Kresnoadi
March 20, 2023 • 6 minutes read
Teman-teman, di SMP, mungkin beberapa di antara kamu ada yang sudah belajar materi
Sosiologi ya. Di tingkat yang lebih lanjut, kamu juga akan belajar materi ini lebih dalam dan
luas lagi, loh! Tapi, kamu tahu nggak sih, apa yang dimaksud Sosiologi itu? Apa saja objek
kajian Sosiologi itu ya?
Hayooo… ada yang tahu? Mungkin salah satu alasan kenapa kamu kurang paham dengan mata
pelajaran ini adalah karena kamu belum tahu nih, maksud atau pengertian Sosiologi itu sendiri.
Kalau kamu bertanya pengertian Sosiologi kepada teman yang suka main plesetan, mungkin dia
akan menjawab dengan, “Wah, itu mah pelajaran sok sial!” Kalau kamu bertanya kepada teman
yang kelaparan, mungkin dia akan menjawab: “Sosis apaan tadi kata lo?”
Nah, sebenarnya apa itu sosiologi? Di artikel Sosiologi kelas 10 ini, kita akan
bahas pengertian Sosiologi menurut para ahli, serta objek-objek kajiannya. Mari disimak!
Emile Durkheim
Max Weber
Menurut Max Weber (1864-1920), Sosiologi adalah ilmu yang memelajari hubungan dan
pengaruh timbal balik antara beranekaragam gejala sosial (seperti misalnya, gejala ekonomi,
gejala agama, gejala keluarga, dan gejala moral).
Peter L. Berger
Auguste Comte
Menurut Bapak Sosiologi Auguste Comte (1789-1853), Sosiologi adalah ilmu yang bertujuan
untuk mengetahui masyarakat dan dengan pengetahuan itu, seseorang dapat menjelaskan,
meramal, serta mengontrol masyarakat.
Pitirim Sorokin
Menurut Roucek dan Warren (terjemahan bebas dari Roucek dan Warren, Sociology an
Introduction, 1962: 3), Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia
dalam kelompok-kelompok.
Paul B. Horton
Menurut Paul B. Horton, Sosiologi adalah ilmu yang memusatkan pada kehidupan manusia
secara berkelompok dan hasil dari kehidupan berkelompok tersebut. Konsep Sosiologi menurut
Paul B. Horton mengarah pada mobilitas sosial.
Menurut J.A.A. Van Doorn dan C.J. Lammers dalam bukunya yang berjudul “Modern Sociology,
Systematic en Analyse, (1964: 24), Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang struktur-
struktur dan proses-proses kemasyarakatan yang bersifat stabil.
Alvin Bertrand
Menurut Alvin Bertrand, Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang hubungan antar
manusia (human relationship).
P.J. Bouwman
Menurut Selo Seomardjan dan Seolaeman Seomardi, Sosiologi adalah ilmu kemasyarakatan
yang memelajari struktur sosial dan proses-proses sosial termasuk perubahan sosial.
Soerjono Soekanto
Nah, ada beragam banget, kan, pengertian sosiologi itu. Tapi, dari sekian banyak definisi
sosiologi menurut para ahli di atas, kita dapat simpulkan bahwa, sosiologi adalah ilmu yang
memelajari tentang masyarakat.
Pertanyaannya adalah, masyarakat yang seperti apa? Bagian apa yang dipelajari dari
Sosiologi? Bagian apa yang dipelajari di Sosiologi ini disebut dengan objek Sosiologi. Untuk
menjawab ini, ada beberapa pendapat para tokoh yang bisa menjelaskannya:
Dari pengertian sosiologi yang digagas Durkheim di atas tadi, kita bisa tahu bahwa sosiologi
mempelajari tentang fakta-fakta sosial. Contohnya, hukum-hukum yang mengatur tingkah
laku manusia.
Berbeda dengan Durkheim, Webber lebih berfokus pada “tindakan sosial” yang
mempertimbangkan perilaku orang lain. Seperti apa itu? Misalnya, kamu dengan sengaja
membawa speaker ke tengah jalan. Menyetel musik kencang-kencang, lalu berjoget untuk
menarik pehatian orang lain. Itu yang disebut dengan tindakan sosial karena kamu dengan
sengaja membuat orang lain merespon tindakanmu.
Sebaliknya, kalau kamu sedang di jalan, lalu, ketika mendengar dentuman gendang dangdut,
kamu refleks berjoget. Nah, itu bukan sebuah tindakan sosial karena tidak berorientasi pada
perilaku orang lain.
Sementara itu, Wright Mills berpendapat bahwa untuk memahami apa yang terjadi di dunia
maupun dalam diri manusia, kita membutuhkan “Sociological imagination” (khayalan
sosiologis). Dengan khayalan itu, kita dapat memahami sejarah masyarakat, riwayat hidup
pribadi, serta hubungan antara keduanya.
Auguste Comte berpendapat bahwa ilmu sosiologi terbagi menjadi dua, yaitu statika sosial dan
dinamika sosial. Statika sosial adalah sosiologi yang memelajari pola hubungan masyarakat
yang bersifat statis (tetap). Misalnya, lembaga atau sistem hukum. Sementara dinamika sosial
berarti sosiologi memelajari perubahan sosial dalam masyarakat. Contohnya: globalisasi.
Tidak jauh berbeda, Nimkoff membagi objek kajian Sosiologi ke dalam 7 bagian, di antaranya
faktor dalam kehidupan sosial manusia, kebudayaan, sifat hakiki manusia (human nature),
kelakuan kolektif, persekutuan hidup, lembaga sosial, dan perubahan sosial (social change).
Dari berbagai pendapat para tokoh di atas, bisa kita simpulkan bahwa objek kajian
Sosiologi adalah masyarakat, dengan mengamati hubungan antarmanusia dan proses sebab-
akibat yang timbul dari hubungan itu.
Sebelum menjawab hal itu, kita harus tahu dulu dong apa itu tindakan sosial. Tindakan sosial
adalah tindakan yang memengaruhi atau dipengaruhi oleh orang lain. Masalahnya, tidak
semua tindakan dapat dikatakan tindakan sosial. Lalu, tindakan seperti apa yang bisa dianggap
tindakan sosial? Nah, berikut adalah ciri-cirinya:
Me
nurut Max Weber, tindakan sosial mengandung makna jika ditujukan atau
memperhitungkan keberadaan orang lain. Berikut, contoh yang tidak termasuk tindakan
sosial:
Marah dan membanting barang-barang pribadi. (Tindakan ini bukan termasuk tindakan sosial
karena tidak memengaruhi perilaku orang lain). Tindakan itu bisa menjadi tindakan sosial, jika:
Marah, lalu mendorong teman. (dengan mendorong teman, tindakan kamu menjadi berpengaruh
terhadap tindakan orang lain—orang yang kamu marahin—ada kemungkinan dia kesal dan balas
mendorongmu lagi, atau menyirammu dengan air). Eits, ini cuma contoh ya! Jangan
ditiru, nggak baik.
Tindakan yang didasari pada akal/rasio, sehingga mempertimbangkan antara tujuan dan cara
yang dilakukan. Misalnya, seorang murid yang begadang belajar demi persiapan ulangan.
Tindakan sosial ini berkaitan dengan nilai-nilai dasar yang terkandung di masyarakat. Seperti
etika, estetika, agama, dan nilai-nilai lain. Contohnya, seorang anak yang berhenti main bola
untuk melakukan ibadah (tindakan ini didorong oleh nilai agama).
3. Tindakan Afektif
Tindakan sosial ini terjadi karena dorongan dari perasaan/emosi. Contohnya, seorang siswa
yang menangis karena dihukum guru saat mencontek ulangan teman (Makanya, ikut
ruangbelajar aja! Nggak perlu nyontek, kamu bisa belajar dengan berbagai video seru!)
4. Tindakan Tradisional
Selain tindakan sosial, dalam melakukan hubungan sosial, kita pasti akan melakukan interaksi
sosial. Ada beberapa tokoh yang mendefinisikan interaksi sosial:
H Booner: Hubungan antara 2 individu atau lebih, di mana perilaku individu yang satu
memengaruhi, mengubah, atau memperbaiki perilaku individu lainnya. Atau sebaliknya.
Sederhananya, interaksi sosial adalah proses terjadinya aksi dan reaksi (timbal balik) dari
kedua belah pihak, baik antarindividu, individu dengan kelompok, maupun
antarkelompok.
Adapun ciri-ciri interaksi sosial menurut Charles P. Loomis