Anda di halaman 1dari 11

PEMBUATAN MEDIA PDA

1.1 Media PDA.


Mikroorganisme yang ingin kita tumbuhkan, yang pertama harus dilakukan
adalah memahami kebutuhan dasarnya kemudian memformulasikan suatu
medium atau bahan yang akan digunakan. Air sangat penting bagi organisme
bersel tunggal sebagai komponen utama protoplasmanya serta untuk masuknya
nutrien ke dalam sel. Pembuatan medium sebaiknya menggunakan air suling. Air
sadah umumnya mengandung ion kalsium dan magnesium yang tinggi. Pada
medium yang mengandung pepton dan ektrak daging, air dengan kualitas air
sadah sudah dapat menyebabkan terbentuknya endapan fosfat dan magnesium
fosfat (Hadioetomo, 1993).
Medium yang digunakan untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan
mikroorganisme tersebut harus sesuai susunanya dengan kebutuhan jenis-jenis
mikroorganisme yang bersangkutan. Beberapa mikroorganisme dapat hidup baik
pada medium yang sangat sederhana yang hanya mengandung garam
anargonik di tambah sumber karbon organik seperti gula (Avivi, 2008).
Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dan dikembangkan pada suatu
substrat yang disebut medium. Medium yang digunakan untuk menumbuhkan
dan mengembangbiakkan mikroorganisme tersebut harus sesuai susunanya
dengan kebutuhan jenis-jenis mikroorganisme yang bersangkutan. Beberapa
mikroorganisme dapat hidup baik pada medium yang sangat sederhana yang
hanya mengandung garam anargonik ditambah sumber karbon organik seperti
gula (Volk, 1993).
Suatu medium yang mengandung substansi kompleks seperti ekstrak
daging, trifton, darah dan juga dapat disebut medium buatan atau medium
kompleks. Sebagai lawannya kita aduk medium yang masing-masing medium
yang ditentukan (Nurhidayati, 2012).
Media tumbuh bagi mikroba memiliki keragaman. keragaman dalam hal
tipe nutrisi tergantung mikroba yang mengimbanginya. Sumber nutrien bisa
berasal dari alamiah maupun buatan seperti campuran zat-zat kimiawi. Media
dituang kedalam wadah-wadah selain sesuai juga disterilkan sebelum digunakan.
PH medium perlu disesuaikan dan ditentukan dengan nilai yang optimum bagi
pertumbuhan miroba.
Solanum tuberosum atau yang lebih dikenal sebagai kentang adalah
tanaman semusim, dengan berbentuk menyemak dan memiliki sifat menjalar.
Tanaman ini memiliki peluang pasar yang cukup baik sehingga apabila
diusahakan secara serius dapatmeningkatkan pendapatan petani. Produksi
kentang masih cukup rendah di dataran tinggi yaitu hanya 10 ton ha-1
sedangkan sebenarnya potensinya sangat tinggi, dapat mencapai 30 ton ha-
1.Pembiakan dilakukan untuk dapat mengetahui sifat bakteri sehingga
memudahkan dalam pengidentifikasian, determinasi, atau diferensiasi jenis-jenis
yang ditemukan menurut (Karamina dkk, 2016).
Pertumbuhan ketahanan bakteri bergantung pada pengaruh luar seperti
makanan atau nutrisi, atmosfer, suhu, konsentrasi ion hidrogen, cahaya, dan
berbagai zat kimia yang dapat menghambat atau membunuh. Kebutuhan bakteri
pada umumnya adalah sumber energi yang diperlukan untuk reaksi-reaksi
sintesis yang membutuhkan energi dalam pertumbuhan. Sumber nitrogen
sebagian besar untuk sintesis protein,dan adanya asam nukleat dalam PDA
(Koes Irianto, 2006).
Nutrien agar adalah medium umum untuk uji air dan produk dairy. NA
juga digunakan untuk pertumbuhan mayoritas dari mikroorganisme yang tidak
selektif, dalam artian mikroorganisme heterotrof. Media ini merupakan media
sederhana yang dibuat dari ekstrak beef, pepton, dan agar. Na merupakan salah
satu media yang umum digunakan dalam prosedur bakteriologi seperti uji biasa
dari air, sewage, produk pangan, untuk membawa stok kultur, untuk
pertumbuhan sampel pada uji bakteri, dan untuk mengisolasi organisme dalam
kultur murni (Indan, 2003).
PRINSIP KERJA

