Disusun Oleh:
Alhamdulillah, segala puji dan syukur hanya kepada Allah SWT yang melimpahkan
rahmat, taufiq dan hidayahnya, serta dengan usaha yang sungguh-sungguh akhirnya penulis
dapat menyelesaikan laporan hasil “Sosialisasi Badan Usaha Koperasi” sebagai bahan
Rencana Tindak Lanjut (RTL) dari Diklat Perkoperasian Guru Pondok Pesantren.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam menyusun laporan ini masih jauh dari
menyadari bahwa tanpa bantuan, bimbingan serta kerja sama yang baik dari berbagai pihak
tidak bisa mewujudkan laporan yang sederhana ini. Maka pada kesempatan ini penulis
memohon maaf apabila terdapat kesalahan baik dalam bentuk tulisan maupun isi kata yang
tidak sesuai.
Selanjutnya penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan
tentunya dapat di terima dan dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk diproses lebih
PENYUSUN
.BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara structural, koperasi terdiri dari beberapa orang atau anggota yang bekerja sama dalam
suatu usaha atau badan usaha untuk mencapai kesejahteraan bersama. Sebagaimana yang
tertuang dalam Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 bahwa koperasi adalah salah satu
badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi yang
masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasoanal dalam
pesantren dan dapat meningkatkan ekonomi serta munjang kelangsungan hidup pondok
pesantren. Mengingat pondok pesantren merupakan sebuah lembaga pendidikan yang berdiri
sendiri dan tidak berada dibawah naungan pemerintah, sehingga system keuangannya perlu
ditunjang oleh usaha-usaha tertentu, salah satunya yaitu dengan mendirikan koperasi.
Berdasarkan hal tersebut, perlu di adakan sebuah badan usaha koperasi di Pondok
Pesantren Madinatul Khairaat Pabos yang berada di Kecamatan Jailolo Kabupaten Halmahera
Barat Propinsi Maluku Utara. Pesantren yang berdiri sejak 3 tahgun lalu ini, jika dilihat dari
nempak. Mulai dari ruang kelas, musholah dan asrama. Namun masih terdapat banyak
kekurangan seperti SDM, administrasi, sarana prasarana dan tentunya keuangan. Keuangan
di pesantren ini masih ditanggung oleh pihak yayasan dan belum memiliki badan atau usaha
Berikut adalah kerangka berfikir lahirnya badan usaha koperasi di pondok pesantren:
Pesantren Madinatul Khairaat Pabos, penulis bermaksud untuk mengadakan sebuah kegiatan
berupa sosialisasi terkait dengan badan usaha koperasi sebagai bahan rencana tindak lanjut
(RTL) dari kegiatan diklat di Balai Diklat Keagamaan Manado yang telah dilaksanakan pada
B. Tujuan
Adapun tujuan dari rencana tindak lanjut sosialisasi terkait badan usaha koperasi di
pesantren
Sasaran dari rencana tindak lanjut sosialisasi terkait badan usaha koperasi di
1. Guru-guru
KAJIAN TEORI
A. Pengertian Koperasi
Secara bahasa, koperasi berasal dari Bahasa Latin coopere atau cooperatian dalam
Bahasa Inggris. Co berarti bersama dan operation berarti bekerja. Jadi, cooperation berarti
bekerjasama. Dalam hal ini, bekerjasama yang dilakukan oleh orang-orang yang mempunyai
karangan P.E. Weraman bahwa koperasi adalah kumpulan orang-orang atau badan
kebutuhan anggotanya dengan jalan berusaha bersama saling membantu antara yang satu
dengan yang lainnya dengan cara membatasi keuntungan usaha tersebut harus didasarkan atas
prinsip-prinsip ekonomi.
Bapak Koperasi Dr. Mohammad Hatta juga menyatakan bahwa koperasi adalah
bangunan organisasi sebagai badan usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan. Semua
bertanggung jawab dan bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Sebagai mana dalam
Undang-undang Perkoperasian No.25 tahun 1994 pasal 1 ayat 1 di jelaskan bahwa koperasi
adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hokum koperasi dengan
rakyat yang berdasar asas kekeluargaan. Ini artinya bahwa Koperasi bertujuan
menyejahterakan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut tatanan
perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur
anggota khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk mencapai kesejahteraan secara adil
berdasar atas asas kekeluargaan. Hal ini dapat dilihat dari fungsi dan peran koperasi sesuai
Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia
dan masyarakat.
merupakan usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.
