Anda di halaman 1dari 7

PROSES PEMBUATAN MEDIA TANAM

PRAKTIKUM KULTUR JARINGAN


AKMAL MAULANA

UIN RADEN FATAH PALEMBANG

Abstrak :

Pada penelitian kultur jaringan banyak proses yang akan dilalui agar bisa
mendapatkan hasil yang baik dan juga bagus dan salah satu prosesnya yaitu
pembuatan media tanam kultur jaringan dan apa saja prosesnya

Kata kunci : kultur jaringan, media tanam

Abstrak:

In tissue culture research there are many processes to go through in order to get
good and good results and one of the processes is making tissue culture planting
media and what are the processes

Keywords:

A. PENDAHULUAN

Kultur jaringan adalah suatu metode untuk mengisolasi bagian dari


tanaman seperti sekelompok sel atau jaringan yang ditumbuhkan dalam kondisi
aseptik, sehingga bagian tanaman tersebut bisa dapat memperbanyak diri hingga
tumbuh menjadi tanaman-tanaman yang baru kembali dengan sifat yang sama.
Untuk mencapai Keberhasilan kultur jaringan ditentukan oleh media kultur
jaringan yang merupakan Tempat tumbuh bagi eksplan. Media tersebut harus
mengandung semua zat yang diperlukan eksplan untuk menjamin pertumbuhan
eksplan yang ditanam.
Media dasar MS (Murashige dan Skoog) yang merupakan salah media
yang paling banyak digunakan dalam kultur jaringan. Saat ini sudah banyak
penelitian dengan menggunakan media MS yang dimodifikasi.Modifikasi media
dimaksudkan untuk mengetahui kebutuhan hara yang tepat bagi eksplan untuk
tumbuh dan berkembang pada media kultur jaringan dan terbebas dari
kontaminasi.

Faktor lain yang menentukan keberhasilan Dalam kultur jaringan adalah


jenis dan Konsentrasi zat pengatur tumbuh (ZPT), yang Penggunaannya
tergantung pada tujuan dan Tahap pengkulturan. Konsentrasi ZPT pada Medium
sangat berperan dalam morfogenesis (Ali et al., 2007). Sitokinin merupakan
ZPYang berperan dalam mendorong pembelahan Sel atau jaringan dan
merangsang perkembangan tunas (Wareing dan Phillips, 1970).

Dan pada kesempatan ini kita akan membahas bagaimana cara


pembuatan media tanam kultur jaringan yang baik dan benar agar

B. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui dan mempelajari dan mengetahui apa saja alat dan
bahan yang digunakan dalam praktikum kultur jaringan.

C. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan metode pengamatan dengan
cara mengamati alat dan bahan apa saja yang digunakan serta
mengetahui fungsi dari alat dan bahan tersebut dengan mencari literatur
dan jurnal yang ada.
Untuk waktu dan tempat itu berada di laboratorium terpadu UIN
Raden Fatah Palembang pada tanggal 30 Mei 2023.

