Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM KULTUR JARINGAN TANAMAN

ACARA : 4

OLEH:

TARA DALI MARTA

NIM : 202241039

Kelas : Agroteknologi (B)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
2024
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kultur jaringan atau biasa disebut kultur in vitro merupakan teknik


memperbanyak tanaman dengan cara mengisolasi bagian tanaman seperti sel,
jaringan ata organ dan menumbuhkan tanaman lengkap sama dengan induknya
pada media buatan dalam kondisi aseptic Kultur jaringan dikatakan berhasil apabila
telah memenuhi beberapa syarat meliputi pemilihan eksplan, bahan tanam dan
penggunaan media yang cocok dan dalam keadaan aseptic. Pemilihan eksplan
dalam kultur jaringan adalah bagian tanaman yang masih aktif membelah (jaringan
meristemik), bagian yang digunakan dalam eksplan adalah pucuk, daun, akar dan
kuncup. Media tumbuh dalam kultur jaringan sangat mempengaruhi pertumbuhan .
dan pengembangan eksplan dan bibit yang dihasilkan. Oleh karena itu pemilihan
dan komposisi media yang digunakan tergantung dari jenis tanaman yang
diperbanyak (Ismadi, 2022)

Media dasar yang umum digunakan dalam kultur jaringan adalah yang
mengandung unsur hara makro, unsur hara mikro, sukrosa, vitamin, asam amino,
bahan organik, zat pengatur tumbuh Media MS (Murangshigae and Skoog)
merupakan media yang sering digunakan saat ini. Media tersebut mengandung
unsur hara makro dan mikro yang lengkap dibanding media lainya sehingga dapat
digunakan untuk berbagai jenis spesies tanaman. (Royani, 2019)

MS dimodifikasi dengan menambahkan hormone untuk menunjang


pertumbuhan tanaman kultur jaringan. Selain media praktis ada juga media racikan
yaitu membuat media, terlebih dahulu dilakukan pembuatan media dengan
membuat larutan stok terlebih dahulu. Larutan stok disimpan didalam lemari
pendingin agar tidak mudah rusak dan mencegah terdegradasinya bahan-bahan
kimia oleh mikroba penyebab kontaminasi.Selain penggunaan media, penambahan
Penambahan hormon ZPT (Zat Pengatur Tumbuh) dapat membantu atau
mempengaruhi pertumbuhan dan regenerasi eksplan (Turang, 2023). Zat pengatur
tumbuh adalah salah satu bahan sintetis, atau hormon pertumbuhan, yang
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman melalui pembelahan sel,
ekspansi dan diferensiasi. Pengaturan pertumbuhan ini terjadi melalui pembentukan
hormon, mempengaruhi sistem hormon,menghancurkan, menggusur atau
mentransfer hormon pertumbuhan Zat pengatur tumbuh (ZPT) yang digunakan
dalam kultur in vitro yaitu kelompok auksin dan sitokinin (Kartiman., 2018). ZPT
dari kelas auksin yang biasa digunakan dalam kultur in vitro adalah indole-3-acetic
acid (IAA), indole-3-butyric acid (IBA), asam 2,4-diklorofenoksiasetat (2,4-D),
dan naftalena-asam asetat asam (NAA).Kelompok sitokinin ZPT adalah BA
(benzyladenine), BAP (6-benzylaminopurine),2-iP (isopentenjadenine), kinetin (6-
furfurylaminopurine), zeatin (6-4-hydroxy-3-methyl-trans-2-butenylaminopurine)
dan TDZ (thidiazuron)

