Anda di halaman 1dari 9

Amalia Roza 240210110014 V.

PEMBAHASAN

Media merupakan suatu bahan yang terdiri dari campuran zat hara (nutrien) yang berguna untuk membiakkan dan pertumbuhan mikroba. Nutrien ini adalah degradasi dari nutrien dengan molekul yang kompleks. Nutrien dalam medium harus memenuhi kebutuhan dasar makhluk hidup, yang meliputi air, karbon, energi, mineral dan faktor tumbuh. Fungsi media antara lain, untuk isolasi, untuk memperbanyak, untuk pengujian sifat-sifat fisiologi, untuk perhitungan jumlah mikroba. (Anonim, 2008). Agar mikroorganisme dapat tumbuh dan berkembang biak di dalam media, diperlukan persyaratan tertentu bagi media, yaitu : 1. harus mengandung semua unsur hara yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan mikroorganisme. 2. mempunyai tekanan osmosis, tegangan permukaan, dan pH yang sesuai dengan kebutuhan mikroorganisme. 3. dalam keadaan steril, artinya sebelum diinokulasi mikroorganisme yang dimaksud, tidak ditumbuhi oleh mikroorganisme yang tidak diinginkan. (Anonim, 2009) Media harus mengandung unsur-unsur yang diperlukan untuk metabolisme sel yaitu berupa unsur makro seperti C, H, O, N, P dan unsur mikro seperti Fe dan Mg. Unsur-unsur tersebut memiliki fungsi sebagai berikut a. Sumber karbon dan energi yang dapat diperoleh berupa senyawa organik atau anorganik sesuai dengan sifat mikrobanya. Jasad heterotrof memerlukan sumber karbon organik antara lain karbohidrat, lemak, protein, dan asam organik. b. Sumber nitrogen mencakup asam amino dan protein. Sejumlah mikroba dapat menggunakan sumber N anorganik seperti urea. c. Vitamin-vitamin. (Kusnadi, 2003)

Amalia Roza 240210110014 Bentuk, dan susunan media ditentukan oleh: senyawa penyusun media, persentase campuran, dan tujuan pengggunaan. (Wilda, 2009) Medium berdasarkan sifat fisik a. Medium padat yaitu media yang mengandung agar 15% sehingga setelah dingin media menjadi padat. b. Medium setengah padat yaitu media yang mengandung agar 0,3-0,4% sehingga menjadi sedikit kenyal, tidak padat, tidak begitu cair. c. Medium cair yaitu media yang tidak mengandung agar, contohnya adalah NB (Nutrient Broth) dan LB (Lactose Broth). (Hamdiyanti,2006)

Medium berdasarkan komposisi, terbagi atas: a. Medium sintesis yaitu media yang komposisi zat kimianya diketahui jenis dan takarannya secara pasti, misalnya Glucose Agar, Mac Conkey Agar. b. Medium semi sintesis yaitu media yang sebagian komposisinya diketahui secara pasti, misanya PDA (Potato Dextrose Agar) yang mengandung agar, dekstrosa dan ekstrak kentang. Untuk bahan ekstrak kentang, kita tidak dapat mengetahui secara detail tentang komposisi senyawa penyusunnya. c. Medium non sintesis yaitu media yang dibuat dengan komposisi yang tidak dapat diketahui secara pasti dan biasanya langsung diekstrak dari bahan dasarnya, misalnya Tomato Juice Agar, Brain Heart Infusion

Agar, Pancreatic Extract. (Anonim, 2008). Medium berdasarkan tujuan, dibedakan ke dalam beberapa jenis, yaitu: a. Media untuk isolasi Media ini mengandung semua senyawa esensial untuk pertumbuhan mikroba, misalnya Nutrient Broth, Blood Agar. b. Media selektif/penghambat Media yang selain mengandung nutrisi juga ditambah suatu zat tertentu sehingga media tersebut dapat menekan pertumbuhan mikroba lain dan merangsang pertumbuhan mikroba yang diinginkan. Contohnya adalah

Amalia Roza 240210110014 Luria Bertani medium yang ditambah Amphisilin untuk merangsang E.coli resisten antibotik dan menghambat kontaminan yang peka. c. Media diperkaya (enrichment) d. Media diperkaya adalah media yang mengandung komponen dasar untuk pertumbuhan mikroba dan ditambah komponen kompleks seperti darah, serum, kuning telur. Media diperkaya juga bersifat selektif untuk mikroba tertentu. Bakteri yang ditumbuhkan dalam media ini tidak hanya membutuhkan nutrisi sederhana untuk berkembang biak, tetapi

membutuhkan komponen kompleks, misalnya Blood Tellurite Agar, Bile Agar, Serum Agar, dll. e. Media untuk peremajaan kultur. f. Media umum atau spesifik yang digunakan untuk peremajaan kultur. g. Media untuk menentukan kebutuhan nutrisi spesifik. Media ini digunakan unutk mendiagnosis atau menganalisis metabolisme suatu mikroba. Contohnya adalah Kosers Citrate medium, yang

digunakan untuk menguji kemampuan menggunakan asam sitrat sebagai sumber karbon. h. Media untuk karakterisasi bakteri Media yang digunakan untuk mengetahui kemempuan spesifik suatu mikroba. Kadang-kadang indikator ditambahkan untuk menunjukkan adanya perubahan kimia. Contohnya adalah Nitrate Broth, Lactose Broth, Arginine Agar. i. Media diferensial Media ini bertujuan untuk mengidentifikasi mikroba dari campurannya berdasar karakter spesifik yang ditunjukkan pada media diferensial, misalnya TSIA (Triple Sugar Iron Agar) yang mampu memilih Enterobacteria berdasarkan bentuk, warna, ukuran koloni dan perubahan warna media di sekeliling koloni.(Anonim, 2008).

Amalia Roza 240210110014 Pada praktikum kali ini, dilakukan praktikum pembuatan beberapa media, yaitu: Nutrient Agar (NA), Potato Dextrose Agar (PDA), dan Plate Count Agar (PCA) serta pembuatan larutan buffer Natrium Klorida (NaCl) fisiologis 0,85%. Media nutrient agar (NA) berfungsi sebagai media bakteri. Berdasarkan bentuknya, NA merupakan bahan semi padat yang sintetik berupa serbuk yang lembut berwarna kuning gading. Komposisinya terdiri dari Enzymatic Digest of Gelatin 5g/L, Beef Extract 3g/L, dan Agar 15g/L. Untuk membuat medium NA pada praktikum kali ini digunakan 1,15 gram serbuk NA dan 50 ml akuades. Kedua bahan dimasukkan kedalam erlenmeyer. Media Potato Dextrose Agar (PDA) berfungsi sebagai media kapang. PDA merupakan medium yang semi padat dan sintetik berupa serbuk kecil berwarna krim. Komposisinya Potato Infusion 4 g/L, Dextrose 20 g/L dan Bacterio Logical Agar 15 g/L. Dalam praktikum ini digunakan serbuk PDA sebanyak 1,95 gram dan 50 ml akuades. Bahan-bahan ini dimasukkan ke dalam erlenmeyer. Media Plate Count Agar (PCA) berfungsi sebagai media berkembangnya banyak mikroba. PCA berbentuk serbuk yang berwarna putih dan termasuk golongan semi padat yang sintetik. Bentuk bahan ini adalah serbuk berwarna putih yang termasuk golongan sKomposisinya Peptone from Casein 5g/L, Yeast Extract D (+) Glukose 1g/L dan Agar 14g/L. Praktikum menggunakan 1,25 gram serbuk PCA dan 50 ml akuades. Bahan ini dimasukkan kedalam erlenmeyer. Tahap untuk menghomogenkan campuran bahan-bahan adalah dengan melakukan pengadukan dan pemanasan selama beberapa saat sampai tidak terdapat lagi gelembung pada larutan. Bahan NaCl berupa serbuk halus berwarna putih. Pada pelaksanaan praktikum digunakan 0,85 gram NaCl dan 100 ml akuades. Kedua bahan ini dicampurkan, lalu diaduk sampai homogen. Untuk menghomogenkan larutan ini, tidak perlu dipanaskan cukup diaduk karena setelah diaduk larutan akan homogen, itu terlihat dari tidak terbentuknya dua fasa setelah diaduk. Tutup mulut erlenmeyer menggunakan aluminium foil.

Amalia Roza 240210110014 Selanjutnya dilakukan sterilisasi. Sterilisasi dilakukan untuk membunuh mikroba. Sterilisasi bertujuan untuk menghilangkan mikroba yang tidak diinginkan. Sterilisasi dapat dilakukan secara basah dan secara kering tergantung alat atau bahan yanga kan disterilisasi. Peralatan yang terbuat dari logam dan gelas tahan panas dapat dilakukan sterilisasi kering. Sterilisasi kering dilakukan dengan menggunakan api atau oven. Proses sterilisasi menggunakan api berlangsung dalam sangat singkat. Suhu api yang tinggi dapat membunuh mikroba dalam waktu singkat. Salah satu contoh proses sterilisasi menggunakan api adalah sterilisasi ose sewaktu akan digunakan untuk memindahkan mikroba. Penggunaan oven untuk sterilisasi dilakukan dengan menggunakan udara panas untuk membunuh mikroba. Udara panas ini dihasilkan oleh sumber panas berupa api atau arus listrik yang memanaskan elemen pemanas. Oven digunakan untuk proses sterilisasi peralatan yang terbuat dari logam atau gelas tahan panas. Bahan yang tidak tahan terhadap panas langsung, proses sterilisasi dilakukan dengan digunakan sterilisasi basah. Pada dasarnya, sterilisasi basah adalah proses sterilisasi dimana panas yang digunakan tidak langsung mengenai bahan atau perlatan secara langsung tetapi melalui media berupa uap air atau air. Sterilisasi basah dapat dilakukan menggunakan autoklaf dan waterbath. Suhu uap yang dihasilkan mencapai 121 oC dan bertekanan tinggi (15 psi) selama 15 menit. Pada praktikum kali ini menggunakan autoclave.

Amalia Roza 240210110014 KESIMPULAN

1. NA adalah media yang berfungsi sebagai tempat menumbuhkan bakteri. NA termasuk jenis semi padat karena mengandung agar dan bahan sintetik. 2. PCA adalah media untuk menumbuhkan kapang, khamir dan jamur. Media ini tergolong jenis sintetik dan semi padat. 3. PDA adalah media untuk menumbuhkan berbagai jenis

mikroorganisme. Bahan ini termasuk jenis sintetik yang semi padat. 4. Untuk menghomogenkan NaCl tidak perlu melakukan pemanasan karena saat diaduk larutan telah homogen. Hal itu ditandai denagn tidak terlihatnya fasa yang berbeda pada larutan. 5. Untuk sterilisasi media pada praktikum ini menggunakan autoclave dengan tekanan 15 lbs dan suhu 1210C selama 15 menit.

Amalia Roza 240210110014 DAFTAR PUSTAKA Anonima.

2008.

Media

Pertumbuhan.

Available

at

http://ekmon-saurus.

blogspot.com/2008/11/bab-2-media-pertumbuhan.html (Diakses tanggal 8 Maret 2012, pukul 20.10) Anonima. 2009. Mengenal Berbagai Jenis Media. Available at

http://wildablog.blogspot.com/2009/11/mengenal-berbagai-jenis-media.html (Diakses tanggal 9 Maret 2012, tanggal 19.15) Doran, M.P. 1995. Bioprocess Engineering Principles, chapter 13. Academic Press Fardiaz, Srikandi. 1992. Mikrobiologi Pangan 1. PT Gramedia : Jakarta. Kusnadi, dkk. 2003. Mikrobiologi. UPI Press: Bandung

Amalia Roza 240210110014

PERTANYAAN

1. Setelah saudara pelajari dan praktekkan, jelaskan fungsi penambahan beef extract pada pembuatan media NA dan fungsi penambahan kentang pada pembuatan media PDA! Mengapa berbeda? Jawab : Penambahan beef extract pada pembuatan medium NA dikarenakan bakteri lebih tumbuh lebih baik pada lingkungan yang proteinnya lebih tinggi. Sedangkan penambahan kentang pada pembuatan medium PDA dikarenakan kapang dan khamir lebih tumbuh baik pada lingkungan yang karbohidratnya tinggi. Penambahan ini dilakukan agar bakteri, kapang dan khamir dapat mensitesis lingkungan tempat hidupnya .

2. Jelaskan fungsi dari larutan pengencer? Mengapa harus menggunakan KH2PO4? Dapatkah digantikan dengan senyawa kimia lain? Jawab : Larutan pengencer berfungsi untuk membuat media atau substrat

pertumbuhan bakteri agar konsentrasinya tidak terlalu pekat dan memudahkan mikroorganisme tumbuh. Karena KH2PO4 adalah larutan penyangga asam dimana fungsinya sebagai pengencer tidak akan mempengaruhi pH media. Senyawa kimia lain dapat menggantikan tetapi harus memiliki sifat yang sama yaitu sebagai larutan penyangga (buffer) asam yang dapat mempertahankan pH pada daerah asam (pH<7).

Amalia Roza 240210110014

Anda mungkin juga menyukai