SUMBER ILMU
Ilmu (atau ilmu pengetahuan) adalah seluruh usaha sadar untuk me-
nyelidiki, menemukan dan meningkatkan pemahaman manusia dari ber-
bagai segi kenyataan dalam alam manusia. Segi-segi ini dibatasi agar
dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan kepastian
dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu
diperoleh dari keterbatasannya.
Etimologi Kata ilmu dalam bahasa Arab "ilm" yang berarti mema-
hami, mengerti, atau mengetahui. Dalam kaitan penyerapan katanya, ilmu
pengetahuan dapat berarti memahami suatu pengetahuan, dan ilmu sosial
dapat berarti mengetahui masalah-masalah sosial, dan lain sebagainya.
(http://en.wikipedia.org/wiki/Personal_experience)
1. 3. TRADISI
Kewenangan Kata ini berasal dari kata Latin auctoritas, yang berarti
penemuan, saran, pendapat, pengaruh, atau perintah. Dalam bahasa
Inggris, kata autoritas dapat digunakan untuk berarti daya yang diberikan
oleh negara (dalam bentuk Anggota Parlemen, hakim, polisi, dll) atau
dengan pengetahuan akademik suatu wilayah (seseorang dapat menjadi
otoritas pada subjek) .Otoritas kata dengan suatu modal mengacu pada
badan di mana otoritas tersebut (dengan huruf kecil) adalah pribadi,
misalnya, Puerto Rico Electric Power Authority atau Massachusetts Bay
Transportation Authority .
Pemerintah
Dalam pemerintahan, otoritas Istilah ini sering digunakan secara
bergan-tian dengan kekuatan. Namun, maknanya berbeda: sementara
kekuasaan didefinisikan sebagai "kemampuan untuk mempengaruhi
seseorang untuk melakukan sesuatu yang ada/dia tidak akan me-
lakukan", otoritas mengacu pada klaim legitimasi, pembenaran dan hak
untuk menjalankan kekuasaan itu. Sebagai contoh, sementara massa
memiliki kekuatan untuk menghukum penjahat, misalnya dengan
hukuman mati tanpa pengadilan, orang-orang yang percaya pada aturan
hukum menganggap bahwa hanya pengadilan memiliki kewenangan
untuk menghukum penjahat.
Filsafat Politik
Dalam filsafat politik, yurisdiksi otoritas politik, lokasi kedaulatan,
keseimbangan kebebasan dan otoritas ( lih. Cristi 2005), dan persyaratan
kewajiban politik telah pertanyaan inti dari Plato dan Aristoteles hingga
saat ini. Banyak (mengukur) masyarakat demokratis terlibat dalam dis-
kusi yang sedang berlangsung mengenai tingkat sah dari pelaksanaan
kewenangan pemerintah. Di Amerika Serikat, misalnya, ada luas
(menghitung) keyakinan bahwa sistem politik seperti ditetapkan oleh
para pendiri bangsa harus sesuai rakyat sebebas wajar, dan pemerintah
yang harus membatasi kewenangannya sesuai.
(http://irniinai.blogspot.com/2011/10/cara-menguji-data-data-dan-
informasi.html)
Satu hal yang perlu diingat ialah bahwa pengubahan gagasan hanya
dapat terjadi apabila empat syarat berikut dipenuhi.
Pengantar
Metode ini bekerja baik bagi para ilmuwan individu dan bagi
komunitas ilmiah. Ilmuwan individu mempertimbangkan alternatif se-
belum penerbitan dan memilih salah satu yang terbaik yang didukung
oleh bukti-bukti yang mereka miliki pada saat itu. Publikasi kemudian
memungkinkan komunitas ilmiah yang lebih luas untuk melanjutkan
proses yang sama (Darden 1991). Ide-ide yang masuk akal perlu di-
publikasikan, dikenakan debat, ditantang dengan bukti baru. Jika hipo-
tesis ternyata buruk, ilmu membuangnya. Jika berdiri di hadapan bukti
lebih lanjut, maka ilmuwan yang pertama kali diterbitkan menerima
kredit. Sains sebagai keseluruhan manfaat dari publikasi tepat waktu dan
pengawasan yang hipotesis dikenakan (Hull 1988).
Penyelidikan ilmiah adalah proses yang sedang berjalan dari me-
ngoreksi kesalahan-membangun hipotesis yang masuk akal, menghasil-
kan banyak saingan yang masuk akal mungkin, merancang eksperimen
baru, memperbaiki kesalahan dalam hipotesis dalam menghadapi ano-
mali. Siklus penemuan dan pengujian dan revisi ciri perubahan ilmiah
(Darden 1990; 1991).
Dimulai pada tahun 1862, dan selama tiga puluh tahun setelah,
Kelvin makalah dengan alasan bahwa, menurut perhitungan laju pen-
dinginan bumi, bumi tidak mungkin cukup tua untuk evolusi baik
Darwin melalui seleksi alam atau untuk skenario uniformitarian untuk
pembentukan fitur bumi. Yang pertama dari makalah ini adalah "Pada
Zaman Matahari Panas" (Kelvin 1862a); Kelvin menyatakan bahwa energi
matahari tidak habis-habisnya, bahwa itu berasal dari sedikit kontraksi
massa matahari, bahwa matahari sebelumnya lebih panas, yang akan
membuat bumi lebih panas dari sekarang, menyebabkan panas lebih
parah, badai dan banjir, sehingga catastrophists lebih mungkin untuk
menjadi benar daripada uniformitarians (Thompson 1910). Kelvin juga
termasuk pendapat bahwa matahari belum menerangi bumi selama 100
juta tahun dan tentu saja tidak selama 500 juta tahun. Di kertas kedua,
"Pada Cooling Sekuler Bumi" (Kelvin 1862b) ia mengatakan bahwa per-
timbangan suhu bawah permukaan bumi membawanya untuk meng-
hitung bahwa bumi itu tidak kurang dari 20 juta tahun atau lebih yang
berumur 400 juta tahun. The uniformitarians, di sisi lain, sedang memper-
timbangkan kemungkinan rentang waktu sama besarnya dengan tiga
puluh miliar tahun (Thompson 1910, p . 539). Kelvin tidak mengalah. Pada
tahun 1865 ia menyajikan sebuah makalah tajam berjudul "Doktrin Kese-
ragaman di Geologi singkat Ditolak" (Kelvin 1865). Dalam hal ini dan
dalam sebuah alamat 1868 ke Glasgow Geological Society, ia menegaskan
bahwa asumsi mendasar uniformitarianisme bertentangan dengan hukum
alam. Menurut prinsip-prinsip termodinamika, karena bumi adalah tubuh
pendinginan, bisa hanya tidak mungkin pada suhu ini dan dengan kon-
disi saat ini selama ratusan juta tahun. Selama tiga puluh tahun ke depan,
sebagai Kelvin disempurnakan perhitungan, perkiraan tentang usia bumi
turun, dari 400 juta tahun untuk 100000000-50.000.000 20-40 juta tahun,
pada tahun 1897 (Burchfield 1990, hal . 43).
(www.google.com)
1. 7. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian di sini tidak sama dengan tujuan yang ada pada
sampul isi laporan, yang merupakan tujuan formal, tetapi tujuan di sini
berkenaan dengan tujuan peneliti dalam melakukan penelitian. Tujuan
penelitian berkaitan erat dengan rumusan masalah yang dituliskan. Dan
jawabannya terletak pada kesimpulan penelitian.
2. Menegaskan persoalan
Setelah merasakan adanya kesulitan, perlu ditegaskan apa persoalan
sebenarnya. Peneliti harus mampu merumuskan inti persoalan atau
permasalahan yang dirasakan dan menegaskan apa hakikat objek atau
peristiwa sebenarnya.
3. Menyusun hipotesis
Apabila sudah dirumuskan persoalan, disusunlah kemungkinan pe-
mecahan persoalan, atau menerangkan objek atau peristiwa itu. Usaha
menyusun pemecahan atau usaha menerangkan persoalan peristiwa
itu berdasarkan teori-teori, atau dugaan-dugaan yang hanya bersifat
sementara.
4. Mengumpulkan data
Data adalah bahan informasi untuk proses berfikir gambling
(eksplisit). Kemungkinan-kemungkinan pemecahan persoalan, atau
keterangan–keterangan sementara yang sudah disusun haruslah diuji
melalui pengumpulan data yang relevan atau ada kaitannya. Data
yang terkumpul itu kemudian diolah untuk membuktikan kebenaran
dari hipotesis yang diajukan.
5. Mengambil kesimpulan
Berdasarkan data yang sudah diolah lalu diambilah kesimpulan untuk
menerima atau menolak hipotesis yang dirumuskan pada langkah
berfikir ketiga di atas.
2. Membatasi permasalahan
Suatu permasalahan mungkin menjadi bagian dari permasalahan
yang luas. Kemampuan untuk memecahkan suatu permasalahan
biasanya terbatas. Oleh karna itu, perlu ditetapkan terlebih dahulu
batas-batas permasalahan yang menurut kemampuan dapat di-
selesaikan. Pembatasan atau pendefinisian permasalahan amat perlu
agar pokok permasoalan sebenarnya tidak kabur.
3. Mengumpulakan data
Dikarenakan penelitian itu adalah upaya pemahaman atau pe-
nelaahan terkendali, maka bahan informasi yang diperlukan bukan
diperoleh dengan mencoba-coba (trial and error), sehingga bahan atau
data yang akan dikemukakan sudah ditentukan terlebih dahulu.
Dengan demikian, kegiatan penelitian yang dilakukan dapat di-
jalankan dengan efektif dan efesien. Kecenderungan penelitian
sekarang ialah agar data yang akan dikumpulkan dapat dinyatakan
dengan bilangan. Artinya data yang sifatnya kualitatif dapat di-
nyatakan secara kuantitatif.
6. Mengajukan implikasi
Dari kesimpulan hasil penelitian di kemukakan implikasi atau akibat
penting bila kesimpulan itu digunakan untuk memecahkan persoalan
serupa yang dihadapi. Rekomendasi bagi mereka yang akan meng-
gunakan hasil itu dalam praktik.
TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian disini tidak sama dengan tujuan yang ada pada
sampul isi laporan, yang merupakan tujuan formal, tetapi tujuan disini
berkenaan dengan tujuan peneliti dalam melakukan penelitian.Tujuan
penelitian berkaitan erat dengan rumusan masalah yang
dituliskan.Rumusan masalah dan tujuan penelitian ini jawabanya terletak
pada kesimpulan penelitian.
Dua jenis variabel lain adalah variabel control dan variabel confounding.
Variabel control memainkan peran penting dalam penelitian kuantitatif.
Variabel ini merupakan variabel bebas jenis khusus karena variabel ini
secara potensial juga dapat mempengaruhi variabel terikat. Peneliti
menggunakan prosedur-prosedur statistik (seperti, analisis convariance)
untuk mengontrol variabel-variabel ini. Variabel tersebut bisa saja
merupakan variabel demografis atau personal (seperti, umur atau
gender) yang memang perlu ‘’dikontrol’’ sehingga pengaruh variabel
bebas terhadap terikat benar-benar dapat diidentifikasi. Jenis variabel
lain, variabel confounding (atau spurious), sebenarnya tidak diukur atau
diobservasi dalam penelitian. Variabel ini memang ada, tetapi pe-
ngaruhnya tidak dapat dilacak secara langsung. Peneliti memberikan
komentar tentang pengaruh variabel confounding setelah penelitiannya
selesai karena variabel-variabel ini dapat beroperasi untuk menjelaskan
relasi antara variabel bebas dan variabel terikat, tetapi variabel ini tidak
atau tidak bisa dinilai (misalnya, sikap-sikap diskriminatif).
B. Definisi Teori
C. Bentuk-Bentuk Teori
Proposal penelitian, peneliti menegaskan teorinya dalam beberapa
bentuk, seperti hipotesis, pernyataan logika ‘’jika-maka’’, atau bentuk
visual. Pertama, peneliti menegaskan teori dalam bentuk hipotesis-
hipotesis yang saling berhubungan. Contoh, Hopkins (1964) menegaskan
teorinya tentang proses-proses pengaruh dalam 15 hipotesis. Sebagian
hipotesis ini dapat dilihat sebagai berikut (hipotesis-hipotesis ini sudah
dimodifikasi dengan menghilangkan pronomina-pronomina yang
merajuk pada gender tertentu) :
X1
+
Y1
+
+
X2 Z1
+ + Variabel-Variabel Bebas
Y2
- Variabel-Variabel Intervening
X3
Variabel-Variabe Terikat
Gambar 3.1 Tiga Variabel Bebas Memengaruhi Satu Variabel Terikat yang
Dimediasi oleh Dua Variabel Intervening
Diagram kausal yang lebih rumit dapat dibuat dengan notasi-notasi
tambahan. Contoh di atas merupakan contoh dasar yang menggunakan
variabel-variabel yang terbatas, seperti yang sering terdapat dalam
penelitian survei.
Variabel X
Kelompok Eksperimen
Y1
Kelompk Kontrol
Y
Gambar 3.3 Model Visual untuk Teori tentang performa Akademik Para Guru
Dalam tinjauan pustaka Teori berasal dari literatur- Pembaca sulit membedakan teori
literatur yang ada. Dengan dengan tinjauan pustaka.
meletakannya dalam tinjauan
pustaka, teori ini akan sema-
kin jelas dan runtut sesuai
dengan literatur aslinya.
Setelah rumusan ma- Bagaimana juga, teori meru- Peneliti bisa saja memasukkan
salah atau hipotesis pakan penjelasan logis atas logika teoretis setelah rumusan
penelitian rumusan masalah atau hipo- masalah atau hipotesis penelitian,
tesis penelitian karena teori tetapi ia nantinya akan menga-
dapat menerangkan bagaimana baikan pembahasan detail tentang
dan mengapa variabel-variabel asal mula perkembangan dan pe-
saling berhubungan. nerapan teori tersebut.
Dalam bagian (bab / Penempatan ini dapat mem- Pembahasan teori bisa saja berada
subbab) terpisah perjelas pembahasan menge- terpisah dari komponen-kompo-
nai teori dari pembahasan- nen lain, namun pembaca akan
pembahasan lain dalam pe- sulit menghubungkannya dengan
nelitian. Penempatan ini juga komponen-komponen lain dalam
memungkinkan pembaca un- penelitian.
tuk mengidentifikasi dan me-
mahami dengan baik landasan
teori untuk penelitian tersebut.
Perspektif Teoretis
Perspektif feminis menggugat kondisi kaum wanita saat ini yang ditindas
dengan sewenang-wenang dan institusi-institusi yang turut memben-
tuk kondisi tersebut. Topik-topik penelitian bisa mencakup isu-isu ke-
bijakan yang berhubungan dengan realisasi keadilan sosial bagi kaum
wanita dalam ranah-ranah tertentu atau pengetahuan tentang kondisi-
kondisi ketertindasan yang dialami oleh mereka (Olesen, 2000).
LANDASAN TEORI
b. Reliability (dimensi)
c. Responsiveness (dimensi)
d. Competence (dimensi)
e. Courtesy (dimensi)
2. Penelitian Eksperimen
Penelitian ekperimen merupakan metode inti dari model penelitian
yang ada. Karena dalam penelitian eksperimen para peneliti melakukan
tiga persyaratan dari suatu bentuk penelitian. Ketiga persyaratan tersebut,
yaitu kegiatan mengontrol, memanipulasi, dan observasi. Dalam pene-
litian eksperimen peneliti juga harus membagi objek atau subjek yang
diteliti menjadi dua grup, yaitu grup treatment atau yang memperoleh
perlakuan dan grup control yang tidak memperoleh perlakuan. Penelitian
eksperimen karene peneliti sudah melakukan kegiatan mengontrol meke
hasil penelitian dapat menentukan hubungan kausal atau sebab dan
akibat. Penelitian eksperimen juga diharuskan menggunakan hipotesis
dan melalui pengamatan, peneliti menguji hipotesis tersebut dalam
kondisi eksperimen, yaitu kondisi yang sudah dimanipulasi sedemikian
rupa (laboratorium), sehingga tidak ada kontaminasi diantara variabel
yang diteliti. Bidang kedokteran, pertanian, psikologi dan bidang teknik
adalah diantara bidang-bidang ilmu pengetahuan yang banyak meng-
gunakan penelitian eksperimen.
Penelitian
Kegiatan mencermati suatu obyek dengan menggunakan cara dan
metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang
bermanfaat dalam memecahkan suatu masalah.
Tindakan
Sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan ter-
tentu. Tindakan yang dilaksanakan dalam PTK berbentuk suatu
rangkaian siklus kegiatan.
Kelas
Sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pe-
lajaran yang sama dari guru yang sama pula. Siswa yang belajar
tidak hanya terbatas dalam sebuah ruangan kelas saja, melainkan
dapat juga ketika siswa sedang melakukan karyawisata, praktikum
di laboratorium, atau belajar tempat lain di bawah arahan guru.
4. Penelitian Kualitatif
Penelitian kualitatif adalah riset yang bersifat deskriptif dan cen-
derung menggunakan analisis dengan pendekatan induktif. Proses dan
makna (perspektif subyek) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif.
Landasan teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian
sesuai dengan fakta di lapangan. Selain itu landasan teori juga bermanfaat
untuk memberikan gambaran umum tentang latar penelitian dan sebagai
bahan pembahasan hasil penelitian. Terdapat perbedaan mendasar antara
peran landasan teori dalam penelitian kuantitatif dengan penelitian
kualitatif. Dalam penelitian kuantitatif, penelitian berangkat dari teori
menuju data, dan berakhir pada penerimaan atau penolakan terhadap
teori yang digunakan; sedangkan dalam penelitian kualitatif peneliti
bertolak dari data, memanfaatkan teori yang ada sebagai bahan penjelas,
dan berakhir dengan suatu “teori”.
5. Penelitian Kuantitatif
Penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis
terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya.
Tujuan penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan
model-model matematis, teori-teori dan /atau hipotesis yang berkaitan
dengan fenomena alam. Proses pengukuran adalah bagian yang sentral
dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan yang
fundamental antara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari
hubungan-hubungan kuantitatif.
(http://rizalkasirinsukromo.wordpress.com/2010/03/24/jenis-jenis-
penelitian-pendidikan/)
2. 2. DUA TRADISI DARI PENELITIAN KUALITATIF DAN KUANTITATIF
Pada abad ke-17 orang masih berpandangan bahwa apa yang terjadi
bersifat alamiah. Peneliti mengamati secara pasif, tidak dengan sengaja
memanipulasi lingkungan dan tidak mengadakan eksperimen dengan
lingkungan. Masa itu disebut sebagai masa prapositivisme. Pada abad ke-
18, dengan ditandai oleh dafid hume (sekitar tahun 1750) yang
berpandangan bahwa peneliti dapat dengan sengaja mengadakan
perubahan dalam duniasekitar dengan melakukan berbagai eksperimen
sehingga timbul metode ilmiah (scientific method), yang selanjutnya
ditemukan aturan, hukum, prinsip umum tentang dunia kenyataan, baik
dalam ilmu alam maupun ilmu sosial.Masa itu disebut sebagai masa
positivism. Menurut pandangan ini realitas dapat dipecah menjadi
bagian-bagian. Hukum yang berlaku bagi bagian kecil, juga berlaku bagi
keseluruhan. Pengalaman bersifat objektif dan dapat diukur,realitas hanya
ada satu, yang mempunyai hukum-hukum dan ciri-ciri tertentu yang
dapat diselidiki.
Bahkan menurut Nasution (1988) dalam S. Margono (1997) cirri-ciri
pandangan positivism, antara lain :
1. Logika eksperimen dengan memanipulasi variabel yang dapat
diukur secara kuantitatif agar dapat dicari hubungan di anatara
berbagai variabel;
2. Mencari hukum universal yang dapat meliputi semua kasus,
walaupun dengan pengolahan statistic dicapai tingkat probabilitas
dengan mementingkan sampling untuk mencari generalisasi;
3. Netralitas pengamatan dengan hanya meneliti gejala-gejala yang
dapat diamati langsung dengan mengabaikan apa yang tidak dapat
diamati dan diukur dengan instrument yan valit dan reliable.
Makna Variabel
Terbatas Operasional
Pemahaman berdasarkan akal Reliabelitas
kritis
Pembatasan situasi Hipotesis
Kehidupan sehari-hari Validitas
Tabel 5. Tujuan
Tabel 6. Perencanaan
Table 8. Data
Table 9. Sampel
METODE DESKRIPTIF
Metode Inferensial
Ada dua jenis analisis isi : jelas dan tersembunyi. Analisis kejelasan isi
telah didefinisikan oleh berelson (1952) sebagai “teknik penelitian untuk
deskripsi yang objektif, sistematik, dan kuantitatif perihal isi nyata suatu
komunikasi” (hlm.18). Dalam sosiologi yang berorientasi positivistik dan
komunikasi massa selama tahun 1950-an dan 1960-an, jenis analisis isi ini
telah didefinisikan secara sempit sebagai “teknik yang berorientasi
kuantitatif di mana standar pengukuran yang dipakai untuk pengukuran
unit-unit yang terdefinisikan dan digunakan untuk menandai dan mem-
bandingkan dokumen “(Manning & Cullum-Swan, 1994, hlm. 464). Con-
tohnya termasuk analisis dan perbandingan buku teks, majalah popular
dan surat kabar, karya tulis pengarang klasik (misalnya, Shakespeare),
dan ucapan politik.
Seperti tercatat di atas, isi yang terungkap mengacu pada makna teks
di permukaan sementara isi tersembunyi mengacu pada maksud dari
narasi tersebut. Isi tersembunyi dari suatu teks ditentukan oleh evaluasi
subjektif atas keseluruhan isi narasi. Pada contoh di bawah, isi yang
dinyatakan terkait tindak kekerasan pada program televise dapat dengan
mudah ditentukan hanya dengan menghitung jumlah tindak kekerasan
yang terjadi selama program itu. Definisi dari tindak kekerasan akan
sangat tepat jika ditentukan sebelum pengumpulan data dilakukan,
definisi itu akan digunakan untuk memutuskan beberapa program yang
berbeda.
2. 3. DASAR PENELITIAN
Seringkali dari skripsi, tesis dan beberapa desertasi yang kita baca,
kita menemukan bahwa penulis tidak dapat membedakan secara tegas
antara tinjauan pustaka dan konsep penelitian. Padahal keduanya adalah
bagian terpisah. Jika tinjauan pustaka secara fokus menguraikan hasil
temuan penulis-penulis terdahulu yang ada hubungannya dengan topik
penelitian yang sedang dilakukan, maka konsep penelitian berisikan
konsep-konsep yang dipakai dalam penelitian yang akan dilakukan, dan
hanya ditambahkan pemahaman tentang apa yang dimaksud dengan
satuan analisis, proposisi, data, dan informasi pada penelitian tersebut.
2. 4. PENGGUNAAN PENELITIAN
KEGUNAAN PENELITIAN
2. 5. PENELITIAN TINDAKAN
2. 6. PENELITIAN EVALUASI
2. 8. PENELITIAN EKSPERIMEN
R X O5
R C O6
A O1 X1 O2
B O1 X2 O2
Time
Keterangan :
R : Responden
A : Kelompok Eksperimen
B : Kelompok Kontrol
O1 : Pretest
O2 : Posttest
Perbedaan perlakuan terhadap kelompok eksperimen dan kelompok
control sebagaimana tabel 4 di bawah ini.
Tabel 4.
Kelompok Perlakuan
Eksperimen Model pembelajaran berbasis portofolio
Kontrol Model pembelajaran konvensional
2. 8. PENELITIAN EKSPERIMEN
1. Eksperimentasi Permulaan
Pertama kali penelitian eksperimen mendasarkan pada suatu asumsi
yang dikenal dengan hukum variabel tunggal yang dinyatakan oleh John
Stuart Mill pada tahun 1872, yaitu di dalam metode penemuan ekspe-
rimental. Di dalam karyanya tersebut antara lain dikenal adanya metode
perbedaan, yang dinyatakan bahwa manakala kedua situasi serba sama
dalam segala hal, kemudian salah satu situasi tersebut ditambahkan satu
elemen, sementara situasi lainnya tidak ditambahkan, maka perbedaan
yang ada diantara kedua situasi tersebut merupakan akibat elemen tadi.
Hukum variabel tunggalnya Jhon Stuart Mill tersebut merupakan dasar
dari kebanyakan eksperimentasi laboratories yang terjadi pada masa awal.
2. Rancangan Faktorial
Rancangan faktorial yang disajikan dimasa lalu, biasanya cenderung
mengunakan desain variabel tunggal yang klasik. Dalam desain model ini,
pelaku eksperimen memanipulasi satu variabel terikat. Konsep variabel
tunggal lebih berarti digunakan pada beberapa bidang ilmu fisika,
dibandingkan ilmu-ilmu tingkah laku yang terjadi bukan karena sebab-
sebab tunggal, melainkan akibat dari interaksi berbagai variabel.
4. Validitas Eksperimen
Menurut Yatim Rianto (1996 ; 29-40) ada dua jenis validitas dalam
penelitian eksperimen, yaitu internal dan eksternal.
a. Validitas Internal
b. Validitas Eksternal
Validitas eksternal biasanya mengacu pada hubungan antara
variabel yang ditemukan dan dapat digeneralisasikan pada situasi-situasi
non-ekspeimental. Validitas eksternal berkaitan dengan kemampuan
temuan eksperimen untuk digeneralisasikan pada populasi yang lebih
luas.
3. Variabel imbuhan
Variabel imbuhan adalah variabel yang tidak dapat dikontrol, yakni
variabel yang tidak dapat dimanipulasikan oleh pengekperimen, tetapi
mempunyai pengaruh yang berarti pada variabel tergantung. Memang
tidak mungkin mengeliminasi keseluruhan variabel imbuhan, terutama
penelitian diruang kelas. Seperti variabel antusias guru, usianya, ting-
kat sosial, ekonominya, dan sebagainya. Untuk pengontrolan variabel
imbuhan yang bukan merupakan perhatian langsung peneliti, dapat di-
tiadakan atau diminimalkan pengaruhnya melalui beberapa jalan atau
teknik, yaitu :
Meniadakan variabel
Penjodohan kasus
Penyeimbangan kasus
Analisis kovarian
Perimbangan
(Riduwan, 2004)
PENELITIAN EKSPERIMEN
Pengantar
Pernyataan masalah
Tujuan penelitian
Pertanyaan dan sub-sub pertanyaan
Defenisi
Signifikansi penelitian
Prosedur
Asumsi dan dasar alasan desain kualitatif
Jenis desain yang digunakan
Peranan peneliti
Prosedur pengumpulan data
Prosedur analisi data
Metode-metode pembuktian
Hasil penelitian dan hubungannya dengan teori daan pustaka
Lampiran
Pendahuluan
Latar belakang
Masalah penelitian
Pertanyaan penelitian
Tujuan penelitian
Manfaat penelitian
Ruang lingkup penelitian
Tinjauan Pustaka
Kerangka Konsep
Konsep
Satuan analisis
Proposisi
Data dan informasi
Metodelogi Penelitian
Jenis penelitian
Metode pengumpulan data dan informasi
Tahapan pengumpulan data dan informasi
Analisis data dan informasi
Pembahasan
Daftar Pustaka
1. Pendahuluan
2. Kajian teori
3. Metodelogi penelitian
4. Hasil penelitian dan pembahasan
5. Kesimpulan dan saran.
BAB I PENDAHULUAN
Pendahuluan merupakan bagian awal dari hasil laporan. Pen-
dahuluan ini berisi: latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, dan kegunaan hasil penelitian.
B. Identifikasi masalah
Identifikasi masalah pada umumnya mendeteksi, melacak, men-
jelaskan aspek permasalahan yang muncul dan berkaitan dari judul pe-
nelitian atau dengan masalah atau variabel yang akan diteliti. Hasil iden-
tifikasi dapat diangkat sejumlah masalah yang saling keterkaitan satu
dengan lainnya.
C. Batasan masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian dan identifikasi masalah yang
telah dilakukan, dipilih sejumlah masalah (dua, tiga, atau empat) masalah
disertai penjelasan ruang lingkup masalah, baik keluasan maupun ke-
dalamannya. Pembatasan masalah dilakukan agar penelitian lebih terarah,
terfokus, dan tidak melenceng kemana-mana. Dala hal ini perlu diper-
timbangkan materi, waktu, biaya, tenaga, teori-teori dan agar penelitian
dapat dilakukan secara lebih mendalam, maka tidak semua masalah akan
diteliti, serta bagaimana hubungan variabel yang satu dengan variabel
yang lainnya. Berdasarkan batasan masalah ini, maka selanjutnya dapat
dirumuskan maslah penelitian.
D. Rumusan masalah
Merumuskan masalah merupakan pekerjaan yang sulit bagi setiap
peneliti. Hal ini dapat menolong peneliti (guru) keluar dari kesulitan me-
rumuskan judul dan masalah adalah pengetahuan yang luas dan terpadu
mengenai teori-teori ddan hasil-hasil penelitian para ahli terdahulu pada
bidang-bidang terkait dengan masalah yang akan diteliti. Dalam rumusan
dan analisis masalah sekaligus diidentifikasi variabel-variabel yang dalam
penelitian beserta definisi-definisi operasionalnya.
Tujuan penelitian disini tidak sama denga tujuan penelitian yang ada
pada sampul isi laporan, yang merupakan tujuan formal, tetapi tujuan
disini berkenaan dengan tujuan peneliti dalam melakukan penelitian.
Tujuan penelitian berkaitan erat dengan rumusan masalah yang di-
tuliskan. Rumusan masalah dan tujuan penelitian ini jawabannya terletak
pada kesimpulan penelitian.
F. Kegunaan penelitian
Kegunaan penelitian merupakan dampak dari tercapainya tujuan.
Kalau tujuan peneliti dapat tercapai, dan rumusan masalah dapat
terjawab secara akurat, maka sekarang kegunaannya apa dari penelitian
tersebut ?
Kegunaan penelitian adalah untuk menjelaskan tentang manfaat dari
penelitian itu sendiri. Ada pun kegunaan dari penelitian itu ada dua hal
yaitu: (1) kegunaan untuk mengembangkan ilmu atau teoritis, (2) ke-
gunaan praktis ialah untuk membantu memecahkan dan mengantisipasi
masalah yang ada pada objek yang diteliti.
A. Deskripsi teori
Deskripsi teori disini adalah menerangkan tentang variabel yang
diteliti, baik yang bersifat deskriptif (satu variabel) atau lebih dua variabel
(hubungn, pengaruh dan kompratif).
B. Landasan teori
Landasan teori adalah teori-teori relevan yang dapat digunakan
untuk menjelaskan tentang variabel yang akan diteliti, sebagai dasar
untuk memberi jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang
diajukan atau hipotesis, dan penyusunan instrumen penelitian.
C. Kerangka berpikir
Kerangka berpikir atau kerangka pemikiran adalah dasar pemikiran
dari penelitian yang disintesiskan dari fakra-fakta, observasi dan kajian
kepusatkaan. Oleh karena itu, kerangka berpikir memuat teori, dalil atau
konsep yang akan dijadikan dasar dalam penelitian. Uraian dalam ke-
rangka berpikir menjelaskan hubungan dan keterkaitan antar variabel
penelitian. Variabel-variabel penelitian dijelaskan secara mendalam dan
relevan dengan permasalahan yang diteliti, sehingga dapat dijadikan
dasar untuk menjawab permasalahan penelitian.
D. Asumsi-asumsi
Fungsi asumsi dalam sebuah isi laporan merupakan titik pangkal
penelitian dalam rangka penulisan isi laporan. Asumsi dapat berupa teori,
evidensi-evidensi dan dapat pula pemikiran peneliti sendiri. Apapun
materinya, asumsi tersebut harus sudah merupakan sesuatu yang tidak
perlu dipersoalkan atau dibuktikan lagi kebenarannya; sekurang-kurang-
nya bagi masalah yang akan diteliti pada masa itu. Asumsi-asumsi di-
rumuskan sebagai landasan bagi hipotesis laporan.
E. Hipotesis
Berdasarkan teori-teori yang dikemukakan, maka selanjutnya dapat
digunakan untuk menyusun kerangka berpikir. Dengan kerangka berpikir
ini selanjutnya dapat digunakan untuk menyusun hipotesis. Hipotesis
merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah atau sub
masalah yang diajukan oleh peneliti, yang dijabarkan dari landasan teori
atau kajian teori dan masih harus diuji kebenarannya.
A. Metode penelitian
Metode disini menjelaskan tentang metode apa yang digunakan
dalam penelitian. Metode penelitian dapat terbentuk: metode penelitian
survey, ex post facto, eksperimental, naturalistic, policy reseaarche, pe-
nelitian tindakan, evaluasi dan sejarah.
1. Populasi
Sugiyono (2002:57) memberikan pengertian bahwa “populasi adalah
wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang menjadi
kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Nazir (1983:327) me-
ngatakan bahwa “populasi adalah berkenaan dengan data, bukan orang
atau bendanya.
A. Hasil penelitian
1. Deskripsi hasil penelitian
Pada penjelasn ini memuat penjelasan tentang apa, bagaimana dan
mengapa hasil penelitian ini diperoleh. Dijelaskan pula hasil penelitian
yang telah diolah dari data mentah dengan mempergunakan data
deskriptif, seperti median, rata-rata, standar deviasi, varian dan penyajian
data dalam bentuk distribusi yang disertai grafik histogram untuk setiap
variabel.
Jika peneliti mengunakan analisis regresi berganda, maka terlebih
dahulu perlu dilakukan pengujian persyaratan terhadap asumsi-asumsi-
nya seperti homegenitas (jika ada uji beda), normalitas dan lineritas
(untuk uji korelasi dan regresi). Mengubah data ordinal menjadi data
interval.
A. Kesimpulan
Menyimpulkan hasil penelitian yang diungkapkan secara singkat,
jelas dan mudah dipahami. Penelitian juga harus sejalan dan sesuai
dengan permasalahan serta hipotesis penelitian. Disamping itu ke-
simpulan disampaikan dalam bentuk pernyataan yang ketat dan padat
sehingga tidak menimbulkan interpretasi lain. Informasi yang di-
sampaikan dalam kesimpulan bisa berupa pendapat baru, koreksi atas
pendapat lama, pengukuhan pendapat lama atau menumbangkan
pendapat lama.
B. Saran
Saran yang diberikan pada laporan harus didasarkan pada data hasil
penelitian, dan dalam hal ini didasarkan pada kesimpulan. Saran berupa
anjuran yang dapat menyangkut aspek operasi, kebijakan, maupun
konsep. Saran hendaknya berisi konkrit, realistis, bernilai praktis dan
terarah.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Judul harus sesuai dengan keseluruhan isi dari kegiatan dan laporan
yang dia kerjakan, baik kesesuaian kualitas (kualitatif) yang dimaksud
adalah kesesuaian dalam segi hakikat atau sudut pandang serta ke-
sesuaian dalam segi hakikat persoalannya. Kesesuaian kuantitas
(kuantitatif) adalah kesesuaian dalam keseimbangan antara luasnya
wilayah yang dinyatakan dalam judul dengan wilayah kegiatan serta
dalam laporannya nanti.
3. 2. ABSTRAK
1. Struktur Paragraf.
Sebuah abstrak ditulis dalam satu paragraf yang menerangkan
keseluruhan isi tulisan secara singkat dan jelas. Penulisannya tidak
melakukan indensasi pada kalimat pertama paragraf. Single space adalah
pilihan yang dimiliki oleh penulis untuk menyusun kalimat dalam
paragrafnya. Lebih dalam, kadang seorang pembimbing Skripsi / Tesis /
Disertasi mengatur hingga pada penggunaan jenis huruf dan ukuran
tertentu.
2. Jumlah kata.
Idealnya sebuah paragraf terdiri dari 150 sampai dengan 200 kata.
Namun, pertimbangan jumlah kata yang paling tepat dalam penulisan
Skripsi, Tesis, ataupun disertasi biasanya bergantung pada pertimbangan
pandangan pembimbing (supervisor) yang mendampingi seorang
mahasiswa dalam penulisannya. Seorang supervisor harusnya tidak
mempertimbangkan jumlah kata sebagai acuan utama penulisan paragraf,
karena bagian utama justru isi (content) paragraf.
