Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR

“PEMBUATAN MEDIUM BIAKAN”

Disusun oleh :

Nama : Refi Monika Safitri


NPM : E1G020004
Prodi :Teknologi Industri Pertanian
Hari/Tanggal : Kamis /
Kelompok : Shift Kamis
Anggota Kelompok :-
Dosen :1. Ir. Hasanuddin, M.Sc.
2. Tuti Tutuarima, STP., M. Si.
Ko-Ass : Trio Setiawan ( E1G017049 )

LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Medium biakan / kultur adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran nutrisi (zat
makanan bergizi) yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme. Agar
mikroorganisme tumbuh dengan baik, maka medium harus mengandung semua nutrisi yang
diperlukan, tidak mengandung zat penghambat, dalam keadaan steril, mempunyai tekanan
osmoses yang sesuai, dan mampunyai tegangan dan ph yang sesuai. Medium pertumbuhan
mikroorganisme terbagi manjadi tiga bagian yaitu jenis medium berdasarkan komponen dasar
pembentuknya (medium kompleks dan medium yang tersusun dari bahan kimia tertentu),
jenis medium berdasarkan komposisi mediumnnya (medium umum, medium diperkaya,
medium selektif, dan medium diferensial), dan jenis medium berdasarkan komponen
bentuknya (medium cair, medium semi padat, dan medium padat).
Agar-agar, gelatin, atau gel silica merupakan bahan untuk membuat mediummenjadi
padat. Namun, yang paling umum digunakan adalah agar-agar. Meskipunbahan utama agar-
agar adalah gelatin, yaitu suatu kompleks karbohidrat yangdiekstrasi dari algae marine genus
Gelidium, namun sebagian besarmikroorganisme tidak dapat menggunakannya sebagai
makanan sehingga agar-agar dapat berlaku hanya sebagai pemadat.
Medium yang digunakan untuk menumbuhkan mikroba dapat
diklasifikasikanberdasarkan pada komposisi (medium sintetis, medium semi sintetis, dan
mediumnon-sintetis), konsentrasi (solid medium, semi solid medium, dan broth medium),dan
selektivitas (medium umum, medium diferensial, medium uji, dan mediumdiperkaya)

1.2 Tujuan
1. Mahasiswa mengenal jenis-jenis medium untuk pertumbuhan mikroorganisme
berdasarkan komposisinya.
2. Mehasiswa mampu menyiapkan media untuk pertumbuhan mikroorganisme.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Berdasarkan kegunaanya media NA (Nutrient Agar)termasuk kedalam jenis media umum,


karena media ini merupakan mediayang paling umum digunakan untuk pertumbuhan
sebagian besar bakteri.Bedasarkan bentuknya media ini berbentuk padat, karena mengandung
agarsebagai bahan pemadatnya.Media padat biasanya digunakan untukmengamati
penampilan atau morfologi koloni bakteri (Munandar, 2016:84).

Medium adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran nutrisi untuk menumbuhkan
mikroorganisme.selain untuk menumbuhkan mikroorganisme,medium dapat digunakan untuk
isolasi,pengujian sifat-sifat fisiologi,dan perhitungan jumlah mikroorganisme.(Anna
Rakhmawati,2012).

Media biakan yang mampumendukung optimalisasi pertumbuhan milroorganisme harus


dapat memenuhipersyaratan nutrisi bagi mikroorganisme. unsur tersebut berupa garam
organik,sumber energy (karbon), vitamin dan zat pengatur tumbuh (ZPT). Selain itudapat
pula ditambahkan komponen lain seperti senyawa organik dan senyawa kompleks lainya
(Suardana dkk,2014).

Secara umum media yang baik untuk pertumbuhan harus memenuhi persyaratan
berikut:
a. Mempunyai semua nutrisi yang mudah digunakan oleh organisme
b. Mempunyai tekanan osmosa, tegangan permukaan dan derajat kemasaman (pH)
yang sesuai.
c. Tidak mengandung zat-zat yang menghambat pertumbuhan mikroorganisme yang
dikehendaki
d. Steril dan terlindung dari kontaminasi (Ristiati, 2015).
Persyaratan yang harus dipenuhi dalam penyiapan medium supaya mikroorganisme
dapat tumbuh baik adalah:
1. Mengandung semua nutrisi yang mudah digunakan oleh mikroba
2. Mempunyai tekanan osmose, tegangan permukaan, dan pH yang sesuai
3. Tidak mengandung zat-zat penghambat
4. Steril
(Rakhmawati, 2012).
BAB III
METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan

A. MEDIUM POTATO DEXTROSE AGAR (PDA)


a. Bahan dan Alat
Bahan Alat
• 200 g kentang atau 40 g • Gelas piala 1 L • Batang pengaduk
potato extract • Gelas piala 200 ml • Pisau
• 20 g dextrosa • Gelas erlenmeyer 250 ml • Kain saring
• 17,5 g tepung agar • Tabung reaksi • Corong 7,5 cm
• 1 l aquades • Autoklaf • Timbangan
• Kertas pH • Penangas • Pipet ukur
• HCl atau asam asetat
• KOH atau NaOH

b. Prosedur Pembuatan
1. Kentang dikupas, dicuci bersih dan dipotong kecil berukuran 0,5 cm2.
2. Timbang potongan kentang seberat 200 gram
3. Rebus kentang dengan 1 L aquades sampai mendidih selama 15 menit
4. Saring ekstrak kentang (air rebusan) dengan kain saring dan masukkan ke
dalam gelas piala
5. Jika volume air kurang dari 1 L, perlu ditambahkan hingga mencapai 1 L.
6. Tambahkan tepung agar dan dextrosa, panaskan kembali sampai mendidih
sambil diaduk hingga homogen
7. Ukur pH, jika kurang dari 7 tambahkan NaOH atau KOH dan jika lebih dari 7
tambahkan HCl atau asam asetat.
8. Masukkan medium ke dalam gelas erlenmeyer atau tabung reaksi yang telah
disterilkan, kemudian disumbat dengan kapas.
9. Bungkus tabung dengan kertas dan masukkan ke dalam autoklaf.
10. Sterilkan dengan autoklaf dengan tekanan 2 atm (15 psi) dan suhu 121 oC
selama 20 – 30 menit.
11. Setelah selesai, tunggu dingin dan dikeluarkan.
12. Medium disimpan dalam tempat penyimpanan
Catatan:
 PDA biasanya digunakan untuk pembiakan jamur
 Untuk medium cairnya, gunakan prosedur yang sama tanpa
menggunakan agar.

B. MEDIUM NUTRIENT AGAR (NA)


a. Bahan dan Alat
Bahan Alat
• 3 gr ekstrak daging • Gelas piala 1 L • Batang pengaduk
• 5 gr pepton • Gelas piala 200 ml • Pisau
• 17,5 gr tepung agar • Gelas erlenmeyer 250 • Kain saring
• 1 L aquades ml • Corong 7,5 cm
• Kertas pH • Tabung reaksi • Timbangan
• HCl atau asam asetat • Autoklaf • Pipet ukur
• KOH atau NaOH • Penangas

b. Prosedur Pembuatan
1. Agar, ekstrak daging, pepton dan aquades dimasukkan ke dalam gelas piala.
Aduk sehingga larutan homogen dan dipanaskan hingga mendidih.
2. Air yang hilang selama pemanasan ditambah sehingga volume mencapai 1 L.
3. Saring dengan kain saring.
4. Ukur pH, jika kurang dari 7 tambahkan NaOH atau KOH dan jika lebih dari 7
tambahkan HCl atau asam asetat.
5. Masukkan medium ke dalam gelas erlenmeyer atau tabung reaksi yang telah
disterilkan, kemudian disumbat dengan kapas.
6. Bungkus tabung dengan kertas dan masukkan ke dalam autoklaf.
7. Sterilkan dengan autoklaf dengan tekanan 2 atm (15 psi) dan suhu 121 oC
selama 20 – 30 menit.
8. Setelah selesai, tunggu dingin dan dikeluarkan.
9. Medium disimpan dalam tempat penyimpanan
Catatan:
 NA biasanya digunakan untuk pembiakan bakteri
 Untuk medium cairnya, gunakan prosedur yang sama tanpa menggunakan
agar.

