Abstract. The purpose of this study was to determine the effect of education lev el, organizational commitment, and
capital on cooperative growth, both partially and simultaneously. The stu dy was conducted at a savings and loan
cooperative in Kupang in 2019. The type of data in this study is primary data and data sources obtained directly
from the results of questionnaires or questionnaires that have been filled out by respondents. Sampling was ca rri ed
out using census techniques. Data collection method is a questionnaire method with a measurement technique u sed
is Summated Rating Method: Likert Schale (Likert scale). The data analysis techni que used is multiple linear
regression analysis. The results achieved in this study, that based on the F test there is a significant influence
between the Level of Education, Organizational Commit ment and Capital on the Growth of Cooperatives in
Savings and Credit Cooperatives in Kupang City. Whereas based on the t test it was concluded that only the
Education Level variable did not affect the Cooperative Growth. Meanwhile, the variable Organizational
Commitment and Capital has a positive and significan t effect on cooperative growth.
Abstrak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh tingkat pendidikan, komitmen organisasi,
dan permodalan terhadap pertumbuhan koperasi baik secara parsial maupun simultan. Penelitian dilakukan pada
koperasi simpan pinjam di kota Kupang tahun 2019. Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer dan sumber
data diperoleh secara langsung dari hasil kuesioner atau angket yang telah diisi oleh responden. Pengambilan sampel
dilakukan dengan menggunakan teknik sensus. Metode pengumpulan data adalah metode kuesioner dengan teknik
pengukuran yang digunakan adalah Summated Rating Method: Likert Schale (skala likert). Teknik analisis data
yang dipakai berupa Analisis Regresi Linear Berganda. Hasil yang dicapai dalam penelitian ini, bahwa berdasarkan
pengujian F ada pengaruh signifikan antara Tingkat Pendidikan, Komitmen Organisasi dan Permodalan terhadap
Pertumbuhan Koperasi pada Koperasi Simpan Pinjam di Kota Kupang. Sedangkan be rdasarkan uji t disimpulkan
bahwa hanya variabel Tingkat Pendidikan yang tidak berpengaruh terhadap Pertumbuhan koperasi. Sedangkan,
variabel Komitmen Organisasi dan Permodalan berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan koperasi.
dibidang simpan pinjam, kredit pertanian yang jadi anggota koperasi. Mindset yang
rakyat, bahkan ada koperasi yang melakukan masih mereka tanamkan hingga saat ini yakni
serba usaha untuk mensejahterakan jadi anggota koperasi hanya untuk dapat
anggotanya. Sama seperti koperasi serba pinjaman tapi kewajiban tidak dilakukan.
usaha (waserba), koperasi simpan pinjam "Mau pinjam di koperasi lalu tidak mau
tidak luput dari persaingan dengan lembaga bayar, kalau mau tabung di bank bukan di
keuangan lainnya. Oleh karena itu untuk tetap koperasi," kata Wardoyo. Inilah yang
dapat bersaing, koperasi simpan pinjam juga menjadi salah satu faktor yang menyebabkan
dituntut untuk melakukan usahanya secara pasang surutnya pertumbuhan koperasi karena
efektif sehingga memerlukan adanya internal disebabkan kurangnya kontribusi dari para
auditor (Prawitasari dan Badera, 2015). anggota koperasi itu sendiri dalam
Koperasi di Indonesia dalam memajukan koperasi tersebut. Bahkan
perkembangannya mengalami pasang dan berdasarkan data yang diperoleh dari dinas
surut. Koperasi yang berkembang sejak Koperasi Provinsi NTT ada 367 koperasi
jaman berdirinya koperasi indonesia sampai yang sudah tidak aktif lagi dan akan segera
sekarang tidak ada yang tumbuh menjadi dibubarkan oleh kementrian koperasi dan
usaha besar seperti pelaku yang besar. UKM (Pos Kupang.com, 2018). Dari 367
Padahal berbagai paket program bantuan dari Koperasi yang tidak aktif ini setelah
pemerintah telah diberi untuk koperasi- intervensi dimana ada 201 koperasi yang siap
koperasi di Indonesia seperti kredit program: untuk dibubarkan oleh pemerintah pusat
KKop, Kredit Usaha Tani (KUT), pengalihan dalam hal ini Kementrian Koperasi dan UKM
saham (satu persen) dari perusahaan besar ke yang memiliki kewenangan untuk
koperasi, skim program KUK dari bank dan membubarkannya. Sedangkan sisanya 172
Kredit Ketahanan Pangan (KKP) yang unit koperasi akan diminta ke kementrian
merupakan kredit komersial dari perbankan, untuk tidak dibubarkan melainkan ada
juga “paket program” dari Permodalan pembinaan dan bimbingan berkelanjutan dari
Nasional Madani (PNM), terus mengalir Dinas Koperasi dan UKM Provinsi NTT,
untuk memberdayakan gerakan kerakyatan karena menunjukan perkembangan yang
ini. Tak hanya bantuan program, ada institusi signifikan (Zonalinenews.com,2017).
khusus yang menangani di luar Dekopin, Kepala Dinas Koperasi Provinsi NTT,
yaitu Menteri Negara Urusan Koperasi dan Kosmas D Lana menjelaskan, ada dua
PKM (Pengusaha Kecil Menengah), yang indikator untuk koperasi yang akan
seharusnya memacu gerakan ini untuk terus dibubarkan yakni dalam tiga tahun berturut
maju. turut tidak melakukan RAT, maka koperasi
Hal ini dapat ditemukan salah satunya itu dikatakan perlu dievaluasi karena hasil
pada koperasi yang berada di provinsi Nusa dari RAT bisa mengkategorikan koperasi
Tenggara Timur dimana Kinerja koperasi di tersebut yakni koperasi kredit yang sehat ,
Nusa Tenggara Timur dari keseluruhan cukup sehat dalam pengawasan, dan dalam
koperasi yang dapat dihimpun adalah modal pengawasan khusus. Dan indikator kedua
sendiri kurang lebih Rp 2,3 Triliun sedangkan adalah kurang lebih 185 KUD yang memang
modal dari luar sebanyak Rp 4,3 T. Kondisi selama ini tidak aktif tapi belum bisa
ini menunjukan bahwa pada umumnya dibubarkan karena berkaitan dengan aset(
koperasi di NTT belum masuk dalam kategori Pos-Kupang.com, 2018).
yang sangat mandiri dan masih mengandalkan Koperasi hingga saat ini masih
modal dari luar. Seperti yang telah dipandang sulit berkembang, karena memiliki
disampaikan oleh asisten Deputi Pemetaan modal yang relatif terbatas dan keuntungan
kondisi dan Peluang Usaha Deputi Bidang yang dihasilkan kecil. Koperasi juga
Restrukturisasi Usaha Kementerian Koperasi membutuhkan jangka waktu yang panjang
dan UKM, Wardoyo, mengatakan ada untuk mendapatkan keuntungan tersebut.
mindset yang harus diubah oleh masyarakat Selain itu minat masyarakat untuk menjadi
anggota koperasi rendah. Seperti yang telah untuk bekerja. Hubungan pendidikan dengan
disampaikan oleh Wardoyo bahwa produktivitas kerja dapat tercermin dalam
masyarakat lebih memikirkan manfaat dari penghasilan. Pendidikan yang lebih tinggi
Koperasi adalah sebagai lahan untuk mengakibatkan produktivitas kerja yang lebih
memperoleh modal yakni dengan meminjam tinggi dan memungkinkan penghasilan yang
pada koperasi karena biasanya syarat kredit tinggi juga selain itu juga diperlukan tenaga
yang lebih mudah dari pada melakukan yang berpengalaman untuk mengelola
pinjaman pada bank. Namun tidak koperasi dalam hal ini adalah pengurus
mempunyai kesadaran untuk menabung agar koperasi.
dapat mempertahankan kelangsungan Koperasi memerlukan komitmen yang
koperasi, tetapi masyarakat lebih memilih baik dari para anggota dalam
lembaga perbankan dalam hal menabung. mengembangkan koperasi agar terus
Banyak masyarakat yang belum mengetahui bertumbuh sesuai dengan yang diharapkan
manfaat berkoperasi sehingga mereka enggan sehingga tujuan dari didirikannya koperasi
untuk bergabung menjadi anggota koperasi tersebut yakni mensejahterakan para anggota
dan permasalahan lainnya juga karena koperasi dapat terpenuhi. Keterkaitan
kemampuan dalam menyusun laporan karyawan terhadap organisasi tempatnya
keuangan yang buruk sehingga menyebabkan bekerja atau dalam hal ini para anggota dan
kecurangan dalam mengelola koperasi dan hal koperasi mereka dikenal dengan istilah
ini dilakukan oleh pengurus koperasi itu komitmen organisasi. Sebagai definisi yang
sendiri. umum, Luthans mengartikan komitmen
Koperasi dituntut untuk mampu organisasional sebagai sikap yang
sejajar dengan perbankkan konvensional di menunjukkan loyalitas karyawan dan
Indonesia dalam menghadapi meningkatkan merupakan proses keberlanjutan bagaimana
peran masyarakat. Koperasi merupakan salah seorang anggota organisasi mengekspresikan
satu lembaga non bank yang berupaya untuk perhatian mereka kepada kesuksesan dan
mensejahterakan kehidupan masyarakat kebaikan organisasinya (Setiadi, 2004).
indonesia dengan cara gotong royong. Namun Dengan demikian komitmen yang tinggi dari
masih banyak faktor yang dapat menghambat karyawan dapat meningkatkan dan
pertumbuhan koperasi. Menurut Sukamdiyo mempengaruhi kinerja organisas. Maka
(1996) bahwa ada tiga faktor yang dengan adanya komitmen yang tinggi dari
menghambat pertumbuhan koperasi para anggota koperasi terhadap organisasi
diantaranya adalah tingkat kecerdasan dapat meningkatkan pertumbuhan koperasi itu
masyarakat yang masih rendah, kurangnya sendiri.
dedikasi pengurus terhadap kelangsungan Sedangkan untuk sumber modal dari
hidup koperasi, dan kurangnya kerjasama di koperasi adalah berasal dari anggota yang
bidang dari masyarakat kota. Guna mencapai terwujud dalam bentuk simpanan. Akan tetapi
keberhasilan usaha koperasi diperlukan masih banyak dari anggota koperasi yang
adanya pendidikan perkoperasian bagi belum menyadari tentang pentingnya untuk
anggota, hal ini agar anggota lebih memahami memupuk modal koperasi, kebanyakan hanya
tentang koperasi, dengan adanya pemahaman memanfaatkan koperasi sebagai tempat untuk
terhadap perkoperasian maka akan menolong dirinya sendiri tetapi tidak
mendukung dan memajukan koperasi, memikirkan kemajuan dari koperasi,
Tingkat pendidikan merupakan salah satu akibatnya banyak koperasi yang tidak dapat
faktor yang dapat mempengaruhi seorang bertahan hidup, dikarenakan banyak kredit
perempuan untuk bekerja. Menurut macet dari anggota yang pada akhirnya akan
Simanjuntak (2001) yang menyatakan bahwa dapat mempengaruhi pada pendapatan
semakin tingginya pendidikan seseorang, nilai koperasi terutama untuk koperasi simpan
waktunya menjadi lebih berharga sehingga pinjam.
cenderung menggantikan waktu senggangnya
adalah suatu penilaian terhadap biaya yang sisa hasil usaha, yang CCCC.
terkait dengan meninggalkan organisasi, 3) dimaksudkan untuk memupuk modal
Normative commitment, merujuk kepada sendiri dan untuk menutup kerugian Koperasi
tingkat seberapa jauh seseorang secara bila diperlukan. 2. Modal pinjaman, yaitu
psikologis terikat untuk menjadi pegawai dari modal yang berasal dari para anggota sendiri
sebuah organisasi yang didasarkan kepada atau dari koperasi lain atau dari lembaga-
perasaan seperti, kesetiaan, afektif, lembaga keuangan atau bank. Selain hal
kehangatan, pemilikan, kebanggan tersebut, maka dapat diperoleh dengan cara
kesenangan, kebahagiaan, dan lain-lain. penerbitan obligasi dan surat utang lainnya
sesuai perundangan yang berlaku.
Permodalan
Meij (dalam Riyanto, 2010) Pertumbuhan Koperasi
mengartikan modal sebagai “keloktifitas” dari Pertumbuhan atau keberhasilan usaha
barang-barang modal yang terdapat dalam merupakan suatu kondisi atau keadaan
neraca sebelah debit, sedangkan yang bertambah majunya suatu maksud dalam
dimaksud dengan barang-barang modal suatu kegiatan yang dilihat dari volume
adalah semua barang-barang yang ada dalam usaha, dan laba bersih. Pertumbuhan
rumah tangga perusahaan dan fungsi (keberhasilan) usaha juga dapat dilihat
produktifnya untuk membentuk pendapatan. sebagai usaha peningkatan ukuran kuantitas
Polak (dalam Riyanto, 2010:18) mengartikan asset usaha, jasa, pendapatan, SHU, simpan
modal adalah sebagai suatu kekuasaan untuk pinjam, kekayaan, dan modal sendiri
menggunkan barang-barang modal. Dengan (Mutis,2004:89). Menurut Undang-Undang
demikian Permodalan dalam penelitian ini No. 25 Tahun 1992 tentang perkoperasian,
adalah modal yang bersumber dari anggota koperasi memiliki tujuan untuk meningkatkan
yaitu simpanan-simpanan anggota yang kesejahteraan anggota serta ikut membangun
digunakan untuk menjalankan usaha dan peran nasional dalam rangka mewujudkan
berpengaruh terhadap jumlah SHU anggota masyarakat yang maju, adil, dan makmur
tersebut. Adapun modal yang bersumber dari berlandaskan Pacasila dan Undang-Undang
anggota adalah simpanan pokok, simpanan Dasar 1945. Tujuan tersebut menyangkut
wajib, dan simpanan sukarela. tujuan , yaitu meningkatnya tingkat
Sumber Modal Koperasi berdasarkan kemakmuran anggota yang dicapai melalui
pada Undang-Undang Koperasi Nomor 25 suatu kegiatan usaha. Tujuan ini akan
Tahun 1992, Modal Koperasi terdiri dari: 1. menggambarkan tingkat pertumbuhan
Modal sendiri, yaitu modal yang menanggung koperasi tersebut. Pertumbuhan atau
risiko atau disebut modal ekuiti. Modal ini keberhasilan koperasi dapat dilihat dari
diperoleh dari: a. Simpanan pokok Simpanan komitmen anggotanya (Muthyalu, 2013).
pokok adalah sejumlah uang yang sama Menurut Limbong (2010) terdapat
banyaknya yang wajib dibayarkan oleh tiga faktor utama Penentu pertumbuhan/
anggota kepada Koperasi pada saat masuk keberhasilan koperasi :
menjadi anggota. Simpanan pokok tidak dapat 1. Partisipasi anggota. Partisipasi
diambil kembali selama yang bersangkutan anggota merupakan pelaksanaan
masih menjadi anggota. b. Simpanan wajib kewajiban dan hak sebagai anggota.
Simpanan wajib adalah jumlah simpanan Menurut Rusidi (1992:18) Partisipasi
tertentu yang tidak harus sama yang wajib anggota berdasarkan statusnya dapat
dibayar oleh anggota kepada Koperasi dalam dirinci menjadi : Partisipasi anggota
waktu dan kesempatan tertentu. Simpanan dalam Rapat Anggota Tahunan (RAT)
wajib tidak dapat diambil kembali selama , Partisipasi anggota dalam penanaman
yang bersangkutan masih menjadi anggota. c. modal melalui berbagai macam
Dana cadangan Dana cadangan adalah simpanan , Partisipasi anggota dalam
sejumlah uang yang diperoleh dari penyisihan pemanfaatan pelayanan yang
prosedur sistematis dan terorganisir, yang koperasi simpan pinjam. Secara teknis
mana tenaga kerja manajerial mempelajari responden setiap Koperasi terdiri dari
pengetahuan konseptual dan teoritis untuk minimal 2 Pengurus dan 5 anggota.
tujuan-tujuan umum. Indikator tingkat Penelitian ini menggunakan teknis sensus.
pendidikan terdiri pendidikan formal, Jumlah Koperasi simpan pinjam yang
pendidikan informasl, dan pendidikan non ditentukan sebanyak 24 koperasi dengan
formal. . demikian jumlah sampel penelitian adalah
Komitmen Organisasi (X2 ) 168 responden yang terdiri dari 48 Pengurus
Komitmen Organisasi adalah cerminan dan 120 anggota koperasi.
sikap, perilaku dan tindakan seseorang yang Tabel 1. Daftar Koperasi Simpan Pinjam
mengabdikan dirinya untuk organisasi di Wilayah Kota Kupang yang terpilih dan
tersebut. Seorang auditor akan mengorbankan terdaftar pada Dinas Koperasi
kemampuan yang ia miliki untuk membawa No Nama Koperasi
kinerja organisasinya lebih baik. Dimensi 1 Koperasi Kredit Harmoni Jaya
komitmen organisasi dalam penelitian ini 2 Koperasi Simpan Pinjam Kopdit Familia
yakni: (1) Komitmen afektif (affective 3 Koperasi kredit STU. Petrus Rasul
commitment), (2) Komitmen 4 Koperasi Simpan Pinjam Andresta FC
kontinue(continuance commitment) dan 5 Koperasi Sahabat Setia SMAN 6
komitmen normatife (normative commitment). 6 Koperasi Simpan Pinjam Kopdit Sami
Permodalan (X3 ) Jaya
Sumber modal koperasi terdiri dari modal 7 Koperasi Kredit Swastisari
sendiri dan modal pinjaman. Untuk modal 8 Koperasi Pegawai Republik Indonesia
sendiri dapat diklasifikasikan sebagai modal Praja Mukti
internal. Sifat dari jenis dana ini adalah 9 Koperasi Kredit Solidaritas
tertanam untuk jangka waktu yang tidak 10 Koperasi Pegawai Bank Indonesia
terbatas sebab sepanjang koperasi berdiri. 11 Kopeasi Simpan Pinjam NASARI
Permodalan dalam penelitian ini adalah 12 Koperasi Swamitra KKB ITA ESA
modal yang bersumber dari anggota yaitu 13 Koperasi Pegawai Negeri Kasih SMP 14
simpanan-simpanan anggota yang digunakan Kupang
14 Koperasi Simpan Pinjam Sumber
untuk menjalankan usaha dan berpengaruh
Sejahtara Alamindo
terhadap jumlah SHU anggota tersebut. Koperasi Lontar Permai Mandiri
15
Adapun modal yang bersumber dari anggota 16 Koperasi Serba Usaha Karya Ando
adalah simpanan pokok, simpanan wajib, dan 17 Koperasi Kredit Pintu Cabang Air
simpanan sukarela. Koperasi Wanita Flobamora
18
Pertumbuhan Ekonomi Koperasi (Y) 19 Koperasi Kredit Lewo Polo
Pertumbuhan atau keberhasilan usaha Koperasi Serba Usaha ABIGALL
20
merupakan suatu kondisi atau keadaan 21 Koperasi Simpan Pinjam KKSW
bertambah majunya suatu maksud dalam 22 Koperasi Simpan Pinjam Harapan Kasih
suatu kegiatan yang dilihat dari volume Koperasi Jasa Keuangan Syariah Nimah
23
usaha, dan laba bersih. Indikator dari 24 Koperasi Kredit Serviam
pertumbuhan Ekonomi Koperasi adalah
partisipasi anggota, profesionalisme
Alat Ukur Penelitian
manajemen, dan faktor dari luar koperasi. Teknik pengukuran yang digunakan
untuk mengubah data – data kualitatif dari
Populasi dan Sampel Penelitian kuesioner menjadi suatu ukuran data
Populasi dalam penelitian ini adalah
kuantitatif adalah Summated Rating Method:
anggota maupun pengurus pada setiap Likert Schale (skala likert).
Koperasi di Kota Kupang yang dimana
Koperasi telah terdaftar di Dinas Koperasi. Pengujian Data
Koperasi yang dipilih dikhususkan hanya
Uji Validitas
Uji validitas bertujuan untuk menguji Glejser yakni dengan cara meregresi nilai
seberapa baik instrumen penelitian mengukur absolute residual dari model yang diestimasi
konsep yang seharusnya diukur (Sugiyono, terhadap variabel independen. Jika tidak ada
2008). Syarat minimum suatu kuesioner satupun variabel bebas yang berpengaruh
untuk memenuhi validitas adalah jika r signifikan terhadap nilai absolute residual
bernilai minimal 0,3 (Sugiyono, 2008). Nilai atau nilai signifikansinya di atas 5%, maka
korelasi antara skor item dengan total item tidak terjadi heterokedastisitas.
kemudian dibandingkan dengan r kritis (0,3).
Jika korelasi item terhadap skor total lebih Regresi Linear Berganda
besar dari r kritis (0,3) maka instrumen Uji hipotesis melalui analisis linier
penelitian tersebut dikatakan valid. berganda (multiple), adalah untuk mencari
Uji Reliabilitas pengaruh tingkat pendidikan (X1 ), Komitmen
Item-item pertanyaan atau pernyataan Organisasi (X2 ), Permodalan (X3 ) , terhadap
dapat dikatakan reliabel apabila memberikan Pertumbuhan Koperasi (Y). Bentuk umum
nilai Cronbach Alpha (α) > 0,60 (Nunnally, dari persamaan regresi linier berganda secara
1967 dalam Ghozali, 2006). sistematis sebagai berikut:
Y = α + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4 X4 + e
Analisis Data. 1) Koefisien Determinasi (R2 )
Analisis Deskriptif Nilai (R2 ) yang kecil akan berarti
Analisis deskriptif digunakan untuk kemampuan variabel-variabel independen
menganalisa dengan cara mendeskripsikan dalam menjelaskan variasi variabel dependen
atau menggambarkan data yang telah sangat terbatas. Nilai (R2 ) yang mendekati
terkumpul sebagaimana adanya tanpa satu berarti variabel-variabel independen
bermaksud membuat kesimpulan yang memberikan hampir semua informasi yang
berlaku untuk umum atau generalisasi dibutuhkan untuk memprediksi variasi
(Sugiyono, 2003). variabel dependen.
2) Uji Hipotesis secara simultan (uji F)
Uji Asumsi Klasik Pengujian terhadap tingkat pendidikan,
Sehubungan dengan penggunaan komitmen organisasi dan permodalan secara
metode regresi linier berganda maka perlu bersamaan (simultan) dilakukan dengan uji F.
dilakukan pengujian asumsi klasik. Pengambilan keputusan ditolak dan
Uji Normalitas diterimanya hipotesis alternatif (Ha) sebagai
Caranya adalah dengan membandingkan berikut:
hasil dari Kolmogorov-Smirnov hitung dengan a. Jika F hitung > F tabel atau nilai Sig.
Kolmogorov-Smirnov tabel. Dengan < 0,05 maka Ha diterima
menggunakan hasil olahan SPSS kesimpulan b. Jika F hitung < F tabel atau nilai Sig.
dapat ditarik dengan melihat Sig (2-tailed). > 0,05 maka Ha ditolak
Jika Sig (2-tailed) lebih besar dari level of Uji statistik F (F test) bertujuan untuk
significant yang dipakai, maka dapat mengetahui kelayakan model regresi linear
disimpulkan bahwa residual yang dianalisis berganda sebagai alat analisis yang menguji
berdistribusi normal. pengaruh variabel independen secara simultan
terhadap variabel dependen.
Uji Multikolinearitas 3) Uji hipotesis secara parsial (uji statistik
Multikolinearitas dapat dilihat dari nilai t).
tolerance atau variance inflation factor (VIF). Kriteria pengambilan keputusannya
Jika nilai tolerance lebih dari 10% atau VIF dilakukan dengan membandingkan nilai
kurang dari 10, maka dikatakan tidak ada statistik t dengan titik kritis menurut tabel.
multikolinearitas. Apabila nilai statistik t hasil perhitungan lebih
Uji Heteroskedastisitas tinggi dibandingkan nilai t tabel. Ha yang
Pengujian ini dilakukan dengan uji menyatakan bahwa suatu variabel independen
Hambatan yang sering dialami oleh koperasi berpengaruh yang signifikan terhadap
pada umumnya adalah faktor internal seperti pertumbuhan koperasi, yang artinya secara
kemampuan SDM yang dimiliki oleh statistik semakin tinggi Komitmen
koperasi, terutama pengalaman pengurus, Organisasi maka akan semakin
kesadaran dari anggota tentang pendidikan meningkatkan pertumbuhan Koperasi.
perkoperasian dan permodalan. Maka hal Maka dapat disimpulkan bahwa komitmen
itulah yang membuat koperasi di kota para anggota maupun pengurus memliki
kupang belum dapat berkembang karena komitmen organisasi yang baik terhadap
ditunjukan dengan masih lemahnya koperasi. Karena komitmen organisasi
pendidikan bahkan pengetahuan mengenai merupakan keterikatan anggota atau
koperasi sehingga hasilnya menunjukan karyawan terhadap koperasi. Jadi jika
tidak berpengaruh. Ini menjadi salah bukti anggota tersebut memiliki keterikatan
mengapa koperasi di kota kupang belum terhadap koperasi tersebut maka anggota
bisa mandiri dan belum bisa berkembang. akan merasa bahwa koperasi ini adalah
Dapat dilihat juga dari respon responden segalanya. Sehingga dia akan berjuang
terhadap jawaban dari kuesioner yang ada menjalankan koperasi tersebut agar dapat
dimana hampir sebagian anggota maupun mencapai apa yang diharapkan bersama.
pengurus koperasi masih banyak yang Maka hal tersebut dapat berdampak pada
belum meniti ilmu dibidang koperasi pertumbuhan koperasi yang lebih baik dari
sehingga ilmu tentang koperasi itu sendiri waktu ke waktu. Namun Jika dilihat dari hasil
masih minim. Karena hasil analisis analisis deskriptif dimensi komitmen
deskriptif kategori respon jawaban berada normative memiliki respon yang paling kecil
pada posisi tidak baik Sehingga fenomena yakni sebesar 20 % dibandingkan dengan
yang ada yang telah dijelaskan pada Bab I dimensi lainnya. Hal ini dapat berarti bahwa
yakni koperasi hanya sebagai tempat untuk para anggota maupun karyawan yang bekerja
meminjam uang lebih dijadikan hal yang pada koperasi tersebut tetap berada dalam
penting daripada defenisi dari koperasi itu organisasi karena merasa ada tekanan dari
sendiri. Menurut Simanjuntak (2001) yang pihak lain. Dan hanya memiliki komitmen di
menyatakan bahwa semakin tingginya wilayah kerjanya saja dan tidak tertatik untuk
pendidikan seseorang, nilai waktunya menjadi membantu sesuatu di luar tanggung
lebih berharga sehingga cenderung jawabnya. Lebih menonjol dapat dilihat dari
menggantikan waktu senggangnya untuk respon para anggota yang lebih
bekerja. Hubungan pendidikan dengan mementingkan meminjam uang daripada ikut
produktivitas kerja dapat tercermin dalam terlibat dalam memajukan koperasi seperti
penghasilan. Pendidikan yang lebih tinggi dengan rajin menyetorkan simpanan sukarela,
mengakibatkan produktivitas kerja yang lebih maka dari itu yang menjadi salah satu
tinggi dan memungkinkan penghasilan yang penyebab mengapa koperasi sampai saat ini
tinggi juga selain itu juga diperlukan tenaga belum bisa bergerak maju dan bersaing
yang berpengalaman untuk mengelola dengan lembaga lainnya dalam
koperasi dalam hal ini adalah pengurus mensejahterakan masyarakatnya.
koperasi. Maka jika pendidikan dari Dengan menumbuhkan Komitmen
pengurus maupun anggota masih rendah dalam organisasi akan berdampak positif
bahkan kurang adanya pengetahuan tentang dengan kinerja karena dalam memajukan
koperasi akan menjadi penghambat koperasi koperasi ada tiga aspek yang bisa dilihat
untuk bertumbuh kearah yang lebih baik. yakni indentifikasi, keterlibatan dan loyalitas.
Pengaruh Komitmen Organisasi terhadap Derajat ketergantungan antara anggota
Pertumbuhan Koperasi Survey pada dengan perusahaan koperasi atau sebaliknya
Koperasi di Kota Kupang. akan menentukan baik buruknya
Berdasarkan hasil uji statistik dapat perkembangan organisasi maupun usaha
disimpulkan bahwa Komitmen organiasai koperasi. Semakin kuat ketergantungan
Krisna Sari (2016) dan Amelia (2015) dimana penelitian yang dilakukan oleh NI Made
permodalan mempunyai pengaruh yang Krisna Sari (2016) dimana Partisipasi anggota
positif terhadap keberhasilan usaha koperasi dan pelayanan juga berpengaruh terhadap
atau pertumbuhan koperasi. keberhasilan koperasi atau pertumbuhan
Pengaruh Tingkat Pendidikan, Komitmen koperasi. Dan masih banyak lagi faktor –
Organisasi dan Permodalan Terhadap faktor lain yang dapat memberikan dampak
Pertumbuhan Koperasi survey pada pertumbuhan pada koperasi.