1.1. Komponen Media PDA.


Komponen media yang digunakan dalam praktikum ini yakni PDA (Potato
Dextrose Agar). Tergolong dalam medium semi sintesis yaitu media yang
sebagian komposisinya diketahui secara pasti. PDA (Potato Dextrose Agar)
mengandung agar, dekstrosa dan ekstrak kentang. Untuk bahan ekstrak
kentang, kita tidak dapat mengetahui secara detail tentang komposisi senyawa
penyusunnya. Sebagai tambahan nutrisi bagi biakan ,sedangkan agar
merupakan bahan media/tempat tumbuh bagi biakan yang baik, karena
mengandung cukup air.
Fungsi dari bahan-bahan medium PDA diantaranya:
Kentang: Sebagai bahan alami pembuatan medium PDA dan sebagai
sumber karbohidrat, vitamin, dan energi.
Dextrose: Sebagai sumber karbon dan energi.
Agar: Untuk memadatkan medium.

1.2. Komponen tumbuh kapang trichoderma.


Fungi multiseluler mempunyai miselium atau filament, dan
pertumbuhannya dalam bahan makanan mudah sekali dilihat. Pertumbuhan fungi
mula-mula berwarna putih, tetapi bila telah memproduksi spora maka akan
terbentuk berbagai warna tergantung dari jenis kapang.
Kapang trichoderma dapat hidup dalam keadaan sekitar yang tidak
menguntungkan bila dibandingkan dengan microba lainnya. Kebanyakan kapang
membutuhkan air (aw) minimal untuk pertumbuhannya dibandiingkan khamir dan
bakteri. Semua kapang bersifat aerobic, artinya membutuhkan oksigen dalam
pertumbuhannya.
Kebanyakan kapang dapat tumbuh baik terutama kapang trichoderma
pada pH yang luas, yaitu 2,0-8.5, tetapi biasanya pertumbuhannya akan baik bila
pada kondisi asam atau pH rendah. Kapang dapat menggunakan berbagai
komponen makanan, dari yang sederhana sampai yang kompleks, kapang
mampu memproduksi enzim hidrolitik. Maka dari itu kapang mampu tumbuh pada
bahan yang mengandung zat pati, pectin, protein atau lipid.
METODE PELAKSANAAN

3.1. Alat dan Bahan Pembuatan Media PDA (Potato Dextrose Agar).
Alat dan Bahan:
1. Botol sample tiap kelompok 3 buah.
2. Spatula steril.
3. Autoclave.
4. Kentang: 20 gram.
5. Gula: 20 gram.
6. Alumunium foil + plastic.
7. Aquadest: 1 liter.
8. Agar-agar putih: 20 gram.
Cara kerja:
1. Kentang dikupas lalu di cuci hingga bersih.
2. Kentang yang telah di cuci kemudian dipotong-potong menjadi bagian
yang lebih kecil.
3. Potongan-potongan kentang direbus dengan aquades sampai volume
1000 ml.
4. Kentang dengan cairannya (ekstrak) dipisahkan untnuk diambil cairannya
(ekstrak) saja.
5. 500 ml cairan kentang (ekstrak) dimasukkan ke dalam panci ditambahkan
agar-agar 20 gram dan gula 20 gram.
6. 500 ml cairan kentang (ekstrak) dimasukkan ke dalam panci kemudian
ditambahkan agar-agar.
7. Kedua bahan PDA direbus pada panci yang terpisah, kemudian PDA
padat dimasukkan sebanyak masing-masing 50 ml pada botol sampel
dan 20 ml pada tabung reaksi.
8. PDA cair dimasukkan pada botol reagen, Erlenmeyer sebanyak 250 ml.
9. Media PDA selanjutnya diautoclave selama 20 menit.
HASIL DAN PEMBAHASAN

