Anda di halaman 1dari 8

Media Pertumbuhan

Mikroorganisme
Berdasarkan komposisi/susunan kimia bahan penyusunnya, media yang digunakan untuk menumbuhkan

mikrobia dibagi atas 5 yaitu:


Medium organik; yaitu medium yang tersusun dari bahan-bahan organik.

Medium anorganik; yaitu medium yang tersusun dari bahan-bahan anorganik


Medium sintetik, yaitu media yang tersusun atas senyawa yang tidak diketahui komposisi kimianya secara tepat.
Media tersebut berisi garam anorganik misalnya asam amino, asam lemak, alkohol, karbohidrat atau senyawa
organik serta serta vitamin-vitamin.

1.

Media nonsintetik, adalah media yang tidak diketahui komposisi kimianya secara pasti.
Medium berdasarkan sifat fisik
Medium padat yaitu media yang mengandung agar 15% sehingga setelah dingin media menjadi padat..
Medium setengah padat yaitu media yang mengandung agar 0,3-0,4% sehingga menjadi sedikit kenyal, tidak padat,
tidak begitu cair. Media semi solid dibuat dengan tujuan supaya pertumbuhan mikroba dapat menyebar ke seluruh
media tetapi tidak mengalami percampuran sempurna jika tergoyang. Misalnya bakteri yang tumbuh pada media NfB
(Nitrogen free Bromthymol Blue) semisolid akan membentuk cincin hijau kebiruan di bawah permukaan media, jika
media ini cair maka cincin ini dapat dengan mudah hancur. Semisolid juga bertujuan untuk mencegah/menekan difusi
oksigen, misalnya pada media Nitrate Broth, kondisi anaerob atau sedikit oksigen meningkatkan metabolisme nitrat
tetapi

bakteri

ini

juga

diharuskan

tumbuh

merata

diseluruh

media.

2.

Medium cair yaitu media yang tidak mengandung agar, contohnya adalah NB (Nutrient Broth), LB (Lactose Broth).
Medium berdasarkan komposisi

Medium sintesis yaitu media yang komposisi zat kimianya diketahui jenis dan takarannya secara pasti,
misalnya Glucose Agar, Mac Conkey Agar.
Medium semi sintesis yaitu media yang sebagian komposisinya diketahui secara pasti, misanya PDA (Potato Dextrose

Agar) yang mengandung agar, dekstrosa dan ekstrak kentang. Untuk bahan ekstrak kentang, kita tidak dapat
mengetahui secara detail tentang komposisi senyawa penyusunnya.

3.

Medium non sintesis yaitu media yang dibuat dengan komposisi yang tidak dapat diketahui secara pasti dan biasanya
langsung diekstrak dari bahan dasarnya, misalnya Tomato Juice Agar, Brain Heart Infusion Agar, Pancreatic Extract.
Medium berdasarkan tujuan
Media untuk isolasi
Media ini mengandung semua senyawa esensial untuk pertumbuhan mikroba, misalnya Nutrient Broth, Blood Agar.

Media selektif/penghambat

Media yang selain mengandung nutrisi juga ditambah suatu zat tertentu sehingga media tersebut dapat menekan
pertumbuhan mikroba lain dan merangsang pertumbuhan mikroba yang diinginkan. Contohnya adalah Luria Bertani
medium yang ditambah Amphisilin untuk merangsang E.coliresisten antibotik dan menghambat kontaminan yang
peka, Ampiciline. Salt broth yang ditambah NaCl 4% untuk membunuh Streptococcus agalactiae yang toleran
terhadap garam.
Media diperkaya (enrichment)
Media diperkaya adalah media yang mengandung komponen dasar untuk pertumbuhan mikroba dan ditambah
komponen kompleks seperti darah, serum, kuning telur. Media diperkaya juga bersifat selektif untuk mikroba tertentu.
Bakteri yang ditumbuhkan dalam media ini tidak hanya membutuhkan nutrisi sederhana untuk berkembang biak,
tetapi membutuhkan komponen kompleks, misalnya Blood Tellurite Agar, Bile Agar, Serum Agar, dll.

Media untuk menentukan kebutuhan nutrisi spesifik.


Media ini digunakan unutk mendiagnosis atau menganalisis metabolisme suatu mikroba. Contohnya adalah Kosers
Citrate medium, yang digunakan untuk menguji kemampuan menggunakan asam sitrat sebagai sumber karbon.
Media untuk karakterisasi bakteri
Media yang digunakan untuk mengetahui kemempuan spesifik suatu mikroba. Kadang-kadang indikator ditambahkan
untuk menunjukkan adanya perubahan kimia. Contohnya adalah Nitrate Broth, Lactose Broth, Arginine Agar.

Media diferensial

Media ini bertujuan untuk mengidentifikasi mikroba dari campurannya berdasar karakter spesifik yang ditunjukkan
pada media diferensial, misalnya TSIA (Triple Sugar Iron Agar) yang mampu memilih Enterobacteria berdasarkan
bentuk, warna, ukuran koloni dan perubahan warna media di sekeliling koloni..

Potato Dextrose Agar (PDA)


PDA digunakan untuk menumbuhkan atau mengidentifikasi yeast dan kapang. Dapat
juga digunakan untuk enumerasi yeast dan kapang dalam suatu sampel atau produk makanan.
PDA mengandung sumber karbohidrat dalam jumlah cukup yaitu terdiri dari 20% ekstrak
kentang dan 2% glukosa sehingga baik untuk pertumbuhan kapang dan khamir tetapi kurang
baik untuk pertumbuhan bakteri. Cara membuat PDA adalah mensuspensikan 39 g media dalam
1 liter air yang telah didestilasi. campur dan panaskan serta aduk. Didihkan selama 1 menit untuk
melarutkan media secara sempurna. Sterilisasi pada suhu 121C selama 15 menit. Dinginkan
hingga suhu 40-45C dan tuang dalam cawan petri dengan pH akhir 5,6+0,2.
Nama medium : Potato Dextrose Agar (PDA)
Potato dextrose agar (PDA) termasuk medium semi alamiah karena tersusun atas bahan
alami (kentang) dan bahan sintesis (dextrose dan agar). PDA digunakan untuk menumbuhkan
jamur.
Fungsi bahan yang digunakan pada medium PDA :
Kentang : sumber karbon (karbohidrat), vitamin dan energi.
- Dextrose : sebagai sumber gula dan energy
- Agar : Untuk memadatkan medium PDA.
- Aquadest : Untuk melarutkan agar, dextrose, dan kentang.
Medium Potato Dextrose Agar (PDA)

Untuk komposisi 1000 mL


- Kentang : 200 gram
- Dextrose : 15 gram
- Agar : 15 gram
- Aquadest : 1000mL
Cara kerja :
Mengupas kentang, memotong- motong seukuran dadu dan mencucinya hingga bersih.
Menimbang kentang sebanyak 20 gr, dextrose 1,5 gr, agar 1,5 gr, dan aquadest sebanyak 100
mL.
Memasukkan potongan kentang dan aquadest tadi ke dalam erlenmeyer kemudian
mendidihkannya pada penangas.
Setelah mendidih, mengangkat larutan tersebut dan menyaring ekstraknya dengan menggunakan
kertas saring dan corong lalu memasukkannya ke dalam erlenmeyer.
Menambahkan dextrose dan agar lalu menambahkan aquadest hingga volumenya 100 mL dan
mengaduknya.
Memanaskan kembali hingga mendidih dan homogen lalu mengangkat dan menutup mulut
erlenmeyer dengan menggunakan aluminium foil

Menaruhnya dalam otoklaf dengan tekanan 2 atm selama 15- 20 menit .


Menyimpan di dalam lemari pendingin.
Nutrient Agar
Nutrien agar adalah medium umum untuk uji air dan produk dairy. NA juga digunakan
untuk pertumbuhan mayoritas dari mikroorganisme yang tidak selektif, dalam artian
mikroorganisme heterotrof. Media ini merupakan media sederhana yang dibuat dari ekstrak beef,
pepton, dan agar. Na merupakan salah satu media yang umum digunakan dalam prosedur
bakteriologi seperti uji biasa dari air, sewage, produk pangan, untuk membawa stok kultur, untuk
pertumbuhan sampel pada uji bakteri, dan untuk mengisolasi organisme dalam kultur murni.
Untuk komposisi nutrien adar adalah eksrak beef 10 g, pepton 10 g, NaCl 5 g, air
desitilat 1.000 ml dan 15 g agar/L. Agar dilarutkan dengan komposisi lain dan disterilisasi
dengan autoklaf pada 121C selama 15 menit. Kemudian siapkan wadah sesuai yang dibutuhkan.
Nama medium : Nutrient Agar (NA)
Nutrient agar (NA) termasuk medium semi alamiah karena tersusun atas bahan alami
(daging) dan bahan sintesis (pepton dan agar). PDA digunakan untuk menumbuhkan semua
mikroba.
Fungsi bahan yang digunakan pada medium NA :
Daging : sebagai sumber vitamin B, mengandung nitrogen organik dan senyawa karbon.
Pepton : sebagai sumber utama nitrogen organic dan sumber nutrisi
Agar : Untuk memadatkan medium NA.
Aquadest : Untuk melarutkan agar, pepton, dan daging.
Medium Nutrient Agar (NA)

Untuk komposisi 1000 mL


- Daging : 3 gram
- Pepton : 15 gram
- Agar : 15 gram
- Aquadest : 1000mL
Cara kerja :
Mencuci danging dengan air bersih kemudian menimbang dagingsebanyak 0,3 gr, pepton 1,5 gr,
agar 1,5 gr, dan aquadest sebanyak 100 mL.
Memasukkan potongan daging dan aquadest tadi ke dalam erlenmeyer kemudian
mendidihkannya pada penangas.
Setelah mendidih, mengangkat larutan tersebut dan menyaring ekstraknya dengan menggunakan
kertas saring dan corong lalu memasukkannya ke dalam erlenmeyer.
Menambahkan pepton dan agar lalu menambahkan aquadest hingga volumenya 100 mL dan
mengaduknya.
Memanaskan kembali hingga mendidih dan homogen lalu mengangkat dan menutup mulut
erlenmeyer dengan menggunakan aluminium foil
Menaruhnya dalam otoklaf dengan tekanan 2 atm selama 15- 20 menit .
Menyimpan di dalam lemari pendingin.
Lactose Broth
Lactose broth digunakan sebagai media untuk mendeteksi kehadiran koliform dalam air,
makanan, dan produk susu, sebagai kaldu pemerkaya (pre-enrichment broth) untuk Salmonellae
dan dalam mempelajari fermentasi laktosa oleh bakteri pada umumnya. Pepton dan ekstrak beef
menyediakan nutrien esensial untuk memetabolisme bakteri. Laktosa menyediakan sumber

karbohidrat yang dapat difermentasi untuk organisme koliform. Pertumbuhan dengan


pembentukan gas adalah presumptive test untuk koliform.
Lactose broth dibuat dengan komposisi 0,3% ekstrak beef; 0,5% pepton; dan 0,5%
laktosa.
Komposisi yang dibutuhkan antara lain peptone 5 gr/L, ekstrak daging (sapi) 3 gr/L,
laktosa 5 gr/L.
Lactose Broth (LB)
campurkan 13 gr atau lebih dalam 1 L air, didihkan 1 menit, tuangkan dalam tabung
reaksi yang berisi tabung durham, autoklaf 15 menit pada suhu 121oC. pHnya 6,9 0,2 pada
25oC. Lactose broth ini akan berwarna kekuningan dan jernih.
Menimbang seluruh bahan dengan teliti kemudian melarutkan dalam aquadest 500 ml.
mengaduk hingga homogen (melakukan pemansan bila perlu). Menutup wadah dengan kapas
dan aluminium foil, lalu mensterilkan dalam otoklaf.
EMBA (Eosin Methylene Blue Agar)
Media Eosin Methylene Blue mempunyai keistimewaan mengandung laktosa dan
berfungsi untuk memilah mikroba yang memfermentasikan laktosa seperti S. aureus, P.
aerugenosa, danSalmonella. Mikroba yang memfermentasi laktosa menghasilkan koloni dengan
inti berwarna gelap dengan kilap logam. Sedangkan mikroba lain yang dapat tumbuh koloninya
tidak berwarna. Adanya eosin dan metilen blue membantu mempertajam perbedaan tersebut.
Namun demikian, jika media ini digunakan pada tahap awal karena kuman lain juga tumbuh
terutama P. Aerugenosa dan Salmonella sp dapat menimbulkan keraguan. Bagaiamanapun media
ini sangat baik untuk mengkonfirmasi bahwa kontaminan tersebut adalah E.coli. Agar EMB
(levine) merupakan media padat yang dapat digunakan untuk menentukan jenis bakteri coli
dengan memberikan hasil positif dalam tabung. EMB yang menggunakan eosin dan metilin
bklue sebagai indikator memberikan perbedaan yang nyata antara koloni yang meragikan laktosa
dan yang tidak. Medium tersebut mengandung sukrosa karena kemempuan bakteri koli yang
lebih cepat meragikan sukrosa daripada laktosa. Untuk mengetahui jumlah bakteri coli umumnya
digunakan tabel Hopkins yang lebih dikenal dengan nama MPN (most probable number) atau
tabel JPT (jumlah perkiraan terdekat), tabel tersebut dapat digunakan untuk memperkirakan
jumlah bakteri coli dalam 100 ml dan 0,1 ml contoh air.
Nutrient Broth
Nutrient broth merupakan media untuk mikroorganisme yang berbentuk cair. Intinya
sama dengan nutrient agar. Nutrient broth dibuat dengan cara sebagai berikut.
1.Larutkan 5 g pepton dalam 850 ml air distilasi/akuades.
2.Larutkan 3 g ekstrak daging dalam larutan yang dibuat pada langkah pertama.
3.Atur pH sampai 7,0.
4.Beri air distilasi sebanyak 1.000 ml.
5.Sterilisasi dengan autoklaf.
Medium Nutrien Broth (NB)
Menimbang dengan teliti masing-masing bahan, melarutkan dalam air suling 500 ml,
melakukan pemanasan sambil mengaduk hingga homogen. Menutup wadah dengan baik
menggunakah kapas dan aluminium foil, mensterilkan dengan menggunakan otoklaf pada
tekanan 2 atm, suhu 121C selama 15 menit.
Salmonella Shigella Agar (SSA)
Adalah Untuk menumbuhkan bakteri Salmonela dan Sigela

Komposisi (gram/liter)
Laktosa
Sacarosa
Garam empedu N 3
Natrium Sitrat
Pepsic Jaringan Hewan Digest
Kasein Pankreas Diges
Ekstrak daging sapi
Natrium tiosulfat
Ferri Amonium Sitrat
Netral Merah
Bromocresol Purple
Agar bakteriologis

10.00
10.00
5.00
5.00
4.00
4.00
3.00
2.00
1.00
0.02
0.01
15.00

Prinsip
SS Agar dan Salmonella Shigella Agar ditujukan sebagai media selektif berdasarkan
tingkat inhibisi gram-positif mikroorganisme yang menghambat mereka karena mereka
kandungan garam empedu, hijau brilian dan sitrat. Diferensiasi organisme enterik dicapai dengan
penggabungan laktosa dalam medium. Organisme yang menghasilkan asam fermentasi laktosa
yang di hadapan indikator merah netral, menghasilkan pembentukan koloni merah.
Nonfermenters laktosa bentuk berwarna koloni. Kelompok terakhir berisi mayoritas patogen
usus, termasuk Salmonella danShigella.
SCB (Salenite Cystein Broth)
Adalah media pengaya untuk bakteri Salmonella sp.
Komposisi/Liter
Pankreas Intisari dari Kasein
5.0 g
Laktosa
4.0 g
Natrium Fosfat
10,0 g
Sodium Selenite
4,0 g
L-sistin
0,01 g
Prinsip
Pepton menyediakan asam amino dan lainnya nitrogen zat. Laktosa menyediakan sumber
energi, dan natrium fosfat buffer medium untuk mempertahankan pH. Sodium Selenite
menghambat bakteri gram positif dan menekan pertumbuhan enterics gram-negatif yang paling
lain selain Salmonella. L-sistin didirikan untuk meningkatkan pemulihan Salmonella. Selenite
cystine Broth digunakan sebagai pengayaan selektif media untuk isolasi Salmonella dari kotoran,
makanan, artikel farmasi, air dan bahan lainnya sanitasi penting.
Leifson menemukan Selenite yang menghambat streptokokus kotoran dan koli selama 812 jam pertama inkubasi, sehingga memungkinkan untuk meniru tanpa berlebihan gangguan dari
anggota lain dari flora usus.
North Utara dan Bartram dimodifikasi Pengayaan kaldu's Selenite-F dengan menambahkan
sistin, yang merangsang pertumbuhan Salmonella.
mengandung formulasi sistin termasuk dalam USP untuk digunakan dalam kinerja Mikroba
prosedur Batas uji Salmonella spesies dan direkomendasikan oleh Administrasi, Internasional

Publik dan Amerika AOAC. Asosiasi Kesehatan untuk mendeteksiSalmonella pada makanan dan
perairan.
BSA (Bismut Sulfit Agar)
Adalah media selektif untuk bakteri Salmonella sp.
Komposis /Liter
Intisari enzimatik dari kasein
5g
Enzimatik Intisari dari Jaringan Hewan
5g
Ekstrak daging sapi
5g
Dekstrosa
5g
Dinatrium Fosfat
4g
Ferrous Sulfate
0,3 g
Bismuth sulfit Indikator
8g
Brilliant Green
0,025 g
Agar
20 g
Bismut
Sulfite
Agar merupakan
jenis media
agar digunakan
untuk
mengisolasiSalmonella spesies.
Menggunakan glukosa sebagai
sumber
utama karbon . BLBG dan berhenti bismut gram positif pertumbuhan. sulfit Bismuth agar-agar
tes kemampuan untuk memanfaatkan ferro sulfat dan mengubahnya menjadi hidrogen sulfida .
Salmonellosis terus menjadi masalah kesehatan masyarakat yang penting di seluruh
dunia. Salmonella sering menyebabkan ringan, membatasi diri penyakit. Salmonellosis dapat
hasil dari konsumsi bahan baku matang, atau tidak semestinya diproses makanan yang
terkontaminasi dengan Salmonella. pedoman federal memerlukan berbagai produk unggas secara
rutin dipantau sebelum distribusi untuk konsumsi manusia. Bismuth sulfite Agar merupakan
modifikasi dari Wilson dan formula Blair.
Organisme tifus tumbuh subur pada medium, membentuk koloni hitam yang khas.
Bakteri Gram-positif dan koli terhambat di Agar bismut sulfit. Tindakan hambat Bismuth sulfite
Agar memungkinkan penggunaan inokulum besar, meningkatkan kemungkinan pemulihan
patogen yang mungkin ada dalam jumlah kecil. Bismuth sulfit Agar secara umum diterima untuk
mendeteksi Salmonella spp rutin paling. Bismuth sulfite Agar digunakan untuk
isolasi S. typhi dan Salmonella spp. dari makanan, kotoran, urine, kotoran, dan lain menular
bahan. Bismuth sulfite Agar adalah metode standar medium untuk aplikasi industri dan klinis
VJA (Vogel Johnson Agar)
Adalah media selektif untuk bakteri Stapphylococcus aureus.
Komposisi gram/liter
Glycine
10.00
Trypton
10.00
Lithium Klorida
5.00
Fenol Merah
0,025
Manitol
10.00
Fosfat Dipotassium
5.00
Ekstrak Ragi
5.00
Agar bakteriologis
15.00
Prinsip
Suspend 60 gram media dalam satu liter air suling. Aduk rata dan panas dengan agitasi
sering. Didihkan selama satu menit atau sampai medium benar-benar dibubarkan. Mensterilkan

pada 121 C selama 15 menit. Cool ke 45 - 50 C dan menambahkan 6 ml tellurite Kalium


3,5%. Aduk rata dan mengeluarkan. Untuk mempersiapkan media selektif kurang tambahkan
hanya 3 ml 3,5 tellurite% Kalium.
Vogel-JOHNSON AGAR digunakan untuk deteksi dini Staphylococcus aureus,dengan
mengidentifikasi koagulase-positif dan-fermentasi manitol strain. Medium yang sangat baik
untuk mendeteksi Staphylococci Staphylococcus pembawa serta studi kepedulian sanitasi. S.
aureus S. aureus mengurangi tellurite kalium ke tellirium logam dan menghasilkan pertumbuhan
koloni hitam. Fermentasi manitol ini ditunjukkan dengan zona kuning di sekitar koloni hitam dan
mengubah warna merah medium menjadi kuning.
Peptone merupakan sumber karbon, nitrogen, vitamin dan mineral. Ekstrak ragi
persediaan vitamin B-kompleks yang merangsang pertumbuhan bakteri. Manitol merupakan
karbohidrat. Penghambatan organisme nonstaphylococcal dicapai dengan kalium yang hambat
untuk beberapa spesies dari kedua gram positif dan gram negatif bakteri, oleh lithium klorida dan
oleh isi glisin tinggi. Staphylococci mungkin sedikit dihambat oleh kehadiran tiga inhibitor,
namun ini dikompensasikan dengan penambahan manitol dan glisin. Merah Fenol merupakan
indikator pH dan agar-agar adalah agen solidifying.

PW (Pepton Water)
Pepton air digunakan untuk membudidaya non pemilih mikroorganisme, uji indol dan
sebagai basal media untuk studi fermentasi karbohidrat.
Pepton air dalam medium pertumbuhan minimal perumusan pepton air memungkinkan
budidaya non organisme. Mencegah non selektiftelah digunakan sebagai media basal untuk uji
biokimia seperti pula fermentasi karbohidrat dari produksi indol.
Komposisi:
Pepton 10 g
Natrium klorida 5 g
pH 7,5 0,2 pada suhu 250 C

Cara Kerja:
Larutkan 15g media dalam 1 liter air murni
Panaskan dengan agitasi sering untuk memperoleh solusi.
Autoklaf pada suhu 1210C selama 15 menit.

GNA (Glukose Nutrien Agar)


Glukose Nutrient Agar berfungsi sebagai tempat mikroorganisme menyusun molekulmolekul kecil menjadi sebuah sel.
Komposisi untuk 1000 ml
Glukosa 10 g
Ektrak ragi 5 g
Pepton 10 g
NaCL 12,5 g
Agar 15 gram
Aquadest 1000 ml
Cara kerja :

Menimbang glukosa sebanyak 1,5 g, pepton 1,5 g agar 1,5 g, NaCl 12,5 g dan aquadest sbanyak
1000 ml.
Memasukkan ekstrak ragi, glukosa dan aquadest tadi ke dalam erlenmeyer kemudin
mendidihkannya pada penangas.
Setelah mendidih, mengangkat larutan tersebut dan menyaring ekstraknya dengan menggunakan
kertas saring dan corong lalu memasukkannya ke dalam erlenmeyer.
Menambahkan pepton, NaCL dan dan Agar lalu menambahkan aquadest hingga volumenya 100
ml. Dan mengaduknya.
Memanaskan kembali hingga mendidih dan homogen lalu mengangkat dan menutup mulut
erlenmeyer dengan menggunakan aluminium foil.
Menaruhnya dalam autoklaf dengan tekanan 2 atm selama 15-20 menit.
Menyimpan dalam lemari pendingin.

Anda mungkin juga menyukai