PRAKTIKUM 9
SIMULASI PENJAHITAN
Tujuan Praktikum :
A. POLA PENJAHITAN
No Pola penjahitan Fungsi Kelebihan Kelemahan
(Gambar)
1 Simple suture Menjahit luka yang Mudah, aman, dan Membutuhkan
terinfeksi atau tidak merusak jahitan banyak benang,
mengikat organ dalam apabila salah satu bekas jahitan terlihat
dan kulit subkutan ujungnya putus. jelas, dan
pengerjaannya lama.
B. BENANG JAHIT
Lengkapi tabel berikut mengenai benang jahit yang dibutuhkan pada saat menjahit
jaringan!
No Jenis benang jahit Fungsi
C. JARUM JAHIT
Lengkapi tabel berikut mengenai jarum jahit yang dibutuhkan pada saat menjahit jaringan
bersama-sama dengan benang jahit!
1 Reverse cutting (edge down) Digunakan pada jaringan yang keras atau
berserat seperti kulit, periosteum, dan
fascia.
6 Taper-cut (edge down and round Digunakan saat operasi fascia, ligament,
body) uterus, jaringan luka atau rusak (jaringan
padat selain kulit).
Catatan Tambahan :
Bahan benang bedah dapat dikelompokkan berdasarkan penyerapan, dan tipe filamen.
Menurut penyerapannya, bahan benang bedah dapat dibagi menjadi absorbable dan non-
absorbable. Benang absorbable merupakan benang yang dapat diserap oleh enzim pada
jaringan. Adapun benang absorbable terbagi atas bahan alami dan sintetis. Salah satu contoh
benang absorbable adalah catgut. Benang catgut merupakan benang yang berasal dari usus
domba. Pada umumnya, benang ini diserap cepat oleh jaringan. Benang plain catgut diserap
dalam jangka waktu 3 hingga 5 hari, sedangkan chromic gut diserap 7 hingga 10 hari.
Benang non-absorbable merupakan benang yang tidak dapat diserap oleh enzim pada
jaringan. Seperti benang absorbable, benang non-absorbable juga terbagi atas bahan alami,
sintesis, dan alami. Benang nilon, silk, dan vinyl merupakan contoh benang non-absorbable
(Hupp et al. 2014).
DIVISI BEDAH DAN RADIOLOGI
DEPARTEMEN KLINIK, REPRODUKSI, DAN PATOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
ILMU BEDAH UMUM VETERINER (KRP 321)
Teknik penjahitan yang sering dilakukan oleh ahli bedah mulut adalah interrupted,
continuous, dan mattress suture (Fragiskos 2007). Banyak faktor yang dapat menyebabkan
terhambatnya penyembuhan luka. Secara umum, faktor yang dapat mempengaruhi
penyembuhan dapat dikategorikan menjadi dua, yakni lokal dan sistemik. Faktor lokal adalah
faktor yang secara langsung mempengaruhi karateristik luka itu sendiri, sedangkan faktor
sistemik adalah kesehatan secara umum atau keadaan sakit individu yang dapat
mempengaruhi kemampuannya untuk sembuh (Leong et al. 2017).
Daftar Pustaka