Anda di halaman 1dari 6

AIR

Air merupakan unsur nutrisi terpenting dan mutlak dibutuhkan oleh makhluk hidup. Unsur air
mengisi sel-sel tubuh dengan konsentrasi antara 70% hingga 90%. Peran penting unsur nutrisi
air adalah: sebagai bahan pelarut, sebagai media transportasi masuknya unsur-unsur lain ke
dalam tubuh dan pengeluarannya dari sel-sel tubuh, sebagai media transportasi sisa-sisa
metabolisme, dan sebagai pengatur temperatur.
Kandungan air sangat berpengaruh terhadap tekstur bahan pangan dimana sebagian besar
bahan pangan segar mengandung air 70% atau lebih. Kadar air juga sangat berpengaruh
terhadap daya awet bahan pangan (Nuarisma 2012). Akan terjadi kehilangan air dalam hijauan
segar, namun unsur-unsur lain tidak terjadi kerusakan, terutama nitrogen
Analisis proksimat merupakan sistem yang digunakan untuk mengetahui 6
macam fraksi, yaitu: air, abu, protein kasar, lemak kasar, serat kasar, dan
bahan ekstrak tanpa nitrogen(BETN). Khusus untuk BETNnilainya dapat dicari
dengan perhitungan 100% dikurangijumlah dari kelima fraksi yang lain(Tillman et al.,
1998).
Kadar air bahan pakan merupakan pengukuran jumlah air total yang
terkandung dalam bahan pakan, tanpa memperlihatkan kondisi atau derajat
keterikatan air. Kadar air bahan pakan dapat diukur dengan berbagai cara.
Metode umum yang dilakukan adalah pengeringandengan oven. Metode ini
digunakan untuk seluruh produk pakan dan makanan, kecuali jika pada produk
tersebut mengandung komponen-komponenyang mudah menguappada
pengeringan100°C(Soelistyono, 1976).Kandungan air bahan pakan perlu diketahui
terutama untuk menentukan persentase zat-zat gizi secara keseluruhan. Jumlah
kadar air yang terdapat di dalam pakan sangat berpengaruh terhadap susunan
persentase zat-zat gizi secara keseluruhan. Kandungan air dari suatu bahan
pakanmenentukanberat keringnya.
Alat yang dipergunakan dalam kegiatan ini adalah: tanur pengabuan, oven pengering, cawan porselin,
nampan stainless, timbangan analitik, desikator, dan lain-lain.

Dafpus
Ahadi, B. D., & Effendi, M. Y. (2019). Validasi Lamanya Waktu Pengeringan untuk
Penetapan Kadar Air Pakan Metode Oven dalam Praktikum Analisis Proksimat. Jurnal
Ilmu Peternakan Terapan, 2(2), 34-38.
Darsudi, D., Arsini, N. P. A., & Kenak, N. P. A. (2008). ANALISIS KANDUNGAN
PROKSIMAT BAHAN BAKU DAN PAKAN BUATAN/PELET UNTUK KEPITING BAKAU
(Scylla paramamosain). Buletin Teknik Litkayasa Akuakultur, 7(1), 41-45.
Gultom, O. W., Lestari, S., & Nopianti, R. (2015). Analisis proksimat, protein larut air,
dan protein larut garam pada beberapa jenis ikan air tawar Sumatera Selatan. Jurnal
FishtecH, 4(2), 120-127.
Marlina, N. (1999). Konversi Data Hasil Analisis Proksimat Kedalam Bahan
Segar. Balai Penelitian Ternak, Bogor.

DR. IR. Ida Bagus Gaga Partama, M. (2013). Nutrisi dan Pakan Ternak Ruminansia. Denpasar -
Bali: Udayana University Press.

DR. IR. Ida Bagus Gaga Partama, M. (2013). Nutrisi dan Pakan Ternak Ruminansia. Denpasar -
Bali: Udayana University Press.
ABU
Abu merupakan hasil pembakaran sempurna dari suatubahan, sampai semua senyawa
organiknya telah berubah gas dan menguap, sedangkan hasil sisanya yang tertinggal adalah
oksida mineral atau yang disebut abu.
Kadar abu merupakan residu anorganik yang didapat dengan cara mengabukan komponen-
komponen organik dalam bahan pangan. Kadar abu dari suatu bahan menunjukkan total
mineral yang terkandung dalam bahan tersebut (Apriyantono 1989). Abu dan mineral dalam
bahan pangan umumnya berasal dari bahan pangan itu sendiri (indigenous). Abu dalam bahan
pangan dibedakan menjadi abu total, abu terlarut dan abu tak larut (Puspitasari 1991)
Penetapan kadar abu penting untuk beberapa alasan dan merupakan bagian dari analisis
proksimat dalam mengevaluasi kandungan nutrisi. Pengabuan dapat dilakukan dengan metode
langsung dan tidak langsung. Metode langsung yang umum dilakukan adalah pengabuan kering
dengan panas tinggi dan pengabuan basah dengan oksidator-oksidator kuat, serta metode tidak
langsung dilakukan dengan metode konduktometri dan pertukaran ion
Alat yang dipergunakan dalam kegiatan ini adalah: tanur pengabuan, cawan porselin, nampan
stainless, timbangan analitik, desikator, dan lain-lain.
Cara Kerja
Panaskan cawan porselin kosong dalam tanur pengabuan pada suhu 6000C selama 2 jam,
kemudian turunkan suhu tanur hingga 1100C. Angkat cawan porselin kosong, dinginkan dalam
desikator selama 30 menit lalu timbang. (A). timbang sampel sebanyak 2 g; (B). masukkan
dalam cawan porselin (A) kemudian abukan cawan porselin berisi sampel dalam tanur
pengabuan pada suhu 6000C selama 3 jam kemudian turunkan suhu tanur hingga 1100C; (C).
angkat sampel dan dinginkan dalam desikator selama 30 menit, lalu timbang.
Rumus
Menurut (Kusumaningrum., 2013) mengemukakan bahwa Semakin tinggi nilai
kadar abu maka semakin banyak kandungan bahan anorganik di dalam
produk tersebut. Komponen bahan anorganik di dalam suatu bahan sangat
bervariasi baik jenis maupun jumlahnya
(Roni, 2008).

DAFPUS
Gultom, O. W., Lestari, S., & Nopianti, R. (2015). Analisis proksimat, protein larut air,
dan protein larut garam pada beberapa jenis ikan air tawar Sumatera Selatan. Jurnal
FishtecH, 4(2), 120-127.
Putri, A. O. (2016). Uji Banding Antar Laboratorium Dan Estimasi Nilai Ketidakpastian
Analisis Proksimat (Kadar Abu, Air Dan Lemak) Pada Susu Bubuk.
Darsudi, D., Arsini, N. P. A., & Kenak, N. P. A. (2008). ANALISIS KANDUNGAN
PROKSIMAT BAHAN BAKU DAN PAKAN BUATAN/PELET UNTUK KEPITING BAKAU
(Scylla paramamosain). Buletin Teknik Litkayasa Akuakultur, 7(1), 41-45
Hanum, Z., & Usman, Y. (2011). Analisis proksimat amoniasi jerami padi dengan
penambahan isi rumen. Jurnal Agripet, 11(1), 39-44.
Tuapattinaya, P. M., Simal, R., & Warella, J. C. (2021). ANALISIS KADAR AIR DAN
KADAR ABU TEH BERBAHAN DASAR DAUN LAMUN (Enhalus
acoroides). BIOPENDIX: Jurnal Biologi, Pendidikan dan Terapan, 8(1), 16-21.
Lemak Kasar
Lemak adalah senyawa organik yang tidak larut dalam air, namun larut dalam pelarut organik
sebagai sumber energi terpenting untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan
(Watanabe, 1988 dalam Rostika, 1997). Pakan yang baik umumnya mengandung 4 – 18% lemak
Lemak berfungsi sebagai sumber energi (tenaga) dan sebagai pelarut vitamin A, D, E, dan K
dalam tubuh. Dalam tubuh, lemak dalam bahan pakan dapat diubah menjadi pati dan gula, dan
digunakan sebagai sumber tenaga, atau dapat disimpan dalam jaringan atau sel sebagai lemak
cadangan. Kandungan lemak dalam tubuh berbeda-beda antara jaringan satu dan jaringan
lainnya. Lemak tubuh biasanya dibentuk dari karbohidrat dan lemak makanan, yang tidak
langsung digunakan. Lemak dalam tubuh ternak berfungsi sebagai penghasil asam-asam lemak
dan energi. Unsur nutrisi ini dicerna menjadi asam-asam lemak dan gliserol, yang kemudian
sebagian akan diubah menjadi energi.
Di dalam tubuh, kelebihan lemak akan disimpan di bawah kulit sebagai lemak cadangan. Setiap
jenis ternak memiliki alat atau tempat khusus untuk menyimpan lemak, misalnya sapi pada
punuknya, domba ekor gemuk pada ekornya, dan lain sebagainya. Di samping itu, lemak yang
berlebihan juga dapat disimpan di sekitar buah pinggang, selaput penggantung usus, dan di
antara otot.
Lemak pada bahan pangan akan mengalami penurunan akibat terjadinya degradasi
lemak menjadi asam-asam lemak. Degradasi lemak ini terjadi karena adanya
aktivitas enzim lipase yang secara alami terdapat dalam bahan pangan atau yang
dihasilkan oleh
mikroorganisme yang tumbuh dalam bahan pangan fermentasi. Lemak akan
dipecah menjadi asam lemak volatil dan non volatil yang akan membentuk aroma
dan cita rasa (Aryanta, 1994)
Pada analisis lemak kemungkinan yang terlarut dalam pelarut organik bukan hanya lemak tetapi
juga glyserida, klorofil, asam lemak terbang, lechitin dan lain lain dimana zat tersebut tidak
termasuk zat makanan tetapi terlarut dalam pelarut lemak sehingga dinamakan lemak kasar.

Alat yang dipergunakan dalam kegiatan ini adalah: blender homogenizer, corong pemisah,
timbangan analitik, pipet volume, unit vakum rotary evaporator, oven pengering, corong gelas.
Bahan yang digunakan adalah: sampel, larutan chloroform, larutan methanol, akuades, larutan
NaCl 0,9%, kertas top filter paper.
Cara Kerja
Timbang sampel sebanyak 0,3—0,5 g (A). masukkan dalam cawan stainless homogenizer
kemudian tambah air sebanyak 0,6 mL aduk secara manual hingga merata, tambahkan 10 mL
methanol dan 20 mL chloroform kemudian diaduk dengan alat homogenizer kecepatan 1.500
rpm selama 3 menit. Buka dan tambahkan 10 mL methanol, aduk lagi dengan alat yang sama
selama 1 menit, kemudian saring dengan kertas saring top filter paper dan tampung dalam labu
pemisah. Hasil saringan ditambah 7,5 mL larutan NaCl 0,9% selanjutnya dikocok hingga
homogen, diamkan hingga terbentuk lapisan sempurna. Pindahkan lapisan bawah (lemak dalam
larutan chloroform) tampung dalam botol asah evaporator, uapkan pelarut dengan unit alat
evaporator. Lemak dipindahkan ke dalam botol contoh yang telah diketahui bobotnya (B),
keringkan dengan oven pengering pada suhu 400C. Angkat dan masukkan dalam desikator,
tunggu selama 30 menit dan timbang (C).
Hewan ternak yang hanya diberi pakan berupa hijauan dari rumput akan memperoleh kadar
lemak yang sangat rendah, sebab kandungan lemak kasar pada rumput hanya sekitar 1%. Bahan
pakan ternak yang banyak mengandung lemak adalah: bungkil kacang tanah, bungkil kelapa,
dan bungkil kedelai.
DAFPUS
Iskandar, R., & Fitriadi, S. (2017). Analisa Proksimat Pakan Hasil Olahan Pembudidaya
Ikan di Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan. Ziraa'ah Majalah Ilmiah Pertanian, 42(1),
65-68.

DR. IR. Ida Bagus Gaga Partama, M. (2013). Nutrisi dan Pakan Ternak Ruminansia. Denpasar -
Bali: Udayana University Press.
Mergypta, D., Budiharjo, A., & Kusdiyantini, E. (2014). Isolasi, karakterisasi bakteri
asam laktat, dan analisis proksimat dari pangan fermentasi rusip ikan teri (Stolephorus
sp.). Jurnal Akademika Biologi, 3(2), 11-19.
Amrullah, F. A. (2015). Pengaruh Penambahan Berbagai Jenis Sumber Karbohidrat
Pada Silase Limbah Sayuran Terhadap Kadar Lemak Kasar, Serat Kasar, Protein
Kasar Dan Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen. Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu, 3(4).
Darsudi, D., Arsini, N. P. A., & Kenak, N. P. A. (2008). ANALISIS KANDUNGAN PROKSIMAT BAHAN
BAKU DAN PAKAN BUATAN/PELET UNTUK KEPITING BAKAU (Scylla paramamosain). Buletin Teknik
Litkayasa Akuakultur, 7(1), 41-45.

Anda mungkin juga menyukai