Anda di halaman 1dari 4

FORMULIR PENGAJUAN JUDUL TESIS

Yth. Direktur Program Pascasarjana


IAIN Bone
Di Watampone

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya :


Nama : Sri Julyarti Halid
NIM : 7413418019
Program Studi : Ekonomi Syariah
Semester : IV
Alamat : Jl. Jend. Gatot Subroto, Kelurahan Biru Kec. Tanete Riattang

Dengan ini mengajukan judul tesis yang akan diteliti dalam proses penyelesaian Studi
Program Pascasarjana IAIN Bone, sebagai berikut :
1. Analisis Kinerja Koperasi dalam Meningkatkan Kesejahteraan Anggota Perspektif
Ekonomi Syariah (Studi pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Senada
Kecamatan Barebbo).
2. Implementasi Penerapan Pembiayaan Ultra Mikro dalam Meningkatkan
Kesejahteraan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (Studi pada PT PNM Meekar
Syariah Cabang Awangpone).
3. Analisis Perilaku Generasi Muslim Milenial terhadap Penggunaan Aplikasi Grab
dengan Pembayaran Sistem Ovo Perspektif Ekonomi Syariah (Studi pada
Mahasiswa Pascasarjana IAIN Bone).
Demikian permohonan judul tesis ini diajukan, sebagai bahan pertimbangan bersama
ini kami lampirkan sinopsis masing-masing judul.
Watampone, 17 Mei 2020

Mengetahui, Yang Mengajukan,


Ketua Program Studi Ekonomi Syariah

Dr. H. Arifin Sahaka, M.Ag. Sri Julyarti Halid


NIP. 197303272002121001 NIM. 7413418019

Menyetujui,
Direktur Pascasarjana

Dr. Hj. Jasmani, M.HI


NIP. 19600101199303 2 001
Analisis Kinerja Koperasi dalam Meningkatkan Kesejahteraan Anggota
Perspektif Ekonomi Syariah (Studi pada Koperasi Pegawai
Republik Indonesia (KPRI) Senada Kecamatan Barebbo)

A. Latar Belakang
Pembangunan di Indonesia semenjak zaman kemerdekaan selalu dilandaskan pada
asas demokrasi dimana rakyat itu berpartisipasi. Perekonomian di Indonesia dilandaskan dari
rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Selama ini salah satu lembaga yang juga melibatkan
rakyat adalah koperasi. Koperasi merupakan gerakan ekonomi, budaya dan sosial untuk
mencapai tujuan bersama. Sudah lama koperasi memiliki slogan untuk kesejahteraan anggota.
Koperasi merupakan organisasi ekonomi berbasis pada kepemilikan bersama tanpa
membedakan antara orang yang memiliki kekayaan kecil dan besar.
Koperasi didirikan untuk memenuhi kebutuhan dan pelayanan yang sebagian besar
dinyatakan dalam tujuan, diawasi, dibiayai dan dijalankan serta pembagian sisa hasil usaha
(SHU) dimusyawarahkan dalam rapat anggota sebagai pengguna jasa (members-user).
Momentum pendirian koperasi merupakan salah satu faktor yang menentukan koperasi ini
berhasil bertahan lebih lama atau hanya sekedar pendirian pranta sosial dan kemudian
stagnan dan mati.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 17 Tahun 2012 tentang
Perkoperasian pasal 2: “koperasi didirikan dengan tujuan utamanya untuk mensejahterakan
rakyat Indonesia serta ikut membangun tatanan ekonomi nasional”, peran koperasi di
Indonesia sangat dibutuhkan, karena koperasi memiliki karakteristik yang hampir sama
dengan kondisi masyarakat Indonesia yang bersahaja. Adanya koperasi di tengah masyarakat
akan memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi, karena dengan adanya unit-
unit usaha yang dijalankan oleh koperasi otomatis roda perekonomian pun akan menggeliat,
sehingga pada masa pembangunan ini koperasi sangat besar sekali peranannya dalam sektor
kehidupan perekonomian bangsa Indonesia. Oleh karena itu sumber daya manusia pada setiap
koperasi harus diperhatikan agar sumber daya manusia yang ada dalam koperasi selalu
senantiasa terjaga, baik kesehatan, kompensasi ataupun kinerja sumber daya yang ada dalam
koperasi tersebut.
Koperasi merupakan salah satu badan usaha yang dipilih oleh sebagian masyarakat
dalam rangka meningkatkan taraf hidupnya. Selain koperasi, terdapat badan usaha lainnya
yang memiliki sifat dan ciri yang berbeda dengan koperasi. Salah satu ciri yang membedakan
koperasi adalah dasar falsafahnya. Dasar falsafah koperasi untuk mencapai kesejahteraan
bersama berdasarkan asas kekeluargaan sedangkan dasar falsafah badan usaha bukan
koperasi untuk mencapai laba sebesar-besarnya. Koperasi memiliki peran penting dalam
perekonomian Indonesia sehingga perlu optimalisasi kerja dan kinerja lembaga ini guna
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Salah satu tolok-ukur yang digunakan koperasi,
baik koperasi syariah maupun konvensional, untuk menilai tingkat kesejahteraan anggotanya
adalah melalui jumlah sisa hasil usaha.
Keberhasilan suatu koperasi dalam mencapai tujuan yang direncanakan sangat
tergantung oleh kegiatan dan aktivitas para anggotanya, apakah mereka mampu dalam
melaksanakan kerjasama, memiliki kegairahan kerja dan mentaati segala ketentuan dari garis
kebijakan yang telah ditetapkan dalam rapat anggota. Dengan demikian usaha dalam rangka
peningkatan taraf hidup mereka sangat tergantung oleh aktifitas mereka sendiri.1
Melihat tujuan utama koperasi yaitu meningkatkan kesejahteraan anggota, namun
masih terdapat beberapa koperasi yang menginginkan laba yang sangat besar. Hal tersebut
dapat diketahui dari pengukuran kinerja koperasi. Pengukuran kinerja merupakan faktor yang
sangat penting untuk menunjang tumbuh kembang dari suatu koperasi. Kinerja Organisasi
adalah totalitas hasil kerja yang dicapai oleh suatu organisasi, dimana dengan tercapainya
tujuan organisasi berarti bahwa kinerja suatu organisasi itu dapat dilihat pada tingkatan
sejauh mana organisasi dapat mencapai tujuan yang didasarkan pada tujuan yang sudah
ditetapkan sebelumnya.2
Dalam mengurus suatu koperasi terkadang memiliki kendala-kendala dalam proses
penyaluran terhadap anggotanya, namun hal tersebut dapat diatasi ketika kinerja koperasi
berjalan dengan baik dan bekerja sama. Kendala-kendala tidak hanya terjadi dalam tatanan
pengurus dan penyaluran koperasi saja, akan tetapi dapat pula timbul akibat ulah anggota
koperasi sendiri. Misalnya, adanya keterlambatan dan penunggakan dalam pembayaran
iuaran perbulannya.
Metode pengukuran kinerja yang dianggap tepat dalam mengatasi kendala yang
dihadapi oleh organisasi sektor publik yaitu metode balanced scorecard. Metode ini
merupakan konsep pengukuran kinerja yang diperkenalkan oleh Robert S Kaplan dan David
P Norton. Metode balanced scorecard dapat membantu organisasi publik dalam mengontrol
keuangan dan mengukur kinerja organisasi.3 Saat ini metode Balanced scorecard banyak

1
Anoraga, Panji dan Nanik Widiyanti. Psikologi dalam Perusahaan.Jakarta : PT. Rinneka Cipta.
2003.
2
Surjadi. Pengembangan Kinerja Pelayanan Publik. Bandung : PT. Refika Aditama. 2009.
3
Imelda R.H.N. Implementasi Balanced Scorecard pada Organisasi Publik. Jurnal Akuntansi dan
Keuangan Vol 6, No 2:106-122. Unkris Petra. 2004.
digunakan sebagai alat pengukuran kinerja pada organisasi bisnis (profit seeking
organization). Masih jarang, implementasi balanced scorecard pada organisasi publik
(public organization) bahkan organisasi dengan karakteristik khusus seperti koperasi. Ada
empat perspektif kinerja bisnis yang diukur dalam Balanced Scorecard, yaitu aspek
keuangan, aspek pelanggan (anggota), aspek bisnis internal, serta aspek pembelajaran dan
pertumbuhan.
Pengukuran kinerja koperasi yang dilakukan dengan beberapa metode balanced
scorecard, namun apakah penerapan pengukuran kinerja koperasi tersebut sesuai dengan
tatanan ekonomi syariah atau tidak. Apabila ditinjau dari perspektif ajaran Islam maka
mengimplementasikan ajaran Islam demi untuk menghindari riba adalah sebuah kewajiban
yang harus dilaksanakan oleh setiap umat Islam. Oleh karena itu, perlunya diadakan
penelitian terkait bagaimana prosedur kinerja koperasi tersebut.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis dapat menguraikan beberapa rumusan
masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pengukuran kinerja koperasi dengan metode balanced scorecard dari segi
aspek keuangan dan anggota ?
2. Kendala-kendala apa saja yang dihadapi dalam proses kinerja koperasi ?
3. Bagaimana kinerja koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan anggota perspektif
ekonomi syariah ?

Anda mungkin juga menyukai