Anda di halaman 1dari 11

PRAKTIKUM 10

ANESTESI HEWAN KECIL DAN HEWAN LABORATORIUM

Tujuan Praktikum :

1. Mengetahui berbagai jenis obat anestesi, dosis, dan kontraindikasinya pada hewan kecil
dan hewan laboratorium
2. Memahamiteknik anestesi pada hewan kecil dan hewan laboratorium
3. Memahami tahapan atau stadium anestesi
4. Mengetahu tanda-tanda vital penting yang perlu diperhatikan selama anestesi
Tanggal Praktikum : 02 November 2021

Dosen : Asisten : Nilai :

1. Drh. Budhy Jasa Widyananta, M.Si 1. drh. Fitria Senja murtiningrum, M.Si
2. 2. drh. Bintang Nurul Iman

3. 3. Fathan Rahmadya Anfara

A. HEWAN KECIL
Lengkapi keterangan dalam tabel berikut mengenai obat anestesi pada hewan kecil!

No Nama dagang Kandungan Dosis Kontraindikasi Kelebihan Kelemahan


(Gambar) dan Rute

1. Ketamine Ketamine Kucing: Tidak untuk Menjadi pilihan Meningkatkan


Hydrochloride 22-33 pasien dengan pada operasi resiko
100 mg/ml mg/kg hipertensi dan sesar karena bradikardia.
Rute injeksi Anjing: penyakit coroner tidak meracuni
IM dan IV 15-25 fetus
mg/kg

2. Seton 2% Xylazin 20 Kucing: 3 Tidak dianjurkan Efek sedasi Menimbulkan


mg mg/kg pada pasien dengan waktu efek emetik.
Rute injeksi BB penderita analgesik yang
IM Anjing: gangguan singkat
1-3 gastrointestinal.
mg/kg
BB
3. Castran Acepromazine 0,5 Hewan dengan Efek sedasi lama Dapat
maleate 15 mL/10kg hipotermi, dan dapat menyebabkan
mg/ml BB hipertensi, dan digunakan untuk hipotensi dan
Rute injeksi kelainan jantung prosedur bedah aritmia
IM dan IV

4. Diazepam Diazepam 5 Anjing : Pada hewan Dapat diberikan Tidak digunakan


mg/ml 0,2-0,6 dengan kelainan melalui oral, pada hewan
Rute oral mg/kg hati dan ginjal parenteral, dan yang
BB supositoria mempunyai
jantung yang
lemah dan dapat
mengganggu
saluran
pernapasan
5. Isoflurane Isofluran 0,5% dan Hewan Induksi anestesi Dapat
liquid 100% 2-4% hipersensitivitas, cepat dan tidak menyebabkan
Rute Inhalasi secara hipoglikemia, mudah terbakar hipersalivasi dan
bertahap dan hipertermia dapat
Induksi : menyebabkan
1,5-3% iritasi pada kulit,
Maintena mata, serta
nce : 1- saluran
2,5% pernapasan.

6. Halothane liquid Halothan 0,5-3% Hewan dengan Dapat digunakan Mudah menguap
99,9% kelainan jantung untuk
Rute inhalasi dan paru-paru maintenance
anestesi general

7. Virbac Zoletil 50 Zolazepam Anjing Penyakit jantung Onset cepat, Depresi


dan titelamin, dan yang parah, untuk restrain pernapasan, dan
Rute injeksi kucing: penggunaan pada atau anestesi nyeri setelah
IM 7-15 operasi sesar, dikombinasikan injeksi IM
mg/kg atau penyakit dengan relaksasi
paru otot
8. Alfaxan Alfaxalone Kucing: 5 Pasien dengan Lebih sedikit Depresi
Rute injeksi mg/kg IV disfungsi hati depresi pernapasan dan
IV dan IM yang signifikan kardiopulmoner apnea adalah
dibandingkan masalah terbesar
agen induksi IV dengan agen ini.
lainnya

9. Penthrane Methoxyflura Induksi: Pasien yang Tidak Indukasi dan


ne 3%, memiliki riwayat mengiritasi recovery ratenya
Rute inhalasi pemelihar penyakit ginjal saluran lambat, dan
aan: 0,5– dan hati pernapasan dapat
1,5% menyebabkan
nephrotoxicity

10. Nembutal Pentobarbital Anjing: Hipersensitivitas Onset cepat Hypothermia


sodium 24–33 pentobarbital,
Rute injeksi mg/kg, penyakit hati
IV Kucing: yang parah,
25–35 nefritis dan
mg/kg gangguan
pernapasan

B. HEWAN LABORATORIUM
Lengkapi keterangan dalam tabel berikut mengenai obat anestesi pada hewan
laboratorium!

No Nama dagang Kandungan Dosis Kontraindikasi Kelebihan Kelemahan


(Gambar) dan Rute

1. Ketamine Ketamine 2-5 Tidak untuk Menjadi pilihan Meningkatkan


Hydrochloride mg/kg pasien dengan pada operasi resiko
100 mg/ml BB hipertensi dan sesar karena bradikardia
Rute injeksi penyakit coroner tidak meracuni
Intraperitonea fetus
l, IM dan IV
2. Xylazil 100 Xylazine 0,22 Hewan bunting Muscle relaxant Meningkatkan
hidrochloride mg/kg dan pneumonia yang durasinya tekanan darah
Rute injeksi BB lama secara signifikan
Intraperitonea
l, IV dan
IM

3. Penthotal Thiopental Mencit: Hipersensitivitas Onset dan durasi Dapat


sodium 50 Thiopental dan sangat singkat menyebabkan
Rute injeksi mg/kg, asma ventricular
Intra Tikus: 40 bigeminym,
Peritoneal dan mg/kg, apnea, dan
IV Kelinci: hypotensi
15–30 ringan
mg/kg IV

4. Isoflo Isoflurane Mencit: Malignant Induksi dan Hipotensi, mual,


Rute inhalasi 0,25-2% hyperthermia recovery ratenya dan muntah
cepat

5. Recofol propofol Propofol 10 mg/kg Hewan dengan Efek sedativ Menyebabkan


Rute injeksi BB insufisiensi kuat kejang, epilepsi,
IV cordis, bunting, edema
dan laktasi pulmonum, dan
depresi
pernapasan
Sebutkan hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan atau dipertimbangkan sebelum
memberikan obat anestesi pada hewan kecil dan hewan laboratorium!

1. Anamnesa hewan

2. Puasa

3. Spesies, ras, dan umur pasien

4. Status present pasien

5. Waktu yang dibutuhkan, tipe, dan keparahan kondisi hewan

6. Pengalaman dalam penggunaan teknik anestesi yang akan digunakan

7. Ketersediaan personal dan peralatan pendukung

Apakah terdapat perbedaan teknik anestesi pada hewan kecil dengan hewan laboratorium?
Jika ada, jelaskan!

Perbedaan teknik anestesi terdapat pada rute pemberian obat tersebut. Pada hewan
kecil dilakukan secara subkutan, intramuscular, dan intravena. Sedangkan pada hewan
laboratorium dilakukan secara subkutan, intramuscular, intravena, dan intraperitoneal.
Selain itu pada hewan laboratorium, dosis anestesi biasanya lebih tinggi ketimbang hewan
kecil karena tingkat metabolismenya lebih tinggi sehingga waktu onset, withdrawal, dan
toleransinya lebih pendek (Suryanto 2012).

Sebutkan obat premedikasi dan kombinasi anestesi yang sering digunakan, baik pada hewan
kecil maupun hewan laboratorium!

1. Premedikasi : Atropin Sulfate Dosis : 0,02 – 0,04 (0,025 mg/kg BB)


Kombinasi anestesi : Ketamine + Xylazine Dosis : 10-20 (10 mg/kg BB) + 2 mg/kg BB

2. Premedikasi : Atropin Sulfate Dosis : 0,02 - 0,04 mg/kg BB


Kombinasi anestsi : Ketamine + Acepromazine Dosis : 10 dan 0,2 mg/kg BB
3. Premedikasi : Acepromazine Dosis : 0,05 mg/kg BB
Kombinasi anestesi : Propofol Dosis : 3-4 mg/kg BB

Sebutkan tanda-tanda vital yang perlu dikenali pada saat melakukan anestesi!

1. Frekuensi napas

2. Frekuensi jantung

3. Saturasi oksigen

4. Suhu tubuh

5. Capillary refill time

Sebutkan 4 tahap atau stadium anestesi yang terjadi pada hewan!


1. Voluntary Movement
Tahap ini disebut juga tahap amnesia dan analgesia. Tahap ini terjadi sesaat setelah
diinduksi anestesi hingga hewan kehilangan kesadaran. Respon sakit hewan masih ada,
tetapi berkurang.

2. Involuntary Movement
Tahap ini disebut juga tahap delirium. Tahap ini dimulai dari pasien kehilangan kesadaran
hingga pernafasan pasien kembali teratur. Refleks kelopak mata sudah tidak ada, dan
merupakan tahap eksitasi, sehingga bahaya untuk memulai prosedur medis pada tahap ini.

3. Surgical Anesthesia
Tahap ini dimulai dari pasien sudah memiliki pola pernafasan yang teratur hingga
penurunan respirasi. Pada tahap inilah prosedur medis dapat dilakukan.

4. Medullary Paralysis
Tahap ini dimulai dari penurunan respirasi hingga kegagalan sirkulasi. Hal ini terjadi karena
depresi sistem syaraf pusat sudah berlebih.
C. PERCOBAAN PADA HEWAN
Kombinasi anestesi (hewan kecil)
Obat : Atropin Sulfate
Dosis : 0,02-0,04 mg/kg BB, dipakai 0,025 mg/kg BB
Rute : Injeksi subkutan
Perhitungan dosis pemberian
Berat badan (kg)x Dosis obat (mg/kg)
Dosis pemberian =
Konsentrasi (mg/ml)

3,9 kg x 0,025 mg/kg


=
0,25 mg/ml

= 0,39 ml

Kombinasi anestesi (hewan laboratorium)


Obat : Ketamine dan Xylazine
Dosis : 75-100 mg/kg BB dan 5-10 mg/kg BB (Perbandingan 10:1)
Rute : Injeksi intraperitoneal
Perhitungan dosis pemberian
Berat badan (kg)x Dosis obat (mg/kg)
Dosis pemberian =
Konsentrasi (mg/ml)
200 gr x 80 mg/kg
Ketamine = = 0,16 ml
100 mg/ml x 1000
200 gr x 10 mg/kg
Xylazine = = 0,02 ml
100 mg/ml x 1000

TUGAS:

Lakukan studi Pustaka mengenai:

1. Kombinasi kombinasi anestesi yang digunakan (hewan kecil dan laboratorium)


2. Interaksi obat dari kombinasi anestesi
3. Onset, durasi dan withdrawal time dan gejala klinis yang terlihat selama onset obat!
4. Tuliskan langkah kerja /prosedur anestesi!
5. Pengaruh obat anestesi yang digunakan terhadap frekuensi jantung, frekuensi pernapasan,
suhu tubuh, mukosa, pupil dan refleks digit
Jawaban :
1. Kombinasi anestesi
Hewan kecil : Ketamin + Xylazin (Yusuf et al. 2018).
Hewan laboratorium : Zoletil + Acepromacin dan Ketamin + Acepromacin (Yunani et al.
2015).

2. Interaksi obat
Kombinasi antara ketamin dan xylazin merupakan kombinasi terbaik bagi kedua agen
itu untuk menghasilkan anestesi. Anestesi dengan ketamin-xylazin memiliki efek yang lebih
pendek jika dibandingkan dengan pemberian ketamin saja tetapi kombinasi ini menghasilkan
relaksasi muskulus yang baik tanpa konvulsi (Pirade 2015).
Kombinasi antara xylazin dan propofol. Propofol masuk dalam golongan fenol.
Dibandingkan dengan ketamin, waktu induksi dan masa pulih (recovery) lebih lembut pada
propofol, selain itu redistribusi propofol ke jaringan juga lebih cepat dibanding ketamin.
Namun, seperti halnya ketamin propofol juga mempunyai kekurangan, yaitu dapat
menyebabkan depresi pernapasan dan penggunaannya pada kucing harus hati-hati karena
akan menyebabkan penundaan masa pulih. Untuk metabolisme propofol dibutuhkan enzim
glukoronidase dan pada kucing relatif sangat kecil kandungan glukuronil transferase hepatik
sehingga dibutuhkan waktu lebih lama untuk eliminasi obat dari tubuh sebagai akibatnya
terjadi penundaan waktu masa pulih (Pascoe et al. 2006).

3. Onset, durasi dan withdrawal time dan gejala klinis yang terlihat selama onset obat
Jumlah pulsus pada pemberian ketamin-acepromacin dan zoletil-acepromacin
masing-masing mengalami penurunan setelah 30 menit penyuntikan, sedangkan pada menit
ke-60 setelah penyuntikan mengalami peningkatan pulsus (Yunani et al. 2015). Hal tersebut
sesuai dengan pendapat Stoelting (2006), bahwa efek ketamin terhadap kardiovaskuler dapat
meningkatkan tekanan darah arteri paru dan sistemik, begitu pula dengan zoletil.
Pemberian ketamin dan xylazin. Onset: 10–12 menit, Durasi: 45–48 menit,
Withdrawal time: 20–21 menit, gejala klinis yang terlihat: Tekanan darah, detak jantung,
suhu tubuh dan tingkat pernapasan menurun.

4. Langkah kerja / prosedur anestesi


Prosedur awal yaitu pemeriksaan hewan. Pemeriksaan hewan sebelum dilakukan
operasi harus dilakukan karena untuk mengetahui kondisi kesehatan dan kelayakan hewan
tersebut. Kondisi kesehatan akan berpengaruh pada saat operasi dan pascaoperasi. Hewan
dipastikan tidak sedang bunting maupun menyusui. Apabila hewan sedang bunting atau
menyusui akan menyulitkan penanganan saat operasi karena banyaknya pembuluh darah dan
akan terjadi ketidakseimbangan secara hormonal. Setelah pemeriksan tersebut hewan
dinyatakan layak untuk dioperasi ovariohisterektomi dan hewan dipuasakan minimal selama
4-6 jam dan maksimal selama 6-8 jam sebelum dilakukan operasi.
Selanjutnya adalah membuat sediaan obat-obat dan anastesi yang dibutuhkan
kemudian dimasukkan ke dalam spuit 1 cc. Menyiapkan meja operasi agar steril. Mengukur
suhu, pulsus, dan pernafasan. Melakukan restrain sebelum pemberian zat anastesi. Diberikan
premedikasi Atropin sulfat melalui IV (melalui selang infus) untuk 15 menit kemudian,
diberikan xylazin dan ketamin diinjeksikan secara IV untuk proses anastesi. Efek dari
anastesi tetap dikontrol melalui perhitungan pulsus, respirasi, dan suhu setiap 15 menit agar
handling hewan dan kondisi hewan tetap terjaga hingga operasi selesai dilakukan. Setelah
hewan tersebut pingsan dan disentuh didaerah telinga tidak ada reflek lagi maka letakkan di
meja operasi, dikeluarkan lidah dan ganjal mulutnya dengan kapas agar saluran pernapasan
tidak terhalang lidah. Kemudian diamati parameter lama onset (detik) dan sedasi (menit) dari
anestesi kombinasi ketamin-xylazin selama hewan dilakukan pembedahan (Yusuf et al.
2018).

5. Pengaruh obat anestesi yang digunakan terhadap frekuensi jantung, frekuensi pernapasan
suhu tubuh, mukosa, pupil dan refleks digit
Pemberian ketamin dapat menimbulkan efek yang membahayakan, yaitu takikardia,
hipersalivasi, meningkatkan ketegangan otot, nyeri pada tempat penyuntikan, dan bila
berlebihan dosis akan menyebabkan pemulihan berjalan lamban dan bahkan
membahayakan (Yusuf et al. 2018).
DAFTAR PUSTAKA

Pascoe PJ, Ilkiw JE, Frischmeyer KJ. 2006. The effect of the duration of propofol administration
on recovery from anesthesia in cat. Veterinary Anaesthesia and Analgesia. 33: 2-7
Pirade PF. 2015. Perbandingan pengaruh anestesi ketamin-xylazin dan ketamin-zoeletil terhadap
fisiologis kucing lokal (Felis domestica)[Skripsi]. Makassar (ID): Universitas Hasanuddin,
Fakultas Kedokteran Hewan
Stoelting H. 2006. Pharmacology and Physiology in Anesthetic Practice. Philadelpia (AS) :
Williams and Walkins
Suryanto BR. 2012. Pemeliharaan dan penggunaan marmut seabagai hewan percobaan. Buletin
Laboratorium Veteriner. 12(3): 2-6.
Yunani R, Mudji EH, Apritya D. 2015. Perbedaan efektivitas anestetikum antara zoletil-
acepromacin dan ketamin-acepromacin pada tikus putih (Rattus novergicus). Jurnal Kajian
Veteriner. 3(2): 113-119
Yusuf MC, Syafruddin, Roslizawaty. 2018. Pengaruh ketamine-xylazine terhadap onset dan
sedasi kucing lokal (Felis catus) yang diovariohisterektomi. JIMVET. 2(4): 599-603
Resume Video Tahap Anestesi Pada Hewan

Hewan yang digunakan pada anestesi berupa hewan kecil yaitu kucing. Sebelum
dilakukan anestesi, hewan harus melakukan pemeriksaan fisik terlebih dahulu. Selanjutnya
mempersiapkan obat-obatan yang akan digunakan. Sediaan anestesi yang sering digunakan
adalah atropin sulfate, ketamin, dan xylazin. Kombinasi anestesi yang sering digunakan
pada laboratorium bedah adalah ketamin dan xylazin, dengan premedikasi menggunakan
atropin sulfate. Premedikasi menggunakan atropin sulfate diberikan pada rute injeksi
subkutan dengan perhitungan dosis sebagai berikut:

0,025 mg/kg x 3,9 kg


Atropin sulfate =
0,25 mg/mL

Kombinasi anestetikum yang digunakan menggunakan rute injeksi intramuscular


dengan perhitungan dosis sebagai berikut:

10 mg/kg x 3,9 kg
Ketamine =
100 mg/mL

2 mg/kg x 3,9 kg
Xylazine =
20 mg/mL

Selanjutnya dilakukan pengamatan pada hewan yang sudah diberi perlakuan


anestesi. Pengamatan dilakukan dari tahap 1 sampai tahap 4 pada tahapan anestetikum.
Tahap 1 (Voluntary movement), sesaat setelah hewan diinduksi anestesi hingga hewan
kehilangan kesadaran. Rasa sakit masih ada, namun respon pasien mulai berkurang. Tahap 2
(Involuntary movement), kehilangan kesadaran, hingga pernapasan pasien kembali teratur.
Merupakan tahap eksitasi (bahaya untuk memulai pembedahan), pasien dapat bergerak
dengan spontan dan hiperventilasi. Tahap 3 (Surgical anesthesia), dimulai saat pasien sudah
memiliki pola respirasi teratur hingga penurunan respirasi. Kedalaman tahap ini dibagi
menjadi empat yaitu: plane 1, plane 2, plane 3, dan plane 4. Tahap 4 (Medullary paralysis),
terjadi penurunan respirasi hingga kegagalan sirkulasi. Hal ini terjadi karena sistem saraf
pusat sudah terdepresi secara berlebihan.

Anda mungkin juga menyukai