Anda di halaman 1dari 7

Potato Dextrose Agar (PDA)

7 September , 2012 , Category : Blog

Potato Dextrose Agar (PDA)

Potato Dextrose Agar (PDA) merupakan media yang sangat umum yang digunakan untuk
mengembangbiakkan dan menumbuhkan jamur dan khamir. Komposisi Potato Dextrose Agar ini
terdiri dari bubuk kentang, dextrose dan juga agar. Bubuk kentang dan juga dextrose merupakan
sumber makanan untuk jamur dan khamir.
Potato Dextrose Agar juga bisa digunakan untuk menghitung jumlah mikroorganisme menggunakan
metode Total Plate Count. Perindustrian seperti industri makanan, industri produk susu dan juga
kosmetik menggunakan PDA untuk menghitung jumlah mikroorganisme pada sample mereka.
Karena fungsinya yang dapat mengembangbiakkan jamur, sekarang ini PDA juga banyak digunakan
oleh pembudidaya jamur seperti jamur tiram. Untuk memaksimalkan pertumbuhan bibit jamur,
biasanya pembudidaya mengatur kondisi pH yang rendah (sekitar 3,5) dan juga menambahkan asam
atau antibiotik untuk menghambat terjadinya pertumbuhan bakteri.

Media biakan adalah bahan atau campuran bahan yang dapat digunakan untuk
membiakkan mikroorganisme, karena memiliki daya duang yang tinggi terhadap tumbuhan
dan perkembang biakkannya.(winda,2009)
Mikroorganisme ataupun mikroba adalah mikro organism yang berderan sangat kecil
sehingga untuk mengamatinya diperlukan alat bantu. Mikroorganisme disebut juga organism
mikroskopik. Mikroorganisme sering kali bersel tunggal (uniselder) mau pun bersel banyak
(multi selder). Namun beberapa protistabersel tunggal masih terlihat oleh mata telanjang dan
ada beberapa spesies multisel tidak dapat di lihat dengan mata telanjang. Virus juga termasuk
kedalam mikroorganisme meskipun bersifat selder. (Andrew, 2011)
Media biakan merupakan suatu zat yang digunakan untuk menumbuhkan jasad renik
di laboratorium dari mediabikkan adalah memberikan tempat dan kondisi yang mendukung
pertumbuhan dari mikroorganisme yang ditumbuhkan. Sebelum menumbuhkan
mikroorganisme dengan baik, langkah pertama harus dapat dipahami kebutuhan dasar
mikroorganisme lalu mencoba memformdasikan suatu medium yang member hasil terbaik,
(winda, 2009)

Ilmu yang mempelajari mikroorganisme disebut mikrobiologi. Orang yang bekerja di


bidang ini di sebut mikrolog, mikrobia yang dianggap mencakup semua prokariota, protista
dan alga renik. Fungsi terutama yang berukuran kecil dan tidak dapat pada sebagai bagian
meskipun banyak yang tidak menyepakatinya (Andrew, 2011)
Potato dextrose agar merupakan salah satu media yang baik di gunakan untuk
membiakkan suatu mikroorganisme, baik itu berupa cendawan/fungsi, bakteri,mauoun sel
mahluk hidup. Potato dextrose agar merupakan paduan yang sesuai untuk menumbuhkan
biakan. (winda, 2009)
Agar-agar mengandung karbohidrat. Mengenyangkan dan menyegarkan bila disajikan
dalam keadaan dingin, agar-agar bagus untuk usus karena mengandung serat. Bermanfaat
bagi penderita hipertensi, kolestrol, dan diabetes, membuatnya juga mudah. ( bagus, 2010)
Kebanyakan orang beranggapan yang dianggap mikroorganisme adalah semua
organism sangat kecil yang dapat di biakkan dalam cawan petri atau incubator di dalam
laboratorium dan mampu memperbanyak diri secara mitosis. Mikroorganisme berbeda
dengan sel mikroorganisme. Mikroorganisme tidak bisa hidup bebas di alam melainkan
menjadi bagian dari struktur multi selder yang membentuk jaringan, semtara itu sebagian
besar mikroorganisme dapat menjalankan proses kehidupan mandiri, dapat menghasilkan
energy sendiri, dan beradaptasi secara independen tanpa bantu sel lain. (Andrew, 2012)
Karena extra potato (kentang) merupakan sumber karbohidrat, dextrose (gugusan
gula, baik itu monosakarida atau polysakarida) sebagai tambahan nutrisi bagi biakan,
sedangkan agar merupakan bahan media/tempat tumbuh bagi bikan yang baik, karena
mengandung cukup air. (winda 2009)
Agar-agar merupakan karbohidrat dengan molekul tinggi yang mengisi sel pada
rumput laut. Agar-agar termasuk pada kelompok peletin dan tergolong suatu polimer yang
terbentuk dari monomer glaktosa. Agar-agar juga bisa berbentuk bubuk dan dapat diperjual
belikan. (bagus, 2010)
Gel tercipta karena ketika dipanaskan didalam air, molekul agar-agar mendapat satu
sama lain memadat dan membentuk kisi-kisi yang mengukang molekul-molekul air.
Terbentuklah system koloid padat cair kisi-kisi tersebut di fungsikan dalam elektroforesis gel
agarosa untuk mencegah pergerakan molekul objek karena perbedaan tegangan antara dua
kutub, kepadatan gel agar-agar pun lumayan kuat untuk menopang tumbuhan kecil sehingga
acap kali digunakan sebagai media dalam kultur jaringan (bagus 2010)
Media PDA (Potato Dextrose Agar) merupakan medium semisintetik. Media
merupakan tempat dimana terjadi perkembangan organism, organism menyerap karbohidrat
dari kaldu kentang dan gula serta dari agar yang telah dicampur. Hal ini lah yang
menyebabkan mengapa kentang harus dipotong dadu, agar karbohidrat di kentang dapat di
kelar dan menyatu dengan air sehingga menjadi kaldu. Semakin kecil permukaan maka
semakin besar daya osmosirnya (risda 2007)
http://diansembiring17.blogspot.com/2012/10/pembuatan-pda-potato-dextroseagar.html

Jumat, 15 Juni 2012

Cara membuat media Potato Dextrose


Agar (PDA)
Media yang umum digunakan untuk menumbuhkan jamur adalah potato dextrose agar
(PDA). Media ini sangat kaya nutrisi karena kandungan ekstrak kentang dan juga
dektrosa. PDA dapat di buat sendiri baik di laboratorium maupun di rumah dengan
menggunakan peralatan dapur.
Bahan
400 gr kentang (kupas kulitnya)
15 gr dektrosa
15 gr agar-agar
1000 ml air (suling atau sumur)
Alat
Erlenmeyer flask (botol)
Panci
Pisau
Autoclave (bisa diganti dengan panci presto apabila bekerja di rumah)
Cara kerja
1. Potang kentang dadu (3x3x3 cm) kemudian tambahkan air 1L.
2. Rebus kentang hingga mendidih, kemudian kecilkan api dan biarkan selama 1 jam. Ini
berfungsi agar sari-sari dari kentang terlarut ke dalam air. Selama 1 jam, air terus
ditambah agar volume tetap 1 L.
3. Saring dengan kain kasa (lebih baik 2x penyaringan)
4. Diamkan 1 malam atau beberapa jam untuk mengendapkan residu kentang.
5. Saring kembali dan tambahkan air sampai vol 1 L dan masukkan ke dalam
Erlenmeyer flask (botol)
6. Hangatkan kembali kentang dan tambahkan dektrosa dan agar
Catatan: cara kerja 4 dan 5 juga tidak apa-apa untuk dilewatkan.
Apabila autoclave tersedia, maka media PDA yang telah dibuat disterilkan selama 15
menit pada suhu 121 derajat celcius dan 1 ATM. Tetapi apabila tidak tersedia autoclave,
gunakan panci presto. Setelah panci presto panas, mulailah menghitung waktu,
setidaknyadiamkan media PDA dalam panci selama 30 menit. Setelah itu biarkan media
dingin. Apabila Erlenmeyer sudah bisa dipegang (kira-kira temperatur 40 derajat), maka
media bisa dituang ke petri dish (cawan) ataupun botol kultur.
Sebagai informasi: Pengalaman saya membuat media PDA di rumah atau
menggunakan alat-alat dapur, cukup ribet. Untuk lebih praktisnya, PDA instant lebih baik
kualitas maupun kebersihan dalam pembuatannya. Kemudian PDA buatan sendiri

