Anda di halaman 1dari 3

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 1

Nama Mahasiswa : NURUL FADILAH

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 043781653

Kode/Nama Mata Kuliah : ISIP4110/ PENGANTAR SOSIOLOGI

Kode/Nama UPBJJ : 47/ PONTIANAK

Masa Ujian : 2020/21.2 (2022.1)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
1. Adapun 3 hal utama yang ditawarkan oleh sosiologi dalam
melihat suatu fenomena social beserta contohnya:
A. Seeing the General in the Particular
Melihat keumuman dalam kekhususan, dimana individu pada
derajat tertentu memiliki keseragaman karena dibentuk oleh
“kekuatan sosial” melalui kelas sosial, agama, suku, Pendidikan, dan
sebagainya. Sehingga sosiologi mempelajari gejala yang “general”.
Peter L. Berger (1963) mendeskripsikan perspektif sosiologi
sebagai “…seeing the general in the particular”. Artinya bahwa
sosiologi melihat pada pola-pola yang umum dalam perilaku khusus
seseorang (individu). Sementara itu, setiap individu adalah unik, dan
masyarakat membentuk anggota-anggotanya. Sehingga perilaku
tiap anggota masyarakat sesungguhnya dipengaruhi oleh “kekuatan
sosial” yang berlaku dalam masyarakatnya.
Misalnya dalam hal pemilihan pasangan hidup. Walaupun
masalah pemilihan pasangan hidup sangat tergantung pada tiap-tiap
individu, akan tetapi pada saat seseorang (individu) tersebut
memilih, pilihannya akan dilatarbelakangi oleh kelas sosial,
pendidikan, suku, agama, dan sebagainya dari dalam dirinya sendiri
yang ikut menentukan pasangan hidup seperti apa yang dia inginkan.
Kadang kala bahkan pandangan hidup seperti apa yang dia inginkan.
Kadang kala bahkan pandangan dan nilai-nilai dari orang tua
maupun keluarga ikut menjadi “tekanan sosial” yang tidak dapat
dihindari.

B. Seeing the Strange in Familiar


Sosiologi selalu mempertahankan hal-hal yang nampaknya
“biasa-biasa saja”. Sehingga sosiologi dapat membongkar rahasia
dibalik hal yang biasa. Dorongan untuk mengetahui apa yang terjadi
di balik suatu gejala dan masalah yang nampaknya biasanya
(familier) justru akan membawa sosiologi pada suatu temuan yang
bersifat “underground”. Dengan menggunakan perspektif sosiologi
kita akan mampu melihat cela sekecil apapun untuk mengetahui apa
yang sesungguhnya menjadi akar suatu masalah. Dengan kata lain,
ibarat pintu terkunci, sosiologi “mengintip dari lubang kunci”.
Hal itu sejalan dengan pernyataan Peter L, Berger, bahwa dalam
upayanya menyingkap tabir yang menyelimuti apa yang nampak
dari luar, para ahli sosiologi didorong dengan apa yang disebutkan
“debunking motif” (dorongan untuk membongkar kepalsuan).

C. Seeing Personal Choise in Social Context


Sosiologi akan mampu menjelaskan bagaimana “pilihan
pribadi” dipengaruhi oleh kekuatan sosial. Dalam artian bahwa
secara sosial seseorang tidak dapat bebas memilih atas
kehendaknya pribadi, akan tetapi dipengaruhi oleh satu atau lebih
kekuatan sosial yang melingkarinya, seperti tekanan kelas
sosial,agama, suku, pendidikan, keluarga dan sebagainya. Dengan
kata lain, dalam sosiologi masalah individu harus dilihat dalam
konteks sosial.
Sebagai contoh adalah temuan dari penelitian yang dilakukan
Emile Durkheim. Dengan perspektif sosiologis Durkheim
menemukan suatu fakta sosial di mana fenomena bunuh diri
bukanlah disebabkan factor pribadi yang semata-mata disebabkan
oleh stress (psikologis) melainkan bersumber pada masalah atau
kekuatan yang ada dalam masyarakatnya. Dimana, menurutnya
orang dapat melakukan buruh diri karena: integrasi sosial yang
terlalu kuat (misalnya dalam masyarakat militer yang rela
mengorbankan dirinya untuk keselamatan teman-temannya dan
keutuhan kelompok); integrasi sosial yang terlalu lemah (misalnya,
manakala agama kurang mengikatnya, atau ikatan keluarga lemah,
dan individualistic yang tinggi); dan, masyarakatnya tidak memberi
pegangan lagi pada warganya sehingga individu mengalami
ketiadaan norma dan nilai dalam masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai