Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI PERTANIAN

“PEMBUATAN MEDIA”

Disusun Oleh :
Nama : Ahmad Agus Danu Saputra
NIM : 215040201111120
Kelas : K2
Asisten : Lintang Jalu Prakasa

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2022
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perbanyakan tanaman menggunakan kultur jaringan atau yang biasa dikenal
dengan kultur in vitro merupakan perbanyakan secara vegetatif buatan yang
menggunakan kondisi yang steril dan terkontrol yang dilakukan dalam botol.
Media yang digunakan adalah media yang sudah terkontrol dengan dosis yang
sesuai dan telah diukur. Media kultur jaringan terdiri dari berbagai bahan
diantaranya yaitu unsur hara makro, unsur hara mikro, vitamin, zat pengatur
tumbuh, media agar dan gula. Bahan pada media kultur memiliki peranan penting
bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Penimbangan komponen media
satu persatu untuk setiap pembuatan media kultur tidak praktis dan hanya dapat
dilakukan jika jumlah zatnya cukup besar. Masalah tersebut dapat diatasi dengan
pembuatan larutan stok. Larutan stok merupakan larutan berisi satu atau lebih
komponen media yang konsentrasinya lebih tinggi (pekat) dari pada konsentrasi
komponen tersebut dalam formulasi yang sesuai dengan media. Media yang
digunakan pada praktikum kali ini yaitu media Murashige and Skoog (MS).
Media ini hampir dapat digunakan dalam semua macam eksplan. Media
Murashige and Skoog terdiri dari unsur hara makro dan mikro, vitamin, zat
pengatur tumbuh, agar dan juga sukrosa. Berdasarkan uraian tersebut, maka
sangat penting dilakukannya praktikum pembuatan media ini sehingga praktikan
dapat mengetahui tahapan pembuatan media beserta berapa takarannya.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pelaksanaan praktikum pembuatan media ini adalah
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui media Murashige & Skoog.
2. Untuk mengetahui pembuatan larutan stok.
3. Untuk mengetahui fungsi-fungsi pada larutan stok.
1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari praktikum pembuatan media kali ini yaitu mahasiswa
dapat mengetahui dan memahami lebih dalam media Murashige &
Skoog,pembuatan larutan stok, fungsi-fungsi pada masing-masing larutan stok
dan komponen penyusun media tanam kultur jaringan serta mahasiswa dapat
mengetahui cara-cara dalam pembuatan media kultur jaringan beserta komposisi
dan konsentrasinya, sehingga dapat mempraktikkannya secara langsung.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Media MS
Dalam penerapan kultur jaringan dibutuhkan media untuk memperbanyak
suatu jaringan. Media yang digunakan kali ini yaitu media MS. Media Ms atau
Murashige dan Skoog merupakan media yang paling banyak digunakan dalam
kultur jaringan.Menurut Inkiriwang et al., (2016),Media MS merupakan media
yang mengandung unsur hara makro dan mikro berupa myoinositol,niacin,
pyridoxin HCL, thiamin HCL, glycine serta glukosa yang banyak digunakan
dalam kegiatan kultur jaringan.kemudian media MS ini dipaparkan lebih lanjut
oleh Fauzy et al.,(2016), bahwa media dasar murashige dan skoog ini paling
banyak digunakan dalam kultur jaringan. Pengaplikasian media MS ini banyak
dimodifikasi dengan tujuan untuk mengetahui kebutuhan hara yang tepat bagi
eksplan untuk tumbuh dan berkembang pada media kultur jaringan dan terbebas
dari kontaminasi. Keberhasilan kultur jaringan sangat ditentukan media yang
digunakan untuk tempat tumbuh eksplan. Media harus mengandung zat yang
diperlukan untuk memastikan pertumbuhan eksplan yang ditanamkan.
2.2 Pembuatan Larutan Stok
Larutan Stok adalah larutan yang konsentrasinya dipekatkan atau ditinggikan
dari konsentrasi media. Menurut Fauzy et al., (2016),pembuatan larutan stok
media yaitu dengan menimbang bahan-bahan kimia, hara makro, hara mikro
maupun zat pengatur tumbuh serta penambahan sukrosa sesuai
konsentrasi.Kemudian bahan-bahan tersebut dilarutkan dengan aquades dan
diaduk hingga homogen dengan menggunakan magnetic stirrer. pH media diatur
berkisar pada kisaran 5,7-5,8 yang diukur menggunakan pH meter. Apabila pH
terlalu rendah, maka ditambahkan dengan sodium hydroxide (NaOH) dan bila pH
terlau tinggi ditambahkan dengan hydrochloric acid (HCl). Kemudian larutan
tersebut dimasukkan ke dalam botol kultur dan diberi label.sedangkan menurut
Harahap (2013),Pembuatan larutan stok didasarkan pada pengelompokan-
pengelompokan yaitu : stok makro, stok mikro, stok Fe (besi), stok vitamin, stok
hormone terutama bila larutan stok tidak disimpan terlalu lama (segera habis
digunakan). Stok hormone dapat disimpan 2 – 4 minggu, sedangkan hara dapat
disimpan 4 – 8 minggu. Dengan adanya larutan stok pembuatan media selanjutnya
tinggal mengencerkan larutan stok saja.
2.3 Fungsi masing-masing Larutan Stok
Larutan stok terdiri dari berbagai macam larutan, seperti larutan stok makro,
larutan stok mikro, larutan stok vitamin, dan larutan stok ZPT. Stok hara dapat
disimpan hingga 2 bulan di tempat gelap bertemperatur rendah, sedangkan stok
ZPT hanya 1 bulan saja (Mastuti, 2017). Fungsi masing-masing larutan stok
menurut Inkiriwang et al., (2016) adalah sebagai berikut :
1. Larutan Stok Makro
Larutan stok makro adalah larutan yang mengandung unsur hara yang
dibutuhkan dalam jumlah banyak. Usnur hara makro meliputi unsur nitrogen (N),
fosfor (P), kalium (K), kalsium (Ca), magnesium (Mg), dan belerang (S) yang
memilikifungsi yang berbeda-beda pada kultur jaringan. Unsur N digunakan
untukpembentukan enzim, asam amino dan asam nukleat. Unsur P untuk
pembentukan ATP, asam nukleat, ko-enzim dan phospholipida. Unsur S untuk
sintesis asam amino dan protein serta ko-enzim A. Unsur K untuk ion pembantu
meninggikan aktivitas enzim-enzim pembawa energi, sintesis enzim, asam amino,
pembukaan dinding sel, kofaktor enzim, dan permeabilitas sel, Unsur Mg untuk
aktivator enzim, sintesis protein dan pembentukan klorofil dna pektin.
2. Larutan Stok Mikro
Larutan stok mikro merupakan larutan yang mengandung unsur hara mikro
yaitu unsur yang dibutuhkkan dalam jumlah sedikit. Unsur hara mikro meliputi
unsur hara tembaga (Cu), mangan (Mn), besi (Fe), boron (B), molybdenum (Mo),
seng (Zn) dan chlor (Cl) yang memiliki fungsi yang berbeda-beda pada kultur
jaringan. Unsur Fe untuk pembentukan klorofil dan sitokrom, unsur Fe tidak dapat
diberikan secara individu melainkan harus berikatan dalam bentuk kelat atau
Na/Fe-EDTA. Unsur Cl untuk mengendalikan tekanan osmosis dan
keseimbanganion. Unsur Cu, Mn, Zn untuk aktivator enzim. Unsur B untuk
mempengaruhi kalsium.
3. Larutan Stok Vitamin
Larutan stok vitamin yang sering digunakan yaitu thiamin (vit B1), nicotic
acid (niacin), pyridoxine (vit B6), dan myo-inositol. Vitamin digunakan untuk
menstimulasi partumbuhan dan perkembangan tanaman. Vitamin yang sering
digunakan yaitu thiamin yang berfungsi untuk perbanyakan kalus dan akar, dan
my-inositol yang berfungsi untuk mempengaruhi pertumbuhan dan morfogenesis
kultur jaringan.
4. Larutan Stok ZPT
ZPT merupakan suatu yang dibutuhkan oleh tanaman untuk menstimulasi
pertumbuhan bagian tanaman seperti kalus, embrio atau organ lainnya. ZPT yang
digunakan kebanyakan yaitu jenis auksin dan sitokinin.
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Fungsi
No. Alat Fungsi
1. Timbangan Untuk menimbang berat bahan yamg diperlukan.
Analitik
2. Termometer Untuk mengukur suhu
3. Gelas Ukur Untuk mengukur cairan yang dibutuhkan.
4. Spatula Mengambil larutan dan bahan serta mengaduk
larutan
5. Beaker Glass untuk tempat pembuatan larutan stok.
6. pH Meter Untuk mengukur pH media
7. Karet Gelang Untuk mengikat antara botol media dengan plastik.
8. Autoclave Untuk mensterilkan alat dan bahan menggunakan
uap air.
9. Label Untuk memberi tanda
10. Plastik Penutup botol kultur
11. Botol kultur Sebagai wadah menempatkan media
12. Erlenmeyer Untuk menampung cairan, bahan,
atau larutan ketika akan digunakan.
13. Mikro Pipet Untuk mengambil larutan stok dengan ukuran
terkecil mikro meter
14. Stirer Untuk mengaduk larutan

3.2 Bahan dan Fungsi


No. Bahan Fungsi
1. Aquades Sebagai pelarut
2. Unsur Hara Kebutuhan nutrisi
Makro
3. Unsur Hara Kebutuhan nutrisi
Mikro
4. Agar Sebagai Bahan media kultur
5. Larutan Sebagai kebutuhan nutrisi tanaman
vitamin
6. NaOH 0,1 N Larutan yang digunakan untuk
menambahkan apabila larutan
bersifat terlalu asam
7. HCl 0,1 N Larutan yang digunakan untuk
menambahkan apabila larutan
bersifat terlalu basa
8. Sukrosa Sebagai penyedia nutrisi
9. ZPT Untuk mempercepat pertumbuhan tanaman

3.3 Diagram Alir

Pipet larutan stok (Makro, mikro, Vitamin, Fe-Na-EDTA) sesuai


kebutuhan

t
Masukan dalam Beaker gelas dan tambahkan Aquades sampai
volume yang di inginkan
a
Masukan Magnet Stirer kedalam Beaker gelas dan letakan pada
Plate Magnetic Stirer

a
Nyalakan magnetic stirrer supaya larutan homogen dan tambahkan
Sukrosa (30 g/L) sampai larut

m
Ukur pH Larutan sesuai ketentuan (5,8), dengan pH Meter atau
Kertas pH Universal

n
Jika pH sudah sesuai, tambahkan agar-agar (6,7 g/L) yang sudah
disiapkan panaskan sampai mendidih dan larut sempurna

Tiriskan sampai tidak terlalu panas dan tuangkan dalam botol


kultur (Masing-masing 20 mL)

Tutup botol dengan plastic yang sudah di siapkan dan media siap
di sterilisasi dengan Autoclave pada tekanan 1.5 psi selama 20
menit

Setelah di autoclave botol media di pindahkan ke ruang kultur


jaringan dan selanjutnya siap untuk digunakan sebagai media

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Keadaan Media Ms
4.2 Pembahasan

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA
Erni Royani Harahap, Luthfi A. M Siregar, Eva Sartini Bayu. 2013.
PERTUMBUHAN AKAR PADA PERKECAMBAHAN BEBERAPA
VARIETAS TOMAT DENGAN PEMBERIAN POLYETHYLENE
GLIKOL (PEG) SECARA IN VITRO. Jurnal Online Agroekoteknologi
Vol.1, No.3, Juni 2013 ISSN No. 2337- 6597
Fauzy, E. (2016). Pengaruh penggunaan media murashige dan skoog (MS) dan
vitamin terhadap tekstur, warna dan berat kalus rumput gajah (Pennisetum
purpureum) CV. Hawaii pasca radiasi sinar gamma pada dosis LD50 (in
vitro). Students e-Journal, 5(4).
Inkiriwang, A. E., Mandang, J., & Runtunuwu, S. (2016). Substitusi Media
Murashige dan Skoog/MS dengan Air Kelapa dan Pupuk Daun Majemuk
pada Pertumbuhan Anggrek Dendrobium secara in vitro (In Vitro Growth
of Dendrobium Orchids under Substitution Murashige dan Skoog/MS
Medium With Coconut Water and Compound Leaf Fertilizer). Jurnal Bios
Logos, 6(1).
Mastuti, Retno. 2017. Dasar-dasar Kultur Jaringan Tumbuhan. Malang: UB Press

DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai