Anda di halaman 1dari 4

TIME DEPENDENT DAN CONCENTRATION DEPENDENT ANTIBIOTIC

Farmakologi antibiotik mencakup Farmakokinetika dan Farmakodinamik.


Farmakokinetik membahas konsentrasi dan waktu obat selama dalam host (tubuh
pasien), sedangkan Farmakodinamik membahas konsentrasi dan waktu interaksi
yang diperlukan antibiotik untuk memerangi patogen dalam host 1. Dua jenis utama
Kategori Farmakodinamik antibiotik yaitu Time-Dependent bactericidal Effect
(Efek bakterisida bergantung waktu) dan Concentration Dependent Bactericidal
Effect (Efek Baktersida bergantung Konsentrasi). Kategori ketiga yang telah dapat
diuraikan, yaitu antibiotik yang memiliki karakter gabungan Time dependent dan
Concentration Dependent 2.

Tabel 1

Kategori Farmakodinamik Antibiotik2

Time-
Dependent Concentration-
(with minimal Dependent (with Time-Dependent, Concentration-
or no PAE) PAE) Enhanced (with PAE)

Beta-lactams Aminoglycosides Clarithromycin


Vancomycin Daptomycin Clindamycin
Fluoroquinolones Erythromycin
Metronidazole Linezolid
Azithromycin Streptogramins
Ketolides Tetracyclines
Tigecycline

Antibiotik TD memiliki efek optimal bakterisida ketika konsentrasi tetap dijaga


diatas Konsentrasi Hambat Minimum (Minimum Inhibitory Concentration /MIC).
Konsentrasi antibiotik kategori ini dijaga 2-4 kali diatas MIC sepanjang interval
pemberian1. Untuk agen ini, konsentrasi lebih tinggi tidak menambah daya bunuh
terhadap organisme. Lagi pula kecenderungan agen ini secara minimum hingga tidak
menghasilkan Post Antibiotic Effect* (PAE) / Efek Paska Antibiotik2.

Antibiotik CD memberikan peningkatan membunuh bakteri berbanding lurus


dengan peningkatan konsentrasi obat. Agen ini berhubungan dengan sifat PAE yang
memiliki aksi bakterisida lanjutan beberapa waktu setelah konsentrasi antibiotik
dibawah level MIC. Konsentrasi puncak dan Area dibawah kurva (Area Under
Curve /AUC) menunjukkan kemanjuran antibiotik ini2. Pada kelompok ini,
konsentrasi yang diperlukan untuk efek bakterisida optimal adalah paling kecil 10
kali MIC3.
Kelompok Farmakodinamik ketiga merupakan antibiotik bakteriostatik yang
memiliki PAE diperpanjang. Beberapa agen telah diklasifikasikan sebagai Time
Dependent1,3, akan tetapi karena keberadaan PAE maka memiliki ciri Concentration
Dependent. Kemanjuran kelompok ini ditentukan dengan rasio 24 jam AUC dan
MIC (AUC/MIC)2.

Tigesiklin adalah turunan dari minosiklin, dan merupakan antibiotik glisiklin


generasi pertama. Ada dua indikasi yang telah terbukti, komplikasi infeksi kulit dan
jaringan lunak dan komplikasi infeksi intra abdominal. Penggunaan off label untuk
mengobati sekresi bronchial pada pneumonia.

Tigesiklin dilaporkan memiliki rata-rata waktu paruh 37-38 jam4. Mekanisme kerja
farmakodinamik belum dapat secara menyeluruh dijelaskan, tetapi nampaknya
memiliki gabungan dua karakteristik Time Dependent dan Concentration
Dependent. Telah dilaporkan PAE in vivo 8,9 jam untuk bakteri Staphylococcus
pneumoniae dan 4.9 jam untuk Escherichia coli5. Antibiotik ini memiliki waktu
paruh yang panjang dan PAE diperpanjang, jadi wajar bila ada pertanyaan apakah
Tigesiklin dapat diberikan kurang dari 2 kali sehari. Akan tetapi berdasarkan hasil
penelitian yang dilakukan produsen, menunjukkan obat dalam serum dan efek
farmakologi intrapulmonary pada 30 subjek sehat mendukung regimen 2 kali sehari
untuk organisme yang diteliti (Wyeth Pharmaceuticals; August 6, 2007). Hasil
penelusuran pustaka tidak menemukan penelitian yang dipublikasikan terkait
pemberian dosis sehari sekali untuk Tigesiklin. Dosis sekali sehari belum dapat
direkomendasikan untuk saat ini.

Anda mungkin juga menyukai