KEBUDAYAAN UNIVERSITAS TERBUKA 1. 1) KENDALA-KENDALA KOPERASI INDONESIA
Rendahnya Kualitas Kelembagaan dan Organisasi Koperasi
Sampai dengan akhir tahun 2003, jumlah koperasi mencapai 123 ribu unit, dengan jumlah anggota 27,3 juta orang (RPJM 2005-2009). Meskipun jumlahnya cukup besar dan terus meningkat, kinerja koperasi masih jauh dari yang diharapkan. Sebagai contoh, jumlqh koperasi yang aktif pada tahun 2003 hanya sebanyak 93,8 ribu unit/ hanya sekitar 76% dari koperasi yang ada. Di antara koperasi yang aktif tersebut hanya 44,7ribu koperasi/ kurang dari 48% yang menyelenggarakan rapat anggota tahunan (RAT), salah satu perangkat organisasi yang merupakan forum pengambilan keputusan tertinggi dalam organisasi koperasi. Selain itu, secara rata-rata baru 27% koperasi aktif yang memiliki manajer koperasi.
Tertinggalnya Kinerja Koperasi dan Kurang Baiknya Citra
Koperasi Kurangnya pemahaman tentang koperasi sebagai badan usaha yang memiliki struktur kelembagaan yang unik dibandingkan badan usaha lainnya, serta kurang memasyarakatnya informasi tentang praktek-praktek koperasi yang benar, telah menimbulkan berbagai permasalahan mendasar yang menjadi kendala bagi kemajuan perkoperasian di Indonesia.
Kurang Kondusifnya Iklim Usaha
Koperasi (termasuk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah- UMKM) pada umumnya juga masih menghadapi berbagai masalah yang terkait dengan iklim usaha yang kurang kondusif, di antaranya adalah: (a) ketidakpastian dan ketidakjelasan prosedur perizinan yang mengakibatkan besarnya biaya transaksi, panjangnya proses perizinan dan timbulnya berbagai pungutan tidak resmi, (b) praktek bisnis dan persaingan usaha yang tidak sehat, dan (c) lemahnya koordinasi lintas instansi dalam pemberdayaan koperasi dan UMKM. 2) Adapun strategi yang dipilih pemerintah untuk mengembangkan koperasi yaitu: a. Meningkatkan akses dan pangsa pasar b. Memperluas akses terhadap sumber permodalan c. Meningkatkan kemampuan organisasi dan manajemen d. Meningkatkan akses terhadap teknologi e. Mengembangkan kerja sama usaha
2. Pertama, keuntungan yang didapat dengan dilaksanakannya
privatisasi BUMN yakni: perolehan pendapatan untuk mengurangi defisit dan hutang; pengembangan pasar modal; serta menarik investasi asing, sedangkan kerugian yang ditimbulkan dengan dilaksanakannya privatisasi BUMN yakni: Pelaksanaan privatisasi yang terjadi sampai saat ini masih terkesan ruwet, berlarut-larut, dan tidak transparan. Dikatakan ruwet karena tidak adanya aturan yang jelas tentang tata-cara dan prosedur privatisasi. Proses privatisasi dari setiap BUMN dilakukan dengan prosedur dan perlakuan yang berbeda. Kedua, pelaksanaan privatisasi BUMN di Indonesia, Pemerintah Indonesia mendirikan BUMN dengan dua tujuan utama, yaitu tujuan yang bersifat ekonomi dan tujuan yang bersifat sosial. Dalam tujuan yang bersifat ekonomi, BUMN dimaksudkan untuk mengelola sektor-sektor bisnis strategis agar tidak dikuasai pihak- pihak tertentu.Tujuan BUMN yang bersifat sosial antara lain dapat dicapai melalui penciptaan lapangan kerja serta upaya untuk membangkitkan perekonomian lokal. Dari hasil penelitian dapatlah ditarik kesimpulan bahwa, adanya privatisasi diharapkan BUMN akan mampu beroperasi secara lebih profesional lagi. Apabila privatisasi tidak dilaksanakan, maka kepemilikan BUMN tetap di tangan pemerintah. Dengan demikian segala keuntungan maupun kerugian sepenuhnya ditanggung oleh pemerintah. Penolakan terhadap privatisasi yang terjadi baru-baru ini lebih banyak disebabkan kurangnya pemahaman dari pihak-pihak yang terkait dengan BUMN yang akan diprivatisasi tentang hal-hal yang berkaitan dengan proses privatisasi BUMN.
3. UMKN mempunyai peran peran penting sebagai penggerak
kebangkitan ekonomi, dimana berdasarkan data Kemeterian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah RI sektor ini menyerap sekitar 97% tenaga kerja dan berkontribusi sebesar 60% terhadap PDB Nasional. Untuk itu, sebagai salah satu mitra pemerintah, kami secara konsisten menjalankan komitmen untuk meningkatkan keterampilan dan daya saing UMKM secara terpadu dan menyeluruh, salah satunya dengan memperluas askses pelatihan tepat guna kepada pelaku UMKM agar dapat senantiasa menghadapi tantangan melalui pemanfaatan teknologi digital.
Ekonomi makro menjadi sederhana, berinvestasi dengan menafsirkan pasar keuangan: Cara membaca dan memahami pasar keuangan agar dapat berinvestasi secara sadar berkat data yang disediakan oleh ekonomi makro