Anda di halaman 1dari 51

SOSIOLOGI

DEPARTEMEN SOSIOLOGI
FISIP UNIVERSITAS AIRLANGGA
Tujuan
 Mahasiswa mengetahui:
 Pengertian sosiologi
 Imajinasi sosiologi

Perhatikan gambar tersebut
 Bila melihat gambar tadi ada
beberapa pertanyaan “Sosiologis”
yang bisa kita ajukan:
 Apakah mereka saling jatuh cinta?
 Kalau ya, apakah mereka pasti akan
menikah?
 Faktor apa yang menentukan suatu
pasangan akan/bisa menikah ?
 Menikah itu urusan siapa?
lanjutan
 Siapa yang boleh dinikahi?
 Manusia bisa memilih, tetapi masyarakat
membatasi pilihan !!
(berdasarkan pertimbangan: agama,
pendidikan, kelas sosial dsb.)
inilah yg disebut “Social Forces”!
Lanjutan
Sosiologi mempelajari:
• Social Order > setiap masyarakat
pasti memiliki tingkat
“predictability” tertentu (bila
tidak, kehidupan sosial akan
kacau!)
• Apa itu Social Forces? kekuatan
dari luar individu yang memaksa
manusia. Apakah manusia bebas?
Mengapa belajar Sosiologi?

 Manusia “mahluk yang bermasyarakat”


 masyarakat merupakan “misteri!”
Diperlukan ilmu khusus untuk
mempelajari masyarakat demi
“kesejahteraan Manusia”.
Sebagai ilmu, Sosiologi memiliki
sifat:
 Eksploratif
 Deskriptif
 Eksplanatif
 Preskriptif

 Tetapi tidak sama dengan Ilmu Alamiah


Apa itu Sosiologi?
 SOSIOLOGI= studi sistematis tentang
masyarakat .
 PSIKOLOGI=studi tentang (jiwa)
individu.

 Kasus bunuh diri: psikologis atau


sosiologis?
Cara pandang Sosiologi (Sociological
perspective)
 Belajar sosiologi adalah = belajar melepaskan
diri dari:
 Commonsense (pikiran “sehat” yang “bias”)
karena diganggu oleh: kepentingan, sistem
nilai, kepercayaan, tradisi dsb.)
 Sosiologi bersifat : “beyond commonsense”
(melampaui akal sehat)
Cara Pandang Sosiologi

 Seeing the general in the particular:


 Individu pada derajat tertentu memiliki
“keseragamaan” karena dibentuk oleh
“Kekuatan Sosial” (melalui kelas sosial,
pendidikan, agama, suku dsb.)
 Jadi Sosiologi mempelajari gejala yang
“general”
Seeing the strange in the familiar
(Sosiologi selalu mempertanyakan hal-hal
yang nampaknya “biasa-biasa saja”
membongkar rahasia dibalik hal yang
biasa)
 Mengapa kamu sekolah ? (mengapa orang

lain tidak? )
 Mengapa kamu masuk Unair?  pilihan

pribadi?, apakah semua orang bisa memilih


masuk Unair?, mengapa tidak? (kekuatan
apa yang menentukan?)
SOSIOLOGI 

 “membongkar” rahasia dibalik hal-hal yang


nampak biasa.
 Walau pintu tertutup, Sosiologi “mengintip
dari lubang kunci”
 Sosiologi bersifat “subterranean”: melihat di
bawah permukaan (di bawah
tanah/underground)
Seeing Personal choice in social context:
(menjelaskan bagaimana “pilihan pribadi” dipengaruhi
oleh “kekuatan sosial”)

 Jumlah anak ditentukan oleh siapa?


 Mengapa orang bunuh diri?
 Mengapa angka bunuh diri berbeda-beda di
setiap masyarakat?
 Memandang secara Sosiologis = sensitif
terhadap ketimpangan sosial dan ketidak
adilan.
 orang-orang “terpinggirkan biasanya
lebih sensitif dari kelas menengah!” 
Bagaimana dengan Sosiolog?
Kekuatan Sosiologi:
 bisa mengubah tatanan masyarakat (melalui
cara pandang)
Contoh:
1. Pengemis=sampah masy atau korban
Pembangunan?
2. Migrasi dari Desa ke Kota: karena faktor
“push” atau “pull?”
3. Menghilangkan kemiskinan: mengubah
individu, atau masyarakat (sistem) ?.
Bagaimana menjawab secara
sosiologis:
Mengapa orang Jakarta tidak
tertib berlalu lintas?
Mengapa orang cenderung
lambat menikah?
Mengapa orang bercerai? Dsb.
 ingat melihat secara
“beyond commonsense”
  “Masalah individu harus dilihat dalam
konteks sosial”
 (Sociological Imagination)
IMAJINASI SOSIOLOGI
(C. WRIGHT MILLS, 1959)
 kekuatan perspektif sosiologis tidak hanya
terletak dalam mengubah kehidupan individu
tetapi dalam mengubah masyarakat
 bukan kegagalan pribadi tiap orang, yang
menyebabkan masalah social terjadi di
masyarakat
 imajinasi sosiologis mengubah masalah
pribadi menjadi masalah publik
Kegunaan Sosiologi
 Untuk membantu para pengambil
keputusan atau undang-undang
 Untuk pribadi: menambah sensitivitas dan
kesadaran
 berpikir “beyond commonsense”
Memberdayakan kita untuk berpartisipasi di
masyarakat (untuk perubahan)
Bisa melihat kekurangan masyarakat kita dan
kelebihan masyarakat lain
Mengapa kita harus
melihat konteks Global?
 Hidup kita ditentukan tempat kita hidup
 Masyarakat dunia semakin “berdekatan”
 Masalah sosial adalah masalah Global
 Melalui perspektif Global: Kita bisa makin
mengenal diri kita.
Apakah SOSIOLOGI itu? :
1. Roucek and Warren
ilmu yang mempelajari hubungan antara
manusia dalam kelompok-kelompok

2. Selo Soemardjan & Soelaiman Soemardi


ilmu yang mempelajari struktur sosial dan
proses proses sosial, termasuk perubahan
perubahan sosial
Sosiologi Memenuhi Syarat Sebagai
Ilmu Pengetahuan, yaitu :

1. Pengetahuan  hasil penginderaan


2. Tersusun secara sistematis unsur-
unsurnya tersusun sbg suatu kesatuan
3. Menggunakan pemikiran (otak/ olah
pikir/penalaran)
4. Hasilnya dapat dikontrol orang lain
Sosiologi Sbg Ilmu Yang Berdiri sendiri,
dengan ciri-ciri utamanya :

1. Bersifat Empiris dan rasional


Artinya sosiologi mendasarkan diri
pada hasil observasi dan keadaan-
keadaan yang nyata ada dalam
masyarakat serta menggunakan
pemikiran yang logis dan akal sehat
dan tidak spekulatif.
Lanjutan
2. Bersifat Teoritis
Artinya Sosiologi selalu berusaha menyusun
abstraksi hasil observasi secara logis untuk
menjelaskan hubungan antar gejala (sebab
akibat) sehingga tersusun suatu teori

3. Bersifat Kumulatif
Artinya teori sosiologi dibentuk atas dasar
teori yang sudah ada dalam arti memperbaiki,
memperhalus dan memperluas teori yang
lama
Lanjutan

4. Berifat non ethis


Artinya sosiologi tidak mempersoalkan
baik buruknya fakta sosial tertentu,
akan tetapi tujuannya adalah untuk
menjelaskan fakta sosial tersebut secara
analitis, kritis dan obyektif
Sifat dan Hakekat Sosiologi

1. Sebagai ilmu sosial


Yang membahas gejala gejala kemasyarakatan,
dimana dalilnya bersifat relatif (bisa berubah)
 Berbeda dengan ilmu alam, kimia, fisika
dan biologi yang rumusnya pasti dan tidak
bisa berubah
2. Sebagai disiplin Kategoris

Artinya sosiologi membatasi diri


pada apa yang terjadi ini, dan
bukan yang seharusnya terjadi.
 Sosiologi dapat menetapkan masyarakat
pada suatu waktu dan tempat memiliki
nilai tertentu
 TETAPI tidak dapat ditentukan bagaimana
nilai-nilai tersebut seharusnya.
3. Sebagai Ilmu Pengetahuan Murni

Artinya sosiologi bertujuan untuk membentuk


dan mengembangkan ilmu secara abstrak
hanya untuk mempertinggi kualitasnya, dan
tidak dimaksudkan untuk digunakan .

 Sosiologi bertujuan untuk menemukan


fakta-fakta masyarakat yang dapat digunakan
untuk memecahkan masalah dalam masy.
4. Sosiologi sebagai ilmu yang abstrak
dan bukan konkret

 Artinya sosiologi memperhatikan


bentuk dan pola-pola peristiwa yang
terjadi dalam masyarakat , TETAPI
bukan dalam wujud yang konkret.
5. Sosiologi bertujuan menghasilkan
pengertian dan pola-pola umum

 Sosiologi melalui penelitiannya


berusaha untuk mencari prinsip-prinsip
ataupun hukum-hukum umum dari
hasil interaksi antar manusia, bentuk,
isi dan struktur masyarakat.
6. Sosiologi Sebagai Ilmu Pengetahuan
yang Empiris dan Rasional

Artinya Sosiologi mendasarkan diri


pada hasil observasi/penelitian
terhadap kenyataan dengan metode
tertentu dan menggunakan akal sehat
7. Sosiologi Merupakan ilmu
Pengetahuan Umum

 Artinya sosiologi mempelajari gejala


umum yang muncul dari setiap interaksi
yang terjadi antarmanusia.
 Sosiologi mempelajari faktor-faktor
sosial dalam semua bidang kehidupan.
Misalnya: keluarga, politik, hukum,
agama, ekonomi, organisasi, gender,
industri, pendidikan, dll.
Sejarah ringkas Sosiologi

 Tokoh yang dianggap sebagai bapak


Sosiologi adalah Auguste Comte
seorang ahli filsafat dari Perancis(1798-
1853).
 Bukunya yang berjudul Positive
Philosophy terbit tahun 1838.
 Dalam buku inilah istilah sosiologi
pertama kali dikenalkan.
Comte membedakan sosiologi menjadi 2 yaitu
sosiologi statis dan dinamis.

 Sosiologi Statis :
 Memusatkan perhatian pada hukum-hukum
statis yang menjadi dasar adanya masyarakat.
 Studi ini merupakan semacam anatomi sosial
yang mempelajari aksi reaksi timbal balik dari
sistem sosial.
 Cita-cita dasar sosiologi statis adalah bahwa
semua gejala sosial saling berkaitan.
 Sosiologi Dinamis
 Merupakan teori tentang perkembangan dalam arti
pembangunan.
 Sosiologi menggambarkan perkembangan manusia yang
terjadi dari tingkat intelligensia rendah ke tingkat lebih tinggi.
 Comte yakin masyarakat akan berkembang menuju pada
kesempurnaan, melalui:
 tahap teologis atau fiktif (manusia menafsirkan gejala
secara teologis dengan kekuatan roh)
 tahap metafisik (tiap gejala memiliki kekuatan yang
akhirnya akan terungkap tanpa verifikasi) dan
 tahap positive dinama ilmu pengetahuan memainkan peran
penting dalam kehidupan masyarakat.
 Setelah A.Comte, perkembangan
sosiologi dapat dikelompokkan ke
dalam mazhab a.l :

1.Mazhab Geografi dan lingkungan 


Buckle dan Le Play
 masyarakat dapat berkembang bila ada

tempat berpijak dan tempat hidup


2. Mazhab Organis dan Evolusioner

 Herbert Spencer,
 menganalogikan masyarakat manusia
dengan
organisme manusia. Menerapkan teori
evolusi organik pada masyarakat manusia dan
mengembangkan teori besar tentang evolusi
sosial.
 W.G. Sumner,
 mengenai kebiasaan sosial yang timbul
secara tidak sadar dalam masyarakat
gemeinschaft dan gesellschaft)
lanjutan
 Emile Durkheim
 unsur baku dalam masy adalah solidaritas (mekanis:
belum ada pembagian kerja; organis: ada
pembagian
kerja dan spesialisasi). Tugas sosilogi adalah
mempelajari apa yang disebut fakta-fakta sosial, yaitu
sebuah kekuatan dan struktur yang bersifat eksternal,
tetapi mampu mempengaruhi perilaku individu.
 F. Tonnies
 bgmn warga kelompok mengadakan hubungan
dengan sesamanya
 dasar hubungan tsb menentukan bentuk kehidupan
sosial tertentu (Gemeinschaft dan gesellschaft)
3. Mazhab Formal

 George Simmel
untuk menjadi warga masyarakat perlu
mengalami proses individualisasi dan sosialisasi
tanpa menjadi warga masyarakat tidak mungkin
akan mengalami proses interaksi antara
individu
dan kelompok
 Leopold von Wiese
 Sosiologi memusatkan perhatian pada
hubungan antarmanusia tanpa mengaitkan
dengan tujuan dan kaidah
4. Mazhab Psikologi
Gabriel Tarde
gejala sosial mempunyai sifat psikologis
terdiri dari interaksi jiwa-jiwa individu
(terdiri dari kepercayaan dan keinginan)

Richard H Cooley
individu dan masyarakat saling melengkapi,
individu akan menemukan bentuknya di
dalam masyarakat
5. Mazhab Ekonomi
 Karl Marx
 menggunakan sejarah dan filsafat untuk
membangun teori tentang perubahan yang
menunjukkan perkembangan masy menuju keadilan
sosial.
 selama masy masih terbagi atas kelas-kelas maka
kekayaan akan terhimpun pada kelas yang
berkuasa
 Selama masih ada kelas yang berkuasa, maka
tetap terjadi eksploitasi terhadap kelas yang lemah.
6. Mazhab Hukum
 Emile Durkheim  menaruh perhatian pada
hukum yang dihubungkan dengan jenis solidaritas
 Solidaritas mekanis  terdapat kaidah hukum
dengan sanksi represif (menekan/menindas
berakibat penderitaan , menyangkut
kemerdekaan, kehormatan dan masa depan warga
masyarakat ( hukum pidana)
 Solidaritas organis  terdapat kaidah hukum
dengan sanksi restitutif (ganti rugi) tujuannya
mengembalikan keadaan dalam situasi semula
(hukum perdata, dagang, acara, administrasi)
 Max Weber

Semua bentuk organisasi sosial harus diteliti menurut


perilaku warganya. Empat tipe ideal tindakan sosial:
1) Rasionalitas instrumental atau tindakan yang bertujuan,
tingkah laku yang ditujukan untuk mendapatkan hasil
yang efisien;
2) Rasionalitas yang berorientasi nilai atau tindakan yang
berisikan nilai yang telah ditentukan, perbuatan untuk
merealisasikan dan mencapai tujuan;
3) Tindakan tradisional atau tindakan tradisional
menyangkut tingkah laku yang melaksanakan suatu
aturan yang bersanksi;
4) Tindakan afektif atau tindakan yang didominasi
perasaan dan emosional, yang menyangkut perasaan
seseorang.
Max Weber

 mempelajari pengaruh faktor politik, agama dan ekonomi


terhadap perkembangan hukum
Empat tipe ideal hukum:
 Hukum irasional dan materiil, pembentuk UU dan hakim
mendasarkan keputusan pada nilai emosional tanpa
menunjuk suatu kaidah
 Hukum irasional dan formal, berpedoman pada kaidah-
kaidah di luar akal dan didasarkan pada wahyu atau ramalan
 Hukum rasional dan materiil, keputusan menunjuk pada
kitab suci, kebijakan penguasa atau ideologi
 Hukum rasional dan formal, hukum dibentuk semata-mata
atas dasar konsep-konsep abstrak ilmu hukum
Obyek Sosiologi : Masyarakat
 sekelompok orang yang tinggal bersama dalam
waktu yang lama dan menghasilkan
kebudayaan.
 Karena itu ciri-ciri masyarakat adalah :

1. Pengelompokan (agregasi) orang


2. Tinggal bersama dalam waktu yang lama
3. Menghasilkan kebudayaan
4. Spesialisasi peran
5. Komunikasi
Mengapa kita perlu hidup bermasyarakat

 Hidup bermasyarakat sebagai


modus Survival  Karena itu tiga (3)
kebutuhan manusia harus terpenuhi
yaitu :
1. Kebutuhan Nutrisi
2. Kebutuhan Proteksi
3. Kebutuhan Reproduksi
Tipe Masyarakat :

1. Masyarakat Tipe Bio Sosial


2. Masyarakat Tipe Sosiokultural
Masyarakat Tipe Bio Sosial :

Yaitu masyarakat yang dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi,


proteksi dan reproduksi bergerak secara refleks biologis.
Dimana segala bakat dan kemampuan individu diperoleh
lewat proses heriditas/ pewarisan bakat biologis

Pluralisme fungsi individu pada masyarakat bio sosial seiring


dengan polymorphisme phisik,
misalnya :
– Fungsi pengaman, tubuhnya kekar
– Fungsi petelor, tubuhnya tambun
– Fungsi pekerja, tubuhnya ramping

Hal ini nampak pada masyarakat serangga (semut, lebah dll).


Masyarakat Tipe Sosiokultural

 Dalam masyarakat ini segala kemampuan untuk


memenuhi hajat hidup didasarkan proses
pengalaman pengajaran/sosialisasi.
Kemudian masa kanak2nya panjang dan
pluralisme fungsi tidak seiring dengan
polymophisme phisik, di antaranya pada
masyarakat manusia.

Anda mungkin juga menyukai