Mekanisme kerja hormon auksin dalam mempengaruhi pemanjangan sel


tumbuhan terutama akar adalah auksin menginisiasi pemanjangan sel dengan cara
mempengaruhi relaksasi/pembengkokan dinding sel (Yasmin, 2018). Auksin
merangsang protein tertentu dalam membran plasma sel tumbuhan untuk memompa
ion H ke dalam dinding sel. Ion H ini mengaktifkan enzim tertentu sehingga
memecah ikatan hidrogen pada rantai molekul selulosa yang menyusun dinding sel.
Sel tumbuhan kemudian menjadi stres karena air masuk melalui osmosis .
(Andriani., 2021)
Hormone BAP (Benzyl Amino Purine) merupakan jenis hormone yang sering
digunakan, karena fungsi utama sitokinin yaitu, mendorong pembelahan sel,
mendorong pertumbuhan tanaman secara general, serta pertumbuhan akar dan
menunda terjadinya penunaan (sense) pada tanaman (Zulkaidha, 2019). TDZ
merupakan sitokinin yang merangsang perkembangbiakan tunas walaupun pada
konsentrasi rendah dan dapat menghasilkan tunas kerdil dengan kualitas buruk pada
konsentrasi tinggi. Hormon NAA (naphthalene acetic acid) merupakan hormon
yang termasuk golongan auksin yang sering ditambahkan pada media kultur
jaringan. NAA merangsang pembelahan sel, ekspansi sel dan pemanjangan sel
(Malonga., (2024)).Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan
pembuatan media MS dengan tambahan ZPT dan prosedur pembuatan media.
Manfaat hasil penelitian ini yaitu data penelitian bisa digunakan untuk penelitian
selanjutnya.
1.2 Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mempersiapkan medium untuk kultur organ,
sub kultur, dan kultur suspensi sel.
1.3 Rumusan masalah
• Bagaimana cara pembuatan media kultur
• Mengetahui bahan media yang di gunakan dalam pembuatan media
kultur
1.4 Hipotesa
Proses pembuatan media kultur jika dengan menggunakan ½ MS
(Murashige & Skoog) dan mencampur dengan gula dan hormon-hormon yang
di butuhkan, maka cukup memenuhi unsur hara makro, unsur hara mikro dan
vitamin pada pertumbuhan tanaman.
BAB II

METODE

2.1 waktu dan tempat

Adapun pelaksanakan praktikum di lakukan pada tanggal

2.2 Alat dan bahan

Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini yakni gelas piala ukuran
2000 ml, hotplate, magnetic stirrer, pipet feller, pH meter, pengaduk.
Adapun bahan yang digunakan adalah bahan-bahan kimia untuk membuat
larutan stok A, B, C, dan D, ZPT, aquades, bahan organic, agar-agar, gula, Naoh,
HCL, tissue.

2.3 Tahap pelaksanaan

1. Pembuatan larutan stok

✓ Siapkan cawan petri bersih kemudian didalam permukaan cawan dilapisi


plastic. Cawan diberi label sesuai bahan yang ditimbang
✓ Timbang bahan stok sesuai takaran menggunakan timbangan analitik
✓ Bahan yang sudah ditimbang kemudian masukkan pada botol larutan stok, sisa-
sisa bahan yang menempel pada plastik cawan petri dibilas dengan aquades
kemudian dimasukkan pada botol, dilarutkan dengan aquades menggunakan
magnetic stirrer. Setelah bahan larut sempurna, ambil magnetic stirrer dan
tambahkan aquades sampai 100 ml.
✓ Untuk pembuatan larutan stok E yakni dengan melarutkan Fe2SO4 dengan HCl
0,1 N secukupnya, setelah FeSO4 larut kemudian ditambahkan aquades steril
terus Na2EDTA diaduk dengan magnetic stirrer sampai larut. Magnetic stirrer
diambil kemudian ditambahkan aquades ditepatkan sampai 100 ml. larutan stok
E dibungkus dengan kertas sampai cahaya tidak masuk dalam botol
✓ Untuk pembuatan larutan stok ZPT sitokinin yakni BAP dengan melarutkan
serbuk BAP dengan menggunakan HCl 0,1 N secukupnya, diaduk sampai larut
sempurna, kemudian ditambahkan aquades steril sampai 100 ml, di aduk
sampai larut.
✓ Masing larutan stok diberi label nama bahan, tanggal pembuatan, dan volume
pengambilan berapa ml.
✓ Larutan stok di simpan didalam refrigerant unuk menghindari kerusakan
larutan, untuk ZPT di simpan didalam freezer.

