Anda di halaman 1dari 23

EFISIENSI PENGALOKASIAN MODAL TERHADAP PROMOSI EKONOMI

ANGGOTA

( Studi Kasus pada Unit Saprotan di KUD Setia Manggung )

USULAN PENELITIAN

Disusun oleh :

Sri Rostari

C 1150241

Pembimbing :
Dr. Ami Purnamawati, M.SI

KONSENTRASI MANAJEMEN KEUANGAN

PROGRAM STUDI S-1 MANAJEMEN

INSTITUT KOPERASI INDONESIA

2018
BAB 1

LATAR BELAKANG

Pada era globalisasi semua badan usaha baik itu usaha besar, usaha kecil

menengah (UKM) maupun koperasi, dihadapkan pada kondisi persaingan yang lebih

kompetitif. Kondisi ini menurut para pelaku usaha untuk lebih bersifat kreatif dan

inovatif didalam menentukan dan mengembangkan kebijakan usaha guna untuk

menjaga kelangsungan hidup perusahannya.

Salah satu badan usaha di Indonesia adalah koperasi. Koperasi merupakan

soko guru perekonomian nasional, sehingga koperasi dalam perekonomian Bangsa

Indonesia sangat penting khususnya bagi para anggotanya. Pembangunan koperasi

sebagi soko guru perekonomian diarahkan agar koperasi memiliki kemampuan untuk

menjadi badan usaha yang efisien dan menjadi badan usaha yang efisien dan menjadi

gerakan ekonomi rakyat yang tangguh dalam masyarakat.

Menurut UU No 17 Tahun 2012 menyatakan bahwa :

“Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan

atau badan hukum Koperasi, untuk dengan pemisahan kekayaan para

anggotanya sebagai modal menjalankan usaha, yang memenuhi aspirasi

dan kebutuhan bersama di bidang ekonomi, sosial, dan budaya sesuai

dengan nilai dan prinsip Koperasi.

1
2

Namun berbeda halnya dengan pengertian koperasi yang terdapat dalam buku

Koperasi Sebagai Perusahaan dari Prof. Dr. Ramudi Arifin yang menjelaskan bahwa :

“Koperasi, diterjemahkan dari cooperative, berasal dari kata co-

operation yang berarti bekerja sama diantara dua pihak atau lebih.

Kesejahteraan anggota koperasi pada hakekatnya dibentuk dari

anggotanya sendiri.”

Hal ini menuntut untuk koperasi tumbuh menjadi organisasi ekonomi yang

kuat sehingga apa yang menjadi tujuan dan sasaran koperasi ialah menyelenggarakan

kepentingan para anggota. Kepentingan dan kesejahteraan anggota hanyalah dapat

ditentukan oleh anggotanya sendiri. Oleh karena itu apa yang menjadi tujuan dan

sasaran adalah merupakan suatu hasil dari keputusan para anggotanya dalam hasil

rapat anggota.

Perkembangan koperasi dapat dilihat dari peningkatan kesejahteraan pada

anggotanya dan masyarakat pada umumnya. Karena koperasi merupakan suatu badan

usaha bersama dan bersifat kekeluargaan sebagai mana tertuang dalam Undang-

Undang Dasar 1945 Pasal 3 ayat 1 yang menyatakan bahwa :

“Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas

kekeluargaan.”

Sampai saat ini masih banyak orang yang beranggapan bahwa koperasi yaitu

suatu badan usaha yang kurang efisien di bandingkan dengan usaha non koperasi.
3

Maka dari itu perlu ditingkatkan lagi keefisienan usahanya dengan aktivitas ekonomi

yang seefisien mungkin. Baik dari segi permodalan maupun dari proses produksinya.

Aktivitas ekonomi adalah interaksi antar manusia di dalam melaksanakan

pertukaran barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan hidup. Untuk meraih manfaat

pertukaran itu secara optimal maka kegiatan-kegiatan memproduksi, mendistribusi

dan mengkonsumsi produk secara terencana, diorganisasikan dan dikendalikan baik

yang dilakukan secara perorangan maupun melembaga.

