., ManfredK. 1996. Dryingcharacteristic of copra andquality
of copra and coconutoil. Journal Posharvest Biology and Technologi. 9:361-
372.
Rock CL, Goldman L, Ausiello D. Saunders. 2004. Nutrition in the Prevention and
Treatment of Disease. Cecil Textbook of Medicine 22nd.
Rozaq A.2011. Pabrik Caustic Sodadari Limestone dan Soda Ash dengan
Proses Continuous Dorr Causticizing. http://eprints.upnjatim.ac.id.
[DiaksesTanggal 8 Desember 2017].
Setiaji B dan Prayugo S. 2006. Membuat VCO Berkualitas Tinggi. Jakarta (ID):
Penebar Swadaya.
Soejono, M. 1990. Petunjuk Laboratorium Analisis dan Evaluasi Pakan. Yogyakarta
(ID): Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada.
Sudarmadji,S. 1997. Prosedur untuk Analisa Bahan Pakan dan Pertanian. Yogyakarta
(ID): Liberty.
Sudarmadji, I. B. 2003. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian Edisi ke 2 ed., Vol. III.
Yogyakarta (ID): Liberty Yogyakarta.
Suhardiman, P. 1999. Bertanam Kelapa Hibrida. Jakarta (ID): Penebar Swadaya.
Suyatmi. 2010. Pengaruh Lama Perendaman dan Konsentrasi Asam Sulfat (H2SO4)
Terhadap Perkecambahan Benih Jati (Tectonagrandis linn.f).
http://eprints.undip.ac.id. [DiaksesTanggal 08 Desember 2017]
Supriyanto. 2009. Proses Produksi Etanol oleh Saccharomyces cerivisiae dengan
Operasi Kontinyu pada Kondisi Vakum.
http://eprints.undip.ac.id. [DiaksesTanggal 08 Desember 2017]
Tabrani. 1997. Teknologi Hasil Perairan. Riau (ID): Universitas Islam Riau Press.
Tillman, A.D. 2005. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Yogyakarta (ID): Universitas
Gadjah Mada Press.
Underwood. 1996. Analisa Kimia Kuantitatif. Jakarta (ID): Erlangga.
Winarno, F, G. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta (ID): Gramedia Pustaka.
Winarno,F.G. 2004. Kelapa Pohon Kehidupan. Jakarta (ID): Gramedia Pustaka.