Anda di halaman 1dari 25

MORFOLOGI KAPANG DAN KHAMIR

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Jamur atau fungi adalah organisme yang umumnya berbentuk

benang (hifa), multiseluler dan tidak berklorofil. Namun, juga terdapat

jamur yang bersifat uniselular. Berdasarkan jumlah sel yang dimiliki, maka

jamur dibedakan atas kapang dan khamir.

Kapang dan khamir adalah kelompok mikroba yang termasuk dalam

kerajaan fungi. Kedua kelompok jamur ini memiliki peranan yang sangat

luas, baik yang menguntungan maupun merugikan dalam kehidupan.

Berbagai tempat dapat ditumbuhi oleh jamur, contohnya jamur

dapat tumbuh pada buah yang busuk, air, bahan makanan, dan lain-lain.

Untuk dapat membedakan antara kapang dan khamir, maka perlu

dilakukan pengamatan, baik secara makroskopik, pengamatan langsung,

ataupun mikroskopik dengan bantuan mikroskop.

Dengan mengetahui morfologi dari kapang dan khamir, maka dapat

dibedakan keberadaan antara kapang dan khamir tersebut. Dalam

praktikum ini dilakukan pengamatan pada isolate jamur dan buah, dan

dapat melihat keberadaan kapang dan khamir pada buah tersebut.

Dimana, pada pengamatan yang dilakukan, digunakan 3 metode berbeda

yaitu makroskopik (metode tuang dan gores), mikroskopik langsung dan

NISRINA (15020160079) MUTMAINNAH SIRADJUDDIN


MORFOLOGI KAPANG DAN KHAMIR

mikroskopik tidak langsung. Dan dari pengamatan tersebut akan tampak

struktur morfologi yang membedakan kapang dan khamir.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam praktikum ini adalah sebagai

berikut :

1. Bagaimana bentuk morfologi biakan jamur dari sambal cobek metode

makroskopik?

2. Bagaimana bentuk dan morfologi biakan jamur dari sambal cobek

metode mikroskopik ?

C. Maksud Praktikum

Adapun maksud dari praktikum kali ini yaitu untuk mengetahui

nama genus dan spesies suatu biakan mikroorganisme dengan melihat

bentuk dan morfologinya.

D. Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum kali ini yaitu untuk menentukan nama

genus dan spesies suatu biakan mikroorganisme dengan melihat bentuk

dan morfologinya dengan menggunakan metode makroskopik dan

mikroskopik.

NISRINA (15020160079) MUTMAINNAH SIRADJUDDIN


MORFOLOGI KAPANG DAN KHAMIR

E. Manfaat Praktikum

Adapun manfaat dari praktikum kali ini yaitu mahasiswa (praktikan)

dapat mengetahui bentuk-bentuk dan morfologi dari kapang dan khamir

yang tumbuh pada suatu sampel.

NISRINA (15020160079) MUTMAINNAH SIRADJUDDIN


MORFOLOGI KAPANG DAN KHAMIR

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Umum

Jamur pada umumnya adalah organism yang berbentuk benang,

multi selular, tidak berklorofil dan belum mempunyai diferensiasi dalam

jaringan. Namun ada beberapa yang terdiri atas satu sel (uniselular).

Peranan jamur dialam sangat luas. Ada yang merugikan dan ada pula

yang menguntungkan. Spesies jamur yang non pathogen meliputi spesies-

spesies yang melakukan perombakan terhadap bahan-bahan organic

dalam tanah, perusak tanah, dan lain-lain sebagainya (Djide, 2006).

Secara morfologi, fungi dibagi menjadi tiga tipe utama, yaitu tipe

kapang, khamir, dan cendawan (mushroom). Fungi dalam bentuk

uniseluler disebut khamir, merupakan fungi berbentuk oval atau bola dan

ukurannya lebih besar dari bakteri. Kapang adalah tipe fungi yang terlihat

seperti serabut-serabut benang yang disebut miselia. Miselia terdiri dari

filamen-filamen (hifa) panjang yang bercabang dan saling menjalin.

Sementara itu, beberapa fungi membentuk struktur makroskopik yang

disebut tubuh buah (cendawan). Tubuh buah dapat memproduksi spora

dan dari tempat tersebut pula spora dapat disebarkan (Madigan, 2011).

Sebagian besar fungi adalah organisme multiseluler dengan hifa

yang dibagi menjadi sel-sel oleh dinding yang bersilangan, atau septa

NISRINA (15020160079) MUTMAINNAH SIRADJUDDIN


MORFOLOGI KAPANG DAN KHAMIR

(tunggal, septum). Septa umumnya memiliki pori yang cukup besar agar

ribosom, mitokondria, dan bahkan nucleus dapat mengalir dari satu sel ke

sel lain. Dinding sel fungi berbeda dari dinding selulosa tumbuhan.

Sebagian besar fungi membentuk dinding selnya terutama dari kitin

(chitin), suatu polisakarida mengandung-nitrogen yang kuat namun

fleksibel yang mirip dengan kitin yang ditemukan pada kerangka eksternal

serangga dan artropoda lainnya. Beberapa fungi adalah asepta; artinya,

hifa tidak dibagi menjadi sel-sel oleh septum. Dikenal sebagai fungi

senositik (coenocytic), fungi-fungi ini terbentuk dari suatu massa

sitoplasmik yang kontinu dengan ratusan atau ribuan nucleus. Kondisi

senositik tersebut adalh hasil dari pembelahan nucleus berulang-ulang

tanpa pembelahan sitoplasmik (Campbell, 2004).

Khamir (yeast) merupakan fungi bersel satu (uniseluler), tidak

berfilamen, berbentuk oval atau bulat, tidak berflagela, dan berukuran

lebih besar dibandingkan sel bakteri, dengan lebar berkisae 1-5 mm dan

panjang berkisar 5-30 mm. Pada kapang, tubuh kapang (thallus)

dibedakan menjadi dua bagian, yaitu miselium dan spora. Miselium

merupakan kumpulan beberapa filament yan disebut hifa. Bagian dari hifa

yang berfungsi untuk mendapatkan nutrisi disebut hifa vegetative.

Sedangkan bagian hifa yang berfungsi sebagai alat reproduksi disebut hifa

reproduktif atau hifa udara karena pemanjangannya mencapai bagian atas

permukaan media tempat fungi ditumbuhkan (Pratiwi, 2008).

NISRINA (15020160079) MUTMAINNAH SIRADJUDDIN


MORFOLOGI KAPANG DAN KHAMIR

Kapang adalah fungi multiseluler yang mempunyai filamen, dan

pertumbuhannya pada makanan mudah dilihat karena penampakannya

yang berserabut seperti kapas. Pertumbuhannya mula-mula akan

berwarna putih, tetapi jika spora telah timbul akan terbentuk berbagai

warna tergantung dari jenis kapang. Kapang terdiri dari suatu thallus

(jamak = thalli) yang tersusun dari filamen yang bercabang yang disebut

hifa (tunggal = hypha, jamak = hyphae). Kumpulan dari hifa disebut

miselium (tunggal = mycelium, Jamak = mycelia) (Pelczar, 2005).

Tubuh atau talus kapang pada dasarnya terdiri dari 2 bagian yaitu

miselium dan spora (sel resisten, istirahat atau dorman). Miselium

merupakan kumpulan beberapa filamen yang dinamakan hifa.Setiap hifa

lebarnya 5-10 μm, dibandingkan dengan sel bakteri yang biasanya

berdiameter 1 μm. Disepanjang setiap hifa terdapat sitoplasma bersama

(Syamsuri, 2004).

Hifa dapat dibedakan atas dua tipe hifa yang fungsinya berbeda,

yaitu ada yang menyerap nutrien dar substrat dan ada yang menyangga

alat-alat reproduksi. Hifa yang umumnya rebah pada permukaan substrat

atau tumbuh ke dalam substrat dan fun8sinya adalah mengabsorbsi

nutrien yang diperlukan untuk kehidupan fungi disebut hifa vegetatif. Hifa

yang umumnya te8ak pada miselium yang ada di permukaan substrat

disebut hifa rertil, karena berperan untuk reproduksi. Hifa fertil dapat

berupa sporan8iofor atau konidiofor, atau karpus dengan tuiuan a8ar

NISRINA (15020160079) MUTMAINNAH SIRADJUDDIN


MORFOLOGI KAPANG DAN KHAMIR

penyebaran sel-sel reproduksi yang dibawanya berlangsung lebih mudah.