D. Hasil Dan Pembahasan


1. Alat yang di gunakan
Alat
- Gelas Ukur ukuran 1 L
- Magnetic stirrer yang dilengkapi dengan pemanas;
- Timbangan analitik;
- Botol botol kultur yang sudah steril;
- Tutup botol kultur yang dapat berupa karet, plastik atau
aluminium foil;
- Autoklaf untuk sterilisasi;
- pH indikator
Bahan / Senyawa
- Media Kemasan jadi MS
- Buah tomat yang masak
- ZPT : NAA, BAP
- Sukrosa
-Pemadat
- Aquades
- Larutan KOH atau HCl
2. Cara kerja
Cara membuat satu liter media tanam untuk membuat
Satu liter media tanam untuk kultur in vitro secara umum. Caranya
adalah sebagai
Berikut:
 Siapkan gelas beker (ukuran 2 Liter) dan letakkan di atas
magnetic stirrer. Ukuran Gelas harus lebih besar dari
volume media yang akan dibuat.
 Timbang media beratnya disesuaikan dengan kebutuhan
(untuk satu Liter media) yang tercantum dalam sampul
kemasan. Untuk media MS, ditimbang 2 gram media untuk
pembuatan 1 liter media.
 Untuk pembuatan satu liter media, masukkan senyawa
tersebut pada gelas ukur Yang sudah disediakan.
 Tambahkan akuades hingga 500 ml. Masukkan magnet
Pengaduk dan putar knop “stirrer” magnetic stirrer untuk
pengadukan dan putar Juga knop “heat” untuk
pemanasan.
 Masukkan 30 gram sukrosa (gula pasir) untuk setiap liter
media dan tetap dilakukan Pengadukan dan pemanasan.
 Selanjutnya pada masing-masing jenis media ditambahkan
akuades hingga volume Mendekati satu liter, misal 900 ml.
 Ukur pH dengan pH indikator, kemudian pH tersebut
diadjust atau dijadikan 5.8 – 6.5 Dengan jalan
menambahkan larutan yang bersifat basa (NaOH atau KOH)
jika Terlalu asam atau larutan yang bersifat asam (HCl) jika
terlalu basa.
 Timbang pemadat yaitu 6 gram agar-agar komersial untuk
setiap liter media dan Tambahkan ke masing-masing jenis
media. Tambahkan akuades lagi hingga volumenya benar-
benar tepat satu liter. Pada Saat menambahkan akuades,
magnet pemutar diangkat sebentar, setelah tepatSatu liter
dimasukkan lagi.
 Tetap dilakukan pengadukan („stirrer‟) dan pemanasan
(„heat‟) agar larutan benar- Benar homogen.
 Jika sudah mendidih (suhu mencapai 80oC), maka media
tersebut dituang ke dalam Botol-botol kultur yang sudah
disteril, ditutup rapat dengan penutup botol yang Terbuat
dari karet atau dengan plastik lembaran atau aluminium
foil. Volume Masing-masing botol tergantung ukuran
botolnya, berkisar kurang lebih 20-40 ml.
 Selanjutnya botol-botol yang sudah berisi media tersebut
disteilisasi dengan Autoklaf. Caranya, panci autoklaf diisi air
secukupnya, kemudian „sarangan‟ (Bentuknya seperti
bagian dalamnya dandang yang berlubang) diletakkan di
Dalamnya. Botol-botol yang berisi media tersebut
diletakkan dalam „sarangan‟, Diatur sedemilian rupa agar
efisien dan volume tidak melebihi volume „sarangan‟
Sehingga autoklaf dapat ditutup rapat. Selanjutnya
autoklaf dipanaskan dengan Kompor (untuk jenis autoklaf
kompor) atau dengan listrik (untuk jenis autoklaf Listrik).
„Katup asap‟ dibiarkan terbuka hingga keluar asap. Setelah
asap keluar Dari katup, selanjutnya katup ditutup agar suhu
dan tekanan meningkat.
 Dibiarkan suhu naik hingga mencapai 121oC atau tekanan
mencapai 17 psi (autoklaf umumnya dilengkapi dengan
penunjuk suhu dan tekanan). Proses Sterilisasi media
membutuhkan waktu 15 menit, dihitung sejak suhu
mencapai 121⁰C.
 Setelah proses autoklafing selesai, media tidak dapat
langsung dikeluarkan. Harus Ditunggu dulu sampai suhu
autoklaf mencapai 0oC atau tekanan 0 psi.
 Setelah dikeluarkan dari autoklaf, media ditaruh di ruang
media. Digunakan paling Cepat satu minggu kemudian,
untuk memberikan kesempatan pada Mikroorganisme
(seandainya masih ada dalam media) untuk tumbuh dalam
kurun waktu tersebut, sehingga dapat mencegah
penggunaan media yang mengandung Mikroorganisme
dorman di dalamnya.
Dalam kondisi tidak tersedianya „magnetic stirrer‟ di
laboratorium, makaPembuatan media dapat dilakukan di atas
kompor. Peran gelas ukur digantikan Oleh panci aluminium
atau „stainlessteel‟ yang tahan untuk pemanasan di atas
Kompor, sedangkan untuk mengaduk digunakan sendok
pengaduk sebagai pengganti magnet yang diputar oleh stirrer
(pada „magnetic stirrer‟).

E. Kesimpulan
Kultur jaringan adalah suatu metode untuk mengisolasi bagian
dari tanaman seperti sekelompok sel atau jaringan yang ditumbuhkan
dalam kondisi aseptik, sehingga bagian tanaman tersebut bisa dapat
memperbanyak diri hingga tumbuh menjadi tanaman-tanaman yang baru
kembali dengan sifat yang sama. Untuk mencapai Keberhasilan kultur
jaringan ditentukan oleh media kultur jaringan yang merupakan

Tempat tumbuh bagi eksplan. Media tersebut harus mengandung


semua zat yang diperlukan eksplan untuk menjamin pertumbuhan
eksplan yang ditanam.
DAFTAR PUSTAKA

Purwanto, A.S. Purwantono dan S. Mardin. 2007. Modifikasi Media MS Dan


Perlakuan Penambahan Air Kelapa Untuk Menumbuhkan Eksplan
Tanaman Kentang. Jurnal Penelitian dan Informasi Pertanian “Agrin”.
11(1): 1-7.
Tetsumura, T,, Y. Matsumoto, M. Sato, C. Honsho, K. Yamashita, H. Komatsu, Y.
Sugimoto, H. Kunitake. 2008. Evaluation of Basal media for
micropropagation of four Highbush blueberry cultivars. Sci Hort. 119:
72-4.
Ali, G., F. Hadi, Z. Ali, M. Tariq, and M. A. Khan. 2007. Callus Induction And In
Vitro Complete Plant Regeneration Of Different Cultivars Of Tobacco
(Nicotiana tabacum L.) On Media Of Different Hormonal Concentration.
Biotechnology. 6(4): 561-566.
Wareing, P. F. And I. D. J. Phillips. 1970. The Control Of Growth And
Differentiation In Plants. England : Pergamon Press Ltd.

Anda mungkin juga menyukai