2. Pembuatan media
✓ Siapkan alat-alat seperti gelas piala ukuran 2000 ml, hotplate, magnetic stirrer,
pipet feller, pH meter, pengaduk, tissue.
✓ Timbang stok A, B, C, gula, agar-agar
✓ Siapkan semua larutan stok, ZPT, aquades, bahan organic, agar-agar, gula,
Naoh, HCL
✓ Tuangkan aquades kedalam gelas piala 200 ml
✓ Masukkan semua larutan stok A,B, C, gula. Untuk stok D, E, F, vitamin, ZPT
pengambilan menggunakan pipet filler dimasukkan kedalam gelas piala
✓ Penambahan ZPT dan bahan organik sesuai dengan perlakuan
✓ Aduk menggunakan hotplate magnetic stirrer hingga benar-benar larut
✓ Cek pH media, pH stabil di angka 6,5 apabila pH dibawah 6,5 tambahkan Naoh
secukupnya sampai pH di angka 6,5, apabila pH di atas 6,5 tambahkan HCL
secukupnya sampai pH di angka 6,5
✓ Setelah pH stabil, tambahkan aquades dan agar-agar hingga 1 liter
✓ Panaskan media diatas hotplate sampai homogen
✓ Setelah homogen masukkan media kedalam botol tanam sebanyak 20 ml
✓ Botol ditutup menggunakan alumunium foil dan Beri label sesuai perlakuan
✓ Media di sterilkan menggunakan autoclave selama 25 menit
✓ Setelah di sterilkan, media tanam ditempatkan pada baki yang sudah di lap
bersih menggukan alkohol
✓ Tutup baki dengan plastic wrap dan di simpan pada tempat yang bersih dan
steril
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Dokumentasi

Mempersiapkan beberapa larutan yang akan dii gunakan dalam praktikum


seperti asam borat, CuSO4, mangan, dan beberapa senyawa lainya yang nantinya
akan di larutkan dalan satu wadah dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi
pada media kultur yang akan di tanamani .

Pelarutan larutan senyawa dengan air dan di campur dengan menggunakan


magnetic stirrier
melarutkan bubuk agar-agar yang telah di timbang untuk di campur dengan
larutan yang telah di campur beberapa larutan senyawa sebelumnya.

Penimbangan gula pasir 15g untuk kemudian di campur dan di larutkan


dengan Agar dan larutan lainya di satu wadah . gula digunakan dalam pembuatan
media kultur karena merupakan sumber energi yang penting bagi pertumbuhan dan
perkembangan jaringan tanaman.
Pengecekan Ph dengan menggunakan kertas lakmus untuk mengetahui Tingkat
kemasaman larutan yang di buat dengan menyamakan warna kertas dengan
ketentuan sesuai warnanya, jika terlalu masam maka larutan harus di tambahkan
dengan NaOH, jika terlalu basa maka harus di tambahkan dengan HCL sedikit demi
sedikit sambil menihat perubahan warnanya hingga sesuai atau sampai Ph netral
atau cocok

Kemudian memanaskan larutan hinngga matang dengan di aduk


menggunakan magnetic stierr dengan suhu 450 derajat C selama beberapa menit ,
kemudian jika sudah maka di tuang di botol kultur yang sudah di sterilisasi
sebelumnya . dituang 20 ml di setiap botol dan di tutup dengan menggunakan
aluminium foil dan di tutup dua kali dengan plastic dan di ikat dengan karet gelang
agar rapat dan tidak terjadi kontam. Lalu di masukan lagi di autoklaf di sterilisasi
selama 30 menit dengan suhu 121 derajat C hingga selesai.

3.2 Pembahasan

Media kultur jaringan merupakan tempat bagi eksplan yang akan diperbanyak
tumbuh dan berkembang (Saepudin, (2020).)Media ini terdiri dari berbagai
komposisi dan macam unsur hara dan sebagainya agar eksplan tanaman dapat
mengambil dan Ada dua penggolongan media tumbuh: media padat dan media cair.
Media padat pada umumnya berupa padatan gel, seperti agar. Media cair adalah
nutrisi yang dilarutkan di air. Dalam penggunaannya media kultur jaringan tidak
hanya satu jenis, namun tedapat berbagai macam jenis sesuai dengan kebutuhan.
Macam-macam media kultur jaringan yaitu Murashie & Skoog (MS) digunakan
pada umumnya, B5 untuk kultur tanaman legum, White untuk kultur akar tomat,
Vacin and Went untuk kultur anggrek, Mitsch & Nitsch untuk kultur tepung sari,
Schenk & Hildebrandt untuk tanaman monokotil, Woodey Plant Medium (WPM)
untuk tanaman berkayu (Kurnianingsih, 2020)