Hifa-hifa yang sudah menjalin suatu jaringan miselium yang makin lama

makin tebal akan membentuk suatu koloni yan8 dapat dilihat dengan mata

kasat. Pada sejumlah spesies, di antara hifa vegetatif yang rebah di atas

substrat dapat ditemukan hifa yang tumbuh ke atas dan disebut hifa

udara (aerial hyphae) atau miselium udara (aerial mycelium), misalnya

pada sejumlah spesies Penicillium. Begitu pula, pembentukan stolon

(umumnya paniang), misalnya pada Rhizopus spp. dan Mucor spp., agar

sebanyak mungkin substrat dapat dikuasai oleh miselium kapangk aaann?

Tersebut (Gandjar, 2006).

B. Uraian Bahan

1. Air Suling (Ditjen POM, 1979)

Nama resmi : AQUA DESTILLATA

Sinonim : Aquades

RM / BM : H2O / 18,02

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau,

tidak berasa.

Kegunaan : Sebagai pengencer pertama

2. Asam tartrat (Ditjen POM, 1979)

Nama resmi : Tartrat acid

Sinonim : Asam tartrat

RM : C4H6O6

NISRINA (15020160079) MUTMAINNAH SIRADJUDDIN


MORFOLOGI KAPANG DAN KHAMIR

Pemerian : Hablur tidak berwarna atau serbuk putih, tidak

berbau, rasa sangat asam

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, mudah larut

dalam etanol (95%) P, sukar larut dalam eter

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : Sebagai zat pemberi suasana asam

3. Gliserol 10 % (Ditjen POM, 1979)

Nama resmi : Glyserolum

Sinonim : Gliserin

RM / BM : C3H8O3/92,10

Pemerian : Cairan seperti sirup jernih, tidak berwarna,

tidak berbau, manis diikuti rasa hangat.

Kelarutan : Dapat dicampur dengan air dan dengan

etanol 95 % P

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : Sebagai zat pemberi kelembaban

4. Metilen blue (Ditjen POM, 1979)

Nama resmi : Methythionini chloridum

Nama lain : Metiltionina klorida, biru metilen.

NISRINA (15020160079) MUTMAINNAH SIRADJUDDIN


MORFOLOGI KAPANG DAN KHAMIR

Pemerian : Serbuk hablur mengkilat seperti logam atau

suram kehijauan tua atau serbuk warna

coklat, hamper tidak berbau, higroskopik.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : Sebagai pemberi warna

5. Potato Dextrosa agar (Acumedia/ Neogen Corporation, 2011)

a. Komposisi

Potato Infusion from 200 g…………………………..4 g

Dextrose………………………………………………20 g

Agar……………………………………………………15 g

b. Kegunaan

Potato dextrose agar digunakan untuk budidaya jamur

C. Uraian Bakteri (Itis.gov)

1. Saccharomyces cerevisiae

Kingdom : Fungi

Filum : Ascomycota

Subfilum : Saccharomycotina

Kelas : Saccharomycetes

Ordo : Saccharomycetales

Famili : Saccharomycetaceae

Genus : Saccharomyces

Spesies : Saccharomyces cerevisiae

NISRINA (15020160079) MUTMAINNAH SIRADJUDDIN


MORFOLOGI KAPANG DAN KHAMIR

2. Curvulata lunata

Kingdom : Fungi

Filum : Ascomycota

Kelas : Euascomycetes

Ordo : Pleosporales

Famili : Pleosporaceae

Genus : Curvularia

Spesies : Curvularia lunata

D. Prosedur Kerja (Anonim, 2017)

a. Makroskopik

1. Metode tuang

Siapkan alat dan bahan. 1 mL sampel masukkan kedalam

cawan petri, lalu masukkan 10 mL medium, biarkan memadat.

Inkubasi pada suhu ruangan 270C, selama 3 x 24 jam.

2. Metode gores

Siapkan alat dan bahan. Masukkan 10 mL medium PDA

kedalam cawan petri, biarkan memadat. Lalu sterilkan ose bulat,

ambil satu ose sampe, kemudian goreskan diatas medium. Inkubasi

pada suhu ruangan 250C-270C, selama 3 x 24 jam.

NISRINA (15020160079) MUTMAINNAH SIRADJUDDIN


MORFOLOGI KAPANG DAN KHAMIR

b. Mikroskopik

1. Langsung

Diambil satu ose suspensi bakteri, lalu dioleskan di atas

objek glass. Kemudian teteskan dengan metilen blue sebanyak 1

tetes, preparat ditutup. Lalu diamati di bawah mikroskop.

2. Tidak langsung

Disiapkan cawan petri yang berisi kertas saring, batang V, dek

glass dan objek glass yang telah disusun rapi serta telah disterilkan,

lalu ditetesi dengan 1 tetes medium PDA (Potato Dextrose Agar) +

asam tartrat di atas objek glass dan ditutup dengan dek glass,

dibiarkan memadat, digores diatas medium 1 ose biakan jamur

murni, preparat ditutup, diteteskan gliserol 10% pada kertas saring

secukupnya, cawan petri ditutup dan diinkubasi selama 3 x 24 jam

pada suhu 25oC. Pengamatan dengan mikroskop. Gambar.

NISRINA (15020160079) MUTMAINNAH SIRADJUDDIN


MORFOLOGI KAPANG DAN KHAMIR

BAB III

METODE KERJA

A. Alat

Adapun alat yang digunakan dalam praktikum yaitu batang V

(alfol), cawan petri, deg dan objek glass, lampu spiritus, mikroskop, ose

bulat, oven, pipet tetes, dan spoit.

B. Bahan

Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum yaitu asam tatrat,

biakan jamur dari sambal cobek, gliserol 10%, metilen blue, dan medium

PDA.

C. Cara Kerja

a. Makroskopik

1. Metode tuang

Siapkan alat dan bahan. 1 mL sampel masukkan kedalam

cawan petri, lalu masukkan 10 mL medium PDA, biarkan memadat.

Inkubasi pada suhu ruangan 270C, selama 3 x 24 jam.

2. Metode gores

Dimasukkan ke dalam cawan petri 10 ml medium PDA

(Potato Dextrose Agar). Didiamkan hingga memadat, digores biakan

jamur dari sambal cobek pada medium. Dimasukkan ke dalam

NISRINA (15020160079) MUTMAINNAH SIRADJUDDIN


MORFOLOGI KAPANG DAN KHAMIR

inkubator, Diinkubasi selama 3 x 24 jam pada suhu 25 oC, dan

dilakukan pengamatan terhadap perubahan yang terjadi.

b. Mikroskopik

1. Langsung

Diambil satu ose suspensi bakteri, lalu dioleskan di atas

objek glass. Kemudian teteskan dengan metilen blue sebanyak 1

tetes, preparat ditutup. Lalu diamati di bawah mikroskop.

2. Tidak langsung

Disiapkan cawan petri yang berisi kertas saring, batang V,

dek glass dan objek glass yang telah disusun rapi serta telah

disterilkan, lalu ditetesi dengan 1 tetes medium PDA (Potato

Dextrose Agar) + asam tartrat di atas objek glass dan ditutup

dengan dek glass, dibiarkan memadat, digores diatas medium 1 ose

biakan jamur murni, preparat ditutup, diteteskan gliserol 10% pada

kertas saring secukupnya, cawan petri ditutup dan diinkubasi selama

3 x 24 jam pada suhu 25oC. Pengamatan dengan mikroskop.

Gambar.

NISRINA (15020160079) MUTMAINNAH SIRADJUDDIN


MORFOLOGI KAPANG DAN KHAMIR

BAB IV

KAJIAN PRAKTIKUM

A. Data pengamatan

1. Tabel Pengamatan

a. Makroskopik

Yang diamati Metode tuang Metode gores

Bentuk koloni Round Rhizoid


Bentuk tepi Smooth Branching
Warna kolono Putih Putih

Permukaan koloni Berbutir Berbentuk kapas

Zonation Kecil Kecil


Exudate drops - -
Growing zone - -

Reserve of colony Hanya satu kelas Hanya satu kelas

Radial furrow - -

b. Mikroskopik

Mikroskopik Nama jamur Keterangan


Sel vegetatif
Langsung Sacharomyces cerevisiae Sel induk
Sel anak
Konidia
Tidak langsung Curvulana lunata
Konidiofor

NISRINA (15020160079) MUTMAINNAH SIRADJUDDIN


MORFOLOGI KAPANG DAN KHAMIR

B. Pembahasan

Jamur adalah salah satu mikroorganisme yang berperan dalam

kehidupan. Di alam, jamur dapat memberikan dampak yang

menguntungkan maupun merugikan. Jika jamur memberi keuntungan,

maka disebut sebagai saprofit, sedangkan jika memberi kerugian, maka

disebut dengan parasit.

