Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

SISTEMATIKA HEWAN
ENERGI BUDGET

OLEH:

NAMA : UTDIYAH MILASARI


NIM : 08041281924028
KELOMPOK : VIII (DELAPAN)
ASISTEN : MERANDA TASYA AULIA

LABORATORIUM BIOSISTEMATIKA HEWAN


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2021
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Studi banyak mengenal bioenergitik sebagai salah satu percobaan untuk
menguji atau mengetahui berapa besarnya energi yang masuk kedalam tubuh
suatu organisme dan juga beberapa energi yang digunakan maupun yang
dilepaskan oleh organisme tersebut. Diketahui bila suatu senyawa kimia dipecah
dengan dioksidasikan maka akan dibebaskan sejumlah energi. Energi digunakan
untuk mensistesis ATP, dan sebagian lainnya akan diubah menjadi energi panas
yang dapat dimanfaatkan untuk menjaga suhu tubuh atau dibuang ke lingkungan
sebagai energi yang tidak terorganisir atau entropi. Jumlah total energi yang
dibebaskan dapat ditentukan dengan menggunakan alat kalometri dan energi yang
diperoleh dapat dinyatakan dalam satuan yang disebut kalori (Sumule, 2014).
Kalori dapat dinyatakan dengan besarnya energi yang dibutuhkan untuk
menaikkan suhu sebesar C dari 1 gram air, atau kilo kalori untuk 1 kg air. Setiap
aktivitas organisme seperti makan, minum, eksresi, pergerakan, dan perjalanan
impuls saraf sangat bergantung pada setiap reaksi kimia yang berlangsung pada
setiap sel tubuhnya. Sebagian besar reaksi kimia yang ada didalam sel dan
aktivitas nya diatur atau dikontrol oleh enzim yang bekerja dalam mempercepat
reaksi. Hewan sendiri menggunakan energi yang diperoleh dari proses kimia
untuk metabolisme dan juga melakukan aktivitasnya. Energi dalam bentuk ATP
digunakan juga dalam proses biosintesis. Energi yang tinggi dapat memperbaiki
efisiensi pakan dan pertambahan berat badan (Munisa, 2015).

1.2. Tujuan Praktikum


Praktikum ini bertujuan untuk Mengetahui pengaruh suhu terhadap
efisiensi asimilasi dan laju konsumsi cacing tanah Pontoscolex sp. dan Pheretima
sp.

Universitas Sriwijaya
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Energi


Energi sendiri dapat diartikan sebagai kemampuan untuk melakukan
sesuatu pekerjaan dan berbagai bentuk kegiatan. Jumlah energi yang tersedia
tergantung pada jumlah konsumsi pakan dan banyaknya jumlah yang hilang
selama pencernaan dan juga metabolisme. Jika konsumsi energi lebih rendah dari
kebutuhan untuk beraktivitas, maka organisme akan mengalami penurunan bobot
tubuh karena penggunaan jaringan tubuh untuk mempertahankan hidupnya.
Sedangkan konsumsi energi yang berlebihan akan mengarah pada produksi lemak
tubuh yang lebih tinggi. Perbedaan kadar protein dan rasio energy memberikan
pengaruh nyata terhadap kinerja pertumbuhan seperti jumlah konsumsi, efisiensi
pakan, retensi protein, laju pertumbuhan spesifik, dan retensi lemak (Nawir,
2015).

2.2. Energi Budget


Energy budget adalah suatu istilah yang berkaitan dengan arah
pemanfaatan energi yang berhasil dikonsumsi dan diolah oleh makhluk di dalam
suatu ekosistem. Makhluk hidup harus memasukan sejumlah energi dari
lingkungannya untuk dapat hidup dan mempertahankan kehidupannya, pada suatu
saat makhluk ini juga dapat melepaskan sejumlah energy dari daam tubuhnya
kedalam lingkungannya. Bila masukan energi lebih besar dari keluaran energi,
maka makhluk akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan atau dapat
dinyatakan bahwa makhluk tersebut mengalami produktifitas. Energi budget juga
dapat dikatakan sebagai neraca kesimbangan antara energi yang tersimpan dengan
energi yang dibuang serta metabolisme dan energi kerja (Putra, 2015).
Energy budget merupakan neraca yang dapt digunakan untuk menghitung
keseimbangan antara energi yang masuk dengan yang tersimpan ditambah dengan
energi kerja. Produksi yang ada pada rumus energi budget adalah bagian dari
energi metabolisme yang langsung dipakai untuk pertumbuhan jaringan. Energi
yang melalui feses yaitu energi yang keluar dari tubuh dan dapat ditimbang

Universitas Sriwijaya
beratnya. Energi yang terbuang dalam bentuk urine, biasanya dapat diabaikan
namun dapat pula juga dihitung (Mulyani, 2014).
BAB 3
METODE PENELITIAN

.1. Waktu dan Tempat


Praktikum Sistematika Hewan dilakukan pada Senin, 6 Agustus 2021 pada
08.00 WIB sampai 10.00 WIB. Bertempat di laboratorium biosistematika hewan,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sriwijaya,
Indralaya.

.2. Alat dan Bahan


Alat yang digunakan dalam praktikum ini diantaranya kertas saring, piring
plastik atau mangkuk kecil, kasa gulung, karet gelang, balok kayu, nampan atau
baki, timbangan analitik, skapel, dan pinset. Bahan yang digunakan diantaranya
Phontoscholex sp., Pheretima sp., feses sapi, kambing, dan ayam yang telah
keringkan dan dihaluskan.

.3. Cara Kerja


Pertama feses sapim kambing, dan ayam dikeringkan lalu ditumbuk dan
disaring hingga halus. Kemudian dibuat ukuran kertas saring sesuai keliling
cawan petri. Lalu masing-masing feses ditimbang. Selanjutnya pakan cacing
ditimbang sebanyak 0,1 – 0,2 gram pada setiap piring atau mangkuk dan pada
masing-masing piring atau mangkuk dimasukkan seekor cacing. Kemudian cawan
dan mangkuk yang sudah diisi dengan sampel tadi dimasukkan kedalam oven
pemanas yang telah diatur suhunya (20 – 30˚C) selama 1 hari, serta dibiarkan
pada suhu ruang. Langkah terakhir yaitu diamati perubahan yang terjadi, seperti
berat pada feses, berat pada pakan, dan berat pada cacing tanah masing-masingnya
ditimbang, dan dihitung laju konsumsi serta efisiensi asimilasi dengan rumus
energi budget.

Universitas Sriwijaya
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil
4.1.1. Tabel Pengamatan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan didapatkan hasil sebagai
berikut:
No. Kelompok Jenis Cacing Daya Cerna Laju Konsumsi
(%) (g/g jam)
1. 8 Pontoscolex sp 42 % 0,35 g
Pheretima sp 50 % 0.08 g

4.1.2. Perhitungan
1) Diketahui :
C = Berat pakan yang diberikan 50 mg – sisa pakan yang diberikan pada
cacing tanah Pontoscolex sp. 15 mg = 35 mg  0,035 g
T = 24 jam  1 hari
F = 20 mg  0,02 g
A = 100 mg  0,1 g
Ditanya = CI dan EA … ?
Jawab =
- Laju konsumsi - Efesiesi Asimilasi
C C−F
CI = EA = x 100%
TxA C
0,035 g 0,035 g−0,02 g
= = x
1 x 0,1 g 0,035 g
100%
0,035 g 0,015 g
= = x 100%
0,1 g 0,035 g
= 0,35 g/hari = 42 %

Universitas Sriwijaya
2) Diketahui =
C = Berat pakan yang diberikan 50 mg – sisa pakan yang diberikan pada
cacing tanah Pheretima sp. 10 mg = 40 mg  0,04 g
F = 0,02 g
T = 24 jam  1 hari
A = 0,5 g
Ditanya = CI dan EA …?
Jawab =
- Laju konsumsi - Efesiesi Asimilasi
C C−F
CI = EA = x 100%
TxA C
0,04 g 0,04 g−0,02 g
= = x
1 x 0,5 g 0,04 g
100%
0,04 g 0,02 g
= = x 100%
0,5 g 0,04 g
= 0,08 g/hari = 50 %

Universitas Sriwijaya
4.2. Pembahasan :
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan, diketahui untuk menguji
atau menghitung energi budget dapat digunakan rumus dalam menghitung laju
konsumsi dan juga efesiensi asimilasi dengan neraca kesimbangan antara
energi yang tersimpan ditambah energi yang dibuang lalu ditambah
metabolisme dan juga ditambah energi kerja. Laju konsumsi pada cacing
Pontoscolex sp memiliki berat 0,35 g/hari , sementara itu nilai efisensi
asimilasinya sebesar 42 %. Sedangkan pada cacing tanah Pheretima sp
memiliki laju konsumsi seberat 0,08 g/hari, sementara itu nilai efisensi
asimilasinya sebesar 5 %. Menurut Sumule (2014), menyatakan bahwa asupan
energi dapat diukur dengan energi total kandungan makanan yang dicerna.
Cacing digunakan pada percobaan ini dikarenakan sistem pencernaan
cacing sangat cepat dibandingkan dengan hewan lainnya. Cacing tanah
dikenal sebagai salah satu organisme pengurai, penguraian oleh cacing tanah
lebih cepat daripada mikroba. Bahkan kemampuan penguraiannya 3 sampai 5
kali lebih cepat. Hal itulah yang menyebabkan cacing tanah lebih berpotensial
sebagai penghasil pupuk organik, atau sebagai penggembur tanah alami.
Menurut Subowo (2016), karena kemampuan pencernaannya yang sangat
cepat itu cacing tanah berperan dalam dekomposisi bahan organik, baik secara
langsung sebagai pemakan bahan organic maupun secara tidak langsung.
Kecernaan atau koefisien cerna semu zat-zat makanan (nutrien) dalam
pakan pada hewan merupakan tolak ukur kemampuan hewan memanfaatkan
ransum yang diberikan untuk memenuhi kebutuhan hidup pokok,
pertumbuhan serta produksi dari hewan itu sendiri. Pencernaan nutrient tidak
terlepas dari prosesnya dan juga pengaruh atau faktor yang mempengaruhi
proses-proses dalam proses pencernaanya. Menurut Suryani (2016),
menyatakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi proses pencernaan
adalah ketersedian energi. Serta faktor-faktor lain yang mempengaruhi daya

Universitas Sriwijaya
cerna bahan pakan diantara lain yaitu suhu, bentuk fisik dari pakan, komposisi
ransum, laju perjalanan melalui alat pencernaan, dan pengaruh perbandingan
dengan zat lainnya.

BAB V
KESIMPULAN

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil praktikum yang telah dilakukan, dapat ditarik
kesimpulan, diantaranya :
1. Cacing memiliki sistem pencernaan yang sangat cepat dibandingkan dengan
hewan lainnya.
2. Asupan energi dapat diukur dengan energi total kandungan makanan yang
dicerna.
3. Laju konsumsi pada cacing Pontoscolex sp memiliki berat 0,35 g/hari,
sementara itu nilai efisensi asimilasinya sebesar 42 %.
4. Cacing tanah Pheretima sp memiliki berat laju konsumsi 0,08 g/hari,
sementara itu nilai efisensi asimilasinya sebesar 5 %.
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi daya cerna bahan pakan diantara lain yaitu
suhu, bentuk fisik dari pakan, komposisi ransum, laju perjalanan melalui alat
pencernaan, dan pengaruh perbandingan dengan zat lainnya.

Universitas Sriwijaya
DAFTAR PUSTAKA

Mulyani, Y. Yulisman. & Fitriani, M. 2014. Pertumbuhan Dan Efisiensi Pakan


Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Yang Dipuasakan Secara Periodik.
Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia. 2(1) : 01-12.
Munisa, Q. Subandiyono. & Pinandoyo. 2015. Pengaruh Kandungan Lemak Dan
Energi Yang Berbeda Dalam Pakan Terhadap Pemanfaatan Pakan Dan
Pertumbuhan Patin (Pangasius pangasius). Journal of Aquaculture
Management and Technology. 4(3) : 12-21.
Nawir, F. Utomo, B. & Budiardi, T. 2015. Pertumbuhan ikan sidat yang diberi
kadar protein dan rasio energi protein pakan berbeda. Jurnal Akuakultur
Indonesia. 14(2) : 128-134.
Putra, Achmad. Metabolisme Basal Pada Ikan. Jurnal Perikanan dan Kelautan.
5(2) : 57-65.
Subowo, G. Peran Cacing Tanah Kelompok Endogaesis Dalam Meningkatkan
Efisiensi Pengolahan Tanah Lahan Kering. Jurnal Litbang Pertanian.
30(4) : 125-131.
Sumule, O. 2014. Effects Of Artemia Nauplii Enriched With N-3 Highly
Unsaturated Fatty Acids On Energy Budget Of Larvae Red Sea Bream
Pagrus major. Jurnal Akuakultur Indonesia. 3(2) : 25-25.
Suryani. & Sarini. Pengaruh Pemberian Level Energi Terhadap Kecernaan
Nutrien Ransum Sapu Bali Bunting 7 Bulan. Journal Of Tropical Animal
Science. 4(1) : 196-207.

Universitas Sriwijaya
LAMPIRAN

Universitas Sriwijaya
(Dokumentasi Pribadi, 2021)

Universitas Sriwijaya

Anda mungkin juga menyukai