Salah satu cara untuk mengefisienkan usaha yang ada di koperasi yaitu

dengan kegiatan promosi. Untuk mempromosikan suatu produk barang maupun jasa

dalam koperasi tidak terlepas dari komunikasi. Komunikasi yang baik akan memicu

terjadinya interaksi antara produsen dengan konsumen. Tanpa adanya komunikasi,

promosi pun tidak akan berjalan dengan sesuai harapan.

KUD Setia Manggung sebagai suatu badan usaha hukum No.

6439/BH/PAD/KWK.10.III/1998, Tanggal 5 Maret 1998 beralamatkan di Jalan Raya

Parakanmuncang No. 247 Telepon (022) 7797967 Desa Sindangpakuon Kecamatan

Cimanggung Pos 45364 Kabupaten Sumedang Provinsi Jawa Barat yang

menjalankan usahanya yang terdiri dari empat usaha, antara lain :

1. Unit Usaha Simpan Pinjam

2. Unit Usaha Sarana Produksi Pertanian (Saprotan)

3. Unit Usaha Jasa Payment Point Online Bank (PPOB)


4

4. Unit Usaha Jasa Investasi UKM

Maka dari itu penulis akan meneliti pada unit usaha Saprotan (Sarana

Produksi Pertanian), dikarenakan pada unit ini tertarik pada penjualan di sekitar KUD

Setia Manggung yang mayoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai petani

dan untuk melihat sejauh mana peranan koperasi dalam menangani terhadap sarana

produksi pertanian. Bagi para petani sangat mendukung sekali dengan adanya sarana

pertanian atau kerap sekali dengan yang namanya pupuk.

Serangan hama yang kerap kali mengganggu wilayah persawahan oleh

wereng dan tikus yang dapat dikendalikan dengan salah satu insektisida dan pestisida.

Oleh Karena itu koperasi dapat menerapkan keefisienannya melalui unit saprotan.

Berdasarkan uraian diatas belum diketahui tentang deskripsi Penggunaan

Modal terhadap Promosi Ekonomi Anggota. Maka dari itu peneliti ingin meneliti

bagaimana deskripsi dari “ EFISIENSI PENGALOKASIAN MODAL

TERHADAP PROMOSI EKONOMI ANGGOTA PADA UNIT SAPROTAN DI

KUD SETIA MANGGUNG ”.


BAB II

IDENTIFIKASI MASALAH

Dari hasil penelitian peneliti dan berdasarkan permasalahan yang terdapat

pada latar belakang tersebut maka peneliti ingin meneliti salah satu unit usaha di

KUD Setia Manggung yang belum diketahui dan perlu dicari jawabannya berkaitan

dengan judul yang akan di gunakan mengenai Efisiensi Pengalokasian Modal

Terhadap Promosi Ekonomi Anggota yang dapat di dentifikasikan sebagai berikut :

1. Bagaimana pengalokasian modal terhadap promosi ekonomi anggota?

2. Bagaimana pelaksanaan promosi terhadap kepuasan pelanggan?

3. Bagaimana efisiensi modal yang digunakan dalam promosi ekonomi anggota?

5
BAB III

MAKSUD DAN TUJUAN PENELITIAN

3.1 Maksud Penelitian

Maksud penelitian ini yaitu untuk mendapatkan dan mengumpulkan data yang

diperlukan untuk melakukan evaluasi dari judul yang diambil oleh peneliti yaitu

mengenai Efisiensi Pengalokasian Modal Terhadap Promosi Ekonomi Anggota.

3.2 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini antara lain :

1. Untuk mengetahui Pengalokasian Modal pada unit Saprotan di KUD

Setia Manggung.

2. Untuk mengetahui pelaksanaan Promosi Ekonomi Anggotanya terhadap

kepuasan pelanggan.

3. Untuk mengetahui hubungan tingkat Efisiensi Modal terhadap Promosi

Ekonomi Anggota.

6
BAB IV

KEGUNAAN PENELITIAN

Bahwa penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam

pengembangan ilmu pengetahuan pada peneliti berikutnya dan memberikan solusi

untuk menjadi alternatif bahan pemecahan masalah yang menjadi permasalahan di

koperasi yang akan dirinci sebagai berikut :

4.1 Aspek Teoretis (keilmuan)

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai informasi bagi

penelitian berikutnya

4.2 Aspek Praktis (gunalaksana)

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat serta

masukan-masukan bagi pengurus dan semua pihak yang terlibat di KUD Setia

Manggung.

7
BAB V

PENDEKATAN MASALAH

Dalam bagian ini akan diuraikan mengenai teori dan konsep atau pengertian

yang berhubungan dengan penelitian.

5.1 Pengertian Koperasi

Koperasi pada dasarnya merupakan lembaga ekonomi bagi para anggotanya,

dimana didalamnya terdapat suatu kepentingan yang sama dalam mencapai tujuan

ekonominya. Sebagai suatu badan usaha yang anggotanya terdiri dari kumpulan

orang-orang, pada dasarnya koperasi merupakan suatu wadah yang mempersatukan

orang-orang untuk kepentingan ekonomi dan usaha bersama yang sifatnya terus-

menerus dengan tujuan untuk melayani kepentinan dan usaha bersama dari anggota

khususnya dan mayarakat pada umumnya. Untuk mencapai tujuan tersebut,

organisasi koperasi melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sehingga

dengan pengelolaan koperasi dapat membangun dan mengembangkan potensi dan

kemampuan anggota pada khususnya serta masyarakat pada umumnya untuk

meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.

Adapun pengertian koperasi menurut Undang-Undang RI. No 25 Tahun 1992

tentang perkoperasian Bab 1 pasal 1 ayat 1 tentang pengertian koperasi sebagai

berikut :

8
9

“Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau

badan hukum dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip

koperasi sekaligus sebagai wadah gerakan perekonomian rakyat yang

berdasar atas asas kekeluargaan.”

Sedangkan pengertian koperasi menurut PSAK No 27, 2007 menyatakan

bahwa :

“Koperasi adalah badan usaha yang mengorganisir pemanfaatan dan

pendayagunaan sumber daya ekonomi para anggotanya atas dasar

prinsip-prinsip koperasi dan kaidah usaha koperasi untuk meningkatkan

taraf hidup anggota pada khususnya dan masyarakat daerah kerja pada

umumnya. Dengan demikian, koperasi merupakan gerakan ekonomi

rakyat dan sokoguru perekonomian nasional.”

Berbeda halnya definisi koperasi menurut Undang-Undang RI No 25 Tahun

1992 dengan pengertian kopersi menurut PSAK No 27, 2007. ILO (dikutip oleh

Edilius & Sudarsono, 1993) menyatakan bahwa :

“Koperasi ialah suatu kumpulan orang, biasanya yang memiliki

kemampuan ekonomi terbatas, yang melalui suatu bentuk organisasi

perusahaan yang diawasi secara demokratis, masing-masing

memberikan sumbangan yang setara terhadap modal yang diperlukan,


10

dan bersedia menanggung resiko serta menerima imbalan yang sesuai

dengan usaha yang mereka lakukan.”

Maka dari definisi diatas penulis menyimpulkan bahwa koperasi adalah suatu

perkumpulan yang didirkan oleh orang-orang yang memiliki kemampuan ekonomi

terbatas, yang bertujuan untuk memperjuangkan peningkatan kesejahteraan ekonomi

anggotanya. Selain dipandang sebagai badan usaha yang memiliki bentuk dan

karakteristik tersendiri, koperasi di Indonesia juga dipandang sebagai alat untuk

membangun system perekonomian. Hal itu sejalan dengan tujuan koperasi

sebagaimana dicantumkan dalam pasal 3 Undang-Undang No. 25/1992 sebagai

berikut :

“ Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada

khususnya dan masyarakat pada umumnya, serta ikut membangun

tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat

yang maju, adil dan makmur berlandaskan Pancasila serta Undang-

Undang Dasar 1945.”

Dalam menjalankan kegiatan usaha sehari-hari agar koperasi tidak

menyimpang dari maksud dan tujuan semula, maka koperasi harus memiliki pedoman

kerja. Sebagaimana dinyatakan dalam pasal 5 ayat 1 dan 2 Undang-undang No 25/

1992, koperasi Indonesia mengenai prinsip-prinsip koperasi yaitu sebagai berikut :


11

1. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka

2. Pengelolaan dilakukan secara demokratis

3. Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil dan sebanding dengan besarnya

jasa masing-masing angggota

4. Pemberian balas jasa yang terbatas pada modal

5. Kemandirian

6. Pendidikan perkoperasian

7. Kerjasama antar koperasi

Berbeda halnya prinsip-prinsip koperasi yang dikemukakkan ICA melalui

Kongres Internasional Cooperative Alliance (ICA) di London pada tahun 1934,

rumusan prinsip umum koperasi yang disepakati ialah :

1. Keanggotaan bersifat sukarela terbuka

2. Pengawasan dilakukan secara demokratis

3. Pembagian sisa hasil usaha didasarkan partisipasi masing-masing dalam usaha

koperasi

4. Bunga yang terbatas atas modal

5. Metral dalam lapangan politik

6. Tata niaga yang dijalankan secara tunai

7. Menyelenggarakan pendidikan.
12

Sementara itu, menurut PSAK No. 27 tahun 2007, koperasi dapat

dikelompokkan ke dalam beberapa jenis koperasi yaitu :

1. Koperasi Simpan Pinjam, adalah koperasi yang bergerak dalam bidang

pemupukkan simpanan dana dari para anggotanya, untuk kemudian dipinjamkan

kembali kepada para anggotanya yang memerlukan bantuan dana.

2. Koperasi Konsumen, adalah koperasi yang anggotanya terdiri dari para konsumen

akhir atau pemakai barang atau jasa.

3. Koperasi Pemasaran, adalah koperasi yang anggotanya terdiri dari para produsen

atau pemilik barang atau penyedia jasa.

4. Koperasi Produsen, adalah koperasi yang para anggotanya tidak memiliki badan

usaha sendiri tetapi bekerjasama dengan wadah koperasi untuk menghasilkan dan

memasarkan barang atau jasa.

Dari pernyataan-pernyataan yang dikemukakan sebelumnya dapat diambil

kesimpulan bahwa koperasi mempunyai peran dalam mewujudkan tujuan-tujuan

ekonomi yang adil dan merata. Koperasi yang beranggotakan orang seorang atau

badan hukum koperasi diharapkan dapat menjalankan usahanya dengan tujuan yang

telah ditetapkan bersama, dan penetap tujuan tersebut melalui aktivitas-aktivitas

ekonominya yang dilakukan secara bersama yang pada akhirnya adalah untuk

memenuhi kebutuhan anggotanya.


13

5.2 Pengertian Efisiensi Modal

Efisiensi sangat diperlukan koperasi untuk mengukur keberhasilan dalam

memperoleh hasil dari jumlah biaya yang dikeluarkan, semakin kecil sumber yang

digunakan dengan hasil yang optimal berarti semakin efisien. Pengertian efisiensi

menurut Komarudin (dalam value FMK 2000:61), yaitu :

“Efisiensi adalah ratio hasil yang diperoleh dengan unsur manajemen

yang digunakan. Perbandingan antara output terhadap input.”

Pengertian efisiensi menurut Supriono (1087 : 26) adalah :

“Efisiensi merupakan ratio keluaran terhadap masukan.”

Menurut Alferd Hand 1989 : 209 ) pengertian efisiensi yaitu :

“Efisiensi koperasi adalah derajat atau tingkat sejauhmana tujuan-

tujuan yang telah disepakati organisasi telah tercapai.”

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa suatu kegiatan dikatakan

efisiensi jika kegiatan tersebut :

1. Menggunakan sumber atau biaya atau masukan lebih kecil, menghasilkan

keluaran dalam jumlah yang sama

2. Menggunakan sumber atau biaya atau masukan yang sama, untuk menghasilkan

keluaran dalam jumlah lebih besar.


14

Dari definisi sebelumnya dapat disimpulkan bahwa efisiensi berkaitan dengan

seberapa jauh suatu proses menggunakan pengorbanan yang minimal untuk

menghasilkan keluaran yang optimal. Jadi efisiensi merupakan ukuran tentang

seberapa efisien suatu proses dikelola secara efisien dalam rangka mencapai tujuan-

tujuannya sebagai suatu lembaga usaha yang mandiri.

Dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa dalam proses terbentuknya suatu

efisiensi usaha tidak terlepas dari modal. Menurut UU No. 25 Tahun 1992 tentang

Perkoperasian pasal 41 bahwa modal koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal

pinjaman. Modal sendiri dapat berasal dari anggota maupun dari masyarakat.

Sedangkan modal pinjaman dapat berasal dari anggota koperasi, koperasi lainnya

dan/atau anggotanya, bank dan lembaga keuangan lainnya, penerbitan obligasi dan

surat hutang serta sumber lain yang sah. Berikut penjelasannya :

1. Modal Sendiri

Yang dimaksud dengan modal sendiri dalam penjelasan pasal 1 ayat (2) UU

No. 25/1992 adalah modal yan menanggung resiko atau disebut modal ekuiti.

Adapun yang temasuk kedalam modal sendiri antara lain :

a. Simpanan Pokok

Simpanan pokok adalah sejumlah uang yang sama banyaknya yang

wajib dibayarkan oleh anggota kepada koperasi pada saat masuk menjadi

anggota. Simpanan pokok tidak dapat diambil kembali selama yang

bersangkutan masih menjadi anggota.


15

b. Simpanan Wajib

Simpanan wajib adalah sejumlah simpanan terentu yang tidak harus

sama yang wajib dibayar oleh anggota kepada koperasi dalam waktu dan

kesempatan tertentu. Simpanan wajib tidak dapat diambil kembali selama

yang bersangkutan masih menjadi anggota.

c. Dana Cadangan

Dana cadangan adalah sejumlah uang yang diperoleh dari penyisihan

sisa hasil usaha, yang dimaksudkan untuk memupuk modal sendiri dan untuk

menutup kerugian koperasi bila diperlukan. Dana cadangan koperasi tidak

boleh dibagikan kepada anggota, meskipun terjadi pembubaran koperasi.

Dana ini, pada masa pembubaran oleh penyelesai pembubaran dipakai untuk

menyelesaikan hutang-hutang koperasi, kerugian-kerugian koperasi, biaya-

biaya penyelesaian dan sebagainya.

d. Hibah

Hibah adalah suatu pemberian atau hadiah dari seseorang semasa

hidupnya. Hibah itu dapat berbentuk wasiat, jika pemberian tersebut

diucapkan/ditulis oleh seseorang sebagai wasiat atau pesan atau kehendak

terakhir sebelum meninggal dunia dan baru berlaku setelah dia meninggal

dunia.
16

Adapun jenis modal sendiri yang lainnya sesuai dengan Kep. Men. Kop No.

266/V/KPTS/1987 tentang pedoman pembagian SHU koperasi, pasal-pasal yang

menjelaskan tentang hal itu adalah sebagai beikut :

Pasal 1 : SHU yang dibagi adalah SHU yang berasal dari pendapatan tunai

dan pembayarannya hanya dapat dilakukan sesuai dengan kemampuan

keuangan koperasi, serta tidak boleh mengganggu likuiditas atau kelancaran

jalannya usaha perusahaan koperasi.

Pasal 2 : pada ayat 3 dijelaskan bahwa SHU yang berasal dari usaha yang

diselenggarakan untuk anggota dan akan dibagikan sebagai cadangan minimal

harus 40%. Namun bila SHU yang berasal dari usaha yang diselenggarakan untuk

nonanggota akan dibagi sebagai cadangan, besarnya minimal 75%.

2. Modal Pinjaman

Pengembangan kegiatan usahanya, koperasi dapat menggunakan modal

pinjaman dengan memperhatikan kelayakan dan kelangsungan usahanya.

Modal pinjaman dapat berasal dari :

a. Anggota, yaitu suatu pinjaman yang diperoleh dari anggota, termasuk

calon anggota yang memenuhi syarat

b. Koperasi lain/atau anggotanya, didasari dengan perjanjian kerjasama antar

koperasi
17

c. Bank dan lembaga keuangan lainnya, dilakukan berdasakan ketentuan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

d. Penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya, koperasi dapat

mengeluarkan obligasi (surat pernyataan hutang) yang dijual ke

masyarakat.

e. Sumber lain yang sah, adalah pinjaman dari bukan anggota yang

dilakukan secara hukum.

Sumber permodalan dari anggota tampaknya sulit diharapkan oleh koperasi-

koperasi primer karena keterbatasan kemampuan para anggotanya. Demikian juga,

halnya dengan sumber pemodalan dari koperasi lain, tetapi tidak menutup

kemungkinan bahwa koperasi sekunder dari jenis koperasi yang bersangkutan bias

menjadi sumber permodalan bagi koperasi primer, meskipun dalam jumlah yang

terbatas sebagaimana dalam kenyataan ehidupan koperasi dewasa ini.

Sumber permodalan yang lain bagi koperasi adalah dana penyisihan 1-5% dari

laba BUMN/BUMD. Per 1 November 1989 Menteri Keuangan telah mengeluarkan

SK Nomor 1232/KMK/613/989 Tentang “Pedoman Pembinaan Pengusaha Ekonomi

Lemah dan Koperasi melalui BUMN”, di mana diantaranya diputuskan bahwa

pembiayaan yang diperlukan untuk melaksanakan pembinaan tersebut disediakan dan

bagian laba BUMN yang besarnya 1-5% dapat berupa peningkatan kemampuan

modal kerja, antara lain pengadaan bahan baku dan modal usaha.
18

Modal dapat dipandang sebagai kekayaan yang terhimpun atas barang modal

yang belum digunakan. Dalam barang modal ini termasuk pula hak-hak modal.

Sedangkan yang dimaksud dengan barang modal, adalah suatu produksi yang konkrit

atau nyata tetapi tidak abadi, sehingga karena sesuatu hal mungkin menjadi hancur

atau rusak dan perlu diganti oleh barang modal baru.

5.3 Pengertian Promosi Ekonomi Anggota

Sebagai suatu keharusan koperasi dalam menjalankan usahanya untuk

senantiasa memberikan pelayana yang sebaik-baiknya sehingga pada akhirnya dapat

memberikan manfaat kepada anggotanya. Adapun pengertian promosi ekonomi

anggota menurut pernyataan standar akuntansi keuangan (PSAK) No. 27 Tahun 1999

(Revisi 1998) :

“Promosi ekonomi anggota adalah peningkatan pelayanan koperasi

kepada anggotanya dalam bentuk manfaat ekonomi yang diperoleh

sebagai anggota koperasi.”

Pengertian diatas menyatakan bahwa yang paling utama dari keberadaan

koperasi adalah pemberian pelayanan kepada anggota yang diupayakan untuk

semakin meningkat. Pelayanan dalam penyediaan barang dan jasa dengan harga yang

lebih murah dan terjangkau oleh anggota sangat diharapkan oleh anggota koperasi.

Hal ini sesuai dengan tujuan koperasi yaitu meningkatkan kesejahteraan anggota pada

khususnya terutama dalam bidang ekonomi.


19

Selain itu koperasi juga sebagai pemegang mandat promosi ekonomi anggota.

Werner Groskopf (dalam IHCO : 1994;740-745) di dalam tulisannya berjudul

Promotion Mandate menjelaskan bahwa :

“ koperasi merupakan institusi pemegang mandat dari anggotanya untuk

bekerja menuju pada satu sasaran yaitu mempromosikan kondisi

ekonomi rumah tangga anggotanya.

Menurut Groskopf, Koperasi umumnya menghadapi pasar persaingan

terutama di Negara-negara industri. Pada saat ini, indicator pengukur kinerja

Koperasi cenderung dilihat dari penurunan biaya dan peningkatan penerimaan,

dianggap belum sesuai dengan tujuan koperasi yang sebenarnya. Seharusnya,

pengukuran kinerja berdasarkan tujuan utama koperasi yaitu promosi ekonomi

anggota baik anggota sebagi unit usaha maupun sebagai rumah tangga keluarga,

melalui upaya pengusahaan koperasi sebagai bentuk usaha bersama.

Menurut Groskopf mandate promosi ekonomi anggota perlu dipahami secara

spesifik untuk membatasi pengertiannya dari bentuk-bentuk perusahaan lainnya dan

koperasi harus secara sungguh-sungguh hanya bekerja untuk mempromosikan

ekonomi anggota dimana anggota tidak lain adalah partner utama Perusahaan

Koperasi.

Agar mandat promosi ekonomi anggota dapat ditempatkan secara tepat

didalam system tujuan Koperasi, maka interpretasinya kedalam indikator-indikator


20

ekonomi disesuaikan dengan pendekatan normativ yang dianut oleh Koperasi. Dalam

beberapa literature dapat dijumpai beberapa pengertian tentang mandate promosi

ekonomi anggota di dalam Koperasi, antara lain bahwa :

a. Dalam batasan ekonomi adalah keberhasilan koperasi untuk meningkatkan

pendapatan atau menurunkan biaya produksi pada rumah tangga ekonomi

anggota

b. Dalam hal daya guna keberadaan koperasi untuk memenuhi kebutuhan

substansial dari para anggotanya

c. Berbagai interprestasi lainnya yang menunjukkan bahwa koperasi telah

mampu memenuhi tugasnya dalam menjalankan mandate mempromosikan

ekonomi anggota.

Upaya koperasi untuk menunjang kepentingan ekonomi anggota dalam rangka

meningkatkan kesejahteraan mereka bisa dilakukan secara langsung maupun tidak

langsung. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Adang K. AR (1993) yang

menjelaskan mengenai dampak koperasi sehingga menimbulkan :

1. Manfaat ekonomi langsung (MEL), yaitu manfaat yang diterima secara

langsung pada saat terjadinya transaksi dengan koperasi

2. Manfaat ekonomi tidak langsung (METL), yaitu manfaat yang diterima

anggota bukan pada saat terjadinya transaksi tetapi diperoleh kemudian

setelah berakhirnya suatu periode pelaporan keuangan


21

Dengan demikian dalam menjalankan kegiatan usahanya koperasi mempunyai

tugas meningkatkan pelayanan kepada anggota. Pelayanan ini dapat berupa MEL,

yaitu dengan menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan anggota dengan harga

yang lebih murah dibandingkan dengan harga diluar koperasi. Sedangkan pelayanan

yang lain yaitu METL berupa SHU bagi anggota. Jadi promosi ekonomi anggota

merupakan peningkatan pelayanan dari koperasi kepada anggotanya maupun manfaat

ekonomi tidak langsung yang diperoleh anggota koperasi.


DAFTAR PUSTAKA

Cucun Rinarti. 2013, Skripsi. Tingkat Hubungan Usaha Dengan Promosi Ekonomi

Anggota. Jatinangor : Institut Koperasi Indonesia

Rusidi, dan Ami Purnamawati M. Si. 2015, Metodologi Penelitian, Sistematika

Usulan Penelitian dan Skripsi. Jatinangor : Institut Koperasi Indonesia

Prof. Dr. Ramudi Ariffin. 2013, Koperasi Sebagai Perusahaan. Jakarta

Prof. Dr. Zaki Baridwan, M. Sc., Akuntan. 2008 : Intermediate Accounting.

Yogyakarta : BPFE-Yogyakarta

Rudianto. 2010, Akuntansi Koperasi. Jakarta : PT Glora Aksara Pratama.

Prof. Dr. H. R.M. Ramudi Ariffin, MS. 2016 : Kinerja Koperasi Berdasarkan

Indikator Jatidirinya. Jatinangor : Institut Koperasi Indonesia

Drs. Subandi, M.M. 2011 : Ekonomi Koperasi. Bandung : Alfabeta

22

Anda mungkin juga menyukai