C. MEDIUM PLATE COUNT AGAR (PCA)


a. Bahan dan Alat
Bahan Alat
• 22,5 gr yeast extract • Gelas piala 1 L • Batang pengaduk
• 5 gr tryptone • Gelas piala 200 ml • Pisau
• 1 gr dextrosa • Gelas erlenmeyer 250 ml • Kain saring
• 15 gr tepung agar • Tabung reaksi • Corong 7,5 cm
• 1 L aquades • Autoklaf • Timbangan
• Penangas • Pipet ukur

b. Prosedur Pembuatan
1. Semua bahan dimasukkan ke dalam gelas piala. Aduk sehingga larutan
homogen dan dipanaskan hingga mendidih.
2. Saring dengan kain saring.
3. Ukur pH, jika kurang dari 7 tambahkan NaOH atau KOH dan jika lebih dari 7
tambahkan HCl atau asam asetat.
4. Masukkan medium ke dalam gelas erlenmeyer atau tabung reaksi yang telah
disterilkan, kemudian disumbat dengan kapas.
5. Bungkus tabung dengan kertas dan masukkan ke dalam autoklaf.
6. Sterilkan dengan autoklaf dengan tekanan 2 atm (15 psi) dan suhu 121 oC
selama 20 – 30 menit.
7. Setelah selesai, tunggu dingin dan dikeluarkan.
8. Medium disimpan dalam tempat penyimpanan
Catatan:
➢ PCA biasanya digunakan untuk menghitung total mikroba pada sampel
BAB IV
HASIL PENGAMATAN

1. Apa perbedaan mendasar antara nutrisi PDA dan NA!


Jawab :
Perbedaan pembuatan media pertumbuhan NA dan PDA adalah pada bahan
yang digunakan, pada pembuatan NA bahan utama yang digunakan adalah beef
ekstrak, sedangkan pada pembuatan PDA bahan utama yang digunakan adalah
kentang dan dextros. Media NA digunakan untuk menumbuhkan isolat bakteri,
sedangkan PDA digunakan untuk menumbuhkan isolat cendawan atau jamur.

2. Carilah 5 resep medium kultur lain (dibaca dari pustaka) yang belum ada dipenuntun
ini. Jangan lupa sertakan daftar pustakanya.
Jawab :
Nama Media: Medium tauge ekstrakagar (TEA)
Bahan Cara Pembuatan

1. Tauge: 100 gram 1. Memotong tauge pada bagian bawah akar dan
2. Sukrosa: 60 gram bagian atas pucuknya
3. Agar: 15 gram 2. Mengambil bagian tengah dan memotong- motong
4. Aquadest: 1000 mL seukuran satu centimeter, kemudian mencucinya
Menimbang tauge sebanyak 10 gr, sukrosa 6 gr,
agar 1,5 gr, dan aquadest sebanyak 100 mL.
3. Memasukkan tauge dan aquadest tadi ke dalam
erlenmeyer kemudian mendidihkannya pada
penangas.
4. Setelah mendidih, mengangkat larutan tersebut dan
menyaring ekstraknya dengan menggunakan kertas
saring dan corong lalu memasukkannya ke dalam
erlenmeyer.
5. Menambahkan sukrosa dan agar lalu menambahkan
aquadest hingga volumenya 100 mL dan
mengaduknya.
6. Memanaskan kembali hingga mendidih dan
homogen lalu mengangkat dan menutup mulut
erlenmeyer dengan menggunakan aluminium foil
7. Menaruhnya dalam otoklaf dengan tekanan 2 atm
selama 15- 20 menit.
8. Menyimpan di dalam lemari pendingin.

Nama media: Malt Ekstrak Agar (MEA)

Bahan Cara Pembuatan

1. 5,0 g malt extract 1. Timbang semua bahan, masukkan ke dalam


2. 10,0 g tepung kedelai gelas piala atau wadah lain, tambahkan air
3. 1,0 g pepton dan aduk dengan pengaduk gelas sampai
4. 0,5 g KH2PO4 larut.
5. 0,5 g MgSO4.7H2O 2. Panaskan larutan media tersebut dalam
6. 1,0 ml larutan FeCl3 1% penangas air sampai mendidih selama kurang
7. 0,1 g yeast extract lebih 30 menit sambil sering diaduk-aduk
8. 15,0 g agar-agar difco sampai semua agar-agar larut.
9. 1,0 L ai 3. Ukur 10 mL agar-agar dalam keadaan panas,
masukkan ke dalam tabung reaksi steril, dan
tutup kembali dengan kapas. Apabila media
mengental, panaskan kembali.
4. Ikat kuat-kuat tabung reaksi dengan
menggunakan beberapa karet dan ditutup
kertas, lalu beri label pada media.
5. Sterilkan menggunakan autoklaf dengan suhu
121⁰C selama 15 menit. Autoklaf bisa diganti
dengan pressure cooker (panci presto).
6. Bila waktu sterilisasi selesai, jangan langsung
membuka tutup autoklaf, tetapi tunggu sampai
tekanan menunjuk angka nol.
Nama media: Potato Dextrosa Broth (PDB)

Bahan Cara Pembuatan

1. Potato 1. Ditimbang semua alat dan bahan


2. Aquades 2. Digerus potato starch sampai halus
3. dextosa 3. Ditimbang potato starch sebnyak 4
gram, dan dextosa 20 gram
4. Kemudian potato starch dicampur
dengan dextosa lalu dipanaskan kembali sampai
zat tersebut larut sempurna
5. Dimasukan dalam erlemyer dan
dicukupkan volumenya dengan aquades sampai
100 ml kemudian erlenmeyer ditutup dengan
kapas
6. Disterilkan dalam autoklaf pada suhu
121 derajat selsius selama 15 menit

Nama Media: Mac Conkey Agar (MAC)

Bahan Cara Pembuatan

1. Peptone (Pancreatic dige 1. Timbang 50 gram bubuk Media MacConkey,


st of gelatin) 17 gram 2. larutkan dengan aquadest sebanyak 1 liter.
2. Proteose peptone (meat a 3. Panaskan sampai mendidih untuk melarutkan
nd casein) 3 gram media.
3. Lactose monohydrate 4. Sterilkan dalam autoclave pada suhu 121°C
10 gram selama 15 menit.
4. Bile salts 1,5 gram 5. Tunggu suhu sampai hangat-hangat kuku (45°C-
5. Sodium chloride 5 gram 50°C). Homogenkan,
6. Neutral red 0,03 gram tuang ke dalam cawan petri.
7. Crystal Violet
0,001 gram
8. Agar 13,5 gram
9. Aquadest 1 liter
Nama Media: Sabouraud Dextrose Agar (SDA)
Bahan Cara Pembuatan

1. Mycological peptone 10 1. Semua APD digunakan dengan baik, benar


g  dan lengkap. 
2. Glucose 40 g  2. Disiapkan semua alat- alat dan bahan- bahan
3. Agar 15 g yang akan digunakan. 
3. Dipastikan semua alat dan bahan dalam
keadaan siap digunakan. 
4. Ditimbang serbuk media SDA (Sabouraud
Dextrose Agar) sebanyak 1,560 gram. 
5. Dipindahkan serbuk media SDA (Sabouraud
Dextrose Agar) ke beaker glass, lalu    
ditambahkan aquades sebanyak 24 ml,
dipindahkan ke dalam erlenmeyer. 
6. Dihomogenkan larutan dengan bantuan
pemanasan dan pengadukan. 
7. Pelarutan tidak boleh sampai mendidih
(pelarutan harus sempurna sehingga tidak
ada kristal yang tersisa). 
8. Dicek pH larutan sesuai petunjuk media (pH
= 5,6 ±0,2) pada suhu 25°C
9. Diperhatikan pengecekan suhu larutan saat
pengecekan pH media. 
10.Ditambahkan NaOH 0,01N jika pH larutan
kurang basa dan ditambahkan HCl 0,01N
jika pH larutan kurang asam. 
11.Disterilisasi ±121°C (1 atm) selama ±15
menit. 
12.Dikeluarkan larutan dari autoklaf, saat suhu
rendah (200C) dan tekanan telah turun
(dilihat indikator autoklaf). 
13.Dibiarkan larutan hingga suhu ±500C lalu
ditambahkan antibiotik amoxicilyne 500 mg
(sebelumnya antibiotik amoxicilyne 500 mg
telah dilarutkan dengan 10 ml aquades, dan
tiap 100 ml SDA = 1 ml suspensi
amoxicilyne). 
14.Dihomogenkan larutan yang telah
ditambahkan antibiotik amoxicilyne (dapat
dibantu pemanasan, suhu ≤ 70°C). 
15.Dituangkan ke petri disk steril yang telah
disediakan. 
16.Dibiarkan media pada petri disk membeku
dengan sempurna. 
17.Dimasukkan media ke inkubator (± 37°C),
selama ± 24 jam untuk uji kualitas media,
dengan posisi petri disk terbalik. 
18.Disimpan pada suhu 4°C- 8°C untuk
menyimpan media.
BAB V
PEMBAHASAN

