Latar Belakang
Kecernaan diukur dengan tujuan untuk mengevaluasi kualitas pakan yang dikonsumsi
ternak. Nutrien yang dicerna adalah nutrien yang tertinggal di dalam alat pencernaan,
dihitung sebagai selisih antara nutrien yang dimakan/dikonsumsi/di-intake dengan nutrien
yang keluar dan ada dalam feses, satuannya g/kg. Pakan yang baik mempunyai kecernaan
yang tinggi sehingga banyak nutrien yang dapat diserap oleh tubuh dan sedikit yang
dikeluarkan melalui feses.
Koefesien cerna nutrien adalah fraksi dari nutrien yang tertinggal di dalam alat
pencernaan dari jumlah nutrien yang dikonsumsi, satuannya persen (%). Pengukuran
kecernaan pada ternak ruminansia antara lain metode in vivo, in vitro, in sacco, dan gas test.
Pada metode in vivo, ada 2 metode pengukuran yang dapat dilakukan untuk mengukur
koefisien cerna yaitu 1) metode koleksi total, dan 2) metode indikator.Metode koleksi total
memerlukan data jumlah pakan yang dikonsumsi dan feses yang dikeluarkan selama
minimal 24 jam serta analisis kandungan nutrien dalam pakan dan feses. Metode indikator
memerlukan indikator. Syarat indikator adalah tidak dapat dicerna oleh tubuh, sehingga
lndikator yang masuk sama dengan indikator yang keluar. Indikator yang digunakan
umumnya adalah lignin atau silika.
Rumus :
Jumlah nutrien yang dikonsumsi (I) = (konsumsi pakan (g/kg) x % nutrien pakan)/100
Jumlah nutrien dalam feses (F) = (jumlah feses yang dikeluarkan (g/kg) x % nutrien
feses)/100
Nutrien dicerna =Jumlah nutrien yang dikonsumsi (I) – Jumlah nutrien dalam feses (F)
Koefisien cerna nutrien = (Jumlah nutrien yang dikonsumsi (I) – Jumlah nutrien dalam feses (F)) X 100
Jumlah nutrien yang dikonsumsi (I)
Contoh :
Seekor sapi BB 300 kg, diberikan ransum 25 kg/hari (BK = 60%, PK=12%), sisa ransum 1
kg/hari (BK=55%), mengeluarkan feses 15 kg/hari (BK = 20%, PK=10%) Hitung nilai
koefisien cerna protein ransum tersebut !
Penyelesaian :
Konsumsi Pakan (kg BK)
= Pemberian- Sisa
= (25*60/100)-(1*55/100)
= 14.45 kg BK
Latihan :
Seekor steer mengkonsumsi ransum rata-rata 22 kg/hari (BK=65), rata-rata sisa ransum
1.2kg/hari (BK= 57%). Setelah dilakukan koleksi total diperoleh rata-rata feses yang
dihasilkan 20.61 kg. Sampel pakan dan feses dianalisis di laboratorium untuk mendapatkan
komposisi nutriennya. Hitung koefisien cerna dari masing-masing nutrien pada pakan
tersebut. Hasil perhitungan yang diperoleh dimasukan kedalam Tabel di bawah ini:
Konsumsi (kg BK) = Pemberian – Sisa
= (22*65/100)-(1.2*57/100)
= 13.62
Energi
PK LK SK Beta-N Abu
Parameter BK bruto
(100% BK)
Komposisi nutrien
9.51% 2.20% 30.48% 52.70% 5.11% 3839
pakan (b)
Konsumsi nutrien
13.62 1,29 0,30 4,15 7,18 0,70 52271,82
perhari (axb)/100 .....A
Jumlah feses yang
20.61
dikeluarkan
Komposisi nutien feses 20.03% 9.59% 2.05% 40.39% 40.44% 7.54% 818.9
(d)
Nutrien yang
dikeluarkan dalam
4,13 0,40 0,08 1,67 1,67 0,31 3380,57
feses perhari (cxd)/100
.................. B
Jumlah nutrien yang
dicerna perhari ...... (A 9,49 0,90 0,21 2,48 5,51 0,39 48891,25
– B)
Koefisien Cerna
69,68 69,44 71,75 59,83 76,73 55,31 93,53
Nutrien ....(A-B)/A
Latihan :
Rumput dengan berat kering 10 kg (kadar air 80% , kadar Nitrogen (N) 2% ) ingin diketahui
koefisien cerna dengan metode indikator,maka diberikan pada domba. Kadar indikator pakan
10 g/kg BK, setelah dilakukan percobaan diambil sampel feses untuk dianalisis kadar air dan
kadar N. Berdasarkan hasil analisis laboratorium, diketahui berat kering feses 2 kg dengan
kadar air 75% dan kadar N 2.5%. Berapa koefisiencernabahan kering dan Nitrogen rumput
tersebut (dalam bahan kering).
Jawaban:
Diketahui: Rumput, berat kering = 10 kg; kadar air = 80%; BK = 20%; Kadar N = 2%;
Indikator = 10 g/kg BK; Feses, berat kering = 2 kg; kadar air = 75%; BK feses =
25%; Kadar N= 2.5%
Ditanyakan: Koef. Cerna BK dan N rumput?
Jawab :
Rumus Koefisien Cerna = 100-100 x% indikator pakan x % nutrien feses
% indikator feses x % nutrien pakan
Cara menghitung :
1. Hitung kadar BK rumput dan feses
2. Hitung kadar indikator pakan dan feses dalam gram dan persen
3. Indikator dalam feses = indikator dalam pakan
4. Masukkan ke Rumus !
Penyelesaian:
2. Berat Indikator pakan = 10 g/kg BK ...... 10g x10 = 100 g, maka Indikator dalam
feses = 100 g
Ingat !! Berat Indikator dalam pakan akan sama dengan Indikator dalam feses!
Tugas: Cari, unduh dan baca ke-5 tulisan tersebut, lalu jawab pertanyaan berikut ini:
1) Secara umum, bagaimana prosedur pengukuran kecernaan nutrien secara in vivo, in
vitro dan in sacco dilakukan? Tuliskan secara singkat!
2) Berapa kisaran nilai kecernaan masing-masing nutrien (BK, BO, PK, SK) yang
diperoleh pada masing-masing penelitian tersebut?
3) Apa kesimpulan dari masing-masing penelitian tersebut?
Jawaban ke-3 pertanyaan tersebut, ditulis dalam bentuk TABEL!
Jawaban :
1)
Metode Prosedur
In vitro - Fermentasi
- Pengukuran KCBK dan KCBO
- Penentuan konsentrasi N-amonia (N- NH 3)
- Konsentrasi (N- NH 3)
In sacco - Ekstraksi tanin
- Ekstraksi saponin
- Penyiapan pakan
In vivo - Pemberian pakan
- Pengumpulan feses terpisah dari urin
- Jumlah ternak yang mencukupi dan harus seragam
- Pengambilan sampel
- Konsumsi berkesinambungan
- Konsumsi pakan diukur
2)
Bahan Pakan BK BO PK SK
Konsentrat 74,85 78,04 13,93 18,43
Rumput lapang 31,5 16,71 12,7 28,92
Rumput kumpai 55,53 40,71 28,68 23,87
3)
Jurnal Penelitian Kesimpulan
Kecernaan Bahan Kering dan Suplementasi tanin saponin dalam taraf tertentu mampu
Bahan Organik dan meningkatkan KCBK dan KCBO. Suplementasi
Degradabilitas Serat pada Pakan kombinasi tanin 1% dan saponin 0,6% mampu
yang Disuplementasi Tanin dan memberikan nilai KCBK dan KCBO yang paling baik
Saponin dengan degradabilitas serat yang masih mendekati
kontrol jika dibandingkan dengan pola suplementasi lain.
Pada kombinasi dosis tanin 1% dengan saponin 0,6%,
fungsi tanin dan saponin saling memperkuat sehingga
diperoleh nilai kecernaan yang lebih baik dan
degradabilitas serat yang masih baik dibandingkan
dengan suplementasi tunggal tanin atau saponin. Perlu
dilakukan pengujian secara in vivo untuk mengetahui
pengaruhnya terhadap produktivitas ternak.
Evaluasi Nilai Kecernaan Secara Pemberian probiotik bioplus sampai 300 gram belum
In Vitro Ransum Ternak Sapi Bali mampu meningkatkan kecernaan secara in vitro ransum
yang Disuplementasi dengan sapi bali, namun ada kecenderungan peningkatan KcBK,
Probiotik Bioplus KcBO, dan N- NH 3 dibandingkan dengan kontrol
Degradasi Nutrien Bahan Pakan Urutan besarnya nilai degradasi teori masing-masing
Limbah Pertanian Dalam Rumen bahan pakan limbah pertanian berbeda dan bervariasi.
Kambing Secara In Sacco Urutan nilai degradasi teori dari yang tertinggi adalah
rumput gajah, jerami jagung, pucuk tebu, jerami padi,
dan janggel jagung.