Oleh:
Kezia. A. Rumsowek
Pembimbing:
dr. Josef Wattimury, Sp.OG
Klasifikasi Ruptur
Perineum Episiotomi Penatalaksanaan
01.
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator penting dalam menilai tingkat
derajat kesehatan masyarakat di suatu negara.
Berdasarkan penyebab, sebagian besar kematian ibu pada tahun 2020 disebabkan oleh
perdarahan sebanyak 1.330 kasus, hipertensi dalam kehamilan sebanyak 1.110 kasus,
dan gangguan sistem peredaran darah sebanyak 230 kasus.
Penyebab tingginya AKI adalah perdarahan dan penyebab terjadinya perdarahan adalah
atonia uteri, ruptur perineum, dan sisa plasenta.
Ruptur perineum adalah perlukaan jalan lahir yang terjadi pada saat kelahiran bayi baik
menggunakan alat ataupun tidak menggunakan alat.
Kepala janin terlalu cepat lahir Known Risk Factors Suggested Risk Factor
Indikasi Janin
Indikasi ibu
Kepala janin yang akan lahir jangan ditahan terlampau kuat dan
lama, karena akan menyebabkan asfiksia dan perdarahan dalam
tengkorak janin, dan melemahkan otot-otot dan fasia pada dasar
panggul karena diregangkan terlalu lama.
FARMAKOLOGIS
Penatalaksanaan farmakologis Dosis tunggal sefalosporin golongan II
atau III dapat diberikan intravena sebelum perbaikan dilakukan (untuk
ruptur perineum yang berat).
Bahan-bahan yang diperlukan untuk perbaikan jalan lahir: tampon, kapas besar,
povidon iodine, lidocain 1% (untuk ruptur perineum derajat i-ii), benang
catgut/asam poliglikolik (dexon, david&geck ltd, uk)/poliglaktin 910 (vicryl, ethicon
ltd, edinburgh, uk)
MANAJEMEN RUPTURPERINEUM
Lakukan pemeriksaan vagina, perineum dan serviks untuk melihat beratnya
robekan
Jika robekan panjang dan dalam, periksa apakah robekan tersebut mencapai
anus dengan memasukkan jari yang bersarung tangan ke anus dan
merasakan tonus sfingter ani.
• Tingkat I mengenai mukosa vagina dan jaringan ikat, tidak perlu dijahit.
• Tingkat II mengenai mukosa vagina, jaringan ikat, dan otot di bawahnya.
• Tingkat III mengenai m. sfingter ani.
• Tingkat IV mengenai mukosa rektum.
Perbaikan dilakukan hanya pada robekan tingkat II, III, dan IV.
RUPTUR PERINEUMDERAJAT II
Jahitan Kulit
Jahitan Otot
Jahitan Mukosa jelujur dengan benang 2-0
mulai dari 1 cm di atas
daerah otot perineum sampai
ujung luka pada perineum
persis di bawah lapisan kulit
Lanjutkan dengan jahitan
puncak luka di dalam vagina secara jelujur dengan benang subkutikuler kembali ke arah
sampai pada batas vagina. 2-0. batas vagina, akhiri dengan
Lihat ke dalam luka untuk simpul mati pada bagian
mengetahui letak ototnya. dalam vagina
Penting sekali untuk menjahit Potong kedua ujung benang,
otot ke otot agar tidak ada dan hanya disisakan masing-
rongga di antaranya. masing 1 cm.
Jika robekan cukup luas dan
dalam, lakukan colok dubur,
dan pastikan tidak ada bagian
rektum terjahit.
RUPTUR PERINEUM DERAJAT III DAN IV
Laserasi/ruptur perineum adalah robeknya perineum pada saat persalinan pervaginam, dapat terjadi secara
spontan maupun akibat episiotomi.
Ruptur perineum spontan terjadi akibat pengeluaran kepala dan bahu janin yang terlalu cepat atau tidak
terkendali.
Episiotomi tidak rutin dilakukan karena memiliki risiko perdarahan, hematoma, infeksi, dan nyeri
pascapersalinan. Indikasi episiotomi adalah apabila ada gawat janin, penyulit pervaginam, dan adanya
jaringan parut pada vagina.
Ruptur perineum dapat dibagi menjadi 4 derajat. Pada ruptur derajat 1 tidak dibutuhkan penjahitan. Pada
rupture derajat 2 dibutuhkan penjahitan mulai dari mukosa vagina, otot-otot perineum, dan kulit. Ruptur
derajat 3 dan 4 merupakan indikasi rujukan ke layanan kesehatan sekunder, karena tindakan repair
perineum dengan derajat 3 dan 4 membutuhkan operator yang sudah terlatih. Teknik menjahit yang tepat
dapat mencegah terjadinya komplikasi berupa hematoma.
Pasca tindakan repair perineum, pasien harus diedukasi untuk menjaga kebersihan perineum untuk
mengurangi risiko infeksi.
Thanks!