Kapang adalah fungi multiseluler yang mempunyai filamen, dan

pertumbuhannya pada makanan mudah dilihat karena penampakannya

yang berserabut seperti kapas. Pertumbuhannya mula-mula akan

berwarna putih, tetapi jika spora telah timbul akan terbentuk berbagai

warna tergantung dari jenis kapang. Kapang terdiri dari suatu thallus

(jamak = thalli) yang tersusun dari filamen yang bercabang yang disebut

hifa (tunggal = hypha, jamak = hyphae). Kumpulan dari hifa disebut

miselium (tunggal = mycelium, Jamak = mycelia).

Tubuh atau talus kapang pada dasarnya terdiri dari 2 bagian yaitu

miselium dan spora (sel resisten, istirahat atau dorman). Miselium

merupakan kumpulan beberapa filamen yang dinamakan hifa.Setiap hifa

lebarnya 5-10 μm, dibandingkan dengan sel bakteri yang biasanya

berdiameter 1 μm. Disepanjang setiap hifa terdapat sitoplasma bersama.

Tahap pertama untuk melakukan identifikasi adalah pengenalan

ciri-ciri morfologi mikroorganisme tersebut. Pengamatan morfologi

biasanya dilakukan baik secara makroskopik, maupun mikroskopik. Oleh

NISRINA (15020160079) MUTMAINNAH SIRADJUDDIN


MORFOLOGI KAPANG DAN KHAMIR

karena itu dilakukan percobaan ini, untuk mengetahui morfologi jamur

dengan menggunakan berbagai metode.

Pada praktikum kali ini dilakukan 4 pengamatan terhadap jamur

murni Sacharomyces cerevisiae, Curvularia lunata dan jamur sampel

sambal cobek yaitu makroskopik dengan metode tuang, metode gores,

mikroskopik langsung dan tidak langsung. Pengamatan yang dilakukan

pada jamur secara mikroskopik dapat dilihat pada adanya Miselium,

Konidia, Konidiofor, Spora, Kolumela, Metula, Fialid, Vesikel, dan Rhizoid.

Sedangkan pada pengamatan makroskopik diamati pada bentuk

permukaan, warna koloni, bau khas, radial furrow, growing zone,

exudates drops, reverse of coloni, dan zonation.

Metode makroskopik pada percobaan ini digunakan metode gores

dan metode tuang. Digunakan kedua metode ini untuk melihat bentuk

koloni dari jamur setelah diinkubasi selama 3 hari.

Sedangkan metode mikroskopik, digunakan metode mikroskopik

langsung dan tidak langsung untuk melihat morfologi dari kapang ikan

cakalang yang diamati dibawah mikroskop. Pada metode langsung,

kapang sambal cobek diamati di bawah mikroskop tanpa diinkubasi

terlebih dahulu. Sedangkan pada metode mikroskopik tidak langsung,

kapang sambal cobek diinkubasi terlebih dahulu selama 3 x 24 jam.

Pada metode gores, setelah diinkubasi sampel kapang sambal

cobek cakalang memiliki bentuk permukaan berkapas-kapas dengan

NISRINA (15020160079) MUTMAINNAH SIRADJUDDIN


MORFOLOGI KAPANG DAN KHAMIR

warna koloni putih dan berbau khas. Kapang sambal cobek memiliki

bentuk koloni rhizoid, bentuk tepi branching, zonation kecil, dan reserve of

colony hanya satu lapis.

Pada metode tuang, kapang sambal cobek memiliki bentuk

permukaan berbutir dengan warna koloni putih dan berbau khas. Kapang

sambal cobek memiliki bentuk koloni rhizoid, bentuk tepi smooth, dengan

zonation kecil, dan memiliki reserve of colony hanya satu lapis.

Pada metode mikroskopik secara langsung diperoleh jamur

Sacharomyces cerevisiae dengan terapat sel vegetatif, sel induk, dan sel

anak. Sedangkan pada metode mikroskopik tidak langsung diperoleh

jamur Curvularia lunata dengan terdapat konidia dan konidiofor.

NISRINA (15020160079) MUTMAINNAH SIRADJUDDIN


MORFOLOGI KAPANG DAN KHAMIR

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan

bahwa :

1. Secara makroskopik, diperoleh hasil jamur sampel sambal cobek, pada

metode tuang diperoleh bentuk koloni rhound, bentuk tepi smooth,

warna koloni putih, bentuk permukaan koloni berbutir, dengan zonation

kecil, dan reserveof colony hanya satu lapis. Sedangkan pada metode

gores diperoleh bentuk koloni rhizoidm bentuk tepi branching, warna

koloni putih, bentuk permukaan koloni berbentuk kapas, zonation kecil

dan reserve of colony hanya satu lapis.

2. Secara mikroskopik, jamur Sacharomyces cerevisiae dan jamur

Curvularia lunata adalah jamur yang termasuk kelompok kapang,

dimana pada jamur Sacharomyces cerevisiae mempunyai atau terdapat

sel vegetatif, sel induk, dan sel anak. Pada jamur Curvularia lunata

diperoleh atau terdapat konidia dan konidiofor.

B. Saran

Sebaiknya praktikan tenang dan tertib saat menjalankan percobaan

demi kelancaran praktikum.

NISRINA (15020160079) MUTMAINNAH SIRADJUDDIN


MORFOLOGI KAPANG DAN KHAMIR

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2017, “Penuntun Praktikum Mikrobiologi Farmasi”, Universitas


Muslim Indonesia, Makassar.

Ditjen POM, 1979, “Farmakope Indonesia Edisi ke III”, Departemen


Kesehatan RI, Jakarta.

Gandjar, Indrawati, dkk, 2000, “Pengenalan Kapang Tropik Umum”,


IKAPI DKI Jakarta, Jakarta.

ITIS (Integrated taxonomic information system), “Taxonomic Hierarchy”,


Artocarpus heterophyllus Lam.

Madigan, Michael T., David,P.,Clarck, David S., John,M. Martinko, 2011,


“Brock Microbiology of microorganisms, Benjamin Cummings
publishing”, San Francisco.

Natrsir, 2003, “Mikrobiologi Farmasi Dasar”, Universitas Hasanuddin,


Makassar.

Pelczar, M.J dan E.C.S Chan, 2005, “Dasar-Dasar Mikrobiologi”, UI Press,


Jakarta.

Syamsuri, I., 2004, “Biologi”, Erlangga, Jakarta.

NISRINA (15020160079) MUTMAINNAH SIRADJUDDIN


MORFOLOGI KAPANG DAN KHAMIR

LAMPIRAN

Skema Kerja

1. Secara Makroskopik

A. Metode Tuang B. Metode Gores

Suspensi biakan Medium PDA + As. Tatrat

jamur

Medium PDA + Biakan jamur

As.Tatrat

Inkubasi 3 – 5 x 24 jam Inkubasi 3 – 5 x 24

jam

Pada suhu kamar Pada suhu kamar

Pengamatan

Meliputi : Bentuk permukaan, Warna koloni, Bau khas, Radial forrow,

Growing zone, Zonation, Exudate drops, dan reserve of colony.

NISRINA (15020160079) MUTMAINNAH SIRADJUDDIN


MORFOLOGI KAPANG DAN KHAMIR

2. Secara Mikroskopik Secara Langsung


1 Tetes 1 Ose

Metilen Biru Sampel

Preparat ditutup

Dek Glass

Pengamatan morfologi pada mikroskop

NISRINA (15020160079) MUTMAINNAH SIRADJUDDIN


MORFOLOGI KAPANG DAN KHAMIR

3. Secara Mikroskopik Secara Tidak Langsung (Slide Culture)

Capet Batang V

Kertas Saring Objek Glass

Dek glass

Sterilisasi

1 Tetes 1 Ose

Biakan jamur

Medium PDA

Preparat ditutup dengan dek


glass

Teteskan pada kertas saring

Gliserol 10%

Capet ditutup

Inkubasi 3 – 5 x 24 jam (suhu kamar)

NISRINA (15020160079) MUTMAINNAH SIRADJUDDIN


MORFOLOGI KAPANG DAN KHAMIR

Pengamatan oleh mikroskop

Gambar

1. Makroskopik

(Metode gores)

(Metode tuang)

2. Mikroskopik

(Langsung)

NISRINA (15020160079) MUTMAINNAH SIRADJUDDIN


MORFOLOGI KAPANG DAN KHAMIR

(Tidak langsung)

Metode langsung

Sel induk Sel anak

Sel vegetatif

NISRINA (15020160079) MUTMAINNAH SIRADJUDDIN


MORFOLOGI KAPANG DAN KHAMIR

Metode tidak langsung

Koni diofor Konidia

NISRINA (15020160079) MUTMAINNAH SIRADJUDDIN

Anda mungkin juga menyukai