Keberhasilan dalam pembuatan media juga di pengaruhi oleh faktor


kebersihan atau steril , jika semuanya steril kemudian siapkan alat-alat seperti gelas
piala ukuran 2000 ml, hotplate, magnetic stirrer, pipet feller, pH meter, pengaduk,
tissue. Timbang stok A, B, C, gula, agar-agar dan menyiapkan semua larutan stok,
ZPT, aquades, bahan organic, agar-agar, gula, Naoh, HCL Tuangkan aquades
kedalam gelas piala 200 ml kemudian masukkan semua larutan stok A,B, C, gula.
Untuk stok D, E, F, vitamin, ZPT pengambilan menggunakan pipet filler
dimasukkan kedalam gelas piala Penambahan ZPT dan bahan organik sesuai
dengan perlakuan yaitu ½ MS berarti mengguunakan 5 ml dan aduk menggunakan
hotplate magnetic stirrer hingga benar-benar larut selanjutnya cek pH mediadengan
menggunakan kertas lakmus pH stabil di angka 6,5 apabila pH dibawah 6,5
tambahkan Naoh secukupnya sampai pH di angka 6,5, apabila pH di atas 6,5
tambahkan HCL secukupnya sampai pH di angka 6,5 dengan mencocokan warna
pada kertas, Setelah pH stabil, tambahkan aquades dan agar-agar hingga 1 liter dan
panaskan media diatas hotplate sampai homogen Setelah homogen masukkan
media kedalam botol tanam sebanyak 20 ml atau perkiraan saja paling tidak sampai
ada 40 botol yang terisi. Botol ditutup menggunakan alumunium foil dan di lapisi
plastic kemudian di karet agar rapat ,beri label sesuai perlakuan ,media di sterilkan
menggunakan autoclave selama 25 menit
Myo-inositol merupakan senyawa golongan karbohidrat yang ditambahkan
pada media kultur dalam jumlah sedikit untuk menstimulasi pertumbuhan sel pada
banyak spesies tanaman. (Istiqomah, 2020) Meskipun bukan tergolong vitamin,
namun senyawa ini akan terpecah jadi vitamin c danpeptin. Myo-inositol memiliki
peran dalam pembelahan sel, digunakan dalam konsentrasi berkisar 50-5000 ppm
Vitamin dibutuhkan tanaman sebagai katalisator dalam berbagai proses
metabolisme. Vitamin digunakan untuk pertumbuhan sel serta proses diferensiasi
sel dan jaringan yang ditanam secara in vitro Beberapa jenis vitamin yang
digunakan dalam kultur in vitro adalah thiamin, nicotinic acid danpyridoxine (Isda,
2014). Diantara ketiganya, yang bersifat esensial adalah thiamin (vitamin B1) yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan sel tanaman. Nicotinic acid dan pyridoxine (vitamin
B6) dibutuhkan hanya oleh spesies tanaman tertentu . Tanaman membutuhkan
vitamin sebagai katalis dalam berbagai proses metabolisme. Vitamin digunakan
untuk pertumbuhan sel dan proses diferensiasi sel dan jaringan yang dikultur secara
in vitro (Widiastoety, 2014). Beberapa vitamin yang digunakan dalamkultur in vitro
termasuk tiamin, asam nikotinat, dan piridoksin. Dari ketiganya, yang terpenting
adalah tiamin (vitamin B1), yang dibutuhkan untuk pertumbuhan sel tanaman.
Hanya spesies tanaman tertentu yang membutuhkan asam nikotinat dan piridoksin
(vitamin B6)
Jenis gula yang biasa digunakan dalam kultur in vitro adalah sukrosa,
jumlahnya bervariasi antara 2-3% atau 20-30 gram per liter media. Selain sukrosa,
terdapat beberapa jenis gula lainnya yaitu laktosa, galaktosa, maltosa, glukosa dan
fruktosa. Gula dipasok ke media tumbuh sebagai sumber karbohidrat untuk
respirasi, karena tanaman yang dibudidayakan bersifat heterotrof dan tidak dapat
melakukan fotosintesis untuk menghasilkan karbohidrat. Respirasi menghasilkan
energi yang digunakan sel tumbuhan untuk pembelahan sel. Jadi, gula ditambahkan
ke lingkungan sebagai sumber energi. (DEWANTI, 2020)

Tujuan penambahan senyawa penyegel adalah untuk membuat media


menjadi padat atau semi padat. Bahan pengepres dapat berupa agar, agarose atau
gel gum. Agarosa dan agarosa digunakan pada konsentrasi 0,7-1,0% (7-10 gram per
liter media), sedangkan gellanum digunakan pada 0,2-0,6% (2-6 gram per liter
media).
BAB IV

KESIMPULAN

Berdasarkan tujuan praktikum di atas maka dapat di simpulkan bahwa


persiapan Media kultur untuk kultur organ, sub kultur, dan kultur suspensi sel
jaringan menggunakan Media ½ MS atau dengan kekuatan setengah/nutrisi
tereduksi mendorong rhizogenesis . meskipun optimasi media basal merupakan
faktor kunci keberhasilan kultur jaringan , berkurangnya mineral , khusunya garam
makro dalam media nutrisi merangsang induksi dan pemanjangan akar, sehingga
tanaman menjadi stabil
BAB V

DAFTAR PUSTAKA

Andriani. ( 2021). . "Identifikasi Jamur Kontaminan pada Berbagai Eksplan Kultur


Jaringan Anggrek Alam (Bromheadia finlaysoniana (Lind.) Miq.". Agro
Bali: Agricultural Journal 4.2 ., 192-199.

DEWANTI. (2020). "Budidaya Anggrek Secara In Vitro." .

Isda, M. (2014). "Induksi akar pada eksplan tunas anggrek Grammatophylum


scriptum var. citrinum secara in vitro pada media ms dengan penambahan
naa dan bap." . Al-Kauniyah: Jurnal Biologi 7.2 , 53-57.

Ismadi. (2022). "Peningkatan Keterampilan Teknologi Kultur Jaringan Tanaman


Skala Rumah Tangga Komunitas Gayo Pecinta Anggrek Provinsi Aceh." .
Jurnal Solusi Masyarakat Dikara 2.3 , 111-116.

Istiqomah. (2020). . "Pengaruh media MS dan VW terhadap pertumbuhan planlet


anggrek bulan (Phalaenopsis amabilis L. Blume) setelah transplanting." .
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Sain.

Kartiman. (2018). "Multiplikasi in vitro anggrek hitam (Coelogyne pandurata


Lindl.) pada perlakuan kombinasi NAA dan BAP.". Jurnal Bioteknologi dan
Biosains Indonesia 5.1 , 75-87.

Kurnianingsih. (2020). "Pelatihan teknik dasar kultur jaringan tumbuhan.". JMM


(Jurnal Masyarakat Mandiri) 4.5 , 888-896.

Malonga. ( (2024)). "Teknik Subkultur dalam Kultur Jaringan Tanaman Anggrek


Ki Aksara (Macodes petola) secara In Vitro.". Jurnal Satwa Tumbuhan
Indonesia 1.1, 15-23.

Royani. (2019). "Induksi Planlet Anggrek Cattlyea Sp Secara In-Vitro Pada Media
Murashige-Skoog Dan Bahan Organik. Jurnal Ilmiah Mandala Education
5.2 , 1-4.
Saepudin. ((2020).). "Pertumbuhan eksplan in vitro anggrek hibrida dendrobium
pada beberapa media dasar dan konsentrasi air kelapa.". Media Pertanian
5.2, .

Turang. (2023). . "EFFECT OF COMBINATION OF MS MEDIA AND GROWTH


REGULATOR BAP ON GROWTH AND DEVELOPMENT OF
Dendrobium mirbelianum Gaudich. ORCHID SHOOTS IN VITRO." .
Jurnal Agroekoteknologi Terapan 4.2, Turang, Varyanti Magdalena, et al.
"EFFECT OF COMBINATION OF MS MEDIA AND GROWTH
REGULATOR BAP ON GROWTH AND DEVELOPMENT OF
Dendrobium m352-360.

Widiastoety, D. (2014). "Pengaruh Auksin dan Sitokinin Terhadap Pertumbuhan


Planlet Anggrek Mokara (Effect of Auxin and Cytokinin on the Growth of
Mokara Orchid Plantlets).". J. hort 24.3 , 230-238.

Yasmin. (2018). "Pembibitan (Kultur Jaringan hingga Pembesaran) Anggrek


Phalaenopsis di Hasanudin Orchids, Jawa Timur." . Buletin Agrohorti 6.3 ,
430-439.

Zulkaidha. (2019). "Upaya Konservasi Tanaman Hias Anggrek Melalui


Perbanyakan Secara Vegetatif dan Kultur Jaringan." . Seminar Nasional
Hasil Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M). Vol. 2. No.
1. .

Anda mungkin juga menyukai