Anda di halaman 1dari 4

Jenis-Jenis Robekan Perineum Dan Jenis-Jenis Episiotomi

a. Jenis-Jenis Robekan Perineum Di Bagi Menjadi 4 Tingkat :


 Tingkat 1: robekan hanya terjadi pada selaput lendir vagina dengan atau
tanpa mengenai kulit perineum
 Tingkat 2: robekan mengenai selaput lender vagina dan otot perineum
transfersalis, tetapi tidak mengenai otot sphingter ani.
 Tingkat 3: robekan mengenai perineum sampai dengan otot sphingter ani
 Tingkat 4: robekan mengenai perineum sampai dengan otot sphingter ani dan
mukosa rectum.
b. Jenis-Jenis Episiotomi Yaitu:

 Episiotomi Mediolateralis dari garis tengah ke samping menjauhi anus.


 Episiotomi Lateralis 1-2 cm diatas commisuro posterior ke samping.
 Episiotomi Sekunder adalah ruptur perinii yang spontan atau episiotomi medialis
yang melebar sehingga dimungkinkan menjadi ruptura perinii totalis maka
digunting ke samping.

Hecting Perineum
Hecting adalah suatu tindakan untuk mendekatkan tepi luka dengan benang sampai sembuh
dan cukup untuk menahan beban fisiologis.
Hecting perineum adalah suatu cara untuk menyatukan kembali jaringan tubuh (dalam hal
perineum) dan mencegah kehilangan darah yang tidak perlu dan mempertahankan integritas
dasar panggul ibu.

Macam – Macam Hecting


1. Jahitan Kulit;
 Jahitan interrupted :
Jahitan simple interrupted (Jahitan satu demi satu)
Merupakan jenis jahitan yang paling dikenal dan paling banyak digunakan. Jarak
antara jahitan sebanyak 5-7 mm dan batas jahitan dari tepi luka sebaiknya 1-2 mm.
Semakin dekat jarak antara tiap jahitan, semakin baik bekas luka setelah
penyembuhan.
 Jahitan Matras
a. Jahitan matras Vertikal
Jahitan jenis ini digunakan jika tepi luka tidak bisa dicapai hanya dengan
mengunakan jahitan satu demi satu. Misalnya di daerah yang tipis lemak
subkutisnya dan tepi luka cenderung masuk kedalam.
b. Jahitan matras horizontal
Jahitan ini digunakan untuk menautkan fassia dan aponeurosis. Jahitan ini
tidak boleh digunakan untuk menjahit lemak subkutis karena membuat kulit
diatansa terliat lebih bergelombang.

 Jahitan Continous
a. Jahitan jelujur : lebih cepat dibuat, lebih kuat dan pembagian tekanannya lebih
rata bila dibandingkan dengan jahitan terputus. Kelemahannya jika benang
putus / simpul terurai seluruh tepi luka akan terbuka.
a. Jahitan interlocking, feston
b. Jahitan kantung tembakau (tabl sac)
b. Jahitan Subkutis
a. Jahitan continous : jahitan terusan subkutikuler atau intrademal.
Digunakan jika ingin dihasilkan hasil yang baik setelah luka sembuh.
Juga untuk menurunkan tengan pad aluka yang lebar sebelum
dilakukan penjahitan satu demi satu.
b. Jahitan interrupted dermal stitch
c. Jahitan Dalam
Pada luka infeksi misalnya insisi abses, dipasang dren. Dren dapat dibuat
dari guntingan sarunga tangan fungsi dren adalah mengelirkan cairan keluar
berupa darah atau serum.

Benang Untuk Hecting Perineum

1. Seide (Silk/Sutra)
Bersifat tidak licin seperti sutera biasa karena sudah dikombinasi dengan perekat,
tidak diserap oleh tubuh. Pada penggunaan disebelah luar, maka benang harus dibuka
kembali. Berguna untuk menjahit kulit, mengikat pembuluh arteri besar. Ukuran yang
sering digunakan adalah nomor 2 nol 3 nol, 1 nol dan nomor 1.
2. Plain Catgut
Bersifat dapat diserap tubuh, penyerapan berlangsung dalam waktu 7–10 hari dan
warnanya putih kekuningan. Berguna untuk mengikat sumber pendarahan kecil, menjahit
subcutis dan dapat pula digunakan untuk bergerak dan luas lukanya kecil. Benang ini
harus dilakukan penyimpulan 3 kali karena dalam tubuh akan mengembang. Bila
penyimpulan dilakukan hanya 2 kali akan terbuka kembali.
3. Chromic CatguT
Bersifat dapat diserap oleh tubuh, penyerapannya lebih lama yaitu sampai 20 hari.
Chromic Catgut biasanya menyebabkan reaksi inflamasi yang lebih besar dibandingkan
dengan plain catgut. Berguna untuk penjahitan luka yang dianggap belum merapat dalam
waktu 10 hari dan bila mobilitas harus segera dilakukan.
Catgut kromik adalah benang catgut yang telah dikombinasi dengan garam-garaman
krom. Fungsi garam-garaman krom adalah menunda proses proteolisis yang
menyebabkan catgut dapat direabsorpsi,sehingga memperpanjang waktu agar benang
dapat dipertahankan dalam jaringan bersama-sama selama proses penyembuhan.
Jenis dan ukuran benang untuk penajhitan luka perineum:

 Catgut kromik 4-0


a. Perbaikan dining anterior rektum pada laserasi derajat empat
b. Perbaikan laserasi klitoris
c. Perbaikan ditempat lain apabila memerlukan benang yang sangat halus
 Catgut kromik 3-0
a. Perbaikan mukosa vagina
b. Jahitan subkutan
c. Jahitan subkutikula
d. Perbaikan laserasi periuretra
 Catgut kromik 2-0
a. Perbaikan sfingter ani ekstra
b. Perbaikan laserasi serviks
c. Perbaikan laserasi dinding vagina lateral
d. Jahitan dalam terputus-putuspada otot pelvis
Daftar Pustaka
Dep.Kes RI. 2004. Asuhan Persalinan Normal. Jakarta; EGC
Mochtar, R. 1998. Sinopsis Obstetri. Jakarta; EGC. Edisi 2 Jilid 1
Pusdiknakes. 2003. Buku 3 Asuhan Intrapartum. Jakarta; EGC
Sarwono P. 2003. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal.
Jakarta; YBP SP

Anda mungkin juga menyukai