Anda di halaman 1dari 22

Kegiatan 2 : Media

Media berdasarkan fungsinya dibedakan menjadi empat tipe yaitu :

1. Media dasar penumbuhan (general purpose)


Media ini digunakan secara umum artinya media ini dapat ditumbuhi oleh
berbagai jenis mikroorganisme baik bakteri maupun jamur.
 Contohnya:
Nutrient Agar (NA)
Fungsi  Medium umum untuk bakteri, dimana media ini mengandung
nutrisi yang dapat mendukung pertumbuhan bakteri.
Konsep  Komponen media NA terdiri atas ekstrak daging sapi, pepton
dan agar. Ekstrak daging sapi merupakan komponen yang mengandung
karbohidrat, nitrogen, vitamin dan garam. Sedangkan pepton merupakan
sumber utama nitrogen. Sedangkan agar sendiri digunakan sebagai bahan
pemadat (bukan sumber nutrisi bagi pertumbuhan bakteri) (Pelczar dan
Chan, 2008).
Tabel 2. Prosedur Kerja Pembuatan Media Nutrient Agar (NA)
Nutrient Agar (NA)
Alat dan Bahan
a. Timbangan
b. Kompor pemanas
c. Gelas ukur 500 ml
d. Aquades
e. Labu erlenmeyer 500 ml dan 1000 ml
f. Kapas
g. Tabung reaksi
h. Kain kasa
i. Kaca pengaduk
j. Benang atau tali
k. Autoklaf
l. alkohol 70%
m. Beaker glass 500 ml dan 1000 ml

Nutrient Agar (Manual) Nutrient Agar (Instant)


Daging sapi (500 gram)
Peptone (5 gram) NA instant (20 gram)
Agar-agar (15 gram) Aquades (1000 ml)
Aquades (1000 ml)
Prosedur Kerja Pembuatan Nutrient Agar (Manual)
Cuci bersih daging sapi, buang bagian lemak jika masih ada.

Iris daging dengan ukuran 1x1 cm2 , dimasukkan dalam beaker glass atau
wadah dan ditambah akuades sebanyak 500 mL.

Rebus atau masak daging selama 25 menit atau sampai daging lunak (jaga
agar volume air tetap, jika berkurang tambahkan akuades).

Saring rebusan daging sehingga diperoleh air kaldu, campurkan dengan


pepton, agar dan akuades hingga volume akhir 1000 mL
(pada pembuatan NB, tidak perlu ditambahkan agar)

Panaskan kembali campuran kaldu, pepton dan agar, aduk hingga homogen
dan tunggu sampai mendidih, dinginkan pada suhu ruang

Cek pH medium menggunakan pH meter dan atur pada pH 7


Masukkan medium kedalam wadah (tabung reaksi)

Tutuplah medium dengan kapas yang telah dibungkus kain kasa

Sterilkan dengan autoklaf. Media tegak biarkan tabung dalam keadaan


berdiri dan untuk media miring tabung miringkan dengan catatan media tidak
sampai menyentuh tutup tabung

Prosedur Kerja Pembuatan Nutrient Agar (instant)


Timbang media sesuai kebutuhan (penghitungan jumlah mengacu pada
takaran yang tertera pada kemasan)

Larutkan 20 gram bubuk atau serbuk NA/NB instan ke dalam akuades 1000
ml

Aduk hingga serbuk larut, panaskan diatas penangas ditunggu hingga


mendidih (larutan terlihat jernih)

Dinginkan dan dituang pada cawan petri maupun tabung reaksi serta
disterilisasi dengan autoklaf

Potato Dextrose Agar (PDA)


Fungsi  Mengkultur berbagai jenis jamur/fungsi.
Konsep  Media ini cocok untuk pertumbuhan jamur di laboratorium karena
memiliki pH yang rendah (pH 4,5 - 5,6) sehingga menghambat pertumbuhan
bakteri yang membutuhkan lingkungan yang netral dengan pH 7,0, dan suhu
optimum untuk pertumbuhan antara 25-30°C (Cappucino,2014)
Tabel 3. Prosedur Kerja Pembuatan Media Potato Dextrose Agar
Potato Dextrose Agar (PDA)
Alat dan Bahan
a. Timbangan
b. Kompor pemanas
c. Gelas ukur 500 ml
d. Aquades
e. Labu erlenmeyer 500 ml dan 1000 ml
f. Kapas
g. Tabung reaksi
h. Kain kasa
i. Kaca pengaduk
j. Benang atau tali
k. Autoklaf
l. alkohol 70%
m. Beaker glass 500 ml dan 1000 ml

PDA Manual) PDA (Instant)


Kentang (200 gram)
Dextrose (10 gram) PDS instant (39 gram)
Agar-agar (15 gram) Aquades (1000 ml)
Aquades (1000 ml)
Prosedur Kerja Pembuatan PDA (Manual)
Kupas kentang lalu bersihkan, potong bentuk dadu berukuran 1x1 cm2
kemudian timbang hingga diperoleh 200 g kentang.

Potongan kentang dimasak dalam 500 ml akuades dan biarkan mendidih,


jaga agar volume tetap (tambahkan akuades jika menyusut)

Saring ekstrak kentang dan ambil filtratnya

Tambahkan dekstrose dan agar-agar serta akuades hingga volume akhir 1000
mL aduk hingga homogen

Panaskan pada api sedang sambil diaduk hingga homogen atau mendidih

Masukkan pada tabung reaksi masing-masing 10 ml untuk media tegak dan


5-7 ml untuk media miring

Tutuplah tabung berisi medium dengan kapas yang telah dibungkus kain
kasa

Sterilkan dengan autoklaf


Setelah disterilkan untuk media tegak biarkan tabung dalam keadaan berdiri
dan untuk media miring tabung miringkan dengan catatan media tidak
sampai menyentuh tutup tabung

Prosedur Kerja Pembuatan Potato Dextrose Agar (Instant)


Timbang media sesuai kebutuhan (penghitungan jumlah mengacu pada
ukuran yang tertera di kemasan 39 g / L)

Larutkan serbuk PDA instan ke dalam 1000 ml akuades

Aduk hingga serbuk larut, panaskan diatas penangas ditunggu hingga


mendidih (larutan terlihat jernih)

Dinginkan dan tuang pada cawan petri maupun tabung reaksi serta
disterilisasi dengan autoklaf

2. Media diperkaya (Enrichment)


Media diperkaya adalah media yang mengandung komponen dasar untuk
pertumbuhan mikroba dan ditambah komponen kompleks, seperti darah, serum,
dan kuning telur. Media diperkaya juga bersifat selektif untuk mikroba tertentu.
 Contohnya :
Selenite Broth (SB)
Fungsi  Mengisolasi Salmonella spp. yang berasal dari feses dan produk
makanan.
Konsep  Media ini mengandung pepton, natrium fosfat dan laktosa yang
merupakan nutrisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan Salmonella spp.
Salmonella spp. dapat tumbuh dengan baik pada media ini ditandai dengan
adanya kekeruhan pada media Selenite Broth (Bridson, 2006).

Tabel 4. Prosedur Kerja Pembuatan Media Selenite Broth (SB)

Selenite Broth (SB)


Alat dan Bahan
1. Beaker glass 10. Api spirtus (+korek api)
2. Erlenmeyer 11. Spatula
3. Gelas arloji 12. Akuades
4. Gelas ukur 13. Media Selenite Broth
5. Tabung reaksi 14. NaOH 0,1N
6. Pipet tetes 15. HCl 0,1N
7. Neraca TBB 16. pH media
8. Kaki 3 17. Kapas, Kasa
9. Kasa asbes

Prosedur Kerja Pembuatan Media Selenite Broth (SB)


Siapkan alat dan bahan, bersihkan dan sterilkan Petri yang akan digunakan

Lakukan perhitungan media Selenite Broth sesuai dengan jumlah tabung


yang akan dibuat

Lakukan penimbangan untuk bahan dengan neraca TBB

Pindahkan media dari gelas arloji ke Erlenmeyer, Larutkan menggunakan


aquadest 15 ml (telah diukur dengan gelas ukur)

Panaskan/didihkan di atas api spirtus sampai benar-benar homogen dan larut


sempurna, kemudian angkat Erlenmeyer dan di suam-suam

Dilakukan uji pH menggunakan pH media (apabila pH terlalu asam


tambahkan NaOH, apabila terlalu basa tambahkan HCl)

Jika pH sudah sesuai, tuang larutan media ke dalam tabung reaksi dengan
volume yang sama

Setelah itu tutup menggunakan kapas kasa dan diberi label/tanda

Sterilisasi menggunakan autoklaf (tekanan 2 atm atau 1,5 lb pada suhu


121oC selama 15 menit dengan total keseluruhan 45-60 menit)

Tunggu sampai media memadat, Media siap pakai dapat disimpan pada pada
suhu 2 – 8 °C atau suhu kamar dan selalu di buat setiap hari.

3. Media selektif
Media selektif merupakan media yang digunakan untuk menumbuhkan bakteri-
bakteri tertentu saja oleh karena media ini mengandung zat inhibitor untuk
menghambat pertumbuhan bakteri lain. Media ini dipakai untuk menyeleksi
mikroorganisme sesuai dengan yang diinginkan jadi hanya satu jenis
mikroorganisme saja yang dapat tumbuh dalam media ini atau hanya satu
kelompok tertentu saja.
 Contohnya :
Manitol Salt Agar (MSA)

Fungsi  mengisolasi bakteri golongan Staphylococcus yang mampu


memfermentasi mannitol dan tahan terhadap kadar garam tinggi.

Konsep  Golongan Staphylococcus yang dapat menunjukkan pertumbuhan


yang khas adalah golongan Staphylococcus aureus. Indicator pada media MSA
ini adalah phenol red

Tabel 5. Prosedur Kerja Pembuatan Media Manitol Salt Agar (MSA)

Manitol Salt Agar (MSA)


Alat dan Bahan
1. Beaker glass 10. Api spirtus (+korek api)
2. Erlenmeyer 11. Spatula
3. Gelas arloji 12. Akuades
4. Gelas ukur 13. Media MSA
5. Cawan petri 14. NaOH 0,1N
6. Pipet tetes 15. HCl 0,1N
7. Neraca TTB 16. pH media
8. Kaki 3 17. Kapas, Kasa
9. Kasa asbes

Prosedur Kerja Pembuatan Manitol Salt Agar (MSA)


Siapkan alat dan bahan, bersihkan dan sterilkan Petri yang akan digunakan

Lakukan perhitungan media MSA untuk jumlah dan volume plate atau petri
yang dibutuhkan

Lakukan penimbangan gelas arloji kosong, media MSA dan catat hasilnya

Pindahkan bahan dari gelas arloji ke Erlenmeyer, Larutkan menggunakan


aquadest sesuai volume yang akan dibuat (telah diukur dengan gelas ukur)

Panaskan/didihkan di atas api spirtus sampai benar-benar homogen dan larut


sempurna, kemudian angkat Erlenmeyer dan di suam-suam

Dilakukan uji pH menggunakan pH media (apabila pH terlalu asam


tambahkan NaOH, apabila terlalu basa tambahkan HCl)

Jika pH sudah sesuai, tutup Erlenmeyer dengan kapas kasa dan beri label
Bungkus cawan petri kosong dengan koran, sterilkan menggunakan autoklaf
pada tekanan 2 atm atau 1,5 lb pada suhu 121 °C selama 15 menit dengan
total keseluruhan 45-60 menit

Media yang sudah jadi siap untuk digunakan atau disimpan. Apabila segera
digunakan, tuang media dari Erlenmeyer ke Petri dengan teknik aseptic,
ratakan memutari petri searah angka delapan

Tunggu sampai media memadat, Media siap pakai dapat disimpan pada pada
suhu 2 – 8 °C atau suhu kamar dan selalu di buat setiap hari.

Salmonella Shigella Agar (SSA)


Fungsi  Isolasi bakteri golongan Salmonella dan Shigella
Konsep  Media SSA mengandung pepton, laktosa, natrium sitrat, natrium
tiosulfat, besi (III) sitrat, brilliant green, natural red, dan bile salt. Salmonella
spp. yang tumbuh pada media SS berupa koloni transparan (biasanya terdapat
bintik hitam di tengah koloni tersebut), sedangkan Shigella berupa koloni
transparan (tidak terdapat bintik hitam di tengah (Bridson, 2006).
Catatan : Media SSA tidak boleh di autoklaf sehingga alat-alat yang digunakan
harus disterilkan terlebih dahulu
Tabel 6. Prosedur Kerja Pembuatan Media Salmonella Shigella Agar (SSA)

Salmonella Shigella Agar (SSA)


Alat dan Bahan
1. Beaker glass 10. Api spirtus (+korek api)
2. Erlenmeyer 11. Spatula
3. Gelas arloji 12. Akuades
4. Gelas ukur 13. Media MSA
5. Cawan petri 14. NaOH 0,1N
6. Pipet tetes 15. HCl 0,1N
7. Neraca TTB 16. pH media
8. Kaki 3 17. Kapas, Kasa
9. Kasa asbes 18. Petridisk

Prosedur Kerja Pembuatan Salmonella Shigella Agar (SSA)


Siapkan alat dan bahan, bersihkan dan sterilkan Petri yang akan digunakan
(sehari sebelum digunakan)

Lakukan perhitungan media SSA untuk jumlah dan volume plate atau petri
yang dibutuhkan
Lakukan penimbangan gelas arloji kosong, media SSA dan catat hasilnya

Pindahkan bahan dari gelas arloji ke Erlenmeyer, Larutkan menggunakan


aquadest sesuai volume yang akan dibuat (telah diukur dengan gelas ukur)

Panaskan/didihkan di atas api spirtus sampai benar-benar homogen dan larut


sempurna, kemudian angkat Erlenmeyer dan di suam-suam

Dilakukan uji pH menggunakan pH media (apabila pH terlalu asam


tambahkan NaOH, apabila terlalu basa tambahkan HCl)

Tuang media dari Erlenmeyer ke cawan petri dengan teknik aseptic (melalui
mulut Erlenmeyer ke api, tanpa menggunakan autoklaf)

Ratakan perlahan memutari petri searah angka delapan

Tunggu sampai media memadat, Media siap pakai dapat disimpan pada pada
suhu 2 – 8 °C atau suhu kamar dan selalu di buat setiap hari.

4. Media diferensial
Media ini digunakan untuk menyeleksi mikroorganisme. Medium ini dapat
ditumbuhi berbagai jenis mikroorganisme tapi salah satu diantaranya dapat
memberikan salah satu ciri yang khas sehingga dapat dibedakan dari yang lain
dan dapat dipisahkan.

 Contohnya :
Mac Conkey Agar (MC)

Fungsi  Mengidentifikasi bakteri yang memfermentasi laktosa dan tidak


memfermentasi laktosa.

Konsep  Bakteri yang memfermentasi laktosa akan menghasilkan asam dan


merubah pH media menjadi asam dengan adanya indicator Neutral red
(Toluylene red, Basic Red 5, atau Cl 500400) maka media akan berwarna merah
muda. Bakteri-bakteri yang tidak memfermentasi laktosa tidak menghasilkan
asam melainkan senyawa yang bersifat basa/alkali sehingga pH media menjadi
basa dengan adanya indicator Neutral red maka media akan berwarna kuning.
MC juga dipakai untuk mengisolasi bakteri Gram negatif karena menghambat
pertumbuhan bakteri Gram positif.

Tabel 7. Prosedur Kerja Pembuatan Media Mac Conkey Agar (MC)

Mac Conkey Agar (MC)


Alat dan Bahan
a. Gelas ukur k. Korek Api
b. Gelas arloji l. Wadah spirtus
c. Erlenmeyer m. Media Mac Conkey
d. Cawan Petri n. Akuades
e. Neraca Triple Beam Balance o. Spirtus
f. Kasa Asbes p. Larutan NaOH 0,1N
g. Pipet tetes q. Larutan HCl 0,1 N
h. Pengaduk kaca/spatula
i. Bunsen / kaki tiga
j. pH meter/kertas pH
Prosedur Kerja Pembuatan Mac Conkey Agar (MC)
Siapkan alat dan bahan, bersihkan dan sterilkan Petri yang akan digunakan

Lakukan perhitungan media Mac Conkey sesuai jumlah Petri yang akan
dibuat

Lakukan penimbangan media dengan neraca TBB

Pindahkan media dari gelas arloji ke Erlenmeyer, Larutkan menggunakan


aquadest sesuai volume yang akan dibuat (telah diukur dengan gelas ukur)

Panaskan/didihkan di atas api spirtus sampai benar-benar homogen dan larut


sempurna, kemudian angkat Erlenmeyer dan di suam-suam

Dilakukan uji pH menggunakan pH media (apabila pH terlalu asam


tambahkan NaOH, apabila terlalu basa tambahkan HCl)

Jika pH sudah sesuai, tutup Erlenmeyer dengan kapas kasa dan beri label

Lakukan sterilisasi menggunakan autoklaf pada tekanan 2 atm atau 1,5 lb


pada suhu 121 °C selama 15 menit dengan total keseluruhan 45-60 menit

Media yang sudah jadi siap untuk digunakan atau disimpan. Apabila segera
digunakan, tuang media dari Erlenmeyer ke Petri dengan volume 15-20 mL,
ratakan membentuk pola angka delapan secara perlahan.
Tunggu sampai media memadat, Media siap pakai dapat disimpan pada pada
suhu 2 – 8 °C atau suhu kamar dan selalu di buat setiap hari.

Eosin Methylen Blue (EMB)


Fungsi  Membedakan golongan Enterobacteriaceae terutama Eecherichia
coli dengan Enterobacter aerogenes.
Konsep  Pada media EMB Eecherichia coli akan menunjukkan pertumbuhan
dengan warna hijau metalik. EMB juga dipakai untuk mengisolasi bakteri Gram
negatif karena menghambat pertumbuhan bakteri Gram positif.

Tabel 8. Prosedur Kerja Pembuatan Media Eosin Methylen Blue (EMB)

Eosin Methylen Blue (EMB)


Alat dan Bahan
a. Gelas ukur k. Korek Api
b. Gelas arloji l. Wadah spirtus
c. Erlenmeyer m. Media EMB
d. Cawan Petri n. Akuades
e. Neraca Triple Beam Balance o. Spirtus
f. Kasa Asbes p. Larutan NaOH 0,1N
g. Pipet tetes q. Larutan HCl 0,1 N
h. Pengaduk kaca/spatula
i. Bunsen / kaki tiga
j. pH meter/kertas pH
Prosedur Kerja Pembuatan Eosin Methylen Blue (EMB)
Siapkan alat dan bahan, bersihkan dan sterilkan Petri yang akan digunakan

Lakukan perhitungan media EMB sesuai jumlah Petri yang akan dibuat

Lakukan penimbangan media dengan neraca TBB

Pindahkan media dari gelas arloji ke Erlenmeyer, Larutkan menggunakan


aquadest sesuai volume yang akan dibuat (telah diukur dengan gelas ukur)

Panaskan/didihkan di atas api spirtus sampai benar-benar homogen dan larut


sempurna, kemudian angkat Erlenmeyer dan di suam-suam

Dilakukan uji pH menggunakan pH media (apabila pH terlalu asam


tambahkan NaOH, apabila terlalu basa tambahkan HCl)
Jika pH sudah sesuai, tutup Erlenmeyer dengan kapas kasa dan beri label

Lakukan sterilisasi menggunakan autoklaf pada tekanan 2 atm atau 1,5 lb


pada suhu 121 °C selama 15 menit dengan total keseluruhan 45-60 menit

Media yang sudah jadi siap untuk digunakan atau disimpan. Apabila segera
digunakan, tuang media dari Erlenmeyer ke Petri dengan volume 15-20 mL,
ratakan membentuk pola angka delapan secara perlahan.

Tunggu sampai media memadat, Media siap pakai dapat disimpan pada pada
suhu 2 – 8 °C atau suhu kamar dan selalu di buat setiap hari.

Kegiatan 3 : Media Agar

Tabel 9. Perbedaan Fungsi Agar Slants, Agar Deep Tube dan Agar Plate

Bentuk Media Padat dan Fungsinya


Bentuk Media Padat Fungsi
 Agar slant (agar miring) dirancang untuk
memungkinkan lebih banyak pertumbuhan,
karena permukaan agar-agar yang miring
memberi bakteri area permukaan yang lebih besar
untuk tumbuh dalam tabung reaksi. Kemiringan
Agar Slants
dibuat dalam tabung reaksi yang dapat ditutup.
Tabung dapat ditutup rapat untuk penyimpanan
isolat dalam jangka waktu yang relatif lama dengan
risiko kontaminasi atau pengeringan yang rendah
dari kultur.
 Media ini digunakan untuk menentukan apakah
mikroba yang diinokulasikan merupakan mikroba
Agar Deep Tube aerob atau anaerob, dan motilitas mikroba
(bakteri). motility of bacteria. Bakteri motil akan
tumbuh menjauhi titik inokulasi.
 Media agar dalam cawan memiliki berbagai
fungsi diantaranya untuk enumerasi (teknik
perhitungan jumlah mikroba dalam suatu media
Agar Plate tanpa mengidentifikasikan jenis mikroba (bakteri
dan jamur)), isolasi, karakterisasi, dll.
 Mikroba dalam media ini akan tumbuh terkumpul
menjadi koloni di permukaan agar dan hasil
metabolisme dapat terdifusi di sekitarnya.

Kegiatan 4 : Skema transfer bakteri secara aseptic

Tabel 10. Skema Transfer Bakteri Secara Aseptic


Skema
Panaskan jarum ose hingga memijar di atas
A bunsen, kemudian beri jarak dari bunsen dan
diamkan hingga dingin.
Lepaskan penyumbat tabung (kapas+kasa
jangan diletakkan di meja/tempat lain agar tidak
B
terkontaminasi) kemudian panaskan mulut tabung
dengan api
Setelah jarum ose cukup dingin, ambil satu loop
C suspensi mikroorganisme (usahakan loop tidak
menyentuh dinding tabung reaksi)
D Panaskan kembali mulut tabung
Tabung reaksi (culture tube) ditutup kembali
E
dengan penyumbatnya, lalu letakkan di rak tabung
Pijarkan kembali loop (jarum ose) sebelum
F digunakan lagi atau sebelum disimpan di tempat
semula
Kegiatan 5 : Metode Isolasi Bakteri
a. Streak Plate Method (Metode cawan gores)
Teknik penanaman mikroba dengan goresan bertujuan untuk
mengisolasi mikroorganisme dari campurannya atau meremajakan kultur ke
dalam medium baru. Metode ini pada dasarnya adalah menggoreskan suspensi
bahan yang mengandung mikroba pada permukaan medium-agar yang sesuai
pada cawan petri. Setelah inkubasi maka pada bekas goresan akan tumbuh
koloni-koloni terpisah yang mungkin berasal dari 1 sel mikroba, sehingga dapat
dikultur lebih lanjut (Jutono dkk, 1980).

Prosedur Kerja Streak Plate Method (Metode Cawan Gores) :

1) Perhatikan teknik transfer aseptis/memindahkan biakan mikroba secara


aseptis (Gambar 4.). Panaskan jarum ose hingga memijar di atas bunsen,
kemudian beri jarak dari bunsen dan diamkan hingga dingin.
2) Gunakan ose yang telah dingin untuk mengambil kultur murni bakteri
(ambil sebanyak 1 ose).
3) Goreskan pada permukaan medium-agar dimulai dari satu ujung
(Perhatikan teknik / tipe penggoresan). Hati-hati saat menggores,
jangan sampai medium rusak. Ose yang disentuhkan pada permukaan
medium sebaiknya tidak ditekan terlalu dalam.
4) Setiap kali menggoreskan ose untuk kuadran berikutnya, pijarkan ose
terlebih dahulu dan biarkan dingin.
5) Inkubasikan cawan petri berisi mikroba dengan posisi terbalik pada suhu
ruang atau pada suhu tertentu dalam incubator selama 24-48 jam dan
amati pertumbuhannya.

Gambar 4. Prosedur Kerja Streak Plate Method


Sumber : https://faperta.untidar.ac.id/
Metode cawan gores dibagi menjadi beberapa tipe, diantaranya :

i. Goresan T
Fungsi
Tipe goresan T digunakan untuk mendapatkan koloni tunggal
dengan membagi wilayah goresan menjadi 3
Cara Kerja :
1) Tandai bagian luar-bawah cawan petri dengan membagi cawan
menjadi 3 bagian menggunakan spidol marker.
2) Inokulasi daerah 1 dengan streak zig-zag.
3) Panaskan jarum ose dan tunggu dingin, kemudian lanjutkan
streak zig-zag pada daerah 2, Cawan diputar untuk memperoleh
goresan yang sempurna.
4) Lakukan hal yang sama pada daerah 3 (Gambar 5.)

Gambar 5. Streak Plate Method tipe Goresan T


Sumber : https://faperta.untidar.ac.id/
ii. Goresan Kuadran
Fungsi
Tipe goresan kuadran digunakan untuk mendapatkan koloni tunggal
dengan membagi wilayah goresan menjadi 4. Metode ini diharapkan
dapat memisahkan koloni bakteri dengan lebih baik sehingga
diperoleh koloni tunggal bakteri. Tipe goresan kuadran dapat
dilakukan dengan menggores secara zig-zag maupun secara terputus
Cara Kerja :
1) Tandai bagian luar-bawah cawan petri dengan membagi
cawan menjadi 4 bagian menggunakan spidol marker.
2) Inokulasi daerah 1 dengan streak zig-zag/terputus.
3) Panaskan jarum ose dan tunggu dingin, kemudian lanjutkan
streak pada daerah 2. Cawan diputar untuk memperoleh
goresan yang sempurna.
4) Lakukan hal yang sama pada daerah 3 dan 4 (Gambar 6.)

Gambar 6. Model penggoresan secara terputus (Metode A) dan zig-


zag (Metode B) pada teknik goresan kuadran

Gambar 7. Hasil tipe goresan kuadran


Sumber : https://faperta.untidar.ac.id/

iii. Goresan Sinambung


Fungsi
Umumnya digunakan bukan untuk mendapatkan koloni tunggal,
melainkan untuk peremajaan ke cawan atau medium baru.
Cara Kerja :
1) Sentuhkan ujung ose pada koloni dan gores secara kontinyu
sampai setengah permukaan agar.
2) Putar cawan 180o lanjutkan goresan sampai habis (Gambar
8.)
3) Tipe goresan sinambung/kontinyu juga dilakukan pada
media agar miring dalam tabung reaksi.

Gambar 8. Tipe goresan sinambung


Sumber : https://faperta.untidar.ac.id/

b. Spread Plate Method (Metode cawan tebar/sebar)


Spread plate merupakan teknik isolasi mikroba dengan cara
menginokulasi kultur mikroba secara pulasan/sebaran di permukaan media agar
yang telah memadat.
 Metode ini dilakukan dengan mengencerkan biakan kultur mikroba. Karena
konsentrasi sel-sel mikroba pada umumnya tidak diketahui, maka pengenceran
perlu dilakukan beberapa tahap, sehingga sekurang-kurangnya ada satu dari
pengenceran itu yang mengandung koloni terpisah (30-300 koloni). Koloni
mikrobia yang terpisah memungkinkan koloni tersebut dapat dihitung (Jutono
dkk, 1980).

Prosedur Kerja Spread Plate Method (Metode cawan tebar/sebar) :


1) Pindahkan 0,1 mL suspensi berisi bakteri secara aseptis ke permukaan
media yang telah memadat dalam cawan petri menggunakan pipet.
2) Sterilisasi spreader/batang bengkok/batang Drigalsky dengan cara
dicelupkan dalam alkohol 70% kemudian dibakar dengan dilewatkan
diatas api, biarkan spreader dingin.
3) Tebarkan/sebarkan kultur bakteri dengan spreader secara merata dan
biarkan sampai permukaan agar mengering (Gambar 9.).
4) Setelah permukaan agar mengering, selanjutnya inkubasikan secara
terbalik selama 24 jam pada suhu kamar ataupun inkubator dan amati
pertumbuhannya.

Gambar 9. Teknik Spread Plate


Sumber : https://faperta.untidar.ac.id/

c. Pour Plate Method (Metode cawan tuang)


Tujuan dari teknik ini adalah untuk menyebarkan sel-sel bakteri tidak
hanya pada permukaan medium agar saja melainkan sel terendam dalam
medium (di dalam agar) sehingga terdapat sel yang tumbuh dipermukaan agar
yang kaya O2 dan ada yang tumbuh di dalam agar dengan kandungan oksigen
sedikit. Teknik ini memerlukan agar yang belum padat (>45oC) untuk dituang
bersama suspensi bakteri ke dalam cawan petri lalu kemudian dihomogenkan
dan dibiarkan memadat.

Prosedur Kerja Pour Plate Method (Metode cawan tebar/sebar) :


1) Teteskan 1 ml suspensi sel kedalam cawan petri kosong yang telah
steril secara aseptis
2) Tuangkan media agar yang hangat (suhu 45 – 50oC) ke cawan yang
telah berisi suspensi bakteri tersebut dan tutup.
3) Homogenkan campuran media dan suspensi dengan cara goyangkan
atau putar cawan petri secara perlahan membentuk angka delapan (8)
di atas meja yang rata dalam kondisi aseptis (Gambar 10.).
4) Setelah agar memadat cawan petri diinkubasi dengan posisi terbalik
pada suhu kamar ataupun inkubator selama 24 jam. Amati
pertumbuhannya.

Gambar 10. Teknik Pour Plate


Sumber : https://faperta.untidar.ac.id/

G. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum (studi literatur) yang telah dilakukan, dapat
disimpulkan bahwa :
1. Peralatan yang digunakan dalam laboratorium Mikrobiologi pada umumnya
terdiri dari, yaitu : autoclave, inkubator, refrigerator, waterbath, microcentrifuge,
vortex, cawan petri, batang penyebar (Bacterial Cell Spreader), jarum ose,
bunsen, tabung reaksi, pipet, tabung durham, dan spektrofotometer. Semua
peralatan tersebut memiliki fungsi masing-masing untuk membantu
meringankan pekerjaan dalam penelitian mikrobiologi.
2. Media yang digunakan dalam kegiatan isolasi mikroorganisme di dalam
laboratorium mikrobiologi digolongkan menjadi beberapa macam. Diantaranya
digolongkan berdasarkan fungsi yaitu : media general, media diperkaya, media
selektif dan media diferensial. Sedangkan berdasarkan bentuknya, media terdiri
atas : media cair, media padat dan media semi padat. Media pertumbuhan
mikroba dapat ditempatkan di tabung reaksi maupun cawan petri. Bentuk media
yang digunakan harus sesuai dengan tujuan penelitian mikrobiologi yang
dilakukan.
3. Teknik isolasi yang digunakan dalam kegiatan isolasi mikroorganisme di dalam
laboratorium mikrobiologi yaitu teknik Streak Plate Method yang dilakukan
dengan cara digoreskan ke permukaan media , Spread Plate Method yang dilakukan
dengan cara pulasan/sebaran di permukaan media agar yang telah memadat, dan Pour
Plate Method yang dilakukan dengan cara menuangkannya ke permukaan media.
Setiap penerapan teknik isolasi harus memperhatikan prosedur kerja dengan benar agar
tidak merusak media, dan inokulasi yang dilakukan berhasil.

H. SARAN
Studi literatur yang dilakukan perlu menambahkan lebih macam atau jenis alat
dan contoh media pertumbuhan mikroba. Selain itu, penyampaian informasi dalam
laporan praktikum sebaiknya dilengkapi dengan lebih banyak gambar
dokumentasi/ilustrasi mengenai informasi yang disampaikan.

I. DAFTAR PUSTAKA
Andrews, A. H., R. W. Blowey, H. Boyd, dan R. G. Eddy. 2004. Bovine Medicine
Diseases and Husbandry of Cattle Second Edition. Blackwell Science. UK.
Atlas, R.M., A.E. Brown, K.W.Debra, and L.Miller. 1984. Experimental
Microbiology: fundamental and applications. Macmillan publishing company,
New York
Barrow, G.I., and R. K. A. Feltham. 1993. Cowan and Steel’s Manual for the
Identification of Medical Bacteria Third Edition. Syndicate of the University
of Cambridge. United Kingdom.
Benson, H.J. 1998. Microbiogical applications: laboratory manual in general
Microbiology, 7th edition, WCB McGraw-Hill, Boston USA
Bridson, E.Y. 2006. The Oxoid Manual. 9th ed. Unipath Ltd. England
Claus, G.W. 1989. Understanding microbes, a laboratory textbook for Microbiology,
W.H. Freeman and Company, USA
Cappucino, J.E and N. Sherman. 1987. Microbiology, a Laboratory Manual. The
Benjamin Cummings Publishing company, Inc, California, USA
Cappucino, J.G., dan Sherman N. 2011. Microbiology a Laboratory Manual. 9th Ed.

Pearson Benjamin Cumming. San Fransisco

Deby, N. 2011. Sterilisasi dan Pembuatan Media. https://www.academia.edu


Dwijoseputro, D. 2005. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta : Djambatan
Fardiaz, S. 1993. Analisis Mikrobiologi Pangan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada
Hadioetomo RS. 1985. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek: Teknik dan Prosedur
Dasar Laboratorium. Jakarta : Gramedia
Hadioetomo, R. 1990. Mikrobiologi Dasar-Dasar Dalam Praktek. Jakarta : Gramedia
Hudson, B.K. and L.Sherwood. 1997. Explorations in Microbiology, a
discoverybased approach, Prentice Hall, Upper Saddle River, New Jersey,
USA
Indan, E. 2003. Mikrobiologi dan Parasitologi. Bandung : PT. Citra Aditya Bakti.
Jawetz, and Melnick. 1996. Mikrobiologi Kedokteran. EGC. Jakarta.
Jawet, Melnick, and Adelberg, 2001, Medical Microbiology, ed. 22, California
Appleton and Lange.
Jutono, J. Soedarsono, S. Hartadi, S. Kabirun S., Suhadi D., 1980, Pedoman
Praktikum Mikrobiologi Umum, Departemen Mikrobiologi, Fakultas
Pertanian UGM, Yogyakarta. UGM Press. Yogyakarta.
Kuswiyanto. 2014. Buku Ajar Bakteriologi 1, 2, dan 3 analis kesehatan. Jakarta:
Penerbit buku Kedokteran (EGC).
Lay, B., 1994. Analisis Mikroba di Laboratorium. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Lorian V, Antibiotics in Laboratory Medicine, ed 4, William & Wikins, New York.
Madigan MT, Martinko JM, Parker J. 2000.Brock Biology of Microorganisms. Ninth
Ed. Prentice Hall International, Inc. New Jersey. 991pp.
Perry JJ, Staley JT, Lory S. 2002. Microbial Life. Sinauer Associates, Inc.
Sunderland, MA.811 pp.
Prescott, L.M. 2002. Prescott-Harley-Klein’s: Microbiology, 5th ed., 553. The
McGraw-Hill Companies .New York.
Staf Pengajar Mikrobiologi FKUI, 2005, Penuntun Praktik Mikrobiologi Kedokteran,
Medical Multimedia Indonesia, Jakarta
Sutedjo. 1991. Mikrobiologi Tanah. Rineka Cipta. Jakarta.
Volk, W.A. dan M.F. Wheeler. 1988. Mikrobiologi Dasar. Jilid 1. Edisi Kelima. 396
pp. Penerbit Erlangga. Jakarta.
https://faperta.untidar.ac.id/wp-content/uploads/2019/08/PANDUAN
PRAKTIKUM-MIKROBIOLOGI-AKUAKULTUR-2019.pdf // di akses 10
Maret 2021 Pukul 13.21 WIB
http://repository.ut.ac.id/4486/1/BIOL4445-M1.pdf. // di akses 10 Maret 2021 Pukul
13.27 WIB
https://fkh.ub.ac.id/wp-content/uploads/2011/06/Dokumen%20Mutu
Instruksi%20Kerja/a/01300%2006114%20IK%20Pemakaian%20Inkubator.p
f // di akses 10 Maret 2021 Pukul 13.32 WIB
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/11/DAFTAR
ISI-DAN-MIKROBIOLOGI-PARASITOLOGI.pdf // di akses 10 Maret 2021
Pukul 14.09 WIB
https://fkh.ub.ac.id/wp-content/uploads/2011/06/Dokumen%20Mutu

Instruksi%20Kerja/a/01300%2006115%20IK%20Pemakaian%20Colony%2

Counter.pdf // di akses 10 Maret 2021 Pukul 14.11 WIB

https://downloads.sommer.eu/files/GIGAcontrol-A_46819V001.pdf // di akses 10
Maret 2021 Pukul 14.12 WIB
https://fkh.ub.ac.id/wpcontent/uploads/2011/06/Dokumen%20MutuInstruksi%20Ker
a/b/01300%2006145%20IK%20Lemari%20Es.pdf // di akses 10 Maret 2021
Pukul 14.23 WIB
https://fkh.ub.ac.id/wpcontent/uploads/2011/06/Dokumen%20MutuInstruksi%20Ker

a/01300%2006138%20IK%20Penggunaan%20Waterbath%0Memmert.pdf //

di akses 10 Maret 2021 Pukul 15.19 WIB

http://digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY-Studi

752draftSEMINARAwalfont12.pdf // di akses 10 Maret 2021 Pukul 15.22

WIB

https://faperta.untidar.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/PANDUAN-PRAKTIKUM
MIKROBIOLOGI-2019-Peternakan-Baru.pdf // di akses 10 Maret 2021 Pukul
15.34 WIB
http://repository.ut.ac.id/4486/1/BIOL4445-M1.pdf // di akses 10 Maret 2021 Pukul
15.37 WIB
https://bio.libretexts.org/Learning_Objects/Laboratory_Experiments/Microbiologyab
/Microbiology_Labs_I/01%3A_Media_Preparation // di akses 10 Maret
2021 Pukul 15.42 WIB
https://sciencing.com/agarslants8538817.html#:~:text=Slanting%20the%20surface%
of%20the,moisture%20content%20of%20agar%20media. // di akses 10
Maret 2021 Pukul 15.44 WIB
https://www.ruf.rice.edu/~bioslabs/bios318/318manual.htm // di akses 10 Maret 2021
Pukul 15.49 WIB
https://askinglot.com/what-is-the-use-of-agar-slant-and-agar-deep // di akses 10 Maret
2021 Pukul 15.52 WIB
http://pd.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/ik/51
IKpenggunaanspektrophotometer.pdf // di akses 10 Maret 2021 Pukul 15.56
WIB
http://e-journal.uajy.ac.id/11430/6/5BL01141.pdf // di akses 19 Maret 2021 Pukul
13.10 WIB
https://repository.usd.ac.id/3505/2/128114071_full.pdf // di akses 19 Maret 2021
Pukul 13. 24 WIB

Anda mungkin juga menyukai