Disusun oleh:
Tim Penulis
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Serat pangan adalah komponen pangan atau bahan pangan yang tidak dapat
dicerna oleh enzim dalam pencernaan tubuh manusia. Sebagian besar serat pangan
merupakan polisakarida yang berasal dari tumbuhan, sementara sebagian lainnya ialah
gum, selulosa termodifikasi, mucilage, oligosakarida, dan pektin. Berdasarkan
kelarutannya dalam air, serat pangan terbagi menjadi dua jenis, yaitu serat pangan
larut (Soluble Dietary Fiber/SDF) dan serat pangan tidak larut (Insoluble Dietary
Fiber/IDF). SDF terdiri dari pektin dan turunannya, gum, serta mucilage, sementara
IDF terdiri dari selulosa, hemiselulosa, lignin dan selulosa termodifikasi (Jelita,
2011).
Serat pada awalnya hanya dianggap sebagai senyawa yang inert secara gizi
didasarkan bahwa senyawa tersebut tidak dapat dicerna serta hasil fermentasinya tidak
dapat digunakan oleh tubuh dan hanya dianggap sebagai sumber energi yang tidak
tersedia serta hanya dikenal mempunyai efek sebagai pencahar perut. Serat pangan
yang dikonsumsi dalam jumlah yang cukup dapat mengurangi resiko kanker kolon
dan dapat menjaga kadar lemak dalam darah. Hal tersebut dapat mengurangi resiko
obesitas, hipertensi, dan penyakit jantung. Beberapa tipe serat pangan seperti pektin
dan hidrokoloid mampu memperlambat absorbsi D-glukosa dan mengurangi sekresi
insulin, sehingga sangat berguna bagi penderita diabetes. Jumlah Dietary Reference
Intake (DRI) serat pangan adalah sebesar 25 g per 2000 kcal per hari (Nielsen, 2010).
_______________________________________________________________
B. Tujuan
1. Mengetahui metode yang digunakan untuk pengujian serat pangan (dietary fiber)
pada alga hijau (Ulva lactusa) dan waterleaf (Talinum triangulare).
2. Mengetahui kelebihan metode pengujian serat pangan (dietary fiber) yang
digunakan.
C. Manfaat
_____________________________________________________________________
II. TINJAUAN PUSTAKA
_____________________________________________________________________
III. METODOLOGI
Metode yang digunakan dalam pembuatan makalah ini yaitu metode deskriptif
dengan membahas metode yang sama dalam dua jurnal yang berbeda. Metode yang
digunakan pada kedua jurnal yaitu metode AOAC enzymatic-gravimetric dan metode
tersebut dikaji dengan referensi dari jurnal-jurnal dan buku-buku yang mendukung.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Jurnal yang digunakan adalah Chemical composition and functional
properties of dietary fibre extracted by Englyst and Prosky methods from the alga
Ulva lactuca collected in Tunisia (Yaich et al., 2015) dan Dietary Fiber Content of
Waterleaf (Talinum triangulare (Jacq.) Willd) Cultivated with Organic and
Conventional Fertilization in Different Seasons (Andarwulan et al., 2015). Cara
kerja pada jurnal Chemical composition and functional properties of dietary fibre
extracted by Englyst and Prosky methods from the alga Ulva lactuca collected in
Tunisia dapat dilihat dalam bentuk bagan alir sebagai berikut:
500 mg bubuk alga (sampel A) 500 mg bubuk alga (sampel B)
Ditambah DMSO 2 ml
Ditambah 8 ml enzim terlarut 1 (termamyl 2,5 ml yang diencerkan dgn 200 ml buffer
sodium asetat, 0,1 mol/ml, pH 5,2)
Ditambah 0,5 ml enzim terlarut 2 (1,2 g protease yang dilarutkan dalam 12 ml air,
diaduk selama 10 menit dengan magnet stirrer, kemudian disentrifugasi selama 10
menit pada 1500 rpm, setelah itu 2,5 ml pululanase ditambahkan ke supernatant, lalu
dicampur dgn stirer)
Diinkubasi slm 30 menit pada suhu 50C, lalu 10 menit pada suhu 100C
Bubuk alga digelatinisasi dengan panas stabil oleh -amilase selama 15 menit dalam
boiling water bath
Presipitasi dari filtrat dicuci dua kali dengan etanol 80% dan aseton
Cara kerja pada jurnal Dietary Fiber Content of Waterleaf (Talinum triangulare
(Jacq.) Willd) Cultivated with Organic and Conventional Fertilization in Different
Seasons dapat dilihat dalam bentuk bagan alir sebagai berikut:
20,5 mg sampel dimasukkan ke dalam gelas baker 200 ml
Gelas beker ditutup kertas aluminium foil (alufo) dan ditempatkan pada air mendidih
selama 15 menit, kemudian digoyangkan setiap 5 menit sekali
Waktu pemanasan dapat ditambah sampai 30 menit untuk mencapai suhu internal
antara 95-100C
Didinginkan dan ditambah 5 ml HCl 0,323 N (pH 4-4,6), jika nilai pH belum sesuai,
maka dapat ditambah HCl
Etanol 95% sebanyak 140 ml yang sudah dipanaskan sebelumnya menjadi bersuhu
60C ditambahkan untuk membentuk presipitasi atau endapan
Sebelumnya, kertas saring dan celite sudah ditimbang sampai mendekati 0,1 mg
Beberapa sampel dapat membentuk resin, sehingga penyaringan dibantu oleh spatula
Waktu yang diperlukan untuk mencuci dan penyaringan dapat bervariasi mulai 0,1-6
jam, dengan rata-rata waktu yang dibutuhkan adalah setiap 20 menit per sampel
Lama waktu yang digunakan dapat dikurangi dengan menggunakan vacuum suction
selama penyaringan
Kertas saring yang mengandung residu dikeringkan selama semalam dalam oven
pengering pada suhu 105C, kemudian didinginkan dalam desikator dan ditimbang
sampai mendekati 0,05 mg
Metode yang digunakan pada kedua jurnal adalah sama, yaitu metode AOAC
enzymatic-gravimatric. Perbedaan pada kedua jurnal yaitu ______________________
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Metode yang digunakan untuk pengujian serat pangan (dietary fiber) pada alga
hijau (Ulva lactusa) dan waterleaf (Talinum triangulare) adalah metode AOAC
enzymatic-gravimatric.
2. Kelebihan metode AOAC enzymatic-gravimatric adalah (masih dalam pencarian)
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Andarwulan, N., Didah N. F., Yolanda S. P., Harum F., Leo M., Sandra A. A., and Luis
C. Z. 2015. Dietary fiber content of waterleaf (Talinum triangulare (Jacq.)
Willd) cultivated with organic and conventional fertilization in different
seasons. American Journal of Plant Sciences 6: 334-343.
Nielsen, S. S. 2010. Food Analysis 4th Ed. Springer. USA.
Jelita, K. 2011. Verifikasi Metode Analisis Serat Pangan Dengan Metode AOAC dan
Asp terhadap Parameter Repeatability, Selektivitas, dan Ruggedness. Fakultas
Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Skripsi.
Yaich, H., Haikel G., Brahim B., Souhail B., Michel P., Aurore R., Christophe B., and
Hamadi A. 2015. Chemical composition and functional properties of dietary
fibre extracted by Englyst and Prosky methods from the alga Ulva lactuca
collected in Tunisia. Algal Research 9: 6573.