Jahitan Luka
Keterangan gambar. A. Jahitan simpul tunggal, B. Matras vertikal, C. Matras horizontal,
D. Subkutikuler kontinyu, E. Matras horizontal half burried, F. Continous over and over
Angkat Jahitan
Adalah proses pengambilan benang pada luka. Berdasarkan lokasi dan hari tindakan:
¨ Muka atau leher hari ke 5
¨ Pereut hari ke7-10
¨ Telapak tangan 10
¨ Jari tangan hari ke 10
¨ Tungkai atas hari ke 10
¨ Tungkai bawah 10-14
¨ Dada hari ke 7
¨ Punggung hari ke 10-14
Jenis-Jenis Benang Hecting dan Fungsinya Pada Penjahitan Luka
Dalam penjahitan luka, tentunya diperlukan benang operasi dan jarum untuk melakukan
penjahitan luka. Jarum jahit yang digunakan dalam proses penjahitan luka yaitu jarum kulit dan
jarum otot. Jarum kulit merupakan jenis jarum hecting yang digunakan dalam tindakan penjahitan
kulit, alat ini memiliki bentuk dengan ujung jarum yang panjang dan berbentuk segitiga. Bentuk
jarum tersebut dibuat sedemikian rupa agar dapat dengan mudah menembus jaringan kulit yang
alot. Sedangkan jarum otot merupakan jenis dari jarum hecting yang digunakan dalam tindakan
penjahitan otot. Jarum otot ini terbuat dari bahan stainless steel dan memiliki ujung tajam atau
runcing dan bulat. Jarum otot dibuat sedemikian rupa agar dapat dengan mudah menembus
jaringan otot.
Sedangkan untuk catgut atau benang operasi yang digunakan, dapat dengan menggunakan
catgut yang terbuat dari bahan alami yaitu chromic catgut dan plain catgut. Chromic catgut adalah
salah satu jenis catgut yang terbuat dari benang alami yaitu kolagen sapi atau domba, chromic
catgut adalah jenis catgut yang dapat diserap oleh jaringan. Chromic catgut dilapisi dengan garam
chromium sehingga memperpanjang waktu penyerapan secara sempurna yaitu 90 hari. Sedangkan
plain catgut adalah benang jahit yang terbuat dari benang alami yaitu kolagen sapi atau domba.
Sama halnya dengan chromic catgut, plain catgut adalah jenis benang operasi yang dapat diserap
oleh jaringan. Waktu yang dibutuhkan untuk penyerapan secara sempurna oleh benang ini yaitu 70
hari. Dalam memilih benang operasi yang akan digunakan, perhatikanlah ketebalan benang dan
area luka yang akan dilakukan penjahitan.
Hecting merupakan sebuah prosedur penting dalam tindakan operasi. Hecting atau
penjahitan luka merupakan sebuah tindakan untuk menyatukan jaringan kulit yang robek atau
luka. Dalam hecting, terbapat berbagai macam jenis hecting diantaranya sebagai berikut:
Jahitan kulit
Jahitan interrupted:
Jahitan simple interrupted (jahitan satu demi satu)
Jenis hecting ini merupakan jenis hecting yang banyak digunakan dan paling terkenal. Dalam
menggunakan jenis hecting ini, jarak antara jahitan sejauh 5-7 mm dan batas jahitan dari tepi luka
sebaiknya 1-2 mm. Dalam jenis hecting ini semakin dekat jarak antara setiap jahitan maka
semakin baik bekas luka setelah penyembuhan.
Jahitan matras
Jahitan matras vertikal
Jenis hecting ini digunakan apabila tepi luka tidak dapat dicapai dengan menggunakan jenis
hecting satu demi satu. Seperti di daerah yang tipis lemak subkutisnya dan tepi lukan yang
cenderung masuk ke dalam.
Jahitan matras horizontal
Jenis hecting ini digunakan untuk manautkan fassia dan aponeurosis. Jenis hecting ini tidak boleh
digunakan untuk menjahit lemak subkutis karena hal tersebut dapat menyebabkan kulit diatansa
nampak lebih bergelombang.
Jahitan continous
Jahitan jelujur
Jenis hecting ini lebih cepat dibuat, lebih kuat dan dalam pembagian tekanannya lebih rata jika
dibandingkan dengan jahitan terputus. Dalam penjahitan ini memiliki kelemahan yaitu apabila
benang putus atau simpul terurai maka seluruh tepi luka akan terbuka. Jenis dari jahitan ini yaitu
Jahitan interlocking, feston dan jahitan kantung tembakau
Jahitan subkutis
Jahitan continous
Jahitan terusan subkutikuler atau intrademal. Jahitan ini digunakan apabila setelah luka sembuh
ingin didapatkan hasil penjahitan yang baik.
Jahitan dalam
Jahitan ini dilakukan apabila terdapat luka infeksi seperti insisi abses, dipasang dren. Dren
memiliki fungsi untuk mengalirkan cairan keluar berupa darah atau serum. Dren dapat terbuat dari
guntingan sarung tangan.
Pola Jahitan dan Jenis Benang dalam Bedah Veteriner
Luka adalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh (diskontinuitas jaringan).
Keadaan ini dapat disebabkan oleh trauma benda tajam atau tumpul, perubahan suhu, zat kimia,
ledakan, sengatan listrik atau gigitan hewan.
Dalam penjahitan luka,ada tiga hal yang menentukan pemilihan jenis benang jahit, yaitu
jenis bahannya, kemampuan tubuh untuk menyerapnya dan susunan filamennya. Benang yang
dapat diserap melalui reaksi enzimatik pada cairan tubuh kini banyak dipakai.
Penyerapan benang oleh jaringan dapat berlangsung antara tiga hari sampai tiga bulan bergantung
pada jenis benang dan kondisi jaringan yang dijahit.
Menurut bahan asalnya, benang dibagi dalam benang yang terbuat dari usus domba
(catgut) dan dibedakan dalam catgut murni yang tanpa campuran dan catgut kromik yang
bahannya bercampur larutan asam kromat.
Catgut murni cepat diserap, kira-kira dalam waktu satu minggu, sedangkan catgut cromik
diserap lebih lama, kira-kira 2-3 minggu.
4.
Terlalu longgar Terlalu kuat hingga kulit robek
Terlalu dangkal,
Terlalu dalam Eversi (benar)
Inversi (salah)
Lambert menerus
Pola Lambert menerus (Continous Lambert’s suture). Ini merupakan pola jahitan inversi yang
digunakan pada rongga visera seperti usus. Jahitan dilakukan menembus serosa dan muskuler dan
selaput submuksoa tetapi tidak melalui membran mukosa .
Continous Lambert’s suture
Lambert terputus
Pola Halstead (Halstead suture). Ini merupakan pola jahitan Lembert terputus duakali
menggunakan benang tunggal yang dilakukan hal yang sama pada sisi lainnya dan diikat. Ini
merupakan pola yang berbeda dari pola mattress horisontal sederhana.
Halstead suture
Cushing
Pola Crushing atau Gambee (Crushing suture). Ini merupakan tipe jahitan yang spesial untuk
menutup saluran usus. Pola crushing lebih dipilih daripada pola inversi biasa ketika lumen dari
usus besar yang dijahit hanya menghasilkan sedikit penyambungan.
Crushing suture
Matras/Mattress
Mattress suture through rubber tubing
Pola Mattress melalui pipa kare (Mattress suture through rubber tubing). Saat tarikan benang
dirasakan terlalu kencang dan jahitan diinginkan untuk dipotong melalui kulit lebih baik benang
jahit yang tersisa dilonggarkan melalui sebagian kecil dari tabung karet untuk tetap paralel pada
lapisan kulit
Beberapa peneliti percaya bahwa penggunaan vertical mattress suture yang menyebabakan pinggir
luka mengalami eversi lebih baik dibandingkan teknik penjahitan luka yang lain. Vertical matres
berfungsi untuk menyamakan permukaan sayatan
matras horizontal
Teknik ini dipergunakan biasanya pada luka yang memiliki jarak kedua permukaan pinggir
luka yang cukup jauh, sehingga regangan cukup kuat. Jahitan ini dipergunakan sebagai initial
suture untuk mendekatkan dua permukaan pinggir luka.
Teknik suture ini juga cukup efektif dalam memegang permukaan kulit luka yang rapuh
seperti kulit di telapak tangan dan kaki. Teknik ini juga efektif untuk hemostasis akibat perdarahan
bawah kulit di tepi luka (misalnya di kulit kepala).
Horizontal mattress suture juga berguna untuk aproksimasi tanpa mengganggu sesuatu
struktur yang berjalan sejajar dengan luka sayatan, seperti pembuluh darah, nervus dan lain-lain.
Smead-Jones/Far-and-Near
Jahitan ini digunakan pada jaringan dengan regangan yang kuat, misalnya penjahitan fascia.
jahitan Smead-Jones
Corner Stitch
Variasi dari teknik horizontal mattress suture dan half-buried horizontal mattress suture, atau
disebut juga corner stitch. Teknik suture corner stitch dipergunakan untuk mendekatkan pinggir
luka yang membentuk sudut tanpa menghilangkan atau mengurangi suplai darah ke permukaan
kulit tersebut.
jahitan sudut
Jahitan pure-string
Merupakan jahitan tidak terputus pada sekeliling lumen atau area tertentu yang dikencangkan
seperti tali celana. Contohnya seperti pada apendektomi.
jahitan pure-string
Jahitan subcuticuler
Seluruh jahitan berada dibawah lapisan epidermal. Bisa dilakukan dengan menggunakan
jahitan continuous atau interrupted dan tidak diangkat setelah operasi. Jalurnya searah atau paralel
dengan luka. Jahitan dilakukan pendek-pendek, dibagian lateral sepanjang luka. Setelah jahitan
selesai dilakukan, kedua ujung tali diikat.
Keuntungannya adalah baik secara kosmetik karena penyatuan kulit dilakukan dari bawah,
hingga kulit tidak terlukai oleh bekas jahitan.
jahitan subcuticular 1
jahitan subcuticular 2
Stapler
Selain jahitan dengan benang, aproksimasi tepi luka dapat juga dengan menggunakan stapler.
Aplikasinya dengan menggunakan alat seperti halnya stapler kertas. Keuntungannya adalah lebih
cepat, namun kerugiannya kadang-kadang tepi luka tidak sama tinggi dan inversi.
penggunaan stapler
Skin Tapes
Plester kulit (steril) dapat digunakan bila jaringan yang dipertemukan memiliki regangan yang
rendah. Biasanya digunakan setelah jahitan subkutikuler yang baik sehingga terjadi aproksimasi
antara epitel kedua tepi luka.
Penggunaan plester ini lebih cepat, namun rawan terjadi pergeseran.
Buatan (Synthetic)
Adalah benang- benang yang dibuat dari bahan sintetis, seperti Polyglactin (merk dagang Vicryl
atau Safil), Polyglycapron (merk dagang Monocryl atau Monosyn), dan Polydioxanone (merk
dagang PDS II).
Benang jenis ini memiliki daya pengikat lebih lama , yaitu 2-3 minggu, diserap secara lengkap
dalam waktu 90-120 hari.