Anda di halaman 1dari 6

Tugas Praktikum Ke : 6 Hari/Tanggal : Kamis, 18 Maret 2021

Pengantar Ilmu Nutrisi Tempat Praktikum : Online

Asisten : Lestya Juli Andini (D24170045)

KECERNAAN PADA RUMINANSIA


Imas Rezki Amanah Are
B04190039

DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2021
PRAKTIKUM

KECERNAAN NUTRIEN PADA RUMINANSIA

Latar Belakang
Kecernaan diukur dengan tujuan untuk mengevaluasi kualitas pakan yang dikonsumsi
ternak. Nutrien yang dicerna adalah nutrien yang tertinggal di dalam alat pencernaan,
dihitung sebagai selisih antara nutrien yang dimakan/dikonsumsi/di-intake dengan nutrien
yang keluar dan ada dalam feses, satuannya g/kg. Pakan yang baik mempunyai kecernaan
yang tinggi sehingga banyak nutrien yang dapat diserap oleh tubuh dan sedikit yang
dikeluarkan melalui feses.
Koefesien cerna nutrien adalah fraksi dari nutrien yang tertinggal di dalam alat
pencernaan dari jumlah nutrien yang dikonsumsi, satuannya persen (%). Pengukuran
kecernaan pada ternak ruminansia antara lain metode in vivo, in vitro, in sacco, dan gas test.
Pada metode in vivo, ada 2 metode pengukuran yang dapat dilakukan untuk mengukur
koefisien cerna yaitu 1) metode koleksi total, dan 2) metode indikator.Metode koleksi total
memerlukan data jumlah pakan yang dikonsumsi dan feses yang dikeluarkan selama
minimal 24 jam serta analisis kandungan nutrien dalam pakan dan feses. Metode indikator
memerlukan indikator. Syarat indikator adalah tidak dapat dicerna oleh tubuh, sehingga
lndikator yang masuk sama dengan indikator yang keluar. Indikator yang digunakan
umumnya adalah lignin atau silika.

Rumus :

Jumlah nutrien yang dikonsumsi (I) = (konsumsi pakan (g/kg) x % nutrien pakan)/100
Jumlah nutrien dalam feses (F) = (jumlah feses yang dikeluarkan (g/kg) x % nutrien
feses)/100
Nutrien dicerna =Jumlah nutrien yang dikonsumsi (I) – Jumlah nutrien dalam feses (F)

Koefisien cerna nutrien = (Jumlah nutrien yang dikonsumsi (I) – Jumlah nutrien dalam feses (F)) X 100
Jumlah nutrien yang dikonsumsi (I)

Jadi rumus untuk pengukuran kecernaan metode koleksi total adalah :

Koefisien Cerna (%) = I –Fx 100% ;


I
Sedangkan berdasarkan metode indikator adalah :

Koefisien Cerna = 100 – 100 x% indikator pakan x % nutrien feses


% indikator feses x % nutrien pakan
Kegiatan 1. Menghitung kecernaan nutrien menggunakan metode KOLEKSI TOTAL

Contoh :
Seekor sapi BB 300 kg, diberikan ransum 25 kg/hari (BK = 60%, PK=12%), sisa ransum 1
kg/hari (BK=55%), mengeluarkan feses 15 kg/hari (BK = 20%, PK=10%) Hitung nilai
koefisien cerna protein ransum tersebut !

Penyelesaian :
 Konsumsi Pakan (kg BK)
= Pemberian- Sisa
= (25*60/100)-(1*55/100)
= 14.45 kg BK

a. Koefisien cerna protein (KcPK)

Protein Intake – Protein Feses


Kc Protein = ------------------------------------- x 100%
Protein Intake

(14.45 kg BK x12%) – ( 15 kg x20% x 10%)


Kc Protein = ------------------------------------------------------ x 100 %
(14.45 kg BK x12%)
 
1.734 kg – 0.3 kg
Kc Protein = ---------------------------- x 100 % = 82.70 %
1.734 kg

Latihan :
Seekor steer mengkonsumsi ransum rata-rata 22 kg/hari (BK=65), rata-rata sisa ransum
1.2kg/hari (BK= 57%). Setelah dilakukan koleksi total diperoleh rata-rata feses yang
dihasilkan 20.61 kg. Sampel pakan dan feses dianalisis di laboratorium untuk mendapatkan
komposisi nutriennya. Hitung koefisien cerna dari masing-masing nutrien pada pakan
tersebut. Hasil perhitungan yang diperoleh dimasukan kedalam Tabel di bawah ini:
Konsumsi (kg BK) = Pemberian – Sisa
= (22*65/100)-(1.2*57/100)
= 13.62

Energi
PK LK SK Beta-N Abu
Parameter BK bruto
(100% BK)
Komposisi nutrien
  9.51% 2.20% 30.48% 52.70% 5.11% 3839
pakan (b)
Konsumsi nutrien
13.62 1,29 0,30 4,15 7,18 0,70 52271,82
perhari (axb)/100 .....A
Jumlah feses yang
20.61            
dikeluarkan
Komposisi nutien feses 20.03% 9.59% 2.05% 40.39% 40.44% 7.54% 818.9
(d)
Nutrien yang
dikeluarkan dalam
4,13 0,40 0,08 1,67 1,67 0,31 3380,57
feses perhari (cxd)/100
.................. B
Jumlah nutrien yang
dicerna perhari ...... (A 9,49 0,90 0,21 2,48 5,51 0,39 48891,25
– B)
Koefisien Cerna
69,68 69,44 71,75 59,83 76,73 55,31 93,53
Nutrien ....(A-B)/A

Kegiatan 2 : Menghitung kecernaan nutrien menggunakan Metode INDIKATOR

Latihan :
Rumput dengan berat kering 10 kg (kadar air 80% , kadar Nitrogen (N) 2% ) ingin diketahui
koefisien cerna dengan metode indikator,maka diberikan pada domba. Kadar indikator pakan
10 g/kg BK, setelah dilakukan percobaan diambil sampel feses untuk dianalisis kadar air dan
kadar N. Berdasarkan hasil analisis laboratorium, diketahui berat kering feses 2 kg dengan
kadar air 75% dan kadar N 2.5%. Berapa koefisiencernabahan kering dan Nitrogen rumput
tersebut (dalam bahan kering).
Jawaban:
Diketahui: Rumput, berat kering = 10 kg; kadar air = 80%; BK = 20%; Kadar N = 2%;
Indikator = 10 g/kg BK; Feses, berat kering = 2 kg; kadar air = 75%; BK feses =
25%; Kadar N= 2.5%
Ditanyakan: Koef. Cerna BK dan N rumput?
Jawab :
Rumus Koefisien Cerna = 100-100 x% indikator pakan x % nutrien feses
% indikator feses x % nutrien pakan
Cara menghitung :
1. Hitung kadar BK rumput dan feses
2. Hitung kadar indikator pakan dan feses dalam gram dan persen
3. Indikator dalam feses = indikator dalam pakan
4. Masukkan ke Rumus !

Penyelesaian:

1. Kadar Bahan Kering (BK) rumput = 20

Kadar Bahan Kering (BK) feses = 25

2. Berat Indikator pakan = 10 g/kg BK ...... 10g x10 = 100 g, maka Indikator dalam
feses = 100 g

Ingat !! Berat Indikator dalam pakan akan sama dengan Indikator dalam feses!

% Indikator pakan = berat indikator pakan (g) x 100 % = 1,00%


berat kering pakan (g)

% Indikator feses = berat indikator feses (g) x 100 % = 5,00%


berat kering feses (g)

3. Koef. Cerna BK rumput = 100-25 = 75%

Koef. Cerna Nitrogen Rumput = 100-4 = 96%

Beberapa penelitian tentang kecernaan nutrien pada ruminansia:


1) Idha Muthiah Dwi Wahyuni, Anis Muktianidan Marry Christiyanto. 2014. Kecernaan
Bahan Kering dan Bahan Organik dan Degradabilitas Serat pada Pakan yang
Disuplementasi Tanin dan Saponin. Agripet Vol (2) No. 2 : 115-124
2) Riswandi, Muhakka, & M. Lehan. 2015. Evaluasi Nilai Kecernaan Secara In Vitro
Ransum Ternak Sapi Bali yang Disuplementasi dengan Probiotik Bioplus. Jurnal
Peternakan Sriwijaya 4(1): 35-46
3) Wati, NE, J Achmadi, & E Pangestu. 2012. Degradasi Nutrien Bahan Pakan Limbah
Pertanian Dalam Rumen Kambing Secara In Sacco. Animal Agriculture Journal. 1(1):
485-498.

Tugas: Cari, unduh dan baca ke-5 tulisan tersebut, lalu jawab pertanyaan berikut ini:
1) Secara umum, bagaimana prosedur pengukuran kecernaan nutrien secara in vivo, in
vitro dan in sacco dilakukan? Tuliskan secara singkat!
2) Berapa kisaran nilai kecernaan masing-masing nutrien (BK, BO, PK, SK) yang
diperoleh pada masing-masing penelitian tersebut?
3) Apa kesimpulan dari masing-masing penelitian tersebut?
Jawaban ke-3 pertanyaan tersebut, ditulis dalam bentuk TABEL!

Jawaban :

1)
Metode Prosedur
In vitro - Fermentasi
- Pengukuran KCBK dan KCBO
- Penentuan konsentrasi N-amonia (N- NH 3)
- Konsentrasi (N- NH 3)
In sacco - Ekstraksi tanin
- Ekstraksi saponin
- Penyiapan pakan
In vivo - Pemberian pakan
- Pengumpulan feses terpisah dari urin
- Jumlah ternak yang mencukupi dan harus seragam
- Pengambilan sampel
- Konsumsi berkesinambungan
- Konsumsi pakan diukur

2)
Bahan Pakan BK BO PK SK
Konsentrat 74,85 78,04 13,93 18,43
Rumput lapang 31,5 16,71 12,7 28,92
Rumput kumpai 55,53 40,71 28,68 23,87
3)
Jurnal Penelitian Kesimpulan
Kecernaan Bahan Kering dan Suplementasi tanin saponin dalam taraf tertentu mampu
Bahan Organik dan meningkatkan KCBK dan KCBO. Suplementasi
Degradabilitas Serat pada Pakan kombinasi tanin 1% dan saponin 0,6% mampu
yang Disuplementasi Tanin dan memberikan nilai KCBK dan KCBO yang paling baik
Saponin dengan degradabilitas serat yang masih mendekati
kontrol jika dibandingkan dengan pola suplementasi lain.
Pada kombinasi dosis tanin 1% dengan saponin 0,6%,
fungsi tanin dan saponin saling memperkuat sehingga
diperoleh nilai kecernaan yang lebih baik dan
degradabilitas serat yang masih baik dibandingkan
dengan suplementasi tunggal tanin atau saponin. Perlu
dilakukan pengujian secara in vivo untuk mengetahui
pengaruhnya terhadap produktivitas ternak.
Evaluasi Nilai Kecernaan Secara Pemberian probiotik bioplus sampai 300 gram belum
In Vitro Ransum Ternak Sapi Bali mampu meningkatkan kecernaan secara in vitro ransum
yang Disuplementasi dengan sapi bali, namun ada kecenderungan peningkatan KcBK,
Probiotik Bioplus KcBO, dan N- NH 3 dibandingkan dengan kontrol
Degradasi Nutrien Bahan Pakan Urutan besarnya nilai degradasi teori masing-masing
Limbah Pertanian Dalam Rumen bahan pakan limbah pertanian berbeda dan bervariasi.
Kambing Secara In Sacco Urutan nilai degradasi teori dari yang tertinggi adalah
rumput gajah, jerami jagung, pucuk tebu, jerami padi,
dan janggel jagung.

Anda mungkin juga menyukai