Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR

PEMBUATAN MEDIA
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Praktikum Mikrobiologi
Dasar

Disusun oleh:
Nama : Enung Padilah
NIM : 1157020019
Kelas/Kelompok : 1 (Satu)
Dosen Pengampu : Opik Taupiqurrahman, S.Si. M. Biotek
Asisten Praktikum : Belinda Novianti
Tanggal Praktikum : 07 Oktober 2016
Tanggal Pengumpulan Laporan : 20 Oktober 2016

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2016 M/1438 H
I. Hasil dan Pembahasan
Pada praktikum ini dilakukan pembuatan dan penuangan media. Media
yang diguanakan sebanyak 4 media, yaitu media PDA, NA, NB, dan CMC.
a. Pembuatan media PDA (Potato Dekstrosa Agar)
Media Gambar pengamatan
PDA (Potato
Dekstrosa Agar)

(Dok. Pribadi, 2016)

Medium PDA (Potato Dekstrosa Agar) berdasarkan susunannya


merupakan medium organik semi alamiah atau semi sintetis sebab terdiri dari
bahan alamiah yang ditambah dengan senyawa kimia. Berdasarkan konsistensinya
merupakan medium padat karena mengandung agar yang memadatkan medium,
berdasarkan kegunaannya merupakan medium untuk pertumbuhan jamur.
Medium PDA terdiri dari kentang yang berfungsi sebagai sumber energi, nitrogen
organik, karbon dan vitamin, dekstrosa sebagai sumber karbon, agar sebagai
bahan pemadat medium dan aquadest sebagai pelarut untuk menghomogenkan
medium dan sumber O2. Salah satu media agar yang cocok dan mendukung
pertumbuhan jamur adalah PDA (Potato Dextrose Agar) yang memilki pH yang
rendah (pH 4,5 sampai 5,6) sehingga menghambat pertumbuhan bakteri yang
membutuhkan lingkungan yang netral dengan pH 7,0, dan suhu optimum untuk
pertumbuhan antara 25-30 C (Cappucino, 2014).
Pada proses pembuatan media PDA menggunakan magnetik stirrer untuk
menghomogenkan agar dengan aquades selama pemasakan agar tersebut. Menurut
Hadiotomo (1993), magnetik stirrer berfungsi sebagai alat penghomogenan atau
pemercepat pelarutan, dan juga mengaduk medium selama sedang dipanaskan
agar tidak terjadi penggumpalan pada saat dipanaskan. Selain itu, hot plate
digunakan untuk memanaskan medium hingga masak dan mempercepat reaksi
yang terjadi pada medium hingga mendidih. Autoklaf berfungsi untuk
mensterilkan bahan-bahan dan alat-alat yang tahan terhadap panas dan tekanan
yang tinggi.
Karena fungsinya yang dapat mengembang biakkan jamur, sekarang ini
PDA juga banyak digunakan oleh pembudidaya jamur seperti jamur tiram. Untuk
memaksimalkan pertumbuhan bibit jamur, biasanya pembudidaya mengatur
kondisi pH yang rendah (sekitar 3,5) dan juga menambahkan asam atau antibiotik
untuk menghambat terjadinya pertumbuhan bakteri (Ravimannan, Revathie, et.al.,
2014)
PDA digunakan untuk menumbuhkan atau mengidentifikasikan yeart atau
kapang. PDA dapat juga digunakan enumerasi yeart atau kapang dalam suatu
sample atau produk makanan. PDA mengandung sumber karbohidrat dalam
jumlah cukup yaitu: terdiri dari 90% ekstrat kentang dan 2% glukosa, Dextrose 20
gram dan Agar 15 gram, sehingga baik untuk pertumbuhan kapang dan khamar.
Contoh beberapa mikroorganisme yang dapat tumbuh dengan baik pada PDA,
yaitu: Pleurotus ostreatus, Saccharomyces cerevisiae, Trichophyton
mentagrophytes (Cappucino, 2014).
Jamur dapat tumbuh pada medium PDA karena medium PDA terdiri dari
kentang yang berfungsi sebagai sumber energi, nitrogen organik, karbohidrat dan
vitamin dimana jamur sangat membutuhkannya sebagai tempat pertumbuhannya.
Dekstrosa sebagai sumber karbon, dan pada PDA agar sebagai bahan pemadat
medium dan aquadest sebagai pelarut untuk menghomogenkan medium dan
sumber O2 (Rinaldi, 1982).
Dalam pembuatan media PDA ini hal yang pertama dilakukan adalah
menimbang media PDA sebanyak 12 gram, lalu disiapkan larutan akuades
sebanyak 307, 69 (308) ml, karena pembuatan PDA digabungkan. Setelah itu
dimasukan kedalam gelas beaker untuk melarutkan media nya, kemudian akuades
di panaskan diatas hot plate stirer. Setelah akuades mendidih media PDA
dimasukan kedalam akuades yang sedang di panaskan, lalu di tambahkan 1 butir
timah/magnet yang bertujuan agar larutan tersebut berputar dan teraduk secara
otomatis sehingga larutan tersebut homogen dan mencegah terjadinya
penggumpalan. Setelah larutan PDA homogen larutan di ukur pH nya sehingga di
dapatkan pH netral yaitu 7. Pada pembuatan media ini pH nya harus netral agar
mikroorganisme pada media yang kita inginkan dapat tumbuh. Karena suatu
organisme tidak dapat tumbuh dalam pH yang terlalu asam ataupun yang terlalu
basa. Setelah itu, larutan di angkat dan di dinginkan, setelah larutan dingin,
larutan dipindahkan kedalam labu erlenmeyer, lalu labu erlenmeyer ditutup
dengan sumbat yang telah disediakan. Dan sebelum sumbat tersebut di masukan
kedalam mulut labu erlenmeyer, mulut labu erlenmeyer dan sumbat nya di
panaskan terlebih dahulu, agar bakteri yang terdapat dalam mulut labu erlenmeyer
atau pun sumbat nya mati sehingga tidak mengkontaminasi pada media yang akan
dibuat. Kemudian setelah labu erlenmeyer di sumbat, mulut labu erlenmeyer di
tutup lagi dengan plastik wrap, dan kemudian di masukan kedalam autoklaf untuk
di sterilisasi. Suhu yang digunakan pada sterilisasi dengan autoklaf ini yaitu 121o
c dan waktunya 15 menit.
Setelah di sterilisasi media dimasukan kedalam kulkas agar tidak
terkontaminasi dari lingkungan luar lagi. Pada saat dikeluarkan dari dalam kulkas
dan akan melakukan penanaman media baik pada cawan petri ataupun tabung
reaksi, media PDA dipanaskan terlebih dahulu. hal ini karena media PDA
termasuk media padat sehingga ketika dimasukan kedalam kulkas media tersebut
membeku. Ketika media di keluarkan dari kulkas, dan media akan dilakukan
penuangan, sebelum melakukan penuangannya media larutan tersebut harus di
panaskan untuk mencairkan larutan nya. Dan setelah larutan nya mencair kembali
pada saat penuangan nya jangan menunggu sampai larutan nya dingin, karena jika
larutan nya dingin kembali larutan tersebut akan menggumpal lagi. Sehingga
ketika larutan nya sudah hangat mulai dilakukan penuangan media baik itu pada
cawan petri maupun pada tabung reaksi.
Penuangan media ini harus dilakukan di dekat api. Pada saat penuangan
media hal yang pertama dilakukan adalah sterilisasi alat, bahan dan juga meja
kerja dan tangan kita. Setelah steril barulah penuangan dilakukan. Pada saat akan
menuangkan media pada cawan petri, cawan petri di panaskan terlebih dahulu,
kemudian mulut labu erlenmeyer di panaskan terlebih dahulu. Sebelum di
tuangkan kedalam cawan petri, media yang akan di tuangkan ke dalam cawan
petri diukur terlebih dahulu menggunakan gelas ukur sebanyak 10 ml, barulah
media di tuangkan kedalam cawan petri. Untuk cawan petri dibuka secukupnya
jangan terlalu lebar. Setelah itu cawan petri/ tabung reaksi di tutup dan sebelum di
tutup di panaskan terlebih dahulu, barulah di tutup kemudian di lapisi dengan
plastik wrap.
Dextrose agar (PDA) ini harus mempunyai pH netral yaitu 7 jika
medianya mempunyai pH di bawah 7 artinya bersifat asam maka ditambahkan
HCl dan jika medianya mempunyai pH di atas 7 artinya bersifat basa maka
ditambahkan NaOH. Hal ini dilakukan agar mikroorganisme yang di inginkan
tumbuh dalam media ini (Rinaldi, 1982).

