Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR

“PEMBUATAN MEDIUM BIAKAN”

Disusun Oleh :

Nama : Reni Andriani


NPM : E1G018085
Hari/Tanggal : Jum’at / 5 April 2019
Kelompok : III (Tiga)
Anggota Kelompok : 1. Ajia Nurbawita ( E1G018113)
2. Alriansyah Idris (E1G018111)
3. Randi Dwika (E1G018083)
Dosen : 1. Ir Hassanudin, M.Sc
2. Tuti Tutuarima, STP., M.Si
Ko-Ass : Ade Tri Hartawi (E1G016028)

LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mikroorganisme sangat erat kaitanya dengan kehidupan manusia, beberapa
diantaranya merugikan karena menyebabkan penyakit dan beberapa juga bermanfaat
misalnya terlibat dalam pembuatan anggur, keju, yogurt, produksi insulin, serta proses
perlakuan yang berkaitan pembuangan limbah (Pelczar, 2007).
Media tumbuh bagi mikroba memiliki keragaman dalam hal tipe nutrisi tergantung
mikroba yang mengimbanginya. Sumber nutrien bisa berasal dari alamiah maupun buatan
seperti campuran zat-zat kimiawi. Media dituang kedalam wadah-wadah selain sesuai juga
disterilkan sebelum digunakan. PH medium perlu disesuaikan dan ditentukan dengan nilai
yang optimum bagi pertumbuhan miroba (Putri, 2010).
Media biakan adalah bahan atau campuran bahan yang dapat digunakan untuk
membiakkan mikroorganisme karena memiliki daya dukung yang tinggi terhadap
pertumbuhan dan perkembangbiakannya, menurut susunannya, media dapat dibagi menjadi
tiga golongan yaitu media alam, media semi sintetik dan media sintetik. Dalam media alam
komponen nutrisi tidak dapat diketahui dengan setiap waktu karena dapat berubah-ubah
dalam bahan yang digunakan dan bergantung dari asalnya. Sebagai contoh ialah kentang,
jagung, serangga, rambut, dan sebagainya. Dalam media semi sintetik selain bahan hasil
pertanian, digunakan pula zat-zat kimia yang komposisinya diketahui dengan tepat (winda,
2009).
Jenis Medium sangat bervarisasi bergantung kepada apa yang dijadikan dasar
penanaman. Berdasarkan kepada bentuknya dikenal tiga macam medium, yaitu medium cair,
medium semi solid dan medium padat. Beda utama ketiga macam medium padat. Beda utama
ketiga macam medium, yaitu ada tidaknya bahan pemadat. Medium cair tidak menggunakan
bahan pemadat. Medium semi solid dan medium padat menggunakan bahan pemadat. Agar-
agar paling umum digunakan. jumlah bahan pemadat pada medium semi solid setengahnya
dari medium padat jumlah agarnya 1.5%-18% (Amni, 2009).
1.2 Tujuan
1. Mahasiswa mengenal jenis-jenis medium untuk pertumbuhan mikroorganisme berdasarkan
komposisinya.
2. Mahasiswa mampu menyiapkan media untuk pertumbuhan mikroorganisme.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Media merupakan suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi yang dipakai untuk
menumbuhkan mikroorganisme baik dalam mengkultur bakteri, jamur, dan mikroorganisme
lain. Suatu media dapat menumbuhkan mikroorganisme dengan baik diperlukan persyaratan
antara lain: Media diinkubasikan pada suhu tertentu, kelembapan harus cukup, pH sesuai, dan
kadar oksigen cukup baik, media pembenihan harus steril, media tidak mengandung zat-zat
penghambat, dan media harus mengandung semua nutrisi yang mudah digunakan
mikroorganisme (Radji, 2010).
Nutrisi yang dibutuhkan mikroorganisme untuk pertumbuhan meliputi karbon,
nitrogen, unsur non logam seperti sulfur dan fosfor, unsur logam seperti Ca, Zn, Na, K, Cu,
Mn, Mg, dan Fe, vitamin, air, dan energi (Cappucino, 2014).
Media pertumbuhan dapat berupa media cair, media kental (padat), media yang
diperkaya, media yang kering dan media yang sintetik, media pertumbuhan mikrooorganisme
berupa media padat, media cair dan media semi padat. (Dwidjoseputro, 2005).
Salah satu media agar yang cocok dan mendukung pertumbuhan jamur adalah PDA
(Potato Dextrose Agar) yang merupakan media terdiri atas dextrose, sari kentang dan agar.
Media PDA mendukung pertumbuhan jamur karena dapat menghindari kontaminasi bakteri
dengan keasaman pada media yang rendah (pH 4,5 sampai 5,6) sehingga menghambat
pertumbuhan bakteri yang membutuhkan lingkungan yang netral dengan pH 7,0, dan suhu
optimum untuk pertumbuhan antara 25-30 °C (Cappucino, 2013).
Ekstra kentang pada PDA merupakan sumber karbohidrat, dextrose (gugusan gula,
baik itu monosakarida atau polysakarida) sebagai tambahan nutrisi bagi biakan, sedangkan
agar-agar merupakan bahan media/tempat biakan yang baik, karena agar-agar mengandung
cukup air sehingga baik untuk budidaya jamur tiram ( Nurjanah, 2016).
Peran utama nutrien adalah sebagai sumber energi, bahan pembangun sel dan sebagai
akseptor elektron dalam reaksi bioenergetik (reaksi yang menghasilkan energi). Oleh
karenanya bahan makanan yang diperlukan terdiri dari air, sumber energi, sumber karbon,
sumber akseptor elektron, sumber mineral, faktor pertumbuhan dan nitrogen. Selai itu, secra
umum nutrien dalam media pembenihan harus mengandung seluruh elemen yang penting
untuk sintesis biologik organisme baru (Arfiandi, 2009)
BAB III
METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1Alat 3.1.2 Bahan
1. Gelas piala 1 L 1. 200 g kentang atau 40 g potato
2. Gelas piala 200 ml, 250 ml extract
3. Tabung reaksi 2. 20 g dextrosa
4. Autoklaf 3. 17,5 g tepung agar
5. Penangas 4. 1 L aquades
6. Batang pengaduk 5. Kertas pH
7. Pisau 6. HCl atau asam asetat
8. Kain saring 7. 3 g ekstrak daging
9. Corong 7,5 cm 8. 5 g pepton
10. Timbangan 9. 17,5 tepung agar
11. Pipet ukur 10. 22,5 g yeast extract
11. 5 g tryptone
12. 1 g destrose
13. 15 g tepung agar

3.2 Prosedur Kerja


3.2.1 Medium Potato Dextrose Agar (PDA)
1. Mengupas kentang, mencuci bersih dan memotong kecil berukuran 0,5 cm2.
2. Menimbang potongan kentang seberat 200 g.
3. Merebus kentang dengan 1 L aquades sampai mendidih selama 15 menit.
4. Menyaring ekstrak kentang (air rebusan) dengan kain saring dan dimasukkan ke dalam
gelas piala.
5. Menambahkan tepung agar dextrosa, memanaskan kembali campuran hingga mendidih
seraya diaduk hingga homogen.
6. Mengukur pH, jika kurang dari 7 , perlu ditambahkan NaOH atau KOH dan jika lebih
dari 7 ditambahkan HCl atau asam asetat.
7. Memasukkan medium ke dalam erlenmeyer yang telah di sterilkan dan disumbat dengan
kapas.
8. Membungkus tabung reaksi dengan kertas dan memasukkannya ke dalam autoklaf.
9. Mensterilkan dengan autoklaf bertekanan 2 atm dan suhu 121℃ selama 20-30 menit.
10. Menunggu medium dingin dan keluarkan medium.
11. Medium disimpan dalam tempat penyimpanan.
Note :
 PDA digunakan untuk pembiakan jamur.
 Untuk medium caitnya, menggunakan prosedur yang sama tanpa menggunakan agar.
3.2.2 Medium Nutrient Agar (NA)
1. Memasukkan agar, ekstrak daging, pepton dan aquades ke dalam gelas piala.
Mengaduknya hingga larutan homogen dan memanaskannya hingga mendidih.
2. Menambah air yang hilang selama pemanasan sehingga volume kembali menjadi 1 L.
3. Menyaring larutan dengan kain saring.
4. Mengukur pH, jika kurang dari 7 , perlu ditambahkan NaOH atau KOH dan jika lebih
dari 7 ditambahkan HCl atau asam asetat.
5. Memasukkan medium ke dalam erlenmeyer yang telah di sterilkan dan disumbat dengan
kapas.
6. Membungkus tabung reaksi dengan kertas dan memasukkannya ke dalam autoklaf.
7. Mensterilkan dengan autoklaf bertekanan 2 atm dan suhu 121℃ selama 20-30 menit.
8. Menunggu medium dingin dan keluarkan medium.
9. Medium disimpan dalam tempat penyimpanan.
Note :
 NA digunakan untuk pembiakan bakteri.
 Untuk medium cairnya, menggunakan prosedur yang sama tanpa menggunakan agar-
agar.
3.2.3 Medium Plate Count Agar (PCA)
1. Memasukkan 22,5 g yeast extract, 5 g tryptone, 5 g destrose, 15 g tepung agar dan 1 L
Aquades ke dalam gelas piala. Mengaduk hingga larutan homogen dan dipanaskan
hingga mendidih.
2. Menyaring larutan dengan kain saring.
3. Mengukur pH, jika kurang dari 7 , perlu ditambahkan NaOH atau KOH dan jika lebih
dari 7 ditambahkan HCl atau asam asetat.
4. Memasukkan medium ke dalam erlenmeyer yang telah di sterilkan dan disumbat dengan
kapas.
5. Membungkus tabung reaksi dengan kertas dan memasukkannya ke dalam autoklaf.
6. Mensterilkan dengan autoklaf bertekanan 2 atm dan suhu 121℃ selama 20-30 menit.
7. Menunggu medium dingin dan keluarkan medium.
8. Medium disimpan dalam tempat penyimpanan.
Note :
 PCA digunakan untuk menghitung total mikroba pada sampel.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN

1. Apa perbedaan mendasar antara nutrisi PDA dan NA!


Jawab :
PDA NA

Perbedaan pembuatan media pertumbuhan NA dan PDA adalah pada bahan yang
digunakan, pada pembuatan NA bahan utama yang digunakan adalah beef ekstrak,
sedangkan pada pembuatan PDA bahan utama yang digunakan adalah kentang
dan dextros. Media NA digunakan untuk menumbuhkan isolat bakteri, sedangkan
PDA digunakan untuk menumbuhkan isolat cendawan atau jamur.

2. Carilah 5 resep medium kultur lain ( dibaca dari pustaka) yang belumada dipenuntun
ini. Jangan lupa sertakan daftar pustakanya.
Jawab :
Nama Meadia : Medium tauge ekstrakagar (TEA)
Bahan Cara Pembuatan
1. Tauge : 100 gram 1. Memotong tauge pada bagian bawah akar dan
2. Sukrosa : 60 gram bagian atas pucuknya
3. Agar : 15 gram 2. Mengambil bagian tengah dan memotong- motong
4. Aquadest : 1000 mL seukuran satu centimeter, kemudian mencucinya
Menimbang tauge sebanyak 10 gr, sukrosa 6 gr,
agar 1,5 gr, dan aquadest sebanyak 100 mL.
3. Memasukkan tauge dan aquadest tadi ke dalam
erlenmeyer kemudian mendidihkannya pada
penangas.
4. Setelah mendidih, mengangkat larutan tersebut dan
menyaring ekstraknya dengan menggunakan kertas
saring dan corong lalu memasukkannya ke dalam
erlenmeyer.
5. Menambahkan sukrosa dan agar lalu menambahkan
aquadest hingga volumenya 100 mL dan
mengaduknya.
6. Memanaskan kembali hingga mendidih dan
homogen lalu mengangkat dan menutup mulut
erlenmeyer dengan menggunakan aluminium foil
7. Menaruhnya dalam otoklaf dengan tekanan 2 atm
selama 15- 20 menit .
8. Menyimpan di dalam lemari pendingin.

Nama media : Malt Ekstrak Agar (MEA)


Bahan cara pembuatan
1. 5,0 g malt extract 1. Timbang semua bahan, masukkan ke dalam
2. 10,0 g tepung kedelai gelas piala atau wadah lain, tambahkan air dan
3. 1,0 g pepton aduk dengan pengaduk gelas sampai larut.
4. 0,5 g KH2PO4 2. Panaskan larutan media tersebut dalam
5. 0,5 g MgSO4.7H2O penangas air sampai mendidih selama kurang
6. 1,0 ml larutan FeCl3 1% lebih 30 menit sambil sering diaduk-aduk
7. 0,1 g yeast extract sampai semua agar-agar larut.
8. 15,0 g agar-agar difco 3. Ukur 10 mL agar-agar dalam keadaan panas,
9. 1,0 L ai masukkan ke dalam tabung reaksi steril, dan
tutup kembali dengan kapas. Apabila media
mengental, panaskan kembali.
4. Ikat kuat-kuat tabung reaksi dengan
menggunakan beberapa karet dan ditutup
kertas, lalu beri label pada media.
5. Sterilkan menggunakan autoklaf dengan suhu
121⁰C selama 15 menit. Autoklaf bisa diganti
dengan pressure cooker  (panci presto).
6. Bila waktu sterilisasi selesai, jangan langsung
membuka tutup autoklaf, tetapi tunggu sampai
tekanan menunjuk angka nol.

Nama media : Potato Dextrosa Broth (PDB)


Bahan cara pembuatan
1. Potato 1. Ditimbang semua alat dan bahan
2. Aquades 2. Digerus potato starch sampai halus
3. dextosa 3. Ditimbang potato starch sebnyak 4 gram, dan
dextosa 20 gram
4. Kemudian potato starch dicampur dengan
dextosa lalu dipanaskan kembali sampai zat
tersebut larut sempurna
5. Dimasukan dalam erlemyer dan dicukupkan
volumenya dengan aquades sampai 100 ml
kemudian erlenmeyer ditutup dengan kapas
6. Disterilkan dalam autoklaf pada suhu 121 derajat
selsius selama 15 menit

Nama Media : Mac Conkey Agar (MAC)


bahan cara pembuatan
1. Peptone (Pancreatic digest of  1. Timbang 50 gram bubuk Media MacConkey,
gelatin) 17 gram 2. larutkan dengan aquadest sebanyak 1 liter.
2. Proteose peptone (meat and c 3. Panaskan sampai mendidih untuk melarutkan
asein) 3 gram media.
3. Lactose monohydrate 4. Sterilkan dalam autoclave pada suhu 121°C
10 gram selama 15 menit.
4. Bile salts 1,5 gram 5. Tunggu suhu sampai hangat-hangat kuku (45°C-
5. Sodium chloride 5 gram 50°C). Homogenkan,
6. Neutral red 0,03 gram tuang ke dalam cawan petri.
7. Crystal Violet 0,001 gram
8. Agar 13,5 gram
9. Aquadest 1 liter

Nama Media : Sabouraud Dextrose Agar (SDA)


bahan cara pembuatan
1. Mycological peptone 10 1. Semua APD digunakan dengan baik, benar
g  dan lengkap. 
2. Glucose 40 g  2. Disiapkan semua alat- alat dan bahan- bahan
3. Agar 15 g yang akan digunakan. 
3. Dipastikan semua alat dan bahan dalam
keadaan siap digunakan. 
4. Ditimbang serbuk media SDA (Sabouraud
Dextrose Agar) sebanyak 1,560 gram. 
5. Dipindahkan serbuk media SDA (Sabouraud
Dextrose Agar) ke beaker glass, lalu    
ditambahkan aquades sebanyak 24 ml,
dipindahkan ke dalam erlenmeyer. 
6. Dihomogenkan larutan dengan bantuan
pemanasan dan pengadukan. 
7. Pelarutan tidak boleh sampai
mendidih(pelarutan harus sempurna
sehingga tidak ada kristal yang tersisa). 
8. Dicek pH larutan sesuai petunjuk media (pH
= 5,6 ±0,2) pada suhu 25°C
9. Diperhatikan pengecekan suhu larutan saat
pengecekan pH media. 
10. Ditambahkan NaOH 0,01N jika pH larutan
kurang basa dan ditambahkan HCl 0,01N
jika pH larutan kurang asam. 
11. Disterilisasi ±121°C (1 atm) selama ±15
menit. 
12. Dikeluarkan larutan dari autoklaf , saat suhu
rendah (200C) dan tekanan telah turun
(dilihat indikator autoklaf). 
13. Dibiarkan larutan hingga suhu ±500C lalu
ditambahkan antibiotik amoxicilyne 500 mg
(sebelumnya antibiotik amoxicilyne 500 mg
telah dilarutkan dengan 10 ml aquades, dan
tiap 100 ml SDA = 1 ml suspensi
amoxicilyne). 
14. Dihomogenkan larutan yang telah
ditambahkan antibiotik amoxicilyne(dapat
dibantu pemanasan, suhu ≤ 70°C). 
15. Dituangkan ke petri disk steril yang telah
disediakan. 
16. Dibiarkan media pada petri disk membeku
dengan sempurna. 
17. Dimasukkan media ke inkubator (±
37°C) ,selama ± 24 jam untuk uji kualitas
media, dengan posisi petri disk terbalik. 
18. Disimpan pada suhu 4°C- 8°C untuk
menyimpan media.

