PENDAHULUAN
I.2. Tujuan stase media di RSUP Dr. Kariadi Semarang adalah sebagai berikut :
Tujuan Umum :
1. Mengetahui macam-macam media yang dibuat dan digunakan di Laboratorium
Mikrobiologi RSUP Dr.Kariadi Semarang.
2. Mengetahui proses pembuatan media di Laboratorium Mikrobiologi RSUP Dr. Kariadi
Semarang.
3. Mengetahui permasalahan apa saja yang dihadapi dalam pembuatan media di
Laboratorium Mikrobiologi RSUP Dr. Kariadi Semarang.
Tujuan Khusus:
1. Mengetahui jenis media pertumbuhan mikroba.
2. Mengetahui fungsi dari setiap jenis media.
3. Mengetahui cara pembuatan media.
4. Mengetahui faktor-faktor yang dapat menunjang pertumbuhan mikroba.
5. Mampu menilai kualitas media yang dibuat
6. Mampu mengidentifikasi kemungkinan masalah-masalah yang menyebabkan kurang
optimalnya kualitas media
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada dasarrnya bahan-bahan untuk pertumbuhan medium dikelompokkan menjadi 3
kelompok yaitu bahan dasar yang meliputi air, agar yang bersifat tidak diuraikan oleh
mikroba, gelatin yang merupakan protein yang dapat diuraikan oleh mikroba, dan silika gel
yaitu bahan yang mengandung natrium silikat khusus untuk menumbuhkan mikroba yang
bersifat obligat autotrof, unsur-unsur nutrien yang dapat diambil dari bahan alam meliputi
karbohodrat, lemak, dan asam-asam organik, sumber nitrogen yang mencakup pepton dan
protein, garam-garam kimia (K, Na, Fe dan Mg), vitamin, dan sari buah, ekstrak sayuran dan
susu serta bahan-bahan tambahan yang sengaja ditambahkan ke medium dengan tujuan
tertentu seperti indikator maupun antibiotik (Schlegel, 1993).
Adapun macam-macam media pertumbuhan antara lain (Hadioetomo, 1993) :
1. Medium berdasarkan konsistensi
a. Medium padat, yaitu medium yang mengandung agar 15% sehingga setelah dingin
media menjadi padat.
b. Medium setengah padat, yaitu media yang mengandung agar 0,3-0,4% sehingga
menjadi sedikit kenyal, tidak padat, tidak begitu cair. Media semi solid dibuat
dengan tujuan supaya pertumbuhan mikroba dapat menyebar ke seluruh media
tetapi tidak mengalami percampuran sempurna jika tergoyang. Misalnya bakteri
tumbuh pada media NfB (Nitrogen free Bromthymol Blue) semisolid akan
membentuk cincin hijau kebiruan dibawah permukaan media, jika media ini cair
maka cincin ini dapat dengan mudah hancur. Semisolid juga bertujuan untuk
mencegah/menekan difusi oksigen, misalnya pada media Nitrate Broth, kondisi
anaerob atau sedikit oksigen meningkatkan metabolisme nitrat tetapi bakteri ini
juga diharuskan tumbuh merata ke seluruh media.
c. Medium cair yaitu media yang tidak mengandung agar, contohnya adalah NB
(Nutrient Broth), LB (Lactose Broth).
Pengecekan sterilitas
Pengecekan sterilitas media dapat mengacu kepada tabel sterility testing yang disarankan
oleh Andrews et al (2004) untuk menguji kualitas media berikut.
Suhu uji/penyimpanan inkubasi Waktu minimum uji sterilitas
4-8°C 10 - 14 hari
20 - 25 ° C 2 - 5 hari
35 - 37 ° C 48 - 72 jam
Volume media :
Volume media cocok untuk pengisian cawan petri dengan ukuran yang bervariasi. Volume
Media 15 - 20 ml yang direkomendasikan untuk cawan petri ini yang memiliki diameter
internal 90 mm (3,5 in).
Quality control
Positif control :
E. Coli (Lactose Fermented)
Pseudomonas (Non lactose
Fermented)
Negatif Control : tidak ada E. Coli (Lactose Pseudomonas
pertumbuhan kuman Fermented) (Non lactose
Fermented)
Catatan :
Media Mac.Conkey merupakan media selektif, yaitu untuk kultur/pembenihan
bakteri gram negatif saja.Media ini dilengkapi dengan neutral red dan garam
empedu/bile sebagai bahan penghambat pertumbuhan bakteri gram positif. Mac
Conkey ini juga merupakan media differensial, yaitu digunakan untuk
membedakan sifat bakteri dalam hal kemampuannya memfermentasi laktosa, oleh
sebab itu media ini juga dilengkapi dengan laktosa.
5 Bungkus dengan kertas secara terbalik dan simpan dalam lemari es 2-8°C atau
suhu ruangan 25°C
Quality control
Positif control :
Staphylococcus aureus ATCC
Streptococcus pneumoniae
Negatif Control : Tidak ada
pertumbuhan kuman
Staphylococcus
Streptococcus
aureus
pneumoniae (Hemolisis -)
(Hemolisis +)
Catatan :
Media Blood Agar Plate (BAP)
merupakan media universal, yaitu semua
bakteri baik yang gram positif dan gram
negatif dapat tumbuh, media ini diperkaya
dengan darah, sehingga semua bakteri
akan lebih subur tumbuh. Penambahan
darah pada media ini juga berfungsi (Streptococcus pneumoniae)
sebagai media differensial yaitu untuk Sheep Blood& Human Blood
membedakan tipe hemolisa/hemolisis dari
bakteri.
Catatan :
Dalam media TCBS sumber karbon selain dari pepton juga dari sukrosa, hal ini
karena kebanyakan bakteri yang tumbuh pada media ini (vibrio sp) menggunakan
sumber karbon berupa sukrosa. Media ini dilengkapi dengan indikator Bromo
Thymol Blue sebagai petunjuk jika terjadi fermentasi terhadap sukrosa menjadi
asam organic maka indikator BTB yg semula berwarna hijau menjadi kuning
setelah fermentasi selama 24-48 jam pada suhu 37 oC .
Catatan :
Media TSIA mengandung 3 macam gula yaitu sukrosa dan laktosa pada bagian
lereng dan glukosa pada bagian dasar. Hal ini karena berat molekul glukosa lebih
rendah daripada sukrosa dan laktosa, sehingga berada di dasar media. Gula -gula
tersebut digunakan untuk pengujian kemampuan bakteri memfermentasikan
karbohidrat (gula) menjadi asam organic, dengan disertai pembentukan gas CO2
atau tidak. Media TSIA juga mengandung logam berat Fe (besi) yang dapat
digunakan untuk uji kemampuan memproduksi H2S pada bakteri uji.
Urea Positif :
Proteus Mirabilis
Klebsiella Pneumonia
Urea Negatif :
Pseudomonas
E.Coli
v. Sabaroud Dextrose Agar
1 Timbang 65 gram medium Sabaroud
Dextrose Agar, larutkan dengan 1
liter aquabidest, panasakan sambil
diaduk aduk sampai homogen
Quality Control :
Positif kontrol : keruh (+)
Staphylococcus aureus ATCC
Negatif kontrol : Bening = Tidak
ada pertumbuhan.
Catatan :
Media ini digunakan untuk pengujian penggunaan sitrat sebagai sumber
karbon utama bagi bakteri. Jika sitrat digunakan /difermentasikan akan
mengubah indikator Bromo Thymol Blue semula hijau menjadi biru. Hal ini
biasanya digunakan oleh bakteri yang tidak mampu menggunakan laktosa atau
sukrosa sebagai sumber karbonnya.
Citrate positif :
Pseudomonas Aurogenosa
Klebsiella Pneumonia
Citrate negatif :
-E. Coli
Formula g/L
Pepton 2,5
NaCl 2,5
Agar 2
pH 7 ± 0,2
2 Campur bahan dengan 500 ml Aquadest, kemudian diaduk sampai homogeny
3 Ukur pH=7, tutup dengan bundel
masukklan ke dalam autoclave disterilkan
dengan autoclave dalam suhu 121 oC
selama 15 menit
Catatan :
Media ini setengah padat, dan digunakan untuk melihat pergerakan bakteri.
Bakteri yang mempunyai flagella sebagai alat gerak, akan bergerak menuju
makanan atau oksigen, yang gerakannya dapat dilihat membekas pada media yang
setengah padat, berupa tanda guratan/gambaran putih sekitar tusukaan.
Motil positif :
- Pseudomonas Auregenosa
- Proteus Mirabillis
Motil Negatif :
- Klebsiella Pneumonia
- E.Coli
xi. Lowenstein-Jensen
1 Larutan 1 : Bahan dasar Medium
Lowenstein-Jensen dengan komposisi:
Formula g/L
Potassium dihydrogen phosphate 2,5
Magnesium sulfate heptahydrate 0,24
Trimagnesium dicitrate 14- 0,6
hydrate
L- asparagin 3,6
Potato meal 30
2 larutkan Bahan dasar Medium Lowenstein – Jensen 37,5 gram dalam 600 ml
aquades , aduk sampai homogen dan ukur PH 6,8-7,0.
3 Tambahkan 12 ml glyserol dan 20 ml larutan malachite green 2%
4 Setelah tercampur sempurna, sterilkan dengan autoclave selama 15 menit
padansuhu 121 ̊ C, setelah itu dinginkan sampai suhu ± 50 ̊ C
Larutan II :
Rendam telur dalam alkohol 70% selama 15
menit, kemudian masukkan telur kedalam
tabung steril
Aduk telur sampai homogen dengan magnetic
stirerr.
Setelah Larutan I tidak terlalu panas,
campurkan Larutan II dengan menggunakan
kertas saring/kassa steril.
Catatan :
Media gula - gula ini dilengkapi dengan indikator phenol red sebagai petunjuk
kalau terjadi fermentasi gula akan terbentuk asam yang mengubah indikator phenol
red yang berwarna merah menjadi kuning.
1 Sterilisasi Media/Autoclave
2 Tempat penuangan media
4 Tempat Penyimpanan
Bahan Media
BAB IV
PERMASALAHAN
Kegiataan stase media selama 1 bulan pada periode 2 September s/d 2 Oktober 2014
di laboratorium mikrobiologi RSUP Dr Kariadi Semarang ada beberapa permasalahan stase :
Permasalahan :
Saat akan mensterilkan media yang sudah jadi,tidak tersedia nya inkubator
khusus, sehingga jarang dilakukan
Sulit untuk mendapatkan ketebalan media yang sama pada cawan petri
Terkadang masih terbentuk gelembung atau lubang pada media yang sudah
jadi
Pengecekan pH terkadang tidak rutin dilakukan saat pembuatan media
Kesulitan saat penuangan media karena belum tersedia Laminary Flow,
sehingga alternatif dengan memanaskan mulut tabung saat akan menuang
media jadi, untuk mengurangi kontaminasi.
2. Selain air, kualitas cawan petri juga merupakan faktor yang penting,
normalnya cawan petri dibuat dari ethylene oxide (ETO) yang telah
disterilisasi atau telah di "gamma-irradiasi"
3. Darah adalah yang paling penting diantara zat aditif tersebut, jadi sangat
penting menjaga kualitas darah yang digunakan, mencakup
sterilitas,homogenitas, viskositas/kekentalan dan warna dari darah tersebut
Parameter Sterilitas
dalam hal ini penggunaan autoclave serta banyaknya media yang di sterilisasi
dalam satu autoclave harus diatur dengan benar.
Parameter Fisik
secara fisik media kultur dikatakan baik jika;
- gelembung atau lubang tidak boleh ada atau harus
seminimal mungkin
- harus rata ketebalan dan permukaannya
- tidak boleh retak
- tidak boleh membeku atau mengkristal
ketebalan media pada cawan petri idealnya 4+ 2 mm
pH dari media kultur setelah di sterilisasi penting untuk diukur, saat
mempersiapkan media sebelum atau setelah autoclaving menggunakan pH
meter yang telah di kalibrasi dengan buffer standar
Parameter Mikrobiologi
karakteristik kemampuan menumbuhkan kuman adalah parameter terpenting
ketika melakukan QC media. Prosedur inokulasi standar harus dilakukan untuk
mengetahui karakteristik tersebut.
National Commitee for Clinical Laboratory Standards (NCCLS) telah membuat
guideline organisme kontrol yang digunakan untuk setiap media kultur, dimana
konsentrasi inokulum dan perkiraan kualitas dan kuantitas pertumbuhan kuman
telah ditentukan. Tetapi cara ini sulit dilakukan karena mmbutuhkan waktu
yang lama dan peralatan yang canggih.
Sebagai alternatif, dapat digunakan ukuran koloni sebagai indikator
kemampuan media menumbuhkan kuman. Tetapi cara ini tidak sensitif karena
penilaian karakteristik koloni menjadi subjektif.
Parameter Kontaminan
Parameter ini sangat krusial umtuk menentukan media kultur sudah baik atau
tidak. Dalam satu angkatan harus dicek apakah ada kontaminan atau tidak
sebelum digunakan
Semua media kultur dalam 3 hari harus diperiksa dalam suhu ruang. Atau
alternatif lain ambil 2 media dari setiap angkatan, masukkan ke inkubator suhu
37°C selama 24 jam, kemudian dilihat ada atau tidak pertumbuhan kuman.
Jika ada, maka ambil 2 lagi dari angkatan yang sama dan diulang dengan
proses yang sama. Jika kedua proses ini ada kontaminasi maka seluruhnya
gagal. Rekomendasi jika > 10% angkatan yang dibuat terkontaminasi maka
dianggap gagal semua
Kekuatan Gel/agar
Untuk mementukan kekenyalan agar dalam suatu pembuatan media, dapat
diukur dengan "tripod stand" dengan cara meletakkan diatas gel untuk
memberikan tekanan di atas agar tersebut. Sehingga bisa menilai tingkat
kekenyalan agar.
Kesimpulan :
1. QC media dalam mikrobiologi klinik masih merupakan usaha yang penting
untuk menjaga akurasi dalam mengisolasi kuman patogen
3. Usaha untuk menjaga media tersebut berada dalam kualitas yang baik dan
mampu memberi hasil yang memuasakan, maka Quality Management
System sangat diperlukan
BAB V
PENUTUP
Daftar Pustaka
Basil gram -
(citrat-),(urea-),
(Asam,Asam,H2S-,Gas+)
LAPORAN STASE
STASE MEDIA
PERIODE 2 SEPTEMBER 2014 - 2 OKTOBER 2014
Oleh:
Pembimbing :
dr.Subakir Sp.MK(K), Sp.KK (K)
2014