b. Pembuatan media NA (Nutrient Agar)


Nama Media Gambar pengamatan
Media NA
(Nutrient Agar)

(Dok. Pribadi, 2016)

Nutrient Agar (NA) merupakan suatu medium yang berbentuk padat,


yang merupakan perpaduan antara bahan alamiah dan senyawa-senyawa kimia.
NA dibuat dari campuran ekstrak daging dengan menggunakan agar sebagai
pemadat. Dalam hal ini agar digunakan sebagai pemadat, karena sifatnya yang
mudah membeku dan mengandung karbohidrat yang berupa galaktan sehingga
tidak mudah diuraikan oleh mikroorganisme. Dalam hal ini ekstrak beef dan
pepton digunakan sebagai bahan dasar karena merupakan sumber protein,
nitrogen, vitamin serta karbohidrat yang sangat dibutuhkan oleh mikroorganisme
untuk tumbuh dan berkembang. Medium Nutrient Agar (NA) merupakan medium
yang berwarna kuning jernih yang memiliki konsistensi yang padat dimana
medium ini berasal dari sintetik dan memiliki kegunaan sebagai medium untuk
menumbuhkan bakteri. NA jugfa digunakan untuk pertumbuhan bakteri mayoritas
dari mikroorganisme yang tidak selektif, dalam artian mikroorganisme heterotrof
(Indan, 2003).
Nutrient Agar sendiri mempunyai komposisi (per 1 liter) sebagai berikut :
Ekstrak daging sapi 3 gram, Peptone 5 gram, Agar 15 gram. Media Nutrient agar
(NA) ini harus mempunyai pH netral yaitu 7 jika medianya mempunyai pH di
bawah 7 artinya bersifat asam maka ditambahkan HCl dan jika medianya
mempunyai pH di atas 7 artinya bersifat basa maka ditambahkan NaOH. Hal ini
agar media dapat tumbuh. Karena Warna media ini sebelum disterilisasi adalah
kuning keruh namun setelah disterilisasi warnanya berubah menjadi kecoklatan
akibat adanya percampuran komposisi bahan pada media tersebut setelah
sterilisasi (Aini dan Triastuti, 2015).
Cara kerja pembuatan media NA ini yang pertama dilakukan adalah media
ditimbang sebanyak 4 gram, lalu disiapkan larutan akuades sebanyak ml kedalam
gelas beaker untuk melarutkan media nya, kemudian akuades di panaskan diatas
bunsen. Setelah akuades mendidih media NA dimasukan kedalam akuades yang
sedang di panaskan, lalu diaduk sampai homogen sampai terlihat adanya
gelembung. Setelah larutan NA homogen larutan di ukur pH nya sehingga di
dapatkan pH netral yaitu 7. Pada pembuatan media ini pH nya harus netral agar
mikroorganisme pada media yang kita inginkan dapat tumbuh. Karena suatau
organisme tidak dapat tumbuh dalam pH yang terlalu asam ataupun yang terlalu
basa. Setelah itu, larutan di angkat dan di dinginkan, setelah larutan dingin,
larutan dipindahkan kedalam labu erlenmeyer, lalu labu erlenmeyer ditutup
dengan sumbat yang telah disediakan. Dan sebelum sumbat tersebut di masukan
kedalam mulut labu erlenmeyer, mulut labu erlenmeyer dan sumbat nya di
panaskan terlebih dahulu, agar bakteri yang terdapat dalam mulut labu erlenmeyer
atau pun sumbat nya mati sehingga tidak mengkontaminasi pada media yang akan
dibuat. Kemudian setelah labu erlenmeyer di sumbat, mulut labu erlenmeyer di
tutup lagi dengan plastik wrap, dan kemudian di masukan kedalam autoklaf untuk
di sterilisasi. Suhu yang digunakan pada sterilisasi dengan autoklaf ini yaitu 121o
c dan waktunya 15 menit.
Setelah di sterilisasi media dimasukan kedalam kulkas agar tidak
terkontaminasi dari lingkungan luar lagi. Pada saat dikeluarkan dari dalam kulkas
dan akan melakukan penuangan media, penuangan media dilakukan pada tabung
reaksi, karna akan membuat media miring, sebelum melakukan penuangan, media
NA dipanaskan terlebih dahulu, hal ini karena media NA termasuk media padat
sehingga ketika dimasukan kedalam kulkas media tersebut membeku dan sebelum
melakukan penuangan media larutan tersebut di panaskan untuk mencairkan
larutan nya. Dan setelah larutan nya mencair kembali pada saat penuangan nya
jangan menunggu sampai larutan nya dingin, karena jika larutan nya dingin
kembali larutan tersebut akan mengeras lagi seperti agar. Sehingga ketika larutan
nya sudah hangat mulai dilakukan penuangan media pada tabung reaksi.
Penuangan media ini dilakukan di dekat api, pada saat penuangan media
hal yang pertama dilakukan adalah sterilisasi alat, bahan dan juga meja kerja dan
tangan kita. Setelah steril barulah dilakukan penuangan. Pada saat akan
menuangkan media pada tabung reaksi, tabung reaksi di panaskan terlebih dahulu,
lalu labu erlenmeyer di buka sumbatnya, kemudian mulut labu erlenmeyer di
panaskan barulah media di tuangkan ke dalam gelas ukur diukur terlebih dahulu
menggunakan gelas ukur sebanyak 10 ml, barulah media di tuangkan kedalam
tabung reaksi (pembuatan media miring). Tabung reaksi kemudian di tutup
dengan sumbat, dan sebelum di tutup mulut tabung reaksi dan sumbatnya di
panaskan terlebih dahulu, kemudian di lapisi dengan plastik wrap. Setelah di
lakukan penuangan labu erlenmeyer yang terdapat media nya di tutp kembali dan
seperti biasa sumbat dan mulut labu nya di panaskan barulah ditutup. Kemudian
dilapisi lagi dengan plastik wrap.
Medium Nutrient agar (NA) dan Potato Dextrose Agar (PDA). Setiap
medium memiliki fungsi masing-masing dalam menumbuhkan mikroorganisme.
Medium NA memiliki fungsi yakni untuk mengembangbiakkan bakteri secara
umum, sedangkan medium PDA berfungsi untuk menumbuhkan dan
mengembangbiakkan fungi atau jamur. Kedua medium tersebut sama-sama
terbentuk dari medium agar, hanya berbeda jenis nutrisinya. Medium NA
mengandung nutrisi-nutrisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan bakteri,
sedangkan medium PDA mengandung nutrisi-nutrisi yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan jamur. Menurut Pelczar (2008), menyatakan bahwa sifat-sifat media
yang digunakan untuk faktor pertumbuhan yaitu harus mudah tumbuh, media
harus dibuat, pertumbuhan bakteri harus khas dan mempunyai sifat-sifat yang
diinginkan. Jika sifat ini dipenuhi, maka pertumbuhan bakteri akan bagus.