.
BAB IV
PEMBAHASAN

4.2 Pembahasan
Pembuatan medium Potato Dextrose Agar (PDA) adalah dengan Ekstrak kentang yang
diambil dari hasil perebusan kentang. Selanjutnya air rebusan kentang dicampur dengan
bahan tambahan lain seperti agar dan destrose. Selanjutnya larutan dididihkan selama kurang
lebih 30 menit. Langkah selanjutnya adalah menyeterilkan botol dan memasukkan larutan
PDA kedalamnya, saat hendak memasukkannya ke dalam botol jangan tunggu sampai larutan
dingin sebab jika dingin larutan akan mengental. Selanjutnya alat sekaligus bahan harus
diautoclaf untuk mencegah terjadinya kontaminasi. Disini agar berfungsi untuk mengentalkan
medium. Ekstrak kentang dan agar disterilkan serta suhu dan pHnya diatur. Sebelum
dilakukan sterilisasi, medium berawarna kuning, setelah disterilisasi dalam autoklaf medium
berwarna kecoklatan dan didapat endapan berwarna putih. Setelah didinginkan beberapa saat,
medium dapat ditanami
Air yang digunakan dalam merebus kentang adalah 1 L akan tetapi karena proses
penguapan air tersebut berkurang hingga sekitar 50 ml, akan tetapi kami melakukan kesalahan
karena tidak menambah lagi kekurangan air tersebut seperti yang tertulis pada buku penuntun
sehingga air yang dimasukkan ke dalam erlenmeyer memiliki kekurangan sebesar 50 ml pada
erlenmeyer yang seharusnya 250 ml. Akan tetapi kami belum menemukan akibat dari
kekurangan air tersebut.
Metode pembuatan medium padat biasanya mengandung bahan pemadat seperti agar,
gelatin atau silikal gel. Akan tetapi penggunaan yang paling sering adalah menggunakan agar
yang lebih mudah didapat.
Dalam pembuatan medium PCA yang dilakukan oleh (Safitri, 2013) metode yang
digunakan yaitu dari pengenceran yang dikenhendaki, mengambil 1 ml sampel ke dalam
cawan petri menggunakan pipet tetes 1 ml. Kemudian ke dalam cawan tersebut dimasukkan
PCA cair steril dengan suhu 50℃ sebanyak 15 ml. Selama penuangan medium, tutup cawan
tidak boleh dibuka terlalu lebar untuk mengurangi kontaminasi dari luar. Segera setelah
penuangan, cawan petri digerakkan di atas meja secara hati-hati untuk menyebarkan sel-sel
mikroba secara merata, yaitu dengan gerakan melingkar atau gerakan seperti angka delapan,
setelah agar memadat, cawan -cawan tersebut dapat diinkubasi di dalam inkubator selama 24
jam pada suhu 37℃ dengan posisi cawan terbalik. Untuk melaporkan analisis tersebut
digunakan suatu standar yang disebut Standard Plate Count.
BAB VI
PENUTUP

1.
2.
3.
4.
5.
6.
6.1 Kesimpulan
1. Berdasarkan komposisinya medium biakan dibagi menjadi medium umum (PDA, NA NB),
medium diperkaya (sintetik yang berasal dari makhluk hidup), medium selektif (medium
yang ditambahkan zat kimia tertentu), daan medium diferensial (medium yang mengandung
senyawa kimia tertentu).
2. Menyiapkan media untuk pertumbuhan mikroorganisme diawali dengan proses sterilisasi
alat, pembuatan medium dan diakhiri dengan sterilisasi medium dan alat tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Cappuccino, James G., Sherman, Natalie. 2013. Manual Laboratorium Biologi. Jakarta: EGC.
Dwidjoseputro. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Yogjakarta: Djambatan.
Nurjanah, Serly, Suparti. 2016. Pemanfaatan Ubi Jalar Ungu Sebagai Media Pertumbuhan
Bibit F0 Jamur Tiram dan Jamur Merang. Surakarta : UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH SURAKARTA.
Pelczar, Michael. 2007. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI Press.
Radji, Maksum. 2010. Buku Ajar Mikrobiologi: Panduan Mahasiswa Farmasidan
Kedokteran.
Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai