LUKA EPISIOTOMI
HELPI NELWATRI
A. Anastesi lokal dan prinsip
penjahitan perineum
Episiotomi adalah pengguntingan jaringan yang
terletak di antara lubang kemaluan (vagina) dan
lubang pelepasan (anus). Tujuannya untuk
melebarkan jalan lahir sehingga memudahkan
proses lahirnya bayi.
Anastesi local,prinsip penjahitan perineum
episiotomi suatu tindakan operatif berupa sayatan
pada meliputi selaput lender vagina,cincin selaput
dara,jaringan pada septum rektovaginal,otot-otot
dan fascia perineum dan kulit depan perineum.
1. Jenis robekan perineum
Robekan perineum diklasifikasikan menurut luasnya
jaringan dan struktur yang rusak, antara lain :
Derajat I Derajat III
Struktur yang rusak antara lain : Laserasi yang luas sampai ke sfingter
ani :
-Mukosa vagina -3a < 50 % ketebalan sfingter ani
-Forchete posterior -3b > 50 % ketebalan sfingter ani
-Kulit perineum -3c hingga ke sfingter ani
Derajat IV
Derajat II
Laserasi yang ektrim dan luas meliputi
Laserasi terjadi pada : :
-Mukosa vagina
-Mukosa vagina
-Kulit perineum
-Forchete posterior -Otot perineum
-Kulit perineum -Otot sfingter ani
-Otot perineum -Dinding depan rectum
2. Infiltasi lokal / anastesi
Anantesi (pembiusan ; berasal dari bahsa yunani)
An : tidak
Aesthetes : kemampuan untuk merasa.
Secara umum berarti suatu tindakan menghilangkan
rasa sakit ketika melakukan pembedan dan berbagai
prosedur lainnya yang menimbulkan rasa sakit pada
tubuh.
Pembiusan lokal atau anastesi lokal adalah suatu
jenis anastesi yang hanya melumpuhkan sebagian tubuh
manusia dan tanpa menyebabkan manusia kehilangan
kesadaran. Obat bius jenis ini bila digunkan dalam
operasi pembedahan, maka setelah selesai operasi tidak
membuat lama waktu penyembuhan operasi.
Beberapa tipe anastesi adalah :
Anastesi total (hilangnya kesadaran total)
yang digunakan
Menggunakan lebih sedikit jahitan.
B. Penjahitan Episiotomi/Laserasi
Pada masa yang lalu tindakan episiotomi dilakukan
secara rutin terutama pada primipara, tindakan ini
bertujuan untuk mencegah trouma pada kepala janin,
mencegah kerusakan pada sfingter ani serta lebih mudah
untuk menjahitnya. Namun penelitian menunjukkan bahwa
tidak ada bukti yang mendung manfaat episiotomi (Enkim,
Kierse, Renfew and Nelson, 1995 ; wooley 1995). Pada
kenyataan ini tindakan episiotomi dapat menyebabkan
peningkatan jumlah kehilangan darah ibu, bertambah
dalam luka perineum bagian posterior, meningkatka
kerusakan pada sfingter ani dan peningkatan rasa nyeri
pada hari- hari pertama postpartum.
Prosedur
Atur posisi ibu menjadi posisi litotomi dan arahakan cahaya
lampu sorot pada daerah yang benar.
Menggunakan sarung tangan steril dan alat perlindungan diri
lainnya (skort, sepatu bot,tutup kepala,kaca mata, masker dan
biasanya sudah terpasang sebelum menolong persalinan)
Keluarkan sisa darah dari dalam lujmen vagina, bersihkan
daerah vulva dan perineum.
Jika diperlukan pasang tampon atau kasa kedalam vagina
untuk mencegah darah mengalir dari daerah yang akan
dijahit.
Letakkan handuk atau kain bersih dibawah bokong ibu,
uji efektifitas anastesi lokal yang diberikan sebelum episiotomi
masih bekerja (sentuhkan ujung jarum pada kulit tepi luka).
Jika terasa sakit, tambahkan anastesi lokal sebelum penjahitan
dilakukan
atur posisi penolong sehingga dapat bekerja dengan leluasa
dan aman dari cemaran.
Telusuri daerah luka menggunakan jari dan tentukan secara jelas batas luka.
Lakukan jahitan pertama kira-kira 1cm diatas ujung luka dari benang yang
menyisakan benang kurang lebih 0,5cm
Jahitlah mukosa vagina dengan menggunakan jahitan jelujur dengan erat
kebawah sapai lingkaran sisa hymen
Kemudian tusukkan jarum menembus mukosa vagina di dalam hymen dan
keluarkan pada sisi dalam luka perineum. Periksa jarak tempat keluarnya jarum
diperinium dengan batas atas irisan episiotomi
Lanjutkan jahitan jelujur dengan erat pada lapisan subkutis dan otot sampai
keujung luar luka (pastikan setiap jahitan pada kedua sisi memiliki ukuran yang
sama dan lapisan otot tertutup dengan baik)
Setelah mencapai ujung luka balikkan arah jarum kelumen vagina dan mulailah
merapatkan kulit perineum dengan jahitan subkutikuler
Bila telah mencapai lingkaran hymen,tembuskan jarum keluar mukosa vagina
pada sisi berlawanan dari tusukan terakhir subkutikuler.
Tahan benang (sepanjang 2cm) dengan klem, kemudian tusukkan kembali jarum
pada mukosa vagina dengan jarak 2mm dari tempat keluarnya benang dan
silangkan kesisi berlawanan hingga menembus mukosa vagina pada sisi
berlawanan.
Ikat benang yang di keluarkan dengan beang yang di klem dengan simpul kunci
Lakukan kontrol jahitan dengan periksa colok dubur
Tutup jahitan luka episiotomi dengan kasa yang di bubuhi cairan antiseptik.
Komplikasi pada penjahitan
episiotomi
Jika terjadi hematoma, buka dan buat drain hematoma.
Jika tidak terdapat tanda-tanda infeksi dan perdarahan
berhenti tutup kembali episiotomi
Jika terdapat infeksi buka dan buat drain luka. Angkat
jahitan yang terinfeksi dan lakukan debridement luka
Jika infeksi ringan, antibiotic tidak diperlukan
Jika infeksi berat tetapi tidak mencapai jaringan dalam,
berikan kombinasi antibiotic. Ampisilin 500 mg peroral 4X
sehari selama 5 hari ditambah dengan metrodinazol
400mg peroral 3X sehari selama 5 hari.
Jika infeksi dalam mecapai otot dan menyebabkan
nekrosis (fasitis nekrotik), berikan kombinasi antibiotic
sampai jaringan nekrotik dibuang dan ibu tidak demam
selama 48 jam.
TERIMA KASIH