c. Pembuatan media NB (Natrium Broth)


Nama Media Gambar pribadi
NB (Natrium Broth)

(Dok. Pribadi, 2016)

Nutrient Broth (NB) adalah medium yang berbentuk cair dengan bahan
dasar adalah ekstrak beef. Perbedaan konsentrasi antara Nutrient Agar dengan
Nutrient Broth yaitu nutrient agar berbentuk padat dan Nutrient Broth berbentuk
cair. Susunan kimia sama-sama sintetik. Fungsi kimia dari nutrient agar dan
Nutrient Broth sebagai medium umum. Medium Nutrient Broth (NB) merupakan
medium yang berwarna kuning pudar yang memiliki konsistensi yang cair dimana
medium ini berasal dari sintetik dan memiliki kegunaan sebagai medium untuk
menumbuhkan bakteri sama seperti medium NA. Medium NB memiliki
komposisi Beef extract 3 g, Peptone 5 g dan Akuades sampai dengan 1000 ml
(Zheng, Chen Yu, et. al., 2015)
Sama seperti halnya dalam pembuatan media PDA dan NA, hal yang
pertama dilakukan adalah menimbang media NB sebanyak 4 gram, lalu disiapkan
larutan akuades sebanyak 307,69 (308) ml kedalam gelas beaker untuk
melarutkan media nya, kemudian akuades di panaskan diatas bunsen. Setelah
akuades mendidih media NB dimasukan kedalam akuades yang sedang di
panaskan, lalu diaduk sampai homogen sampai terlihat adanya gelembung.
Setelah larutan NB homogen larutan di ukur pH nya sehingga di dapatkan ph
netral yaitu 7. Pada pembuatan media ini Ph nya harus netral agar mikroorganisme
pada media yang kita inginkan dapat tumbuh. Karena suatau organisme tidak
dapat tumbuh dalam ph yang terlalu asam ataupun yang terlalu basa. Setelah itu,
larutan di angkat dan di dinginkan, setelah larutan dingin, larutan dipindahkan
kedalam labu erlenmeyer, lalu labu erlenmeyer ditutup dengan sumbat yang telah
disediakan. Dan sebelum sumbat tersebut di masukan kedalam mulut labu
erlenmeyer, mulut labu erlenmeyer dan sumbat nya di panaskan terlebih dahulu,
agar bakteri yang terdapat dalam mulut labu erlenmeyer atau pun sumbat nya mati
sehingga tidak mengkontaminasi pada media yang akan dibuat. Kemudian setelah
labu erlenmeyer di sumbat, mulut labu erlenmeyer di tutup lagi dengan plastik
wrap, dan kemudian di masukan kedalam autoklaf untuk di sterilisasi. Suhu yang
digunakan pada sterilisasi dengan autoklaf ini yaitu 121o c dan waktunya 15
menit.
Setelah di sterilisasi media dimasukan kedalam kulkas agar tidak
terkontaminasi dari lingkungan luar lagi. Pada saat dikeluarkan dari dalam kulkas
dan akan melakukan penuanga media, penuangan media dilakukan pada tabung
reaksi. Penuangan media ini dilakukan di dekat api, pada saat penuangan media
hal yang pertama dilakukan adalah sterilisasi alat, bahan dan juga meja kerja dan
tangan kita. Setelah steril barulah penuangan dilakukan. Pada saat akan
menuangkan media pada tabung reaksi, media ukur terlebih dahulu sebanyak 10
ml dengan menggunakan gelas ukur, lalu tabung reaksi di panaskan terlebih
dahulu, setelah itu, labu erlenmeyer di buka sumbatnya, kemudian mulut labu
erlenmeyer di panaskan barulah media di tuangkan kedalam tabung reaksi
(pembuatan media miring). Tabung reaksi kemudian di tutup dengan sumbat, dan
sebelum di tutup mulut tabung reaksi dan sumbatnya di panaskan terlebih dahulu,
kemudian di lapisi dengan plastik wrap.

d. Pembuatan media CMC


Media Gambar pengamatan
CMC
(Carboxymethyl
cellulose)

(Dok. Pribadi, 2016)

Carboxymethyl cellulose (CMC) merupakan salah satu sumber karbon


yang dapat digunakan untuk media pertumbuhan bakteri selulolitik. Bakteri
selulolitik adalah bakteri yang memiliki kemampuan menguraikan selulosa
menjadi monomer glukosa dan menjadikannya sebagai sumber karbon dan sumber
energi (Emmyrafedziawati and Stella, 2015).
Pemanfaatan bakteri selulolitik yaitu sebagai penghasil enzim selulase
yang digunakan untuk menghidrolisis selulosa. Menurut Meryandini, Anja et al.
(2009), setiap bakteri selulolitik menghasilkan kompleks enzim selulase berbeda,
tergantung gen yang dimiliki dan sumber karbon yang digunakan. Selain itu,
pemanfaatan bakteri sebagai penghasil enzim dipilih karena mempunyai beberapa
keuntungan antara lain: biaya produksi murah, dapat diproduksi dalam waktu
singkat, mempunyai kecepatan tumbuh tinggi serta mudah dikontrol (Forgaty dan
Weshoff, 1983 dalam Athitya, 2007).
Isolasi bakteri selulolitik dilakukan dengan metode cawan sebar pada
media CMC dengan komposisi: 1 g CMC, 0,02 g MgSO4.7H2O, 0,075 g KNO3,
0,05 g K2HPO4, 0,002 g FeSO4.7H2O, 0,004 g CaCl2.2H2O, 0,2 g ekstrak
kamir, 1,5 g agar-agar bakto, 0,1 g glukosa (Armaini, Abdi Dharma, et. al., 2011).
Selulosa adalah karbohidrat berpolimer berantai lurus (1,4)--Dglukosa
berbentuk seperti serabut, liat, tidak larut dalam air, dan ditemukan dalam dinding
sel pelindung tumbuhan, terutama pada tangkai, batang, dahan, dan semua bagian
berkayu jaringan tumbuhan (Tharmila dan Thavaranjit, 2011).
Sama seperti halnya dalam pembuatan media yang lain, hal yang pertama
dilakukan adalah menimbang media CMC sebanyak 4 gram, lalu disiapkan larutan
akuades sebanyak 400 ml kedalam gelas beaker untuk melarutkan media nya,
kemudian akuades di panaskan diatas kompor. Setelah akuades mendidih media
CMC dimasukan kedalam akuades yang sedang di panaskan, lalu diaduk sampai
homogen sampai terlihat adanya gelembung. Setelah larutan NB homogen larutan
di ukur pH nya sehingga di dapatkan ph netral yaitu 7. Pada pembuatan media ini
pH nya harus netral agar mikroorganisme pada media yang kita inginkan dapat
tumbuh. Karena suatau organisme tidak dapat tumbuh dalam pH yang terlalu
asam ataupun yang terlalu basa. Setelah itu, larutan di angkat dan di dinginkan,
setelah larutan dingin, larutan dipindahkan kedalam labu erlenmeyer, lalu labu
erlenmeyer ditutup dengan sumbat yang telah disediakan. Dan sebelum sumbat
tersebut di masukan kedalam mulut labu erlenmeyer, mulut labu erlenmeyer dan
sumbat nya di panaskan terlebih dahulu, agar bakteri yang terdapat dalam mulut
labu erlenmeyer atau pun sumbat nya mati sehingga tidak mengkontaminasi pada
media yang akan dibuat. Kemudian setelah labu erlenmeyer di sumbat, mulut labu
erlenmeyer di tutup lagi dengan plastik wrap, dan kemudian di masukan kedalam
autoklaf untuk di sterilisasi. Suhu yang digunakan pada sterilisasi dengan autoklaf
ini yaitu 121o c dan waktunya 15 menit.
Setelah di sterilisasi media dimasukan kedalam kulkas agar tidak
terkontaminasi dari lingkungan luar lagi. Pada saat dikeluarkan dari dalam kulkas
dan akan melakukan penuanga media, penuangan media dilakukan pada tabung
reaksi. Penuangan media ini dilakukan di dekat api, pada saat penuangan media
hal yang pertama dilakukan adalah sterilisasi alat, bahan dan juga meja kerja dan
tangan kita. Setelah steril barulah penuangan dilakukan. Pada saat akan
menuangkan media pada tabung reaksi, media ukur terlebih dahulu sebanyak 10
ml dengan menggunakan gelas ukur, lalu tabung reaksi di panaskan terlebih
dahulu, setelah itu, labu erlenmeyer di buka sumbatnya, kemudian mulut labu
erlenmeyer di panaskan barulah media di tuangkan kedalam tabung reaksi.
Tabung reaksi kemudian di tutup dengan sumbat, dan sebelum di tutup mulut
tabung reaksi dan sumbatnya di panaskan terlebih dahulu, kemudian di lapisi
dengan plastik wrap.
Medium harus mempunyai pH yang tepat, yaitu tidak terlalu asam atau
basa. Kebanyakan bakteri tidak tumbuh dalam kondisi terlalu basa, dengan
pengecualian basil kolera (Vibrio cholerae). Pada dasarnya tak satupun yang dapat
tumbuh baik pada pH lebih dari 8. Kebanyakan patogen, tumbuh paling baik pada
pH netral (pH7) atau pH yang sedikit basa (pH 7,4). Beberapa bakteri tumbuh
pada pH 6, tidak jarang dijumpai organisme yang tumbuh baik pada pH 4 atau 5.
Sangat jarang suatu organisme dapat bertahan dengan baik pada pH 4, bakteri
autotrof tertentu merupakan pengecualian. Karena banyak bakteri menghasilkan
produk metabolisme yang bersifat asam atau basa (Volk&Wheeler,1993).

II. Penutup
2.1 Kesimpulan
1. Medium PDA (Potatto Dextrose Agar) digunakan untuk menumbuhkan
jamur.
2. Medium NA (Nutrient Agar) digunakan untuk menumbuhkan bakteri.
3. Medium NB (Nutrien Broth) digunakan untuk bakteri.
4. Medium CMC (Carboxymethyl cellulose) digunakan untuk mengisolasi
bakteri selulotik.
DAFTAR PUSTAKA
Aini dan Triastuti.2015. Media Alternatif Untuk Pertumbuhan Jamur
Menggunakan Sumber Karbohidrat Yang Berbeda. Skripsi. Universitas
Muhammadiyah Surakarta. Surakarta.
Armaini, Abdi Dharma, Sumaryati dan Jamsari. 2011. Optimasi Nutrisi Media
Pertumbuhan Bakteri Termofil Penghasil Selulase Dari Sumber Panas
Rimbo Panti. Jurnal Riserch Kimia. Vol. 5 (1). ISSN: 1978-628X.
Cappuccino, James G and Sherman Natalie. 2014. Manual Laboratorium Biologi.
EGC. Jakarta.
Emmyrafedziawati and Stella. 2015. Hydrolisis Of Carboxymethyl Cellulose
(CMC) By Bacillus Isolated From Compost. Journal. Trop. Agriculture And
Fd. Sc. Vol. 43 (2): 129-135.
Fogarty WC, Weshoff DC. 1983. Microbial enzymes and biotecnology. Applied
Science Pub. London.
Hadioetomo. 1991. Mikrobiologi Dasar. Rineka Cipta. Bandung.
Indan, Entjang. 2003. Mikrobiuologi dan Prasitologi. PT. Citra Aditya Bakti.
Bandung.
Meryandini Anja et al. 2009. Isolasi Bakteri dan Karakterisasi Enzimnya. Makara
Sains. Vol. 13: 33-38.
Pelczar, M & Chan. 2008. Dasar-dasar Mikrobiologi. Universitas Indonesia.
Jakarta.
Ravimannan, Revathie, Sevvel R, dan Khularajani N. 2014. Alternative Culture
Media For Fungal Growth Using Different Formulation of Protein Sources.
Annals of Biological Research. Vol. 5 (1): 36-39.
Rinaldi M. 1982. Use of Potato Flakes Agar Clinical Mycology. Journal Of
Clinical Microbiology. Vol. 15 (6): 1159-1160.
Tharmila, S., Jeyaseelan, E. C., and Thavaranjit, A. C. 2011. Preliminary
Screening Of Alternative Culture Media For The Growth Of Some Selected
Fungi. Archives of Applied Science Research. Vol. 3 (3): 389-393.
Volk &Wheeler. 1993. Mikrobiologi Dasar jilid 1. Erlangga. Jakarta.
Zheng, Chen Yu, et. al. 2015. Improvement In The Effectiveness of Cryptococcus
laurentii To Control Postharvest Blue Mold Of Pear By Its Culture In -
Glucan Amended Nutrien Broth. Potharvest Biology And Technology. Vol.
104: 26-32.

LAMPIRAN
Perhitungan:
1. Media PDA
Diketahui: M1 = 39 gram
M2 = 4 gram x 3 = 12 gram
V1 = 1 L = 1000 ml
V2 = . . . ?
Jawab:
1 2
=
1 2
39 12
=
1000 2

39 gram . V2 = 12000 ml
V2 = 307, 69 = 308 ml

2. Media NA
Diketahui: M1 = 28 gram
M2 = 4 gram
V1 = 1 L = 1000 ml
V2 = . . . ?
Jawab:
1 2
=
1 2
28 4
=
1000 2

28 gram . V2 = 4000 ml
V2 = 142,85 ml = 143 ml
3. Media NB
Diketahui: M1 = 13 gram
M2 = 4 gram
V1 = 1 L = 1000 ml
V2 = . . . ?
Jawab:
1 2
=
1 2
13 4
=
1000 2

13 gram . V2 = 4000 ml
V2 = 307, 69 ml = 308 ml

4. Media CMC
Diketahui: M1 = 10 gram
M2 = 4 gram
V1 = 1 L = 1000 ml
V2 = . . . ?
Jawab:
1 2
=
1 2
10 4
=
1000 2

10 gram . V2 = 4000 ml
V2 = 400 ml

Anda mungkin juga menyukai