Untuk membentuk badan usaha koperasi harus melalui tahgapan-tahapan sebagai berikut :
Nama koperasi;
Usaha koperasi
Pemilihan pengawas
1. Syarat- syarat pendiri koperasi
Mempunyai minat dan dinamika yang besar, kreatif dan bercita-cita tinggi,
mempunyai jiwa sosial yang tebal untuk bekerja bagi kepentingan orang banyak
Berjiwa Pancasila
Rencana tindak lanjut atau disingkat “RTL” memiliki dua unsur penting, yaitu (1)
unsur rencana dan (2) unsur tindak lanjut. Artinya, rencana yang disusun dalam suatu
kegiatan harus relevan dengan kondisi dan memungkinkan untuk ditindaklanjuti, terutama
kegiatan diklat. Supaya kegiatan “Diklat” dapat menghasilkan produk, maka Rencana
kegiatan diklat yang memiliki peranan penting dalam hal menambah pengetahuan dan
pengalaman baik secara konseptual maupun secara administrative ini tidak selalu
Ada beberapa hal yang dapat mempengaruhui hal tersebut, misalnya motivasi atau
tujuan dari peserta diklat berfariasi. Sebagaimana yang disampaikan oleh Yusuf K. (2008)
“Diklat sebagai kegiatan yang sistematis. Meskipun begitu, tidak sedikit yang tidak
memperoleh bekal apa-apa karena motivasi peserta diklat bervariasi”. Wahyu (2000) juga
menambahkan bahwa enyelenggaraan diklat yang tidak provesional menyebabkan peserta
diklat sepulangnya akan kembali seperti semula dan tidak banyak perubahan.
Untuk itu, melakukan tindak lanjut bagi alumni diklat sepertinya merupakan
alternative. Sehingga hasil dari kegiatan diklat dapat ditindaklanjuti oleh peserta diklat.
Memberikan Tugas bagi peserta workshop dan sejenisnya adalah jalan alternative. untuk
Dalam penyusunan RTL diperlukan alur pikir yang tepat, proses kerja yang cermat,
Alur kerja dimaksudkan untuk memudahkan peserta diklat melakukan proses kerja
Produk dimaksudkan untuk menunjukkan hasil akhir yang akan diwujudkan dalam
kegiatan RTL.
2. Alur Pikir
Mengapa materi tersebut perlu ditindaklanjuti? Apa alasan teoretis dan praktisnya?
3. Proses Kerja
lapangan.
Menyusun alasan teoretis dan praktis atas rumusan materi yang akan ditindaklanjuti.
Maluku Utara telah berdiri kurang libih sejak 3 tahun lalu. Pondok pesantren ini memayungi
Aliyah serta Madrasah Diniyah. Dari sudut pembangunan infrastruktur, Pondok Pesantren
Madinatul Khairaat memiliki sejumlah ruang kelas yang sudah digunakan, dan beberapa
diantaranya masih dalam tahapan pembangunan. Adapun asrama dan mesjid pondok
pesantren masih dalam proses pembangunan. Secara ekonomis, sistem keuangan baik
pembiayaan operasional maupun tunjamgan bagi pengurus dan pendidik di Pondok Pesantren
Madinatul Khairaat Pabos masih ditangani oleh pimpinan yayasan dan juga menggunakan
anggaran operasional sekolah MI, MTs dan MA. Sementara belum ada lembaga khusus
seperti badan usaha koperasi yang ditunjuk langsung oleh yayasan untuk mengelola ekonomi
pesantren.
Untuk itu kegiatan sosialisasi sebagai bentuk RTL dari Diklat Perkoperasian Guru
Pondok Pesantren telah dilaksanakan pada hari Senin 09 April 2018 di ruang kantor
Madrasah Aliyah Al-Khairaat Pabos. Peserta yang hadir dalam kegiatan ini adalah guru dan
kepala sekolah serta tenaga TU. Hasil dari sosialisasi ini ditindak lanjuti oleh pihak yayasan
dan kembali di bicarakan pada rapat pengurus yayasan Pondok Pesantren Madinatul Khairaat
Pabos pada hari selasa 24 April 2018 dan dihadiri oleh seluruh guru 4 madrasah dan kepala-
Hasil dari kegiatan sosialisasi atau rapat terkait pengkoperasian ini diantaranya :
B. Saran
Berdasarkan kesimpilan dari hasil sosialisasi tersebut diatas, adapun saran-saran dari
Setiap pondok pesantren harus memiliki sebuah lembaga khusus atau koperasi
untuk perkoperasian, sehingga roda koperasi yang akan didirikan dapat berjalan
optimal.
diadakan secara berjenjang atau bertahap. Sehingga peserta yang telah mengikuti
diklat tersebut dapat melanjutkan pada jenjang atau tahapan diklat selanjutnya.
Lapmiran: