Anda di halaman 1dari 9

BAB II

PEMBAHASAN
]

A. PENGERTIAN FILSAFAT DAN ILMU


Pengertian filsafat adalah berasal dari Perkataan Inggris philosophy yang
berarti filsafat berasal dari kata Yunani “philosophia” yang lazim diterjemahkan
sebagai cinta kearifan. Akar katanya ialah philos (philia, cinta) dan sophia (kearifan).
Menurut pengertiannya yang semula dari zaman Yunani Kuno itu filsafat berarti cinta
kearifan. Namun, cakupan pengertian sophia yang semula itu ternyata luas sekali.
Dahulu sophia tidak hanya berarti kearifan saja, melainkan meliputi pula kebenaran
pertama, pengetahuan luas, kebajikan intelektual, pertimbangan sehat sampai
kepandaian pengrajin dan bahkan kecerdikkan dalam memutuskan soal-soal praktis
(The Liang Gie, 1999)
sedangkan pengertian ilmu menurut Istilah Ilmu pengetahuan diambil dari bahasa arab
“alima, ya’lamu ‘ilman” yang berarti mengerti atau memahami benar-benar. Dalam bahasa
Inggris istilah ilmu berasal dari science yang berasal dari bahasa latin scienta dari bentuk kata
kerja scire, yang berarti mempelajari dan mengetahui.
Menurut The Liang Gie (1996:88). Ilmu sebagai pengetahuan, aktivitas, atau metode
merupakan suatu kesatuan yang saling berkaitan. Ilmu adalah rangkaian aktivitas manusia
yang dilaksanakan dengan metode tertentu, yang akhirnya aktivitas metodis itu menghasilkan
pengetahuan ilmiah.

===============================================================
Jalaluddin & Idi, Abdullah. 2007. Filsafat Pendidikan: Manusia, Filsafat, dan Pendidikan. Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media Group.
B.Hubungan Filsafat dan Ilmu Pengetahuan

Sudah dikenal sejak lama bahwa filsafat adalah induk dari segala macam ilmu pengetahuan.
Dengan demikian, dapat dipahami bahwa Ilmu pengetahuan pada mulanya hanya ada satu
yaitu filsafat. Akan tetapi, karena filsafait mempersoalkan kebenaran pengetahuan yang
bersifat umum, asbstrak dan universal, maka wajarlah jika filsafat tidak mampu memjawab
persoalan-persoalan hidup yang bersifat konkret, praktis dan pragmatis. Oleh karena itu
muncullah berbagai jenis Ilmu Pengetahuan khusus dengan objek studi yang berbeda-beda.

Sebagai contoh, dari kajian filsafat yang membicarakan manusia muncullah Ilmu
pengetahuan humaniora, kajian filsafat yang membicarakan masalah kemasyarakatan
muncullah ilmu pengetahuan sosisal. Selain itu, juga terhadap objek alam dan unsur-
unsurnya, berkembang ilmu pengetahuan fisika, kimia, biologi dan lain-lain. Sebagai induk
Ilmu pengetahuan, ruang lingkup studi filsafat mencakup semua hal yang ada (bahkan yang
mungkin ada) menurut aspeknya yang mendasar berupa sifat hakikat atau substansinya.1

1. Objek Ilmu Pengetahuan

Salah satu ciri dari ilmu adalah bahwa ilmu itu memiliki objek penyelidikan. Objek
penyelidikan dari ilmu terdiri dari dua objek yaitu objek materiil dan objek formal. Objek
materiil adalah suatu hal yang menjadi sasaran penyelidikan atau pemikiran suatua yang
dipelajari, baik berupa benda konkret maupun abstrak. Pertama, objek matariil yang bersifat
konkret adalah adalah objek yang secara fisik dapat dilihat dan dirasa oleh alat peraba.
Kedua, objek materiil yang bersifat abstark misalnya, nilai-nilai, ide-ide, paham, aliran, sikap
dan sebagainya.

Sedangkan objek formal merupakan sudut pandang atau cara memandang terhadap objek
materiil, termasuk prinsip-prinsip yang digunakan. Dalam hal ini berarti hakikat, esensi dari
objek materilnya yang menjadi objek forrmal filsafat. Dengan melihat objek ilmu tersebut,
maka keberadaan filsafat seungguhnya sudah sangat dekat dengan kita, bahkan setiap saat
kita terlibat dalam tindakan berfilsafat itu sendiri, hanya saja selama ini keberadaannya belum
kita sadari. Filsafat yang demikian itulah yang dimaksud dengan filsafat sebagai disiplin
ilmu.

2. Persyaratan Ilmu Pengetahuan

C.A Qadir (2002:20) memberikan tiga hal pokok yang menjadi persyaratan ilmu
pengetahuan, yaitu sebagai berikut:

 Pengakuan atas kenyataan bahwa setiap manusia, terlepas dari kasta, kepercayaan,
jenis kelamin atau usia, mempunyai hak yang tidak dapat diganggu gugat atau
dipersoalkan lagi untuk mencari Ilmu.
 Metode Ilmiah itu tidak hanya pengamatam atas eskperimentasi, tetapi juga teori dan
sistematisasi. Ilmu pengetahuan mangamati faktor-faktor, mengklasifikasiknnya,

1
A. Susanto, 2016, Filsafat Ilmu, jakarta:Bumi Aksara, hlm. 79
Salam, Burhanuddin . 2005. Pengantar Filsafat. Jakarta: Bumi Aksara.
menunjukkan hubungan-hubungannya, dan menggunkannya sebagai dasar untuk
menyusun teori.
 Semua orang harus mengakui bahwa ilmu pengetahuan berguna dan berarti untuk
individu maupun sosial.

Menurut Suparlan (2005:85) menjelaskan bahwa yang dapat dikategorikan sebagai Ilmu
pengetahuan harus tercantum di dalam beberapa poin yang bersama-sama menentukan bagi
adanya ilmu pengetahuan, yaitu meliputi objek, metode, sistem dan kebenaraan. 2

3. Istilah-istilah yang Penting dalam Filsafat Ilmu Pengetahuan

 Fakta

Bertrand Russell menyatakan bahwa fakta adalah segala sesuatu yang ada di alam ini.
Fakta adalah sesuatu yang dapat diopservasi sehingga pernyataan tentang fakta itu dapat
dibuktikan benar salahnya secara empiris.

Beberapa peran fakta adalah sebagai berikut:

- Untuk membenarkan teori (memverivikasi) atau membuktikan salahnya


(Memfalsifikasi) teori.
- Peran semacam ini kerap kita lihat di bidang ilmu alam atau pun sosial.
- Untuk mempertajam (memperluas) rumusan teori yang ada. Ketika ditemukan
seseorang meninggal karena flu yang bersal dari burung, maka perumusan tentang flu
burung semakin luas. Bila sebelumnya dikatakan bahwa flu burung tidak menular
dari manusia ke manusia, maka ditemukan fakta baru yang menunjukan fakta baru
penularan dari manusia ke manusia maka pemahaman tentang flu burung menurut
perluasan wawasan atau perubahan teori.
- Untuk menimbulkan munculnya teori baru. Teori yang menyatakan bahwa alam
semesta terdiri dari tujuh planet misalnya, terbantah ketika ditemukan planet ke
delapan.

 Konsep

Semua bidang ilmu memiliki konsep-konsep untuk mendeskripsikan ilmu pengetahuan


dunia Empiris yang menjadi fokus kajiannya. Adapun konsep itu merupakan abstraksi yang
mewakili objek, sifat-sifat satu fenomena tertentu. Misalnya konsep Demokrasi, feminis,
modernisme, sruktur, ruang dan waktu.

Adapun fungsi konsep yaitu:

- Memberikan pemahaman yang sama.


- Membantu mengenali sifat-sifat fenomena yang menjadi fokus objek kajian.
- Memberikan sudut pandang.
- Membantu mengorganisir gagasan, data dan lain-lain.
 Definisi Konseptual dan Operasional
2
A. Susanto, 2016, Filsafat Ilmu, jakarta:Bumi Aksara, hlm. 78-81
Defenisi Konseptual adalah definisi yang menggunakan konsep- konsep tertentu untuk
mendefinisikan konsep lain. Defenisi konseptual berperan untuk memperlancar komunikasi
dikalangan ilmuan. Karena itu, defenisi konseptual tidak bisa dinilai benar atau salah,
walaupun tetap dapat dipertanyakan baik buruk defenisinya dan apakah seseorang
menggunakan defenisi yang dirumuskannya secara konsisten atau tidak.

Definisi konseptual berkaitan dengan konsep yang abstrak atau yang tidak dapat di
observasi. Agar konsep yang abstrak dapat ditingkatkan ke wilayah obsevasional atau
ketingkah laku (fenomena empiris), maka konsep abstrak itu mesti dirumuskan dalam bentuk
definisi operasional (masalah ini dibahas dalan metode penelitian).

 Postulat

Postulat dalam ilmu pasti sama maksudnya dengan aksioma, yaitu konsensus yang dianut
atau diterima secara arbitret. Postulat berfungsi sebagai dasar atau pondasi dalam ilmu ilmu
pasti. Contoh postulat banyak kita temukan pada logika dan matematika (akar, jumlah sudut
segitiga).

 Asumsi

Asumsi atau anggapan dasar ialah anggapan yang menjadi titik tolak penelitian. Asumsi
secara Implisit terkandung dalam pradikma, perspektif, dan kerangka teori yang digunkan
dalam penelitian. Asumsi umumnya diterima begitu saja sebagai suatu yang benar dengan
sendirinya. Michel Polanyi menyebut asumsi-asumsi itu sebgai dimensi yang tidak terungkap
atau tersembunyi dalam Ilmu pengetahuan.

 Hipotesis

Hipotesis adalah pernyataan dalam bentuk fundasi atau pengandaian. Hipotesis juga dapat
berarti pernyataan yang dipakai sebagai jawaban atau penjelasan sementara, yang
kebenarannya harus dibuktikan melalui konfirmasi faktual.

 Teori

Teori adalah penjelasan tentang apa yang terjadi, atau penjelasan mengapa gejala (proses)
tertentu terjadi. Teori berfungsi untuk mengarahkan observasi, maksudnya adalah ketika kita
melakukan observasi dalam penelitian ilmiah, maka kerangka teori yang kita pilih untuk
mengokservasi objek atau fenomena yang diteliti itu, secara langsuang baik kita sadari atau
tidak, taori yang kita gunkan itu mengarahkan kita untuk melihat dan menafsirkan objek atau
fenomena yang diteliti.3
3
Akhyar Yusuf Lubis, 2016, Filsafat Ilmu Pengetahuan Klasik Hingga Kontemporer, Jakarta:PT Raja Grafindo
Persada, hlm. 73-78

Gandhi, Teguh Wangsa. 2011. Filsafat Pendidikan: Madzab-Madzab Filsafat Pendidikan. Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media.
KESIMPULAN

Filsafat ilmu merupakan cabang filsafat yang membahas tentang ilmu. Tujuan
filsafat ilmu adalah mengadakan analisis mengenai ilmu pengetahuan dan cara
bagaimana ilmu pengetahuan itu diperoleh. Jadi filsafat ilmu adalah penyelidikan
tentang ciri-ciri pengetahuan ilmiah dan cara memperolehnya. Pokok perhatian
filsafat ilmu adalah proses penyelidikan ilmiah itu sendiri.
Tujuan mempelajari filsafat ilmu pada dasarnya adalah untuk memahami
persoalan ilmiah dengan melihat ciri dan cara kerja setiap ilmu atau penelitian ilmiah
dengan cermat dan kritis.
Hubungan filsafat dengan ilmu pengetahuan lain adalah bahwa Filsafat
mempunyai objek yang lebih luas, sifatnya universal, sedangkan ilmu-ilmu
pengetahuan objeknya terbatas, khusus lapangannya saja. Selain itu Filsafat hendak
memberikan pengetahuan, insight/pemahaman lebih dalam dengan menunjukan
sebab-sebab yang terakhir, sedangkan ilmu pengetahuan juga menunjukkan sebab-
sebab tetapi yang tak begitu mendalam.
DAFTAR PUSTAKA

Susanto, A. 2016. Filsafat Ilmu. jakarta:Bumi Aksara

Jalaluddin. 2013. Filsafat Ilmu Pengetahuan, Jakarta:PT Raja Gravindo Persada.

Yusuf Lubis, Akhyar. 2016. Filsafat Ilmu Pengetahuan Klasik Hingga Kontemporer.
Jakarta:PT Raja Grafindo Persada.

Gandhi, Teguh Wangsa. 2011. Filsafat Pendidikan: Madzab-Madzab Filsafat Pendidikan.


Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Jalaluddin & Idi, Abdullah. 2007. Filsafat Pendidikan: Manusia, Filsafat, dan Pendidikan.
Jogjakarta: Ar-Ruzz Media Group.

Salam, Burhanuddin . 2005. Pengantar Filsafat. Jakarta: Bumi Aksara.

MAKALAH
FILSAFAT ILMU

Tentang

HUBUNGAN FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN

DisusunKelompok : IX

Fika Yudila : 1813030016

Zona Aprilia :1813030023

Afdal Taufiq :1813030026

DosenPembimbing:

Supardi Dwimaputra M. Ag

JURUSAN HUKUM TATA NEGARA (HTN-A)

FAKULTAS SYARI`AH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

IMAM BONJOL PADANG

1440 H / 2019 M

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya, sehingga berkat rahmat dan karunia-Nya itu penulis bisa menyelesaikan
makalah ini yang berjudul “hubungan filsafat dan ilmu pengetahuan ”.

Shalawat beserta salam tidak lupa kita berikan kepada Rasulullah SAW, beliau
merupakan suritauladan yang mutlak bagi kita. Adapun tujuan pemakalah membuat makalah
ini untuk memenuhi tugas kelompok yang diberikan oleh dosen pembimbing dalam mata
kuliah Filsafat Ilmu.

Terimakasih pemakalah ucapkan kepada Bapak Supardi Dwimaputra M.Ag selaku


dosen pembimbing dalam penulisan makalah ini. Pemakalah ini menyadari bahwa makalah
ini masih jauh dari kesempurnaan, maka penulis sangat mengharap kan kritik dan saran dari
pembaca yang bersifat membangun.

Padang, 02 Oktober 2019

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...................................................................1

B. Rumusan Masalah...............................................................2

C. Tujuan Penulisan.................................................................3

BAB II PEMBAHASAN
A.Pengertian filsafat dengan filsafat ilmu .............................4

B.hubungan filsafat dengan ilmu pengetahuan.....................5

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan...........................................................................9
B. Saran....................................................................................10
C. Daftar Pustaka....................................................................11

Anda mungkin juga menyukai