Koperasi di Kota Kupang
Berdasarkan hasil uji statistik dapat SIMPULAN
disimpulkan bahwa ketiga variabel bebas 1. Tingkat pendidikan tidak berpengaruh
yakni Tngkat Pendidikan, Komitmen terhadap Pertumbuhan Koperasi karena
Organisasi dan Permodalan berpengaruh berdasarkan hasil uji t, t hitung lebih
positif yang signifikan terhadap kecil dari t tabel yakni 0,348< 1,991.
Pertumbuhan Koperasi. Hal ini berarti Sementara itu nilai signifikansi Tingkat
bahwa Tingkat Pendidikan, Komitmen Pendidikan adalah 0,729 yang dimana
Organisasi dan Permodalan secara nilai tersebut lebih besar dari α = 5% .
simultan mampu membuat Koperasi dapat 2. Komitmen Organisasi mempunyai
bertumbuh atau berpangaruh terhadap pengaruh positif yang signifikan terhadap
pertumbuhan koperasi. pertumbuhan Ekomoni Koperasi karena
Variabel yang paling dominan berdasarkan hasil uji t , t hitung lebih
pengaruhnya adalah Permodalan (X3). Hal ini besar dari t tabel yakni 6,940>1,991.
dapat dilihat dari nilai β yang tinggi dari Sementara itu nilai signifikan Komitmen
variabel lainnya yakni 0,722. Hal tersebut Organisasi adalah 0,000 yang dimana
disebabkan modal merupakan hal yang paling nilai tersebut lebih kecil dari α = 5%
penting atau unsur terbentuknya suatu 3. Permodalan mempunyai pengaruh positif
koperasi. Menurut Firdaus dan Susanto yang signifikan terhadap pertumbuhan
(2004) mengartikan modal merupakan Koperasi karena berdasarkan hasil uji t, t
sebagian dari nilai kekayaan yang dapat hitung lebih besar daripada t tabel yakni
mendatangkan penghasilan. peranan 3,763> 1,991. Sementara itu nilai
permodalan mempunyai dampak penting signifikan permodalan adalah 0,000 yang
dalam keberhasilan koperasi. Semakin banyak dimana nilai tersebut lebih kecil dari α =
simpanan-simpanan anggota maka 5%
permodalan sendiri akan meningkat, keadaan 4. secara simultan ketiga variabel yakni
ini membuat koperasi mandiri seperti prinsip Tingkat Pendidikan, Komitmen
dalam koperasi dan berdiri atas kekuatan Organisasi, dan Permodalan mempunyai
sendiri. Oleh sebab itu permodalan diperlukan pengaruh positif terhadap pertumbuhan
untuk dapat kelancaran dalam keberhasilan Koperasi karena berdasarkan hasil uji F
koperasi. Keberhasilan koperasi didalam diperoleh nilai signifikan sebesar 0,000
peranannya sebagai badan usaha sangat yang dimana lebih kecil dari α = 5% dan
tergantung pada kemampuan koperasi nilai F hitung lebih besar dari F tabel
memupuk permodalan, karena modal yang yakni 54,825>2,70 .
kurang memadai akan menghambat
perkembangan koperasi. Namun masih SARAN
banyak faktor lain yang tidak diuji dalam 1. Disarankan bagi peneliti selanjutnya
penelitian ini yang dapat mempengaruhi untuk menambahkan variabel-variabel
pertumbuhan koperasi, dimana dibukti independen yang secara teoritis
dengan hasil perhitungan koefisien berpengaruh terhadap pertumbuhan
determinasi yang memberikan hasil masih ada koperasi. Sehingga dapat menjadi
36 % faktor lain yang dapat mempengaruhi referensi agar dapat disampaikan
pertumbuhan koperasi. Seperti halnya dalam kepada anggota maupun pengurus