terkadang kekentalan agarnya tidak pas. Apalagi kalau menggunakan agar-agar untuk
makanan sebagai pengentalnya.
Sebelumnya saya juga menggunakan cawan Petri yang terbuat dari kaca dan saya
sterilkan dengan menggunakan panci presto. Kesterilan bisa dicapai, tetapi muncul
masalah dengan uap air disekeliling cawan. Uap air ini mengundang datangnya
kontaminasi bakteri. Sehingga sekarang saya menggunakan cawan petri plastik yang
sudah steril dari pabrik. Keuntungannya sudah steril dan tinggal dipakai. Kerugiannya,
hanya bisa sekali pakai dan harganya sedikit mahal.
http://afridasitompul.blogspot.com/2012/06/cara-membuat-media-potatodextrose-agar.html

LAPORAN lLINHUT PRAKTIKUM II "PEMBUATAN MEDIA


PDA (POTATO DEXTROSE AGAR)"
PRAKTIKUM II
PEMBUATAN MEDIA PDA (POTATO DEXTROSE AGAR)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Di alam terdapat banyak cendawan dimana cendawan tersebut memiliki kemampuan
untuk berkembang dan memperbanyak diri. Selain di alam, cendawan juga dapat kita
kembangbiakkan dengan menggunakan media buatan agar tetap hidup sebagai koloni
tunggal. Cendawan yang berperan sebagai koloni tunggal tersebut dapat dimanfaatkan secara
lebih dibandingkan cendawan yang terdapat di alam.
Pengembangbiakan cendawan dilakukan dengan menanamkannya pada suatu media
tertentu. Media tersebut dapat berupa media alami, semi alami (semi sintetik) maupun sintetik
tergantung karakteristik cendawannya. Secara umum, cendawan dapat tumbuh dan
berkembang pada suatu media yang memiliki kandungan nutrisi cukup sesuai kebutuhannya
dengan kisaran pH antara 5-6. Setiap media yang telah dibuat tidak selalu dapat
menumbuhkan cendawan meskipun media tersebut mengandung nutrisi yang cukup dan
memiliki pH antara 5-6 karena tiap cendawan membutuhkan nutrisi yang berbeda-beda.
Selain itu, ada juga cendawan yang tidak dapat tumbuh dalam media buatan.
1.2 Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mengenal media biakan yang sering digunakan dalam
penangkapan dan penumbuhan cendawan serta membuat suatu media biakan semi sintetik
berupa media PDA (Potato Dextrose Agar).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Media biakan adalah media steril yang digunakan untuk


menumbuhkan mikroorganisme dengan memberikan tempat dan kondisi
yang mendukung untuk pertumbuhan mikroorganisme tersebut. Media
biakan terdiri dari garam organik, sumber energi (karbon),
vitamin dan zat pengatur tumbuh (ZPT). Selain itu, dapat pula
ditambahkan komponen lain seperti senyawa organik dan senyawa
kompleks lainnya (Soeryowinoto 1985).
Jenis yang termasuk garam-garam anorganik berupa
nitrogen
terutama
kalium
nitrat
(KNO3),
belerang
(sulfur
anorganik), fosfor dan unsur-unsur logam anorganik seperti
natrium, kalium, kalsiuum, magnesium, mangan, besi, seng,
tembaga, dan kobalt (Hendaryono 1994). Unsur karbon yang
digunakan oleh mikroorganisme dapat berupa pancaran atau cahaya
yang disebutfototrof dan jenis kemototrof yang menggunakan hasil
oksidasi senyawa-senyawa kimia dalam media untuk memperoleh
energinya (Hadioetomo dkk. 1986). Vitamin dalam media biakan
berfungsi
membentuk
substansi
yang
mengaktivasi
enzim.
Mikroorganisme memperlihatkan gejala yang berlainan dalam pola
pengambilan nutrisi. Meskipun semua mikroorganisme membutuhkan
vitamin
dalam
proses
metaboliknya,
ada
beberapa
jenis
mikroorganisme yang mampu mensintesis kebutuhan vitaminnya
sendiri
dari
senyawa-senyawa
lain
di
dalam
medium
(Hadioetomo dkk. 1986). Zat pengatur tumbuh pada tanaman adalah
senyawa organik bukan hara dalam jumlah sedikit tetapi dapat
mendukung, menghambat dan merubah proses fisiologi tumbuhan. Zat
tersebut
sangat
diperlukan
sebagai
komponen
medium
bagi
pertumbuhan dan diferensiasi. Tanpa penambahan zat pengatur
tumbuh dalam medium, pertumbuhan mikroorganisme sangat terhambat
bahkan mungkin tidak dapat tumbuh sama sekali (Hadioetomo dkk.
1986).
Berdasarkan komposisi nutrisinya, media terbagi
menjadi tiga macam yaitu media alam, media semi sintetik dan
media sintetik. Komposisi media alam tidak dapat diketahui dengan
pasti setiap waktu karena dapat berubah-ubah dalam bahan yang
digunakan dan bergantung pada asalnya, misalnya jagung, kentang,
serangga dan rambut. Media semi sintetik terdiri dari campuran
antara bahan alami dengan bahan kimia yang komposisinya dapat
diketahui
secara
pasti,
misalnya Potato
Dextrose
Agar
(PDA). Media sintetik terbuat dari bahan kimia yang komposisi dan
konsentrasinya dapat diketahui dengan pasti, misalnya Czapeks
Agar (Gunawandkk. 2006). Untuk isolasi mikroorganisme umumnya
digunakan empat macam media, yaitu media umum, media elektif,
media selektif dan media diferensial.
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan tempat pratikum

Praktikum ini dilaksanakan pada hari ,16 Mei 2011 Pukul 10.00-13.00 WIB di
laboratorium pathologi hutan.
3.2 Alat dan bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah cawan petri, tabung erlenmeyer,
autoklaf, kompor gas, timbangan, alumunium foil, selotip dan pisau. Bahan yang digunakan
dalam praktikum ini adalah 200 gram kentang, 15-20 gram agar-agar, 20 gram gula dan 1000
ml air (aquades).
3.3 Cara kerja
1. Kentang dikupas lalu dicuci hingga bersih.
2. Kentang yang telah dicuci kemudian dipotong-potong menjadi bagian yang
lebih
kecil.
3. Potongan-potongan kentang direbus dengan air sampai volumenya 1000 ml.
4. Kentang dengan cairannya (ekstrak) dipisahkan untuk diambil cairannya
(ekstrak)
saja.
5. Cairan kentang (ekstrak) dimasukkan ke dalam tabung erlenmeyer kemudian
ditambahkan agar-agar 20 gram dan gula 20 gram.
6. Bahan PDA yang terdiri dari ekstrak kentang, agar-agar, gula dan air dalam
tabung
erlenmeyer diaduk secara merata sampai homogen.
7. Tabung erlenmeyer yang telah berisi bahan PDA ditutup dengan alumunium
foil
dan selotip.
8. Bahan PDA dalam tabung erlenmeyer disterilkan menggunakan autoklaf.
9. Bahan PDA yang telah steril diangkat dan didinginkan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Cendawan merupakan suatu mikroorganisme yang memiliki kemampuan untuk
tumbuh (berkembang) dan memperbanyak diri di alam. Selain itu, beberapa cendawan ada
yang dapat berkembang dalam suatu media buatan. Media buatan tersebut disesuaikan
dengan karakteristik tiap cendawan, terutama kandungan nutrisinya karena tiap cendawan
memiliki kebutuhan nutrisi yang berbeda. Media biak cendawan terbagi menjadi 3 macam
berdasarkan komposisi nutrisinya, yaitu media alami, media semi alami (semi sintetik) dan
media sintetik.
Pada praktikum ini, praktikan membuat suatu media semi alami (semi sintetik), yaitu
media PDA (Potato Dextrose Agar). PDA merupakan suatu media yang dibuat dengan
menggunakan bahan alami dan bahan kimia yang komposisinya dapat diketahui secara pasti.
Bahan alami media ini adalah kentang dan bahan kimianya adalah gula dan agar-agar.
Sumber nutrisi untuk menunjang pertumbuhan cendawan dalam media PDA adalah kentang
(ekstrak), agar-agar dan gula.
Media PDA yang dapat digunakan untuk menangkap dan menumbuhkan cendawan
harus memenuhi kebutuhan nutrisi dan kondisi lingkungan yang dibutuhkan cendawan
tersebut. Selain itu, media PDA yang digunakan tidak boleh terkontaminasi oleh
mikroorganisme lainnya seperti bakteri. Media yang terkontaminasi biasanya disebabkan oleh

kesalahan pada saat pensterilan di dalam autoklaf sehingga terdapat mikroorganisme lain
seperti bakteri dalam media yang dapat mengganggu dan menghambat pertumbuhan
cendawan yang diinginkan. Pembuatan media harus dilakukan sesuai dengan prosedur yang
ada dan teliti agar media tersebut tidak terkontaminasi.
Media PDA yang telah dibuat oleh praktikan cukup baik dan tidak terkontaminasi
oleh mikroorganisme lain sehingga media tersebut dapat digunakan untuk menangkap dan
menumbuhkan mikroba. Media PDA yang telah dibuat dapat dilihat pada gambar di bawah
ini.
Untuk mencegah kontaminasi mikroorganisme lain seperti bakteri dalam media PDA,
sebaiknya penuangan media (dalam tabung Erlenmeyer) tersebut ke dalam cawan petri
dilakukan dalam Laminar Air Flow dan langsung ditutup kembali dengan alumunium foil
secara rapat sehingga dapat digunakan lagi pada waktu lain.
BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, praktikan sudah mengenal media biakan
yang sering digunakan dalam penangkapan dan penumbuhan mikroba (cendawan) serta sudah
bisa membuat suatu media semi sintetik. Media semi sintetik yang dibuat adalah PDA
(Potato Dextrose Agar) yang terdiri dari kentang (ekstraknya), agar-agar, gula dan air.
Kondisi media yang telah dibuat tersebut cukup baik dan tidak terkontaminasi oleh
mikroorganisme lain sehingga dapat digunakan untuk menangkap dan menumbuhkan
mikroba (cendawan).

DAFTAR PUSTAKA
Gunawan AW, dkk. 2006. Cendawan dalam Praktek Laboratorium. Bogor:

IPB Press.

Hadioetomo RS, Imas T, Tjitrosomo S, Sri LA. 1986. Dasar-dasar Mikrobiologi


Jakarta: UI Press.

Jilid I.

Hendaryono DPS. 1994. Teknik Kutur Jaringan. Jakarta: Kanisius.


Soeryowinoto M. 1985. Budidaya Jaringan dan Manfaatnya. Yogyakarta: Fakultas Biologi
Universitas Gadjah Mada.

Anda mungkin juga menyukai