Menurut Rahayu (2014) Pembiakan mikrobia dalam laboratorium memerlukan media


yang berisi zat-zat hara atau nutrien serta lingkungan pertumbuhan sesuai dengan
mikroorganisme.
Media yang berisi zat yang dibutuhkan mikroorganime berupa medium, sesuai dengan
pendapat Cahyani (2014) bahwa medium merupakan suatu bahan yang terdiri atas campuran
zat makanan (nutrient) yang berfungsi sebagai tempat tumbuh mikrobia. Selain untuk
menumbuhkan mikrobia, medium dapat digunakan juga untuk isolasi, memperbanyak,
pengujian sifat–sifat fisiologi, dan perhitungan jumlah mikrobia.
Ditambahkan oleh Harti (2014), media merupakan nutrien yang dibutuhkan oleh
mikroorganisme untuk pertumbuhan secara in vitro. Pemilihan media yang akan digunakan
disesuaikan sifat penelitian atau pemeriksaan. Fungsi dari suatu media yaitu secara kualitatif
digunakan untuk isolasi dan identifikasi mikroorganisme, sedangkan secara kuantitatif
digunakan untuk perbanyakan dan perhitungan jumlah mikroorganisme. Pendapat tersebut
berkaitan dengan perbedaan dari media NA dan PDA yang dipaparkan pada hasil
pengamatan.
Menurut Munandar (2016), media NA (Nutrient Agar) berdasarkan bahan yang
digunakan termasuk dalam kelompok media semi alami, media semi alami merupakan media
yang terdiri dari bahan alami yang ditambahkan dengan senyawa kimia. Berdasarkan
kegunaanya media NA (Nutrient Agar) termasuk kedalam jenis media umum, karena media
ini merupakan media yang paling umum digunakan untuk pertumbuhan sebagian besar
bakteri. Bedasarkan bentuknya media ini berbentuk padat, karena mengandung agar sebagai
bahan pemadatnya. Media padat biasanya digunakan untuk mengamati penampilan atau
morfologi koloni bakteri.
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Medium merupakan suatu bahan yang terdiri atas campuran zat makanan (nutrient)
yang berfungsi sebagai tempat tumbuh mikrobia. Selain untuk menumbuhkan mikrobia,
medium dapat digunakan juga untuk isolasi, memperbanyak, pengujian sifat–sifat fisiologi,
dan perhitungan jumlah mikrobia.
Pembiakan mikrobia dalam laboratorium memerlukan media yang berisi zat-zat hara
atau nutrien serta lingkungan pertumbuhan sesuai dengan mikroorganisme.
Media merupakan nutrien yang dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk pertumbuhan
secara in vitro. Pemilihan media yang akan digunakan disesuaikan sifat penelitian atau
pemeriksaan. Fungsi dari suatu media yaitu secara kualitatif digunakan untuk isolasi dan
identifikasi mikroorganisme, sedangkan secara kuantitatif digunakan untuk perbanyakan dan
perhitungan jumlah mikroorganisme. Pendapat tersebut berkaitan dengan perbedaan dari
media NA dan PDA yang dipaparkan pada hasil pengamatan.
Jenis-jenis Media:
1. Potato Dextrose Agar (PDA)
2. Nutrient Agar (NA)
3. Plate Count Agar (PCA)
4. Tauge Ekstrakagar (TEA)
5. Malt Ekstrak Agar (MEA)
6. Potato Dextrosa Broth (PDB)
7. Mac Conkey Agar (MAC)
8. Sabouraud Dextrose Agar (SDA)

6.2 Saran
Saran yang dapat saya berikan adalah agar praktikan lain dapat berkonsentrasi dan teliti
dalam melakukan praktikum meskipun masih dalam keadaan online, karena ketelitian
mempengaruhi hasil pengamatan. Dan juga harapannya agar semua praktikan bisa menghafal
dan mengetahui alat-alat dan metode kerja pada praktikum ini, jadi ketika offline nanti
praktikan dapat menguji dan melakukan praktikum secara langsung dan benar .
DAFTAR PUSTAKA

Rakhmawati, A. 2012. Penyiapan Media Organisme. Yogyakarta. Jurusan Pendidikan


Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri
Yogyakarta. Halaman 2.
Ristiati, N. P. 2015. Pengantar Mikrobiologi Umum. Edisi 1. Edited by H. Putra. Denpasar:
Udayana University Press.
R,ana 2012 .,penyiapan media mikroorganisme, pelatihan laboratorium guru
SMA.,kab.purworejo

Munandar K,2016 . Pengenalan laboratorium IPA-BIOLOGI sekolah.bandung: Refika


Aditama
Suardani dkk;2014, identifikasi E.coli 0157,jurnal kedokteran hewan vol 8

Anda mungkin juga menyukai