Hecting atau jahitan telah dilakukan berabad abad yang lalu,
mulai dengan menggunakan bulu binatang, serat tumbuhan sampai dengan bahan sistetik Tujuan 1. Menutup depek 2. Mendekatkan tepi luka yang mempunyai tegangan 3. Mendekati tepi kulit 4. Meminimalkan perdarahan dan infeksi Teknik penjahitan tergantung pada : 1. Tipe luka 2. Lokasi anatomi luka 3. Ketebalan kulit 4. Derajat ketegangan 5. Hasil kosmetik yang diharapkan Untuk mengoptimalkan hasil secara fungsi dan kosmetik, perlu diperhatikan hal – hal berikiut ini : 1. Meminimalkan dead space 2. Mengembalikan kepada kontur anatomis bagian yang dijahit 3. Meminimalkan bekas jahitan dengan cara memilih benang yang tepat dan tension yang minimal Menurut waktu penjahitannya, jahitan dibagi menjadi : 1. Jahitan Primer, yaitu jahitan yang dilakukan segera setelah luka terbentuk 2. Jahitan Sekunder, yaitu jahitan yang dilakukan setelah jahitan (primer) terlepas atau longgar, atau untuk mengoreksi dead space Tujuan jahitan sekunder, adalah : 1. Memperkuat jahitan primer 2. Menghilangkan dead space 3. Mencegah akumulasi cairan pada luka abdominalis selama proses penyembuhan 4. Untuk penutupan luka sekunder karena kerusakan jahitan pada masa penyembuhan 5. Umumnya digunakan benang yang tidak diserap Jenis – jenis jahitan A. Menurut kontinuitasnya, jahitan dibagi menjadi : Jahitan interupted (simple), yaitu jahitan satu dan tidak ada hubungan dengan jahitan yang lain. Keuntungan : 1. Mudah 2. Kekuatan jahitan besar 3. Kecil kemungkinan menjerat sistem sirkulasi sehingga mengurangi edema 4. Mudah untuk mengatur tepi-tepi luka Kerugian : 1. Lama 2. Bekas jahitan lebih terlihat B. Continuous (jelujur), yaitu jahitan yang tidak terputus antara jahitan yang satu dengan yang lainnya, dari awal jahitan sampai akhir jahita Keuntungan : 1. Cepat 2. Sedikit simpul Kerugian : 1. Jahitan menjadi mudah longgar jika satu jahitan saja tidak kuat 2. Sulit mengoreksi jika terjadi infeksi 3. Pengangkatan harus sekaligus, tidak bisa per area (misalnya jika di area tertentu ada pus) Teknik jahitan
Jahitan kontinuous / jelujur
Digunakan untuk menjahit peritonium
atau facia dinding abdomen 2. Jahitan continuous intrlocking
Digunakan pada peritonium dan fascia
dinding abdomen, tetapi daya pegangnya lebih kuat dari yang jahitan continuous biasa 3. Jahitan interrupted / simple
Digunakan pada hecting situasi, pada
semua jaringan tubuh, dan sangat mudah melakukannya 4. Jahitan interrupted vertical mattres / donatie
Lebih baik dilakukan pada tepian luka
supaya tepian luka tidak tumpang tindih 5. Jahitan horizontal mattres
Regangan yang sangat kuat, bisa juga untuk Menghentikan perdarahan 7. Jahitan corner stitch / jahitan sudut
Digunakan pada tepian luka yang
membentuk sudut 8. Jahitan pure-string / tabaksak
Digunakan untuk mengikat jaringan
yang berbentuk selinde 9. Jahitan subkutikuler / terkubur
Dilakukan dengan tujuan kosmetik,
terutama pada jaringan kulit Agraf / stepler Selain jahitan benang aproksimasi tepi luka dapat jugan dengan menggunakan stepler /agraf Aplikasinya sama dengan menggunakan alat seperti stepler kertas Skin tapes
Plester kulit steril digunakan pada luka yang memiliki
regangan yang sangat rendah Benang bedah Benang Bedah adalah : Materi berbentuk benang yang disediakan / digunakan untuk tindakan pembedahan Keguanaan benang bedah 1. Untuk mempertautkan / menyatukan kedua tepian luka 2. Sebagai ligasi / untuk mengikat pembuluh darah 3. Sebagai penahan / penunjang Benang bedah ideal 1. Steril 2. Mudah digunakan 3. Kekuatan memegang jaringan hingga luka sembuh 4. Simpul yang aman 5. Diserap setelah luka sembuh 6. Dapat digunakan untuk segala jenis prosedur operasi Jenis – jenis benang bedah Benang Absorbable Dicerna oleh enzim-enzim didalam tubuh / dipecah melalui proses hydrolisa didalam tubuh dan diserap oleh jaringan.
Benang Non Absorbable
Tetap tinggal didalam tubuh dan akan dibungkus oleh jaringan fibrosa bila tidak diangkat. Bahan – bahan benang bedah Natural Berasal dari sumber-sumber hayati - Binatang ( Catgut ) - Tumbuh-tumbuhan ( Linen ) - Ulat sutra ( Silk ) Sintetik Dibuat secara kimia ASUHAN PADA PASIEN POST OPERATIF PENGANGKATAN JAHITAN Pengangkatan jahitan antara lain disesuaikan dengan ; a. Lokasi anatomis luka b. Kondisi luka c. Usia luka d. Jenis benang bedah yang digunakan e. Teknik jahitan Jahitan mungkin ditinggalkan terutama bila menggunakan benang yang diserap Pengangkatan jahitan di lakukan pada jahitan kulit, jika menggunakan benang yang tidak diserap Benang mungkin diangkat sekaligus atau selang-seling dengan jeda waktu 1 – 3 hari Teknik pengangkatan jahitan 1. Pastikan jaringan telah rapat 2. Bersihkan dengan kasa lembab steril 3. Tindakan aseptik 4. Identifikasi jenis jahitan 5. Angkat simpul dengan pinset anatomis 6. Gunting benang yang paling dekat dengan kulit 7. Cabut benang perlahan lahan, jika ada tahanan tarik kearah awal jahitan dan kembali tarik kearah berlawanan 8. Periksa apakah ada seroma, pus atau krusa, jika ada cuci dan bersihkan 9. Jika luka operasi rentan kontaminasi, bisa dibalut kembali dengan dresing steril Terima Kasih atas perhatiannya