Oleh:
1811037
2022
BAB I
PENDAHULUAN
Koperasi simpan pinjam (KSP) atau Credit Union Mentari Kasih Labasa
(selanjutnya CU Mentari Kasih Labasa) adalah koperasi kredit yang berada di Desa
Labasa, Kecamatan Tongkuno Selatan, Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara yang
bergerak dalam kegiatan simpan pinjam kepada masyarakat. Sebagian besar mata
pencaharian masyarakat di Labasa dan sekitarnya tempat CU adalah sebagai petani.
Dari hasil wawancara dengan pimpinan CU Mentari Kasih Labasa, diperoleh
informasi awal bahwa anggota koperasi cukup aktif berkoperasi namun kinerja koperasi
belum sesuai harapan karena banyaknya kredit bermasalah. Ada sejumlah anggota yang
kurang paham esensi koperasi kredit sehingga memanfaatkan dana untuk keperluan yang
tidak sesuai dan bermuara pada kredit yang bermasalah. Jadi diperlukan pelatihan
penggunaan kredit dan berusaha.
Dalam hal ini, peneliti tertarik untuk mengetahui secara mendalam tentang
pengaruh pelatihan terhadap pengembangan ekonomi anggota dan mengambil judul
“Pengaruh Pelatihan dan Pendampingan Usaha Anggota Terhadap Kinerja CU Mentari
Kasih Labasa.
a. Untuk Penulis
b. Untuk Akademis
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi acuan untuk peneliti yang akan
datang dan dapat memberikan referensi pengetahuan dalam bidang
sumber daya manusia.
2. Manfaat Praktis
Menurut Frank, P. Sherwood & Wallace, H. Best, dalam Nunu Jumena (2000),
latihan adalah proses membantu para pegawai untuk memperoleh efektivitas dalam
pekerjaan mereka baik yang sekarang ataupun yang akan datang, melalui pengembangan
kebiasaan-kebiasaan pikiran dan tindakan, pengetahuan, keterampilan, dan sikapnya.
Berdasarkan beberapa uraian mengenai pelatihan di atas, dapat disimpulkan bahwa
pelatihan merupakan upaya pengembangan kemampuan dan kualitas kerja karyawan
sehingga dapat bekerja secara efektif, efisien, dan memenuhi tanggungjawabnya. Menurut
Hasibuan (2007), karyawan adalah setiap orang yang bekerja dengan menjual tenaganya
(fisik dan pikiran) kepada suatu perusahaan dan memperoleh balas jasa yang sesuai
dengan perjanjian. Sumber daya manusia adalah aset penting atau paling kompetitif dari
setiap organisasi (Batarliene, Čižiuniene, et al, 2017). Oleh karena itu, karyawan sebagai
aset berharga bagi perusahaan yang harus mendapatkan pelatihan, sehingga setiap
karyawan dalam sebuah perusahaan dapat menemukan dan mengeluarkan potensi yang
ada pada diri dirinya yang mungkin masih terpendam.
2.1.2 Indikator Pelatihan
Indikator-indikator pelatihan karyawan menurut Anwar Prabu Mangkunegara
(2012, p. 116), yaitu:
1. Jenis Pelatihan, berdasarkan analisis kebutuhan program pelatihan yang telah
dilakukan maka perlu dilakukan pelatihan peningkatkan kinerja karyawan dan
etika kerja bagitingkat bawah dan menengah.
2. Tujuan Pelatihan, tujuan pelatihan harus konkrit dan dapat diukur, oleh karena itu
pelatihan yang akan diselenggarakan bertujuan untuk meningkatkan keterampilan
kerja agar peserta mampu mencapai kinerja secara maksimal dan meningkatkan
pemahaman peserta terhadap etika kerja yang harus diterapkan.
3. Materi, materi pelatihan dapat berupa: pengelolaan (manajemen), tata naskah,
psikologis kerja, komunikasi kerja, disiplin dan etika kerja, kepemimpinan kerja
dan pelaporan kerja.
4. Metode Yang Digunakan, metode pelatihan yang digunakan adalah metode
pelatihan dengan teknik partisipatif yaitu diskusi kelompok, konfrensi, simulasi,
bermain peran (demonstrasi) dan games, latihan dalam kelas, test, kerja tim dan
study visit (studi banding).
5. Kualifikasi Peserta, eserta pelatihan adalah karyawan perusahaan yang memenuhi
persyaratan seperti karyawan tetap dan staf yang mendapat rekomendasi pimpinan.
6. Kualifikasi Pelatih, instruktur yang akan digunakan dalam memberikan materi
pelatihan harus memenuhi kualifikasi persyaratan antara lain: mampu
membangkitkan motivasi dan mampu menggunakan metode partisipatif.
7. Waktu (Banyaknya Sesi), banyaknya sesi materi pelatihan terdiri dari 67 sesi
materi dan 3 sesi pembukaan dan penutupan pelatihan kerja. Dengan demikian
jumlah sesipelatihan ada 70 sesi atau setara dengan 52,2 jam. Makin sering petugas
mendapat pelatihan, maka cenderung kemampuan dan keterampilan karyawan
semakin meningkat.
Koperasi ini bekerja hanya pada satu lapangan usaha saja. Koperasi ini hanya
menyimpan uang, menyediakan dan mengusahakan pinjaman atau kredit bagi
anggota-anggotanya saja. Jadi koperasi ini hanya bergerak dilapangan kredit dan
simpan pinjam. Koperasi ini bekerja atas dasar spesialisasi, yakni di bidang
perkreditan dan simpan pinjam. Koperasi ini memakai sistem single purpose.
2.3.2. Definisi dan Tujuan Credit Union
Credit Union, lazim disebut CU, merupakan salah satu tiang perekonomian
dalam rangka pengentasan kemiskinan, sebab kegiatan yang terdapat dalam CU
tersebut adalah bagaimana meningkatkan kesejahteraan anggota sehingga model CU
sangat cocok dikembangkan. Untuk itum potensi keberadaan CU saat ini harus
dikembangkan dan pemerintah harus melihat keberadaan CU menjadi suatu model
dalam pengentasan kemiskinan.
Credit Union (CU), diambil dari bahasa Latin “credere” yang artinya percaya
dan “union” atau “unus”berarti kumpulan. Credit Union memiliki makna kumpulan
orang yang saling percaya dalam suatu ikatan pemersatu dan sepakat untuk
menabungkan uang mereka sehingga menciptakan modal bersama untuk dipinjamkan
kepada anggota dengan tujuan produktif dan kesejahteraan.
Credit Union atau dikenal sebagai koperasi kredit ada di Indonesia sejak
tahun 1970an dan mempunyai peranan penting dalam hal keuangan, kelembagaan
dan sosial. Sebagai lembaga keuangan berbentuk koperasi, Credit Union dimiliki dan
diawasi oleh anggota yang memanfaatkan pelayanannya. Credit Union tidak
dimaksudkan untuk memupuk keuntungan (profit oriented) dan dirancang sebagai
wadah yang aman dan nyaman bagi anggotanya untuk menabung dan mendapatkan.
Sesuai dengan kebutuhan anggota dan perkembangannya, Credit Union menyediakan
jasa-jasa keuangan seperti halnya lembaga keuangan perbankan seperti rekening giro,
tabungan, pinjaman berbagai tujuan, asuransi dan jasa pengiriman.
METODE PENELITIAN
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Arikunto mengatakan jika ukuran populasi kurang dari 100,
lebih baik seluruh subjek diambil semua untuk diteliti sehingga penelitiannya
merupakan penelitian populasi atau total sampling. Karena jumlah populasinya
yang kecil sebagai responden, maka seluruh populasi yang ada di perusahaan
PT. Karunia Indah Abadi (Wings Group) Gowa tersebut diambil secara
keseluruhan. Adapun yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah 50
karyawan.
Data yang diperoleh dari penelitian ini adalah data primer yang
diperoleh secara langsung dengan wawancara dan pengisian kuesioner sebagai
data baru atau data asli.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert (Sugiyono
2018) skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi
seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (p. 152). Variabel
yang akan diukur menggunakan skala likert adalah optimisme dan kemampuan
identifikasi peluang. Dalam penelitian ini, dari setiap jawaban responden
terhadap pertanyaan yang diajukan, kemudian akan diberikan skor tertentu.
Skor tersebut antara 1-5, dengan ketentuan sebagai berikut:
5 Setuju (ST) = 4
Netral (N) = 3
2. Jika r-alpha negatif dan lebih kecil dari r-tabel maka pernyataan
tersebut tidak reliabel.
Variabel dikatakan baik apabila memiliki nilai Cronbach’s Alpha > dari 0,6
(Priyatno, 2013: 30)
2. Uji Linearitas
Suatu uji atau analisis yang dilakukan dalam penelitian harus berpedoman pada
dasar pengambilan keputusan yang jelas. Dasar pengambilan keputusan dalam
uji linearitas dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
Jika nilai Deviation from Linearity Sig. > 0,05, maka ada
hubungan yang linear secara signifikan antara variabel
independent dengan variabel dependent.
Jika nilai Deviation from Linearity Sig. < 0,05, maka tidak ada
hubungan yang linear secara signifikan antara variabel
independent dengan variabel dependent.
Jika nilai F hitung < F tabel, maka ada hubungan yang linear
secara signifikan antara variabel independent dengan variabel
dependent.
Jika nilai F hitung > F tabel, maka tidak ada hubungan yang
linear secara signifikan antara variabel independent dengan
variabel dependent.
3.9.3 Analisis Regresi Linear Sederhana
Y = a + bX +
Keterangan :
Y = Variabel produktivitas
a = Konstanta
2. Jika t hitung < t tabel maka hipotesis ditolak (tidak ada pengaruh
antara variabel independen terhadap variabel dependen).
DAFTAR PUSTAKA