90 83,2
80
60,81 60,91 63,88
60 43,85 60
40 22,74
30
20
0 0
P1 P2 P3 P1 P2 P3
63,83
90 74,03 60 55,58
70,88
54,93 49,22
60
45
30
0 30
P1 P2 P3 P1 P2 P3
Daya Cerna
4–1
= --------- x 100 = 75%
4
Koefisien cerna dari nutrien lain dalam BK dapat
dihitung dengan cara yang sama.
Percobaan pencernaan dikerjakan dengan mencatat pakan
yang dimakan dan feses yang dikeluarkan dalam satu hari.
Lebih dari satu ekor ternak seyogyanya dipergunakan
karena adanya variabilitas antar ternak.
Untuk mamalia, ternak jantan lebih disukai dalam
percobaan karena lebih mudah memisahkan feses dari
urinenya.
Ternak harus sehat dan jinak dan dimasukkan dalam
kandang khusus atau dipasangi kantong agar urine terpisah
dengan feses.
Unggas mempunyai masalah khusus oleh karena
feses dan urine dikeluarkan bersama-sama dari
kloaka, tetapi dapat diusahakan dengan jalan:
1. Secara kimiawi dipisahkan nitrogen dan urine, yang
berbentuk asam urat dengan nitrogen dari feses
2. Dengan cara bedah untuk memisahkan saluran urine dan
kloaka.
Determinasi Daya Cerna
Konvensional
By difference
Metode Indikator
In vivo: Konvensional
Disebut juga metode koleksi total
Butuh waktu, tenaga dan biaya ekstra tinggi
Perlu masa adaptasi:
Dengan pertimbangan :
- Pembiasaan
- Menghilangkan sisa-sisa pakan sebelumnya
- Lama waktu tergantung jenis pakan:
- SK tinggi, masa adaptasi lebih lama
- Umumnya 14 hari
- Jerami perlu 21 hari
- Bagas Tebu 6 minggu
Masa koleksi - Konsumsi (bobot/hari)
- Feces (bobot/hr)
Penghitungan DC
∑ ZM masuk - ∑ ZM feces
KC (%) = --------------------------------- x 100%
∑ ZM masuk
Contoh perhitungan
BK BO PK LK SK BETN
Hijauan % 89 10 1,7 34 43,3
Feces % 87 11,5 1,9 32 41,6
Konsumsi Kg 7,00 6,23 0,7 0,12 2,38 3,03
Feces Kg 3,00 2,61 0,35 0,06 0,96 1,25
Dicerna Kg 4,00 3,62 0,35 0,06 1,42 1,78
KC % 57,1 58,1 50,0 50,0 60,0 58,8
Total digestible Energi (TDN)
Ex: kecernaan butiran sumber energi ditentukan dari kombinasi butiran dan
jerami, dimana jerami telah diketahui kecernaannya
Tetap menghitung kecernaan ransum keseluruhan
Tidak boleh ada perubahan daya cerna bahan akibat pemberian secara
bersama (kombinasi)
A – (B) X C
KC = ------------
D
A = Daya cerna nutrien ransum
B = Daya cerna nutiren bahan pakan basal yang telah diketahui
C = Proporsi (%) nutrien bahan pakan basal
D = Proporsi (%) nutrien bahan yang akan ditentukan daya cernanya
In vivo: Metode Indikator
Menggunakan senyawa dalam ransum yang tidak tercerna
Relatif lebih praktis dibanding dengan metode
konvensional
Contoh :
- Lignin
- Kromium Okside (Cr2O3)
% IP %NF
KC = 100 – 100 ------ x ------
% IF %NP
Penentu daya cerna pakan
1. Komposisi pakan/Ransum
2. Perlakuan penyediaan pakan
3. Faktor Ternak
4. Jumlah pakan yang diberikan
Komposisi pakan/Ransum
Kandungan serat pakan
Lemak
Komposisi Ransum (efek assosiasi)
Perlakuan penyediaan pakan
Fisik
Kimia
Biologis
Fisik
Pemotongan, penggilingan dan pemasakan mempengaruhi daya
cernanya.
Biji-bijian yang tidak diremukkan untuk sapi dan babi akan
keluar dengan feses tanpa dicerna sehingga akan mengurangi
daya cernanya.
Fisik
Hijauan mungkin mengalami beberapa perlakuan:
• Penggilingan yang halus dari hijauan menambah kecepatan
jalannya bahan makanan melalui usus sehingga menyebabkan
pengurangan daya cerna bahan keringnya sebanyak 5 – 15%.
• Apabila yang digiling halus ini dibuat pellet pengaruhnya
terhadap daya cerna tidak berubah banyak seperti pada yang
digiling halus tetapi bentuk pellet mengurangi debu sehingga
memperbanyak konsumsi makanan.
• Pengurangan daya cerna hijauan dengan penggilingan dan
pembuatan pellet lebih besar pada hijauan yang banyak
mengandung serat kasar yaitu hijauan yang kualitasnya rendah.
Fisik
Hijauan mungkin mengalami beberapa perlakuan:
• Pemotongan/pencacahan mempunyai sedikit pengaruh
terhadap daya cerna (mengurangi pemilihan bagian-bagian
yang mudah dicerna, sehingga mengurangi daya cerna secara
keseluruhannya)
• Hijauan kualitas tinggi tidak diperlukan pencacahan.
• Wafering dari hijauan, yaitu hijauan ini dipres menjadi blok-
blok kecil tidak banyak mempengaruhi daya cernanya.
Kimia
Perlakuan dengan NaOH terhadap hijauan kualitas rendah,
misalnya, jerami memperbesar daya cernanya oleh ruminansia.
Pendapat baru dari penggunaan NaOH yaitu dengan
penyemprotan larutan NaOH encer.
Hijauan yang diperlakukan demikian dapat diberikan secara
langsung atau dinetralkan dulu dengan asam organik, sehingga
daya cerna bahan kering bertambah.
Biologis
Fermentasi
Faktor Ternak
Bahan makanan yang rendah serat kasarnya, daya cernanya
hampir sama untuk ruminansia dan non-ruminansia.
Tetapi bahan makanan yang mengandung serat kasar lebih baik
dicerna oleh ruminansia.
Oleh karena nitrogen metabolik pada ruminansia lebih tinggi
sehingga daya cerna protein pada ruminansia lebih rendah
dibanding pada non-ruminansia.
Faktor Ternak
Pada umumnya perbedaan antara kambing dan domba dengan
sapi dalam hal daya cerna hampir sama.Tetapi sapi mencerna
bahan makanan yang lebih rendah kualitasnya lebih daripada
kambing atau domba.
Beberapa indikasi menyatakan bahwa kerbau sama atau lebih
baik daripada sapi dalam hal mencerna makanan kasar yang
lebih rendah kualitasnya.
Umur hewan tidak mempengaruhi daya cerna kecuali pada
umur yang sangat muda atau pada ruminansia sebelum
pertumbuhan rumen.
Jumlah pakan yang diberikan
Jika terlalu banyak dalam satu satuan waktu akan
mempercepat laju arus meninggalkan rumen, sehingga daya
cerna menurun
Kebutuhan untuk hidup pokok ternak biasanya dipakai
sebagai ancar-ancar dalam mencoba pengaruh jumlah
makanan terhadap daya cerna.
Jumlah pakan yang diberikan
Daya cerna yang tertinggi didapat pada jumlah konsumsi
sedikit lebih rendah dari kebutuhan hidup pokok.
Penambahan jumlah sampai 2 kali jumlah kebutuhan hidup
pokok mengurangi daya cerna sekitar 1 – 2%.
Penambahan konsumsi lebih lanjut menyebabkan penurunan
daya cerna.
Jumlah pakan yang diberikan
Pada ruminansia pengaruhnya lebih besar untuk hijauan
kualitas rendah yang digiling daripada yang diberi makan
hijauan kualitas tinggi.
Pada imbangan antara hijauan dan konsentrat itu tetap,
penambahan konsumsi dari kebutuhan pokok hidup menjadi
2 kalinya menyebabkan pengurangan daya cerna 1 – 3%