Anda di halaman 1dari 9

Pengertian Sosiologi Menurut Para Ahli & Objek Kajiannya | Sosiologi Kelas 10

Kresnoadi
March 20, 2023 • 6 minutes read

Teman-teman, di SMP, mungkin beberapa di antara kamu ada yang sudah belajar materi
Sosiologi ya. Di tingkat yang lebih lanjut, kamu juga akan belajar materi ini lebih dalam dan
luas lagi, loh! Tapi, kamu tahu nggak sih, apa yang dimaksud Sosiologi itu? Apa saja objek
kajian Sosiologi itu ya?

Hayooo… ada yang tahu? Mungkin salah satu alasan kenapa kamu kurang paham dengan mata
pelajaran ini adalah karena kamu belum tahu nih, maksud atau pengertian Sosiologi itu sendiri.
Kalau kamu bertanya pengertian Sosiologi kepada teman yang suka main plesetan, mungkin dia
akan menjawab dengan, “Wah, itu mah pelajaran sok sial!” Kalau kamu bertanya kepada teman
yang kelaparan, mungkin dia akan menjawab: “Sosis apaan tadi kata lo?”

Nah, sebenarnya apa itu sosiologi? Di artikel Sosiologi kelas 10 ini, kita akan
bahas pengertian Sosiologi menurut para ahli, serta objek-objek kajiannya. Mari disimak!
 

Pengertian Sosiologi Menurut Para Ahli

Secara etimologis, istilah sosiologi berasal dari bahasa latin yaitu “socio” yang


berarti kawan/masyarakat, dan “logos” yang berarti “ilmu”. Dari sini, banyak pakar yang
mendefinisikan sosiologi. Di antaranya:

 Emile Durkheim

Menurut Emile Durkheim (1858-1917), Sosiologi adalah ilmu yang memelajari fakta-fakta


sosial, yaitu fakta-fakta yang berisikan cara bertindak, berpikir, dan merasakan yang
mengendalikan individu.

 Max Weber

Menurut Max Weber (1864-1920), Sosiologi adalah ilmu yang memelajari hubungan dan
pengaruh timbal balik antara beranekaragam gejala sosial (seperti misalnya, gejala ekonomi,
gejala agama, gejala keluarga, dan gejala moral).

 Peter L. Berger

Menurut Peter L. Berger, Sosiologi bertujuan untuk memahami masyarakat, sehingga daya


tarik sosiologi terletak pada kenyataan yang memungkinkan kita untuk memperoleh
gambaran lain mengenai dunia yang sudah kita tempati sepanjang hidup.

 Auguste Comte

Menurut Bapak Sosiologi Auguste Comte (1789-1853), Sosiologi adalah ilmu yang bertujuan
untuk mengetahui masyarakat dan dengan pengetahuan itu, seseorang dapat menjelaskan,
meramal, serta mengontrol masyarakat.

 Pitirim Sorokin

Menurut Pitirim Sorokin (terjemahan bebas dari Sorokin, Contemporary Sociological Theories,


1928: 760-761), Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang hubungan dan pengaruh
timbal balik antar gejala-gejala sosial. Misalnya, hubungan antara gejala ekonomi dengan
agama, hubungan antara gejala hukum dengan ekonomi, dsb.

 Roucek & Warren

Menurut Roucek dan Warren (terjemahan bebas dari Roucek dan Warren, Sociology an
Introduction, 1962: 3), Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia
dalam kelompok-kelompok.  

 William F. Ogburn & Mayer F. Nimkoff


Menurut William F. Oburn dan Mayer F. Nimkoff dalam bukunya yang berjudul “Sociology”
edisi keempat, Sosiologi adalah penelitian secara ilmiah terhadap interaksi sosial dan
hasilnya, yaitu organisasi sosial.

 Paul B. Horton

Menurut Paul B. Horton, Sosiologi adalah ilmu yang memusatkan pada kehidupan manusia
secara berkelompok dan hasil dari kehidupan berkelompok tersebut. Konsep Sosiologi menurut
Paul B. Horton mengarah pada mobilitas sosial.

 J.A.A. Van Doorn & C.J. Lammers

Menurut J.A.A. Van Doorn dan C.J. Lammers dalam bukunya yang berjudul “Modern Sociology,
Systematic en Analyse, (1964: 24), Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang struktur-
struktur dan proses-proses kemasyarakatan yang bersifat stabil.

 Alvin Bertrand

Menurut Alvin Bertrand, Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang hubungan antar
manusia (human relationship).

 P.J. Bouwman

Menurut P. J. Bouwman, Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang masyarakat secara


umum.

 Selo Soemardjan & Soelaeman Soemardi

Menurut Selo Seomardjan dan Seolaeman Seomardi, Sosiologi adalah ilmu kemasyarakatan
yang memelajari struktur sosial dan proses-proses sosial termasuk perubahan sosial.

 Soerjono Soekanto

Menurut Seorjono Soekanto, Sosiologi adalah ilmu yang memfokuskan perhatian


pada masyarakat yang bersifat umum dan berusaha memahami pola-pola umum yang terjadi
dalam kehidupan masyarakat.

Baca Juga: Pengertian Observasi Menurut Para Ahli

Pengertian Sosiologi secara Umum

Nah, ada beragam banget, kan, pengertian sosiologi itu. Tapi, dari sekian banyak definisi
sosiologi menurut para ahli di atas, kita dapat simpulkan bahwa, sosiologi adalah ilmu yang
memelajari tentang masyarakat.
 

Objek Kajian Sosiologi

Pertanyaannya adalah, masyarakat yang seperti apa? Bagian apa yang dipelajari dari
Sosiologi? Bagian apa yang dipelajari di Sosiologi ini disebut dengan objek Sosiologi. Untuk
menjawab ini, ada beberapa pendapat para tokoh yang bisa menjelaskannya:

 Objek Sosiologi menurut Emile Durkheim

Dari pengertian sosiologi yang digagas Durkheim di atas tadi, kita bisa tahu bahwa sosiologi
mempelajari tentang fakta-fakta sosial. Contohnya, hukum-hukum yang mengatur tingkah
laku manusia.

 Objek Sosiologi menurut Max Weber

Berbeda dengan Durkheim, Webber lebih berfokus pada “tindakan sosial” yang
mempertimbangkan perilaku orang lain. Seperti apa itu? Misalnya, kamu dengan sengaja
membawa speaker ke tengah jalan. Menyetel musik kencang-kencang, lalu berjoget untuk
menarik pehatian orang lain. Itu yang disebut dengan tindakan sosial karena kamu dengan
sengaja membuat orang lain merespon tindakanmu.
Sebaliknya, kalau kamu sedang di jalan, lalu, ketika mendengar dentuman gendang dangdut,
kamu refleks berjoget. Nah, itu bukan sebuah tindakan sosial karena tidak berorientasi pada
perilaku orang lain.

 Objek Sosiologi menurut Wright Mills

Sementara itu, Wright Mills berpendapat bahwa untuk memahami apa yang terjadi di dunia
maupun dalam diri manusia, kita membutuhkan “Sociological imagination” (khayalan
sosiologis). Dengan khayalan itu, kita dapat memahami sejarah masyarakat, riwayat hidup
pribadi, serta hubungan antara keduanya.

 Objek Sosiologi menurut Auguste Comte

Auguste Comte berpendapat bahwa ilmu sosiologi terbagi menjadi dua, yaitu statika sosial dan
dinamika sosial. Statika sosial adalah sosiologi yang memelajari pola hubungan masyarakat
yang bersifat statis (tetap). Misalnya, lembaga atau sistem hukum. Sementara dinamika sosial
berarti sosiologi memelajari perubahan sosial dalam masyarakat. Contohnya: globalisasi.

 Objek Sosiologi menurut Meyer F. Nimkof

Tidak jauh berbeda, Nimkoff membagi objek kajian Sosiologi ke dalam 7 bagian, di antaranya
faktor dalam kehidupan sosial manusia, kebudayaan, sifat hakiki manusia (human nature),
kelakuan kolektif, persekutuan hidup, lembaga sosial, dan perubahan sosial (social change).
 

Baca Juga: Apa Bedanya Tindakan dan Interaksi Sosial Itu?

Dari berbagai pendapat para tokoh di atas, bisa kita simpulkan bahwa objek kajian
Sosiologi adalah masyarakat, dengan mengamati hubungan antarmanusia dan proses sebab-
akibat yang timbul dari hubungan itu.

Tindakan dan Interaksi Sosial | Sosiologi Kelas 10


Rabia Edra
November 8, 2017 • 3 minutes read

Kamu tahu nggak perbedaan antara orang yang marah diam-diam dan ngedumel dengan orang


marah yang berani menggertak orang lain? Bukan, ini bukan cuma ngomongin temanmu
yang nyebelin. Karena di dalam ilmu sosiologi, salah satu di antara kedua tindakan tadi termasuk
ke dalam tindakan sosial, lho. Kira-kira yang mana ya?

Sebelum menjawab hal itu, kita harus tahu dulu dong apa itu tindakan sosial. Tindakan sosial
adalah tindakan yang memengaruhi atau dipengaruhi oleh orang lain. Masalahnya, tidak
semua tindakan dapat dikatakan tindakan sosial. Lalu, tindakan seperti apa yang bisa dianggap
tindakan sosial? Nah, berikut adalah ciri-cirinya:
Me
nurut Max Weber, tindakan sosial mengandung makna jika ditujukan atau
memperhitungkan keberadaan orang lain. Berikut, contoh yang tidak termasuk tindakan
sosial:

Marah dan membanting barang-barang pribadi. (Tindakan ini bukan termasuk tindakan sosial
karena tidak memengaruhi perilaku orang lain). Tindakan itu bisa menjadi tindakan sosial, jika:

Marah, lalu mendorong teman. (dengan mendorong teman, tindakan kamu menjadi berpengaruh
terhadap tindakan orang lain—orang yang kamu marahin—ada kemungkinan dia kesal dan balas
mendorongmu lagi, atau menyirammu dengan air). Eits, ini cuma contoh ya! Jangan
ditiru, nggak baik.

Berdasarkan hal yang mendorongnya, tindakan sosial terbagi menjadi 4 jenis:

1. Tindakan Rasional Instrumental

Tindakan yang didasari pada akal/rasio, sehingga mempertimbangkan antara tujuan dan cara
yang dilakukan. Misalnya, seorang murid yang begadang belajar demi persiapan ulangan.

2. Tindakan Berorientasi Nilai

Tindakan sosial ini berkaitan dengan nilai-nilai dasar yang terkandung di masyarakat. Seperti
etika, estetika, agama, dan nilai-nilai lain. Contohnya, seorang anak yang berhenti main bola
untuk melakukan ibadah (tindakan ini didorong oleh nilai agama).

3. Tindakan Afektif
Tindakan sosial ini terjadi karena dorongan dari perasaan/emosi. Contohnya, seorang siswa
yang menangis karena dihukum guru saat mencontek ulangan teman (Makanya, ikut
ruangbelajar aja! Nggak perlu nyontek, kamu bisa belajar dengan berbagai video seru!)

4. Tindakan Tradisional

Tindakan yang didasarkan atas kebiasaan yang telah mendarah daging. Contoh: Tradisi


Ngaben di Bali sebagai bentuk penghormatan atas orang yang telah meninggal dunia.

 Baca juga: Pendekatan Kearifan Lokal dalam Pemberdayaan Komunitas

Selain tindakan sosial, dalam melakukan hubungan sosial, kita pasti akan melakukan interaksi
sosial. Ada beberapa tokoh yang mendefinisikan interaksi sosial:

H Booner: Hubungan antara 2 individu atau lebih, di mana perilaku individu yang satu
memengaruhi, mengubah, atau memperbaiki perilaku individu lainnya. Atau sebaliknya.

Gillin & Gilin: hubungan antarindividu, antarkelompok, atau antarindividu dengan kelompok.

Kimball Young: Hubungan sosial yang dinamis dan menyangkut hubungan antarindividu,


antarindividu dan kelompok, maupun antarkelompok

Sederhananya, interaksi sosial adalah proses terjadinya aksi dan reaksi (timbal balik) dari
kedua belah pihak, baik antarindividu, individu dengan kelompok, maupun
antarkelompok.
Adapun ciri-ciri interaksi sosial menurut Charles P. Loomis

1. Jumlah pelaku lebih dari 1 orang.


2. Ada komunikasi antarpelaku dengan menggunakan simbol-simbol.
3. Ada dimensi waktu yang menentukan sifat aksi yang berlangsung (masa lampau, masa
kini, dan masa mendatang).
4. Ada tujuan. Maksudnya, orang-orang terlibat di suatu interaksi mempunyai tujuan yang
ingin dicapai.

Anda mungkin juga menyukai