Anda di halaman 1dari 11

1.

Judul Penelitian : Analisis Pengaruh Kewirausahaan Manajer,

Sikap Pengurus, Partisipasi Anggota, dan

Peranan Pengawas, Terhadap Perkembangan

Usaha Koperasi Sekolah di Kota Banda Aceh

2. Latar Belakang Masalah

Secara garis besar ada tiga pelaku ekonomi di Indonesia yaitu Badan Usaha

Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Suwasta (BUMS), dan Koperasi. Salah

satu badan usaha yang sesuai dengan Undang- Undang Dasar 1945 khususnya Pasal

33 ayat (1) menjelaskan bahwa, perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha

bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan. Dalam penjelasannya ditegaskan bahwa

badan usaha yang sesuai dengan kekeluargaan itu adalah koperasi, yang

keberadaannya juga ditegaskan dalam Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 tentang

perkoperasian.

Badan usaha koperasi dalam menghadapi era globalisasi telah mendapat

perhatian besar dari pemerintah dengan disahkannya Undang-Undang No. 25 tahun

1992 dan Inpres No. 18 tahun 1998. Dengan Undang-Undang dan Inpres tersebut

diharapkan pemberdayaan, perkembangan, dan pemasyarakatan koperasi dapat

berjalan dengan baik dan lancar, sehingga gerakan koperasi Indonesia akan benar-

benar dapat mencapai tujuan dan cita-citanya yang luhur, yaitu meningkatkan taraf

hidup dan kesejahtraan para anggota khususnya serta masyarakat pada umumnya.

Selain itu gerakan koperasi Indonesia juga diharapkan dapat memperkokoh

perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional.

Dalam Undang-Undang No.25 tahun 1992, ditegaskan pula tentang adanya

1
pembinaan dalam bentuk bimbingan, kemudahan, dan perlindungan terhadap

koperasi oleh pemerintah. Pemberian perlindungan dan kesempatan oleh pemerintah

lebih jelas tertuang dalam pasal 63 yaitu:

a. Menetapkan bidang kegiatan ekonomi yang hanya boleh diusahakan oleh

koperasi.

b. Menetapkan bidang kegiatan ekonomi disuatu wilayah yang telah barhasil

diusahakan oleh koperasi untuk tidak diusahakan oleh badan usaha lain.

Berdasarkan Pasal 63 Undang-Undang No. 25 tahun 1992, terlihat jelas adanya

komitmen atau tekat pemerintah dalam membantu menumbuhkan dan

mengembangkan usaha koperasi. Untuk melaksanakan komitmen tersebut

pemerintah dapat saja menetapkan bidang ekonomi tertentu, terutama yang

menyangkut kegiatan ekonomi rakyat banyak, hanya biasa dikelola oleh koperasi.

Namun perlu ditekankan adalah pelaksanaan ini harus bersifat dinamis, dengan tetap

memperhatikan aspek keseimbangan terhadap keberadaan dan kepentingan ekonomi

nasional.

Perkembangan koperasi di Indonesia mengalami peningkatan setiap tahun. Pada

tahun 2009 terdapat lebih dari 144 ribu unit koperasi yang tersebar di seluruh

Indonesia, dengan jumlah anggota sebayak 27 juta orang, ( Leonardus Saiman,

2009 : 260) Jumlah ini menunjukkan peningkatan lebih dari dua kali jumlah koperasi

pada tahun 1997 yang hanya sebanyak 49.077 buah koperasi, (Sukbiakto, 1998 : 53).

Secara kuantitatif memang sangat menggembirakan, tetapi secara kualitatif

perkembangan koperasi sampai saat ini masih diselimuti oleh berbagai masalah yang

sulit diatasi: Hal ini disebabkan oleh : a. Kurang adanya profesionalisme dalam

2
pengembangan koperasi (strategi pengembangan), b. Kurang adanya efek koperasi

(co-operative effect) yang berlangsung dirasakan oleh anggota dan masyarakat, c.

Belum cukup terpupuknya manajerial skills dan kewirausahaan di lingkungan

koperasi, d. Kurang cukup pelaksana-pelaksana atau manajer koperasi yang

berkualitas ( Wahyu Sukoca dalam Hendrojogi, 2004:41).

Masalah tersebut menyebabkan koperasi kurang mampu bersaing dengan BUMN

dan BUMS. Walaupun koperasi telah diberikan bantuan-bantuan dan perlindungan-

perlindungan yang bertujuan meningkatkan perkembangan usahanya, namun tetap

saja pertumbuhan koperasi dibandingkan badan usaha lain masih terlalu kecil. Thoby

Mutis (1995) menyebutkan bahwa, kontribusi koperasi terhadap Produk Domestik

Bruto (PDB) berkisar antara 3 sampai 5 persen dan hal ini diperkirakan masih tetap

berlangsung beberapa tahun yang akan datang. Bahkan menurut Ropke (2003)

kontribusi masih lebih rendah dari pada itu, yaitu kurang dari 3 persen per tahun.

Sedangkan selebihnya disumbangkan oleh badan usaha lain ( Hendar dan Kusnadi,

2005 : 35).

Selain masalah-masalah tersebut yang menyelimuti keberhasilan usaha koperasi

juga masalah yang menyangkut dengan sumber daya manusia, baik kewirausahaan

manajer, sikap pengurus, partisipasi anggota maupun peranan pengawas yang belum

maksimal. Orang sering mengatakan bahwa kegagalan koperasi disebabkan oleh

kekurangan kualitas sumber daya manusia ( Wagiono Ismangil, 1999 : 3). Koperasi

Indonesia belum mampu menarik minat sumber daya manusia yang lebih berkualitas

dan secara bisnis koperasi tidak dapat bersaing dengan pelaku-pelaku bisnis lainya.

3
Di Indonesia terdapat beberapa bentuk koperasi, sesuai dengan usaha,

lingkungan, dan kepentingannya. Salah satu diantaranya koperasi sekolah yang

keberadaannya pada lembaga pendidikan, juga mempunyai tujuan yang sama dengan

koperasi lain yaitu mensejahtrakan anggota pada khususnya dan masyarakat pada

umumnya.

Koperasi sekolah yaitu koperasi yang didirikan dilingkungan sekolah yang

anggotanya siswa-siswi sekolah tersebut. Koperasi sekolah didirikan dalam rangka

menanamkan pendidikan koperasi kepada siswa agar tujuan pengembangan koperasi

di Indonesia dapat terwujud, ( Iin Nurbudiyani, Jurnal Pendidikan Vokasi, 2013).

Landasan didirikannya koperasi sekolah adalah keputusan bersama antara

Departemen Transmigrasi dan Koperasi dengan Pendidikan dan Kebudayaan tanggal

16 Juli 1992 Nomor 275/SKPTS/Mentranskop dan Nomor 0102/U/1983. Surat

Keputusan Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi nomor 633/SKPTS/

Men/1974, menjelaskan bahwa Koperasi Sekolah yaitu Koperasi yang didirikan di

sekolah-sekolah SD, SMP, SMA, Madrasah dan pasantren.

Ciri-ciri Koperasi Sekolah adalah: (1) Koperasi sekolah didirikan dalam rangka

kegiatan belajar mengajar para siswa; (2) Anggotanya adalah kalangan siswa yang

bersangkutan; (3) Tidak disyaratkan berbadan hukum; (4) Berfungsi sebagai

laboratarium pengajaran ekonomi koperasi, (Iin Nurbudiyani, Jurnal Pendidikan

Vokasi, 2013). Berdasarkan uraian-uraian sebelumnya maka penulis tertarik kiranya

mengkaji lebih jauh tentang: Pengaruh Kewirausahaan Manajer, Sikap Pengurus,

Partisipasi Anggota, dan Peranan Pengawas terhadap Perkembangan Usaha Koperasi

Sekolah di Kota Banda Aceh.

4
1. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, dapat

dirumusankan masalah sebagai berikut:

a. Berapa besar pengaruh kewirausahaan manajer terhadap perkembangan

Usaha Koperasi Sekolah di Kota Banda Aceh

b. Berapa besar pengaruh sikap pengurus terhadap perkembangan Usaha

Koperasi Sekolah di Kota Banda Aceh

c. Berapa besar pengaruh partisipasi anggota terhadap Perkembangan Usaha

Koperasi Sekolah di Kota Banda Aceh

d. Berapa Besar pengaruh peranan pengawas terhadap perkembangan usaha

Koperasi Sekolah di Kota Banda Aceh

e. Berapa besar pengaruh kewirausahaan manajer, sikap pengurus, dan

partisipasi anggota, serta peranan pengawas terhadap Perkembangan Usaha

Koperasi Sekolah di Kota Banda Aceh

4.Maksud Dan Tujuan Penelitian

4.1.Maksud Penelitian

Maksud penelitian ini adalah untuk memperoleh data yang diperlukan di

dalam mengevaluasikan besarnya pengaruh antara kewirausahaan manajer, sikap

pengurus, parttipasi anggota dan peranan pengawas terhadap perkembangan usaha

Koperasi Sekolah di Banda Aceh

5
4.2 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui:

a. Pengaruh kewirausahaan menajer terhadap perkembangan usaha Koperasi

Sekolah di Kota Banda Aceh

b. Pengaruh sikap pengurus terhadap perkembangan usaha Koperasi Sekolah di

Kota Banda Aceh

c. Pengaruh partisipasi anggota terhadap perkembangan usaha Koperasi Sekolah

di Kota Banda Aceh.

d. Pengaruh peranan pengawas terhadap perkembangan Koperasi Sekolah di

Kota Banda Aceh

e. Pengaruh kewirausahaan manajer, sikap pengurus, partisipasi anggota, dan

peranan pegawas terhadap perkembangan usaha Koperasi Sekolah pada

SMA, SMK dan MA di Kota Banda Aceh

5. Manfaat Penelitian

5.1 Kegunaan operasional yaitu:

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan pikiran yang

berarti bagi pembuat kebijakan yang berkaitan dengan usaha pengembangan

dan peningkatan keberadaan koperasi sekolah.

b. Sebagai bahan masukan yang berguna bagi pengelola, pengurus, dan

pengawas dalam upaya untuk meningkatkan ekonomi anggota/siswa

khususnya dan pembangunan ekonomi nasional pada umumnya.

6
c. Sebagai bahan masukan yang berguna bagi anggota/siswa, dalam hal

mengembangkan rasa tanggung jawab, displin, setia kawan, jiwa demokrasi,

pengetahuaan kewirausahaan

5.2 Kegunaan pengembangan ilmu

Dapat memberikan sumbangan dalam bidang ilmu ekonomi koperasi. Khususnya

yang berkaitan dengan kewirausahaan manajer, sikap pengurus, partisipasi anggota

dan peranan pengawas dalam hal perkembangan usaha koperasi sekolah

5.3 Kegunaan bagi peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna dan bermanfaat bagi para peneliti

selanjutnya, sebagai bahan acuan yang lebih berkembang dari kajian ini.

6. Kerangka Pemikiran

Krisis ekonomi yang berkepanjangan di Indonesia sangat dirasakan oleh

masyarakat sekolah/siswa yang orang tuanya tergolong dalam ekonomi lemah, .

Kesulitan ekonomi yang mengakibatkan para siswa kurang mampu memenuhi

peralatan yang dibutuhkan dalam proses pendidikannya, menyadarkan mereka akan

kenyataan bahwa koperasi sebagai unit ekonomi yang dapat membantu mengurangi

beban ekonomi mereka,bahkan dibeberapa sekolah mampu meningkatkan kualitas

pendidikan para anggotanya, ( Parmanto; 2002 : 4)

Bagi koperasi termasuk koperasi sekolah banyak sektor yang dapat

dikembangkan dalam berbagai usaha, baik di bidang konsumsi, produksi maupun

usaha simpan pinjam. Sektor usaha yang potensial tersebut semakin banyak tumbuh,

seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan menyediakan peluang usaha yang besar

7
untuk dimanfaatkan oleh pihak manapun tidak terkeciali oleh koperasi. Adapun jenis

bisnis itu jika memang rasional untuk dikembangkan dan layak dilaksanakan

hendaknya diusahakan oleh koperasi, (Ketaren, Jurnal Harmoni Sosial, 2007). Hal ini

disebabkan, koperasi dapat menjalankan kegiatan usaha dan peranan utama di segala

bidang kehidupan ekonomi rakyat. Asalkan usaha koperasi tersebut adalah usaha

yang bekaitan langsung dengan kepentingan anggota (Undang-Undang

Perkoperasian No. 25 Tahun 1992).

Bekaitan dengan daya dukung usaha, Suryana (1999 : 103), telah

mengidentivikasi variabel daya dukung usaha koperasi khususnya di Jawa Barat,

yang meliputi: kualifikasi pengurus dan manajer, pelayanan, ilklim usaha, daya

jangkau usaha, posisi pendanaan, dan partisipasi anggota. Semua variabel tersebut

ditemukan mempunyai kaitan erat terhadap perkembangan usaha koperasi.

Selanjudnya Ewell Paul Roy dalam Hendrojogi (2009 : 123) mengatakan bahwa

manajemen dari koperasi itu melibatkan empat unsur/perangkat yaitu: anggota,

pengurus, manajer dan karyawan, jadi kunci keberhasilan sebuah koperasi ada di

tangan mereka.

Ign Sukamdiyo (2008 : 122) menyebutkan bahwa, keberhasilan dan

kecemerlangan koperasi sangat tergantung kepada kerjasama setiap unsur organisasi

koperasi, yaitu anggota, pengurus dan pengelola.

Penelitian yang serupa juga sudah pernah dilakukan oleh Nurlela Ketaren tahun 2007,

dengan judul; Faktor_Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Koperasi Credit Union

dalam Pemberdayaan Masyarakat di Kabupaten Deli Serdang. Menyebutkan bahwa Credit

union berhasil karena setiap tahun mengalami peningkatan, yaitu SHU, Partisipasi Anggota,

8
Pendidikan pengurus, Kepemimpinan Pengurus, Administrasi dan Manajemen

Pemberdayaan Masyarakat.

Berdasarkan uraian-uraian sebelumnya, maka perkembangan usaha koperasi dipengaruhi

oleh kewirausahaan manajer, sikap pengurus, partisipasi anggota dan peranan pengawas.

Secara ringkas kerangka pemikiran dari penelitian ini seperti terlihat pada gambar berikut ini

Kewirausahaan

Manajer (X1)

Sikap

Pengurus (X2)

Perkembangan

Partisipasi Usaha (Y)

Anggota (X3)

Peranan

Pengawas (X4)

7. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Adapun

pengertian penelitian survei menurut Masri Singarimbun dan Sofyan Effendi (1995 :

1), penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan

kuesioner sebagai alat pengumpul data yang pokok. Sedangkan jenis penelitian yang

dilakukan adalah penelitian explanatory (explanatory research) karena akan

menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesis.

9
8. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini seluruh Koperasi Sekolah, setingkat SLTA,

yaitu SMA, SMK, dan MA yang ada di Kota Banda Aceh, di perkirakan ada 22

Koperasi Sekolah. Mengingat populasi tidak begitu besar maka semua populasi di

jadikan sampel penelitian. Setelah jelas jumlahnya akan diambil sampel pengurus 1

orang, manajer 1 orang, pengawas 1 orang dan anggota 5 orang setiap koperasi

9. Rencana Teknik Analisis Data

Data yang telah dikumpulkan akan diolah dengan menggunakan pendekatan

kuantitatif. Sebelum diolah data tersebut diperiksa terlebih dahulu untuk memeriksa

kelengkapan dan kebenaran cara pengisiannya. Selanjutnya memberi skor menurut

ketentuan skor ordinal pada setiap butir jawaban responden dan ditabulasi ke dalam

tabel distribusi frekuensi.

10. Rancangan Uji Hipotesis

Untuk memastikan apakah ada pengaruh kewirausahaan manajer, sikap

pengurus, partisipasi anggota dan peranan pengawas terhadap perkembangan usaha

koperasi sekolah, maka pengujian dilakukan dengan uji Analisis Jalur (Path

Analysis), dengan terlebih dahulu mengkonversikan skala dari skala ordinal ke skala

interval melalui Successive Interval Method dengan bantuan Program Pathcel

10
MUTU GURU

(X1)

SARANA DAN
PRASARANA (X2)
PRESTASI

BELAJAR (y)

BUKU AJAR (X3)

KURIKULUM (X4)

11

Anda mungkin juga menyukai