1.1. Pengamatan Pembuatan Media PDA.


Media PDA (Potato Dextrosa agar) merupakan medium semi sintetik.
Media merupakan tempat dimana tejadi perkembangan organisme. Organisme
menyerap karbohidrat dari kaldu kentang dan gula serta dari agar yang telah
bercampur. Hal inilah yang menyebabkan mengapa kentang harus di potong
dadu, agar karbohidrat di kentang dapat keluar dan menyatu dengan air
sehingga menjadi kaldu.
Syarat medium yang baik adalah:
1. Mengandung bahan makanan yang sesuai bagi jasad renik.
2. Mengandung oksigen tersedia yang dibutuhkan.
3. Mengandung kelembaban tertentu.
4. Ph media harus sesuai.
5. Suhu media harus cocok.
6. Media harus steril.
7. Media harus terlindung dari kontaminasi.
Media biakan merupakan suatu zat yang digunakan untuk menumbuhkan
jasad renik. Fungsi dari suatu media biakan adalah memberikan tempat dan
kondisi yang mendukung pertumbuhan dan perkembangbiakan dari
mikroorganisme yang ditumbuhkan. Sebelum menumbuhkan mikroorganisme
dengan baik, langkah pertama harus dapat dipahami kebutuhan dasar
mikroorganisme lalu mencoba memformulasikan suatu medium.
Potato Dextrose Agar merupakan salah satu media yang banyak
digunakan untuk membiakkan suatu mikroorganisme, baik itu berupa
cendawan/fungi, bakteri, maupun sel makhluk hidup. Potato Dextrose Agar
merupakan paduan yang sesuai untuk menumbuhkan biakan. Karena ekstrak
potato (kentang) merupakan sumber karbohidrat, dextrose (gugusan gula, baik
itu monosakarida atau polysakarida) sebagai tambahan nutrisi bagi biakan ,
sedangkan agar merupakan bahan media/tempat tumbuh bagi biakan yang baik,
karena mengandung cukup air. Sebelum menumbuhkan mikroorganisme dengan
sebaik-baiknya, pertama-tama harus dapat memahami kebutuhan dasarnya dan
memformulasikan suatu medium yang memberikan hasil yang terbaik.
Pada praktikum ini media ditambahkan antibiotik untuk menghambat
pertumbuhan dari bakteri yang kemungkinan mengkontaminasi media. Jika
antibiotik tidak ditambahkan dan bakteri mengkontaminasi media maka nutrisi
pada media akan berkurang dan dilihat dari waktu tumbuhnya bakteri mampu
tumbuh dengan waktu 24 jam sedangkan jamur 1 3 minggu.
Sterilisasi dilakukan dalam autoclave dengan suhu 121C dalam waktu
15 menit 1 atm . Suhu ini merupakan ketetapan, karena umumnya organisme
tidak dapat bertahan hidup pada suhu dan waktu tersebut. Setelah 15 menit,
maka autoclave dapat dimatikan. Biarkan autoclave sampai tekanannya menjadi
0, setelah itu PDA baru dapat dikeluarkan. Agar bertindak sebagai lingkungan
bagi perkembangan organisme. Penggunaan agar karena merupakan suatu
bahan yang cocok, meskipun padat, akan tetapi lunak dan mudah ditembus oleh
biakan. Selain itu agar mengandung sejumlah air yang diperlukan bagi biakan.
Agar lebih stabil bila dibandingkan dengan air yang lebih mudah menguap dan
berubah. Hasil pengamatan terhadap pembuatan medium PDA (Potato Dextrose
Agar) dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Hasil pengamatan pembuatan medium PDA (Potato Dextrose Agar).
Nama kelompok: 6
Waktu pengamatan: Jumat, 6 Oktober 2017.
Ada/tidak Jumlah
Waktu Jumlah Ada/tidak
Perubahan Botol % kontaminasi
pengamatan Medium Jamur
warna terkontaminasi
Ada
6/10/2017 8 perubahan Ada jamur 7 87,5 %
Cream dan
cokelat

Pada tabel 1. dijelaskan bahwa hasil inokulasi proses pembiakan medium


PDA kentang menghasilkan 1 botol medium yang tumbuh sempurna, artinya
tidak terjadi tumbuhnya mikro organisme penyebab kontaminan. Jumlah
kontaminan mencapai 87,5% tergolong sangat tinggi, hal tersebut ditandai
dengan adanya perubahan secara fisik berupa perubahan warna dan terlihat
munculnya mikro organisme lain yang berwarna putih dapat disebut sudah
terkontaminasi dan rusak. Kondisi sepertilah yang sangat dikawatirkan dalam
perbanyakan medium dari bahan alami seperti kentang, sebab komponen dalam
tanaman kentang sangat baik untuk media tumbuh berbagai jenis kapang.
Berdasarkan praktikum yang dilakukan, Potato Dextrose Agar (PDA) yang
dibuat adalah 500 ml. Potato Dextrose Agar (PDA) 500 ml komposisinya adalah
kentang 200 gr, agar-agar putih 20 gr dan aquades 1000 ml. Berdasarkan hasil
pengamatan, medium Potato Dextrose Agar (PDA) 500 ml sebelum disterilisasi
berwarna kuning dengan bentuk cair. Tetapi setelah disterilisasi di autoclave
medianya ada yang tetap warna menjadi kuning dengan bentuk menjadi semi
padat dan pH = 5. Ada yang terkontaminasi dan warnanya cream di serati
tumbuhnya mikro organisme lain. Hal ini berkait bahwa PDA mengandung
sumber karbohidrat dalam jumlah cukup yaitu terdiri dari 20% ekstrak kentang
dan 2% glukosa sehingga baik untuk pertumbuhan kapang dan khamir tetapi
kurang baik untuk pertumbuhan bakteri. Potato Dextrose Agar (PDA) telah
dibuktikan bahwa mampu menjadi media pertumbuhan bagi jamur. Penjelasan
lebih lanjut dapat dilihat pada gambar 1.

Medium PDA yang Berhasil Medium PDA yang Terkontaminasi

Gambar 1. Medium PDA Kentang.


1.2. Faktor- Faktor Penyebab Kontaminasi.
Kontaminasi pada medium PDA yang terjadi diakibatkan karena salah
satunya yakni jamur Tricoderma sp. Pada saat mengembangbiakan
terkontaminasi dengan faktor lingkungan luar seperti tangan kurang bersih,
ataupun faktor lainnya yang memungkinkan udara membawa masuk telur
serangga sehingga dapat terkontaminasi. Akibatnya pada pengamatan terdapat
kelainan yang tumbuh pada medium.
Medium PDA kentang komponennya karbohidrat, vitamin, mineral, glukosa
dan agar. Medium PDA sintetis dan NA sintetis juga terdapat glukosa, agar dan
nutrisi lainnya. Fungsi agar untuk memadatkan medium.
Faktor-faktor yang memungkinkan terjadinya kontaminasi medium adalah:
1. Sterilisasi medium yang kurang sempurna.
2. Medium memenuhi semua kebutuhan nutrien.
3. Proses praktikum yang tidak aseptis.
4. Lingkungan laboratorium yang kurang steril.
Kemampuan mikroorganisme untuk tumbuh dan tetap hidup merupakan
suatu hal yang penting untuk diketahui. Pengetahuan tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan mikroba sangat penting di dalam mengendalikan
mikroba.
Penelitian yang dilakukan oleh (Mwirigi et al., 2010) menyatakan bahwa
kontaminasi mikroba muncul pada saat proses inisiasi dan pemeliharaan kultur
secara in vitro. Kontaminasi ini biasanya bersifat patogen. Pada umumnya,
kontaminasi berasal dari jamur dan bakteri yang berasal dari permukaan eksplan
itu sendiri. Kontaminasi dapat diidentifikasi dengan pengamatan dibawah
mikroskop. Kontaminasi eksplan yang muncul tergantung pada spesies tanaman,
usia tanaman, sumber eksplan dan kondisi cuaca. Oleh karena itu, waktu yang
baik dan pencegahan seleksi harus dilakukan,karena untuk menghilangkan
kontaminasi kultur secara in vitro sangat sulit.
Pada koleksi plasma nutfah Ipomea batatas L. juga beresiko
terkontaminasi bakteri endofit. Kontaminasi ini muncul karena sterilisasi yang
tidak benar pada saat ingin menanam eksplan ke dalam media kultur.
Kontaminasi bakteri endofittidak dapat dihilangkan dengan teknik sterilisasi
pemukaan saja, tetapi denganmenggunakan antibiotik yang ditambahkan
kedalam media sesuai hasil penelitian (Mbah & Wakil, 2012). Hal ini didukung
oleh (Subarnas, 2011) Sumber utama kontaminan adalah spora jamur dan
bakteri yang terdapat di udara. Dapat diasumsikan bahwa agen kontaminasi ada
dimana-mana, misalnya pakaian, jaringan tumbuhan, peralatan, bagian luar
wadah kultur, permukaan tempat kerja dan lainnya.
Menurut Zulkarnain (2009) mengatakan bahwa beberapa sumber
kontaminasi mikroorganisme pada sistem kultur jaringan dapat dikemukakan
sebagai berikut:
a. Medium sebagai akibat proses sterilisasi yang tidak sempurna.
b. Lingkungan kerja dan pelaksanaan inokulan yang kurang hati-hati dan
kurang teliti .
c. Eksplan (secara internal yang terbawa oleh eksplan di dalam jaringan
dan secara eksternal yakni kontaminan yang berada di permukaan
eksplan akibat prosedur sterilisasi yang kurang sempurna)
d. Dari serangga atau hewan kecil lainnya yang berhasil masuk kedalam
botol saat inokulan.
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
1. Medium semi alamiah adalah medium yang tersusun atas bahan-bahan
alamiah dan sintetis. Contohnya adalah Tauge Ekstrak Agar (TEA),
Potato Dekstrose Agar (PDA), dan Nutrient Agar (NA).
2. Dalam praktikum terjadi kontaminasi pada medium PDA akibat
pengerjaan yang kurang aseptis dan steril.
3. Keasaman (pH) medium juga amat penting bagi pertumbuhan
mikroorganisme terutama kerja enzim amat dipengaruhi oleh pH sebab
sebagian besar bakteri tumbuh paling baik pada sekitar pH 7.

5.2. Saran

1. Pada saat membuat medium maka diharapkan agar tempat


memindahkan medium tersebut steril dan selalu dekat dengan alat yang
digunakan agar tetap steril.
2. Sebelum melakukan praktek mikrobiologi diharapkan untuk
menyeterilkan alat-alat dan diri kita masing-masing agar media atau
bahan yang diuji tidak terkontaminasi oleh mikroorganisme.
DAFTAR PUSTAKA

Dwidjeseputro, D. 2005. Dasar-Dasar Mikrobologi. Djambatan, Jakarta.

Indan Entjang. 2003. Mikrobiologi dan Parasitologi. Bandung: PT. Citra Aditya
Bakti.

Karamina, H., W. Fikrinda. 2016. Aplikasi pupuk organik cair pada tanaman
kentang varietas granola di dataran medium. Jurnal Kultivasi Vol. 15(3).
Fakultas Teknologi Pangan , Universitas Padjadjaran. Bandung.

Koes Irianto. Mikrobiologi Jilid I. Bandung: Yrama Widjaya, 2006.

Nurhidayati, T. 2012. Microbiology of Bacteria. Jurnal sains and biology. Vol


3: 9, 6-9.

Pelczar, Michael. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Universitas Indonesia,


Jakarta.

Siri Hadioetomo,Ratna. 1993.Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. PT Gramedia:


Jakarta. Diakses [18 November 2017].

Volk, dan Wheeler., 1993, Dasar- Dasar Mikrobiologi, Erlangga, Jakarta. Diakses
[18 November 2017].

Anda mungkin juga menyukai