3. Isi paragraf.
Pada saat pembimbingan, seorang supervisor mengedepankan 4
bagian empiris dari sebuah abstrak. Pertama, indentifikasi fokus
penelitian dijelaskan secara singkat agar pembaca memahami apa yang
diamati oleh seorang peneliti di dalam penelitiannya. Kedua, penulis
perlu menggambarkan secara jelas desain penelitian yang dilakukan
dalam proses pencarian jawaban atau solusi atas persoalan yang diangkat
di dalam penelitiannya. Desain langkah penyelesaian masalah ini oleh
mahasiswa lazim dikenal dengan istilah Metode Penelitian. Ketiga,
selanjutnya penulis akan menjelaskan hasil temuannya kepada pembaca.
http://www.bimbingan.org/pengertian-kata-pengantar.htm
3. 4. TINJAUAN PUSTAKA
1. Topik Penelitian
2. Tinjauan Pustaka
1. jika Anda ingin meneliti topik tertentu, namun belum tahu bagaimana
harus melakukannya, cobalah memulainya dengan mempelajari
sintesis-sintesis umum dari literatur yang ada. Misalnya, Anda mencari
ringkasan-ringkasan literatur yang yterkait dengan topik Anda di
beberapa ensiklopedia (misalanya, Aikin, 1992; Keeves,1998). Atau
anda bisa mencarinya dalam artikel-artikel jurnal atau abstraksi-
abstraksi ilmiah (misalnya, dalam Annual rewiew of psycology, 1950).
2. Selanjutnya beralihlah pada artikel-artikel ilmiah yang diterbitkan oleh
jurnal-jurnal nasional/internasional kenamaan, khususnya jurnal-jurnal
yang menampilkan laporan penelitian. Panulis di jurnal-jurnal seperti
ini biasanya mengekpos rumusan masalah atau hipotesis mereka. Dari
sisni, cobalah Anda menjawab rumusan masalahdan hipotesis tersebut.
Ada beberapa jurnal yang bisa Anda pelajari dalam bidang Anda, dan
biasanya jurnal-jurnal tersebut di terbitkan oleh editorial dan para
penulis propesionall dari belahan amerika serikat dan dunia. Di
halaman-halaman jurnal ini, Anda bisa melihat apakah ada dewan
editorial dan apakah artikel-artikel di dalamnya di tulis oleh individu-
individu dari berbagai belahan dunia. Mulailah dengan isu-isu terkini
dalam jurnal-jurnal tersebut dan carilah artikrl-artikel penelitian yang
terkait dengan topik Anda, begitu seterusnya. Tindak lanjud referensi-
referensi di akhir artikel untuk memperoleh sumber lain yang
mendukung.
3. Setelah artikel, Anda bisa mencari buku-buku yang berkaitan dengan
topik Anda. Mulailah dengan naskah-naskah penelitian yang merujuk
pada berbagai literatur penting. Kemudian pertimbangkan beberapa
buku yang berhubungan dengan satu topik yang ditulis oleh seorang
pengarang atau sekelompok pengarang, atau buku-buku yang berisi
bab-bab yang ditulis oleh pengarang yang berbeda-beda.
4. Lanjutkan usaha Anda diatas dengann melacak makalah-makalah
seminar terkini. Hadirilah seminar-seminar nasional,lalu dapatkan
makalah-makalah yang disampaikan penyaji. Jika tidak, Anda bisa
mencarinya melalui database. Sebagian besar seminar, ada yang
membutuhkan dan ada yang meminta penyajiuntuk mencatumkan
makalahnya dalam database-database terkomputernisasi. Dari database
inilah Anda bisa menghubungi penyaji yang telah menulis makalah
yang relavan dengan topik Anda. Kirimlah email atau teponlah
mereka, lalu tanaykan apa mereka mengetahui penelitian-penelitian
ysng berhubungan dengan topik Anda. Tanyakan juga apakah mereka
memiliki senuah instrumen yang mungkin bisa digunakan atau
dimodifikasi untuk penelitian Anda.
5. Jika memungkinkan, periksalah entri-entri dalam dessertation Abstracts
(university Microfilms,1938). Akan tetapi, Anda perlu berhati-hati
karena setiap disertasi memiliki kualitas yang berbeda-beda, dan Anda
perlu selektif dalam memilih disertasi-disertasu tersebut untuk
disertakan dalam tinjauan pustaka. Mencari dalam Dissertation Abstracts
mungkin saja menghasilkan satu atau dua disertasi yang relavan. Dan
Anda bisa meminta gandaan disertasi ini melalui pustakawan atau
University of Michigan Microfilms Library.
6. Website juga menyediakan bahan-bahan yang berguna untuk tinjauan
pustaka. Kemudahan mengakses dan kemampuannya untuk
memposting beragam artikel membuatnya lebih atraktif. Namun,
pelajarilah terlebih dahulu artikel-artikel ini dengan hati-hati agar
Anda memperoleh artikel yang benar-benar berkualitas. Perhatikan,
artikel-artikel ini memang mencerminkan sejenis penelitian yang rigid,
berkualitas, dan sistematis, yang layak di masukkan ke dalam tinjauan
pustaka Anda, atau hanaya menampilkan gagasan-gagasan yang
kurang bermutu. Jurnal-jurnal online, di sisi lain, sering kali juga
menyertakan artikel-artikel yang telah diperiksa secara cermat oleh
deewan editor. Meski demikian, Anda terlebih dahulu harus mencari
tahu apakah jurnal-jurnal tersebut benar-benar memiliki dewan editor
propesional dan menetapkan standar-standar untuk menerima naskah-
naskah yang masuk, ataukah tidak.
PENELAAHAN KEPUSTAKAAN
Hipotesis nihil atau hipotesis nol (Ho), yaitu hipotesis yang me-
nyatakan adanya hubungan atau korelasi ubahan-ubahan penelitian
atau menyatakan adanya perbedaan pada kelompok-kelompok yang
berlainan dalam penelitian.
Hipotesis alternative atau hipotesis kerja (Ha), yaitu hipotesis yang
menyatakan adanya hubungan atau korelasi ubahan-ubahan penelitian
atau menyatakan adanya perbedaan pada kelompok-kelompok yang
berlainan dalam penelitian.
Klasifikasi
Ubahan bebas
(independent)
Ubahan
penengah
Ubahan antara Ubahan teori
(intervening ) (Dependent)
Ubahan kendali
(Contol)
Ubahan rambang
(random)
Ubahan Bebas
Ubahan bebas adalah ubahan yang akan diselidiki pengaruhnya.
Maka ubahan ini juga disebut ubahan pengaruh.
Ubahan Terikat
Ubahan kendali
Ubahan Antara
JENIS-JENIS PERTANYAAN
A. Bentuk Pertanyaan
1. Pertanyaan Tertutup
( ) Ya
( ) Tidak
Contoh:
( ) Tanya jawab
( ) Diskusi kelompok
( ) Konsultasi individual
c) Pertanyaan Ceklis
Contoh:
d) Pertanyaan ranking
Contoh:
Contoh:
1) Bentuk Aljabar
Misalkan saat ini Anda ditawari jabatan yang lebih tinggi dari
sekarang, tapi dengan beberapa resiko seperti yang tersebut di
bawah ini. sehubungan dengan hal itu maka berilah tanda silang
(X) pada kotak yang disediakan untuk menunjukkan apakah Anda
akan menerima atau menolak jabatan tersebut.
2) Bentuk Likert
2. Pertanyaan Terbuka
Contoh:
B. Isi Pertanyaan
HIPOTESIS
1. Konsep Hipotesis
Semua istilah hipotesis dari bahasa Yunani yang mempunyai dua kata
ialah kata”hupo”(sementara) dan “thesis”(pernyataan atau teori). Karena
hipotesis merupakan pernyataan sementara yang masih lemah
kebenaranya, maka perlu diuji kebenaranya. Kemudian para ahli
menafsirkan arti hipotesis adalah sebagai dugaan terhadap hubungan
antara dua variabel atau lebih (Kerlinger, 1996:18). Selanjutnya Sudjana
(1992:219) mengartikan hipotesis adalah asumsi atau dugaan mengenai
suatu hal yang dibuat untuk menjelaskan hal itu yang sering dituntut
untuk melakukan pengecekan. Hal ini jelas bahwa Sudjana mengatakan
asumsi atau dugaan yang bersifat umum sedangkan Kerlinger dan
Tuckman lebih khusus lagi mengenai arti hipotesis menjadi dugaan antara
dua variabel atau lebih.
Atas dasar definisi pakar diatas, maka dapat diartikan bahwa hipotesis
adalah jawaban atau dugaan sementara yang harus diuji lagi
kebenararanya melalui penelitian ilmiah.
Jenis pengujian hipotesis yang dikenal dalam penelitian ada dua yaitu
hipotesis direksional (hipotesis langsung) dan Hipotesis Non Direksional
(hipotesis tidak langsung). Supaya lebih jelasnya dapat diuraikan:
(Riduan, 2004. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-karyawan dan Peneliti Pemula,)
Table 6.3
Contoh Daftar Kode
Tabel 6.5
Contoh Matrikss Tabulasi Data
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
2 5 6 2 3
2 5 6 2 4
2 5 6 1 2
dst
Dari contoh tabel diatas tabel 6.5 telihat bahwa subjek pertama
mempunyai nomor induk ‘2556’, kode ‘2’ pada kolom 6 menunjukkan
perempuan, dank ode ‘3’ pada kolom 8 menunjukkan prestasi belajar
yang baik. Sedangkan subjek ketiga miasalnya, nomor induknya 2558,
laki-laki (kode ‘1’), dan prestasi belajarnya sedang (kode’2’). Demikian
data variabel-variabel untuk setiap subjek di tabulasi sesuai dengan kode
dan letak kolomnya. Jumlah kolom pada suatu matrikss tabulasi data
tentu lebih banyak dari yang terdapat pada contoh ini.
Data yang sudah terkode dan tersusun dalam suatu matrikss siap di
olah dan dianalisis. Bila matrikss dibuat langsung di dalam komputer,
maka pengolahan data dapat dilakukan secara otomatis.
a. Statistik deskriptif
Analisis statistik deskriptif dapat dibedakan menjadi : (1) analisis
potret data (frekwensi dan persentase), (2) analisi kecenderungan sentral
data (nilai rata-rata, median dan modus), serta (3) analisis variasi nilai
(kisaran dan sim-pangan baku atau varian).
SD= √
2
∑ (Xi− X)
N
b. Statistik Inferensial
Teknik analisis dengan statistik inferensial adalah teknik
pengolahan data yang memungkinkan peneliti untuk menarik
kesimpulan, berdasarkan hasil penelitiannya pada sejumlah sampel,
terhadapa suatu suatu populasi yang lebih besar. Kesimpulan yang
diharapkan dapat dibuat biasanya di-nyatakan dalam suatu hipotesis.
Oleh karena itu, analisis statistik inferensial juga biasa disebut analisi uji
hipotesis.
1) Uji t (t-test)
Statistik inferensila untuk melihat beda nilai tengah dua buah
distribusi nialai biasanya menggunakan uji t atau t-test, uji t pada
dasarnya adalah suatu pengujian untuk melihat apakah nila tengah
(misalnya nialai rata-rata) suatu nilai distribusi (kelompok) berbeda
secara nyata (significant) dari nilai tengah distribusi lain (kelompok)
lainnya. Uji t ini dapat juga dipakai untuk melihat beda dua nilai
koefisien korelasi. Sebagai contoh, bila peneliti ingin melihat
perbedaan prestasi belajar siswa kelas V SD disekolah X dengan
siswa disekolah Y. Maka bila nilai rata-rata ulangan akhir kedua
subsampel telah diketahui, peneliti dapat menguji per-bedaan akhir
rata-rata prestasi belajar kedua kelompok siswa tersebut dengan uji t.
3) Analisi korelasi
Ada bebrapa teknik analisi yang dapat digunakan untuk melihat ada
tidaknya hubungan antar variabel. Tabel 6.5 menyajikan secara
ringkas beberapa alat satistik yang dapat digunakan oleh peneliti
pendidikan untuk melihat adanya tidaknya hubungan antar dua
varibel. Seperti tampak pada tabel, alat analisi yang dapat digunakan
tergantung pada jenis data yang dikumpulkan.
Tabel 6.6
Beberapa Alat Analisis Satistik Inferensial untuk Melihat
Hubungan Dua Variabel
Keduanya variabel/data
Koefisien Phi θ
dikotomi murni
Kedua variabel mempunyai dua
Koefisien Koentigensi C
atau lebih kategori
Alat analisis yang di sajikan pada tabel 6.6 dan 6.7 merupakan
sebagian dari alat analisi yang biasa dan bia di gunakan pada penelitian
pendidikan.masih banyak jenis dan metode lain yang lebih kompleks dan
lebih spesifik untuk mencapai berbagai tujuan penelitian. Penjelasan
prosedur perhitungan dan teknik-teknik analisis kuantitatif hanya dapat
dipelajari pada modul yang lain.
Tabel 6.7
Beberapa Alat Analisis Statistik Inferensial untuk Melihat Hubungan Tiga
Atau lebih Variabel
Data dan kategori data yang diperoleh juga harus selalu dievaluasi
tingkat kepercayaan. Tiga teknik analisis yang dapat digunakan untuk
melihat tingkat kepercayaan data misalnya dengan cara mencari bukti
negatif pada informasi yang diperoleh dan melakukan triangulasi. Cara
pertama adalah suatu proses pencarian data atau informasi yang berbeda
dengan ‘kategori’ data yang telah diperoleh. Kekecualian-kekecualian
yang di-temukan dapat memodifikasi kategori yang teah dibuat dan
mengem-bangkan kategori dan tema yang baru. Sedangkan triangulasi
adalah suatu proses validassi silang diantara berbagai sumber data, teknik
pengumpulan data, berbagai waktu, dan atau skema teori yang
digunakan dalam meng-artikan data. Misalnya, validasi untuk data
mengenai kerja sama institusional dapat dilakukan dengan
membandingkan data yang bersumber dari dokumen kerja sama yang
ada, dari informan-informan (kepala institusi, pegawai, dan lain-lain), dan
dari hasil pengamatan langsung peneliti.
Dalam buku ini ada tiga jenis penelitian yang akan disajikan :
penelitian kualitatif, kuantitatif, dan metode campuran. Pada hakikatnya,
tiga pen-dekatan ini tidaklah terpisah satu sama lain seperti ketika
pertama kali muncul. Pendekatan kualitatif dan kuantutatif seharusnya
tidak dipandang sebagai antitesis atau dikotomi yang saling bertentanga;
keduanya hanya merepresentasikan hasil akhir yang berbeda, namun
tetap dalam satu continuum (Newman & Benz. 1998). Suatu penlitian
hanya akan lebih kualitatif ketimbang kuantitatif, atau sebaliknya.
Adapun penelitian metode campura berada ditengah continuum tersebut
karena penelitian ini melibatkan unsur-unsur dari pendekatak kualitatif
dan kuantitatif.
1. Penelitian Kualitatif
Merupakan metode-metode untuk mengeksplorasi dan memahami
makna yang –oleh sejumlah individu atau sekelompok orang— dianggap
berasal dari masalah sosial atau kemanusiaan. Proses penelitian kualitatif
ini melibatkan upaya-upaya penting, seperti mengajukan pertanyaan-per-
tanyaan dan prosedur-prosedur, mengumpulkan data yang spesifik dari
para partisipan, menganalisis data secara induktif mulai dari tema-tema
yang khusus ketema-tema umum, dan menafsirkan makna data. Laporan
akhir untuk penelitian ini memeliki struktur atau kerangkan yang
fleksibel. Siapa pun yang terlibat dalam bentuk penelitian uni harus
menerapkan cara pandang penelitian yang bergaya induktif, berfokus
terhadap makna individual, dan menerjemahkan kompleksitas suatu
ersoalan (diadaptasi dari Creswell, 2007).
2. Penelitian Kuantitatif
Merupakan metode-metode untuk menguji teori-teori tertentu
dengan cara meneliti hubungan antar variabel. Variabel-variabel ini diukur
biasanya dengan instrumen-instrumen penelitian sehingga data yang
terdiri dari angka-angka dapa dianalisis berdasarkan prosedur-prosedur
statistik. Laporan akhir untuk penelitian ini pada umumya memiliki
struktur yang ketat dan konsisten mulai dari pendahuluan, tinjauan
pustaka, landasan teori, metode penelitian, hasil penelitian dan
pembahasan (Creswell, 2008). Seperti halnya peneliti kualitatif, siapa pun
yang terlibat dalam penelitian kuantitatif juga perlu memiliki asumsi-
asumsi untuk menguji teori secara deduktif, mencengan munculnya bias-
bias, mengontrol penjelasan-penje-lasan alternatif, dan mampu
menggeneralisasi dan menerapkan kembali pe-nemuan-penemuanya.
Ada dua titik tekan dalam stiap definisi tadi, yaitu: bahwa suatu
pendekatan penelitian selalu melibatkan asumsi-asumsi filosofis dan metode-
metode prosedur-prosedur yang berbeda-beda. Rancangan penelitian,
yang saya sebut sebagai rencana atau proposal untuk melaksanakan penelitian,
melibatkan relasi antara asumsi-asumsi filosofis, strategi-strategi
penelitian. Dan metode-metode tertentu. Kerangka kerja yang saya
gunakan untuk menjelaskan pertemuan antara ketiga komponen ini dapa
dilihat pada Gambar 1.1. secara detail, dalam merencanakan penelitian,
para peneliti perlu mempertimbangkan tiga komponen penting, yaitu : (1)
asumsi-asumsi pandangan-dunia (worldview) filosofis yang mereka bawa
kedalam penelitianya, (2) strategi penelitian yang berhubungandengan
asumsi-asumsi tersebut, dan (3) metode-metode atau prosedur-prosedur
spesifik yang dapat menerjemahkan strategi tersebut dalam praktinya,
Post-positivisme Konstruktivisme
Determinasi Pemahaman
Reduksionisme Makna yang beragam dari
Observasi dan pengujian patisipan
empiris Konstruksi sosial dan historis
Verifikasi teori Penciptaan teori
Pandangan-Dunia Post-Positivisme
Pandanga-Dunia Pragmatik
Strategi-Strategi Penelitian
Metode
Kuantitatif Kualitatif
Rancangan
Rancangan-
rancangan Penelitian Sekuensial
eksperimen neratif Konkuren
Rancangan- Fenomenologi transformatif
rancangan non- Etnografi
eksperimen, Grounded theory
seperti metode Studi kasus
survei
Strategi-Srtategi Kuantitatif
Selama akhir abada XIX dan awal XX, stretegi-strategi penelitian
yang berkaitan dengan rancanga kuantitatif selalu melibatkan
pandangan-dunia post-positivis. Strategi-strategi ini meliputi
eksperimen-eksperimen yang kurang rigid yang sering disebut dengan
kuasi-eksperimen dan penelitian kore-lasional (Campbell & Stanley, 1963),
dan eksperimen-eksperimen singel sub-ject (Cooper, Heron, & Heward,
1987; Neuman & McCormick, 1995).
Strategi-Strategi Kualitatif
Harap dicatat bahwa contoh Patton yang tersaji pada Kotak 7.1
adalah kasus spesifik dari rancangan model campuran kami Jenis I, II, III,
dan IV, seperti berikut:
PENELITIAN KONFIRMATIF
Rancangan penelitian model konfirmatif campuran yang telah
dicatat pada Tabel 3.1 merupakan desain model campuran Jenis I, II, dan
IV. Secara historis, dalam studi konfirmatif, pengumpulan data mula-
mula dilakukan secara kuantitatif, kerangka kerja konseptual dilakukan
secara deduktif, dan analisis data dilakukan secara statistik. Namun
demikian, pada desain konfirmatif campuran yang dibahas disini, data
dapat bersifat kualitatif atau kuantitatif dan bisa dianalisis dengan kedua
model tersebut. Bagian berikut membahas tentang tiga jenis desain
penelitian konfirmatif.
Pada jenis kaian ini, data yang terkumpul adalah kualitatif; data
trsebut kemudian dikuantitatifkan dan diarahkan menjadi analisis
statistik. Ini adalah diasain campuran yang
Kotak 7.1
(1) Bentuk Campuran : Desain eksperimental, data kualitatif, dan analisis isi.
Seperti dalalm bentuk eksperimental murni, partisipan potensian secara
acak dibagi dalam kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Wawancara mendalalm dilakukan pada semua remaja baik dari kelompok
ekspeerimen dan dalam kelompok kontrol sebelum program dimulai.
Fokus wawancara tersebut adalah seperti pendekatan kualitatif murni.
Wawancara dilakukan lagi diakhir program. Analisis isi dilakukan secara
terpisah baik dari data kelompok kontrol dan dari data kelompok
eksperimen. Pola yang ditemukan pada kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen kemudian dibandingkan dan dipertentangkan.
(2) Bentuk Campuran : Rancangan eksperimental, data kualitatif dan analisis
statistik. Partisipan secara teracak dibagi dalam kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol. Wawancara dilakukan sebelum dan di akhir program.
Data wawancara yang masih dalam bentuk mentah tersebut kemudian
diserahkan pada kelompok penilai yang mengukur sejauh mana
jangkauan keberhasilan tiap wawancara dengan menggunakan skala nilai
sepuluh.
Untuk wawancara “sebelum” dan “sesudah”, penilai memberi
peringkat pada setiap dimensi seperti kemungkinan sukses dalam sekolah
(rendah = 1, tinggi = 10), seperti kemungkinan melakukan pelanggaran
kriminal (rendah = 1, tinggi = 10), komitmen trhadap pendidikan,
komitmen untuk terlibat pada kerja yang produktif, harga diri, dan
perwujudan dari motivasi pola makan yang sehat dan bergizi.
Kesimpulan statistik kemudian digunakan untuk membandingkan kedua
kelompok tersebut. Penilai membuat peringkat tanpa mengetahui di mana
partisipan dikelompokkan. Hasil skala peringkat juga dihubungkan secara
statistik dengan latar belakang karakteristik partisipan.
Kajian Smith, Sells, dan Clevernger (1994) adalah contaoh lain dari
model desain ini. Selama penyelidikan pada praktik tim penyuluh
perkawinan, mereka mengumpulkan data kualitatif, mengkuantitatifkan
sebagian, dan menganalisisnya secara kuantitatif menggunakan perkalian
chi dan koofisien korelasi phi. Kotak 7.2 menyajikan ringkasan kejadian
itu.
Kotak 7.2
Contoh lain dari jenis rancangan ini adlakah kajian Mann (1994)
dimana data kualitatif dikumpulkan dari duua kelompok tutor. Satu
kelompok terdiri dari tiga tutor yang tampak mendapatkan banyak
manfaat dari program pelatihan (mereka mendapatkan nilai tertinggi saat
pengukuran keberhasilan). Kelompok penelitian dari tutor yang tidak
mandapatkan manfaat dari program pelatihan (mereka mendapatkan nilai
rendah saat proses pengukuran keberhasilan). Hipotesis umumnya adlaha
bahwa dua kelompok tuotr akan berbeda dalam konseptualisasi peran
mereka layaknya pengaruh mereka pada peserta didik.
KAJIAN EKSPLORATIF
Kotak 7.3
Contoh dari Bentuk Awal (profil) yang Berbeda dalam kajian Rusbult dkk.
Contoh lain dari jenis desain ini adalah kajian yang dilakukan oleh
Taylor dan Tashakkori (1997) yang telah dibahas di Bab 8. Pengarang
mengumpulkan data survei dari sampel bersrtuktur pada guru di sekolah
daerah. Peneliti tidak memiliki hipotesis a piori. Dua jenis pernyataan
spesifik dimasukkan dalam survei tesebut: mengenai hasrat/motivasi
untuk terlibat dalam pengambilan keputusan dan laporan mereka perihal
keterlibatan nyata dalam pengambilan keputusan melalui masalah
kebijakan dan masalah sekolah. Empat kelompok ekstrem guru-guru
dibentuk berdasarkan nilai mereka berdasar dua dimensi tersebut
(keinginan untuk terlinat versus keterlibatan secara nyata). Hasilnya adlah
identifikasi emapat “jenis” guru dalam model dua-dimensi. Empat jenis
tersebut diberi label “empowered” (mereka yang ingin terlibat dan tidak),
“disenfranchised” (mereka ingin terlibat tetapi tidak terlibat), dan
“disengaged” (mereka yang tidak ingin terlibat dan tidak ikut pengambilan
keputusan). Model profil verbal (kualitatif) disusun berdasrkan informasi
lain yang tersedia pada tiap kelompok guru.
3. 7. HASIL (RESULTS)
http://www.referensimakalah.com/2012/08/pengertian-jenis-fungsi-
tujuan-laporan-hasil-penelitian.html
3. 8. DISKUSI
1. Pengertian Diskusi
Diskusi adalah cara bertukar pendapat antara dua orang atau lebih
untuk memperoleh kesepakatan atau keputusan bersama.
2. Pelaksanaan Diskusi
a. Ketua Diskusi/Moderator bertugas:
1. Menyampaikan masalah yang akan didiskusikan
2. Menyampaikan tata tertib diskusi
3. Memelihara ketertiban diskusi
4. Memberi kesempatan kepada semua pembicara untuk berpar-
tisipasi
5. Mengatur jalannya diskusi
6. Membuat rangkuman dan kesimpulan diskusi
7. Mengumumkan hasil diskusi
8. Menutup diskusi
b. Sekretaris bertugas:
1. Mencatat ns yaama peserta yang terjadi selama diskusi
2. Mencatat hal-hal khusus yang terjadi selama diskusi
3. Membuat catatan dan kesipulan sementara
4. Membuat laporan diskusi secara lengkap setelah diskusi berakhir
a. Narasumber bertugas:
1. Menyipkan dan menguraikan bahan atau materi yang akan
didiskusikan
2. Menyampaikan materi yang telah disiapkan kepada peserta
3. Menjawab tanggapan-tanggapan para peserta mengenai materi
diskusi
3. Langkah-langkah Diskusi
a. Membicarakan latar belakang dan masalah diskusi
b. Membicarakan sebab-sebab timbulnya masalah dan tujuan
pemecahan masalah yang diharapkan
c. Membicarakan kemungkinan pemecahannya
d. Menyimpulkan hasil diskusi
e. Melaksanakan keputusan diskusi
4. Manfaat Diskusi
a. Diskusi merupakan salah satu cara penyelesaian paling efektif
b. Menjadi terbiasa untuk secara aktif dalam kegiatan mempengaruhi
dan dipengaruhi
c. Dapat berbagi pengalaman, saling mengamati, saling menilai, saling
mengambil pelajaran dengan peserta lain
5. Tata Tertib Diskusi
a. Mengajukan pertanyaan
1. Pertanyaan disampaikan dengan latar belakang ketidak jelasan
2. Pertanyaan hendaknya relevan dengan masalah yang sedang
didiskusikan
3. Pertanyaan hendaknya tidak mengulang pertanyaan peserta lain
4. Pertanyaan disampaikan dengan lancar dan jelas
5. Pertanyaan disampaikan setelah dipersilakan oleh moderator
b. Menyampaikan pendapat
1. Pendapat disampaikan dengan jelas dan tidak bertele-lete
2. Pendapat disampaikan setelah dipersilakan moderator
6. Jenis Diskusi
a. Diskusi Panel
Diskusi Panel adalah diskusi yang diikuti oleh seorang moderator
dua sampai empat orang pembicara, dan diikuti oleh banyak peserta.
Pembicara adalah orang yang bertugas sebagai panelis yang
menyajikan materi atau masalah diskusi. Para peserta hanya berhak
mendengarkan, bila diberi kesempatan, mereka bisa mengajukan
pertanyaan atau menanggapi pendapat penulis. Tujuan diskusi
panel adalah memberikan pemahaman kepada pendengar mengenai
suatu masalah.
b. Seminar
Seminar adalah pertemuan berkala yang diadakan oleh seseorang
yang sedang melaksanakan tugasnya. Materi yang dikemukakan
penyaji dibahas dari berbagai aspek dan sudut pandang. Seminar
bertujuan menemukan cara atau jalan pemecahan masalah.
c. Lokakarya (Workshop)
Lokakarya (Workshop) adalah pertemuan yang khusus dihadiri oleh
sekelompok orang yang pekerjaannya sejenis. Tujuan lokakar-
ya mengevaluasi proyek kerja yang telah dilaksanakan dan bertukar
pengalaman untuk meningkatkan kualitas kerja agar lebih efektif
dan efisien.
d. Rapat
Rapat adalah pertemuan wakil-wakil eselon dari suatu instansi
untuk membahas yang berkaitan dengan tugas atau fungsi instansi
tersebut. Masalah yang dibahas adalah program kerja yang akan
dilaksanakan.
e. Simposium
Simposium adalah diskusi umum yang diikuti oleh moderator,
beberapa pembicara, dan banyak peserta. Kadang-kadang juga
peninjau. Simposium dimulai dengan pidato pembicara dan di-
lanjutkan dengan tanya jawab. Simposium bertujuan membekali
peserta dengan sejumlah materi, wawasan ataupun pengetahuan.
f. Konferensi
Konferensi adalah diskusi yang diselenggarakan oleh suatu
badan atau organisasi yang membicarakan masalah-masalah aktual.
Konferensi bertujuan membicarakan kebijakan-kebijakan telah
dilakukan sebelumnya sebagai proses evaluasi.
g. Kongres / Muktamar
Kongres atau muktamar adalah pertemuan para wakil organisasi
(politi, sosial, profesi) untuk mendiskusikan dan mengambil kepu-
tusan suatu masalah yang dihadapi bersama yang bertalian dengan
keorganisasian. Acara ini diadakan secara berkala oleh sebuah
organisasi besar yang mempunyai banyak cabang di berbagai
daerah.
h. Santiaji
Santiaji adalah pertemuan yang diselenggarakan untuk memberikan
pengerahan (petunjuk, penjelasan) singkat menjelang pelaksanaan
kegiatan.
a. Model I
1. Topik atau masalah yang didiskusikan
2. Tujuan diskusi
3. Pelaksana dan peserta diskusi :
a. Narasumber, yang menyampaikan pokok-pokok pikiran,
pemakalah atau pemrasaran yang menyampaikan makalah,
atau penelis
b. Moderator, yang memimpin diskusi
c. Penulis, yang mencatat pertanyaan, pendapat, serta tanggapan
berkaitan dengan masalah yang dibahas
d. Peserta
4. Materi diskusi yang berupa makalah dan hasil pembahasannya
5. Tempat, waktu, dan penyelenggara
2. Hasil diskusi
a. Pokok-pokok materi sajian diskusi; pokok-pokok isi makalah
yang disajikan oleh pemakalah dan pembanding (bila ada), jika
diskusi berbentuk seminar, simposium; pokok-pokok pikiran
panelis dan tanggapan peserta (bila diskusi yang diseleng-
garakan berupa diskusi panel); pikiran-pikiran peserta ramu
pendapat (bila diskusi yang diselenggarakan berupa diskusi
ramu pendapat/brainstorming)
b. Pertanyaan-pertanyaan serta tanggapan yang disampaikan oleh
peserta diskusi (ploor).
3. Simpulan
Bagian simpulan ini dapat berisi hal-hal berikut :
a. Simpulan hasil diskusi yang diolah dari pokok-pokok pikiran
dalam makalah, baik yang disajikan oleh pemakalah maupun
pembanding, tanggapan-tanggapan peserta diskusi (jika dis-
kusi berbentuk seminar, simposium, lokakarya); pokok-pokok
pikiran panelis dan tanggapan para peserta (jika diskusi ber-
bentuk diskusi panel); pikiran-pikiran peserta ramu pendapat
(jika diskusi berbentuk ramu pendapat).
b. Masalah-masalah yang masih tersisa dan belum dibahas secara
tuntas (bila ada).
c. Saran-saran tidak lanjut berdasarkan hasil diskusi.
4. Lampiran
Bagian lampiran ini berisi hal-hal yang dilampirkan untuk
mendukung isi laporan. Lampiran dapat berisi hal-hal berikut :
a. Makalah-makalah
b. Acara diskusi
c. Panitia diskusi
d. Daftar peserta
b. Model II
Sebagai pengayaan, perhatian model-model notulen rapat di bawah
ini.
1. Judul
2. Pendahuluan
a. Tujuan rapat
b. Tema rapat
c. Hari/tanggal dan tempat rapat
3. Pelaksana rapat
a. Pembicara
b. Notulis
c. Moderator
d. Peserta
4. Hasil-hasil rapat
5. Simpulan
6. Lampiran-lampiran
a. Makalah
b. Susunan panitia
c. Daftar hadir
c. Model III
LAPORAN DISKUSI
Tema : ..........................................................................................
Hari/tanggal : .........................................................................................
Judul/makalah : .........................................................................................
Moderator : ..........................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
Mengetahui, ......................
......................
Ketua Notulis
3. 9. KESIMPULAN : PERSPEKTIF KUANTITATIF
Ancaman Penjelasan
3. 10. REFERENSI
1. Timbangan Buku
Pengertian dan Tujuan Resensi adalah tulisan timbangan suatu hasil
karya atau wawasan tentang baik dan kurang baiknya kualitas suatu
tulisan yang terdapat dalam suatu karya. Resensi dapat pula diartikan
sebagai suatu tulisan yang memberikan penilaian terhadap suatu karya
baik fiksi maupun nonfiksi dengan cara mengungkapkansegi keunggulan
dan kelemahannya secara objektif. Tujuan penulisan resensi adalah :
a. Menimbang agar suatu hasil karya memperoleh perhatian dari
orang-orang yang belum mengetahui atau membutuhkannya.
b. Memberikan penilaian dan penghargaan terhadap isi suatu hasil
karya sehingga penilaian itu diketahui khalayak.
c. Melihat kesesuaian latar belakang pendidikan/penguasaan ilmu
pengarang dan kesesuaian karakteristik tokoh, penokohan, atau
setting dengan bahan yang disajikannya.
d. Mengungkapkan kelemahan suatu tuisan dan sistem penulisan atau
alur suatu hasil karya.
e. Memberikan pujian atau kritikan yang konstruktif terhadap bobot
ilmiah atau nilai sastra karya tulis seseorang.
a. Identitas buku
Identitas buku meliputi: foto copy jilid luar buku atau foto buku
tersebut, judul buku, pengarang, penerbit, tahun terbit, kota terbit,
ukuran buku, jumlah halaman, dan harga buku.
b. Jenis Buku
Pada bagian jenis buku, resensator mengelompokkan jenis buku
tersebut berdasarkan ciri-ciri yangterdapat di dalam buku itu.
Misalnya kita mengenal jenis fiksi, nonfiksi, ilmiah, non-ilmiah
(hiburan), buku remaja, anak-anak, dewasa, keagamaan, psikologi,
dan sebagainya.
e. Ajakan
Ajakan dalam resensi adalah ajakan kepada pembaca yang belum
memiliki atau membaca buku tersebut. Ajakan yang dimaksud ber-
tolak dari ungkapan kualitas suatu buku yang diharapkan dapat
dibaca dan dipahami bagi khalayak yang belum mengetahuinya.
f. Judul Resensi
Judul yang digunakan untuk karangan resensi merupakan gambaran
kesimpulan isi buku itu secarakeseluruhan atau ciri khas dari buku
yang resensi agar tampak lebih menonjolkan eksitensi isi buku
tersebut. Cara lain dalam memberikan judul resensi adalah meng-
gambarkan suatu hal yang “kecil” tetapi mempunyai citra tersendiri
dari buku itu dengan argumentasi yang kuat dari resensator tentang
hal yang kecil itu. Dapat dikatakan judul tulisan resensi adalah
“nama” atau “julukan” yang diberikan oleh seorang resensator
terhadap buku yang diresensinya.
2. Timbangan Pustaka
Pustaka adalah halaman terakhir yang dibuat untuk mengetahui
data-data yang diambil dari sumber-sumber yang ada dalam buku,
majalah, komik, maupun dari internet. Supaya pembaca dapat menge-
tahui dasar dari pembuatan buku ini supaya tidak dibilang copy paste/
menjiplak karya orang lain. Karena setiap mengambil data tidak men-
cantumkan sumber / penerpit / nama orang pengarang akan dikenakan
pidana dalam